2 Timotius 4:5 (TB) "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita,
lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!"
Teman-teman yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, Kemampuan
menguasai diri akan melahirkan tidakan sabar menderita, memberitakan Injil dan menunaikan
tugas pelayanan sedangkan ketidak mampuan menguasai diri akan menghancurkan tindakan
tadi.
Itu sebab Paulus menasihatkan Timotius untuk menguasai dirinya dalam segala hal. Dalam
terjemahan literalnya frase kuasailah dirimu berarti tahanlah dirimu dari anggur.
Tentu saja maksudnya adalah menjaga diri dengan sungguh-sungguh dari pesona nilai-nilai
dunia yang dapat menyesatkan Timotius dari kebenaran firman Tuhan, apalagi jika dikemas
dengan label ajaran Kristen.
Kita harus mengakui bahwa salah satu hal yang paling sulit dilakukan ialah menguasai diri
sendiri dan bersabar ketika berada dalam situasi yang sulit.
Menguasai diri mencakup beberapa hal seperti menguasai keinginan, menguasai emosi,
menguasai respons terhadap keadaan yang tak sesuai harapan, dan sebagainya. Walau sulit,
tetapi itulah yang dipesankan Paulus kepada Timotius, dan tentu bagi kita semua, agar kita
dapat mengendalikan diri dalam segala hal.
Penguasaan diri penting menjadi bagian dalam karakter kita, dan pada akhirnya hal itu
merupakan daya tarik yang amat kuat untuk membuat Tuhan Yesus dikenal melalui hidup
kita sebagai pemuda kristen.
Dalam pesan Paulus kepada Timotius sebagai pemberita Injil dan dalam menunaikan
pelayanan, maka penguasaan diri begitu penting. Paulus berpesan kepada Timotius agar
menguasai dirinya dan sabar dalam penderitaan.
Mengapa? karena ternyata menguasai diri itu bukanlah hal mudah. Tahukah teman-teman
semua, Musuh terbesar dalam hidup kita adalah diri sendiri. Apakah itu Ketakutan, keraguan,
hal-hal yang kita anggap mustahil , itu semua berada dalam area kita sendiri.
Oleh sebab itu ketika kita bisa menguasai diri sendiri, pastilah kita juga bisa menguasai
keadaan bahkan lingkungan di sekitar diri kita.
Menguasai diri bukan hanya sekedar mengatur diri dalam rutinitas yang terjadwal,
melainkan lebih dari pada itu, menguasai diri adalah menahan diri dari segala pencobaan-
pencobaan yang datang dengan tetap melakukan kebenaran dan kehendak Tuhan.
Oleh sebab itu dalam kehidupan kita, kita memerlukan penyertaan tangan Tuhan agar kita
dapat menguasai diri dan menjadikan kehidupan kita lebih baik.
Contoh orang yang gagal menguasai dirinya adalah Simson. Simson adalah orang yang
sangat terkenal dan diberkati. Ia diberikan kekuatan yang luar biasa. Ia bahkan mampu untuk
mengalahkan ribuan tentara Filistin dan menguasai kota.
Tetapi Simson tidak bisa menguasai dirinya dan tidak berdaya di hadapan perempuan yang
bernam Delilah. Akhirnya rambutnya yang merupakan pusat kekuatannya selama ini pun
dipotong oleh Delilah. Akibatnya Simson tidak lagi memiliki kekuatan untuk mengalahkan
musuh.
Jadi penguasaan diri seseorang lebih penting daripada kekuatan fisik yang dimilikinya.
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya ( Ams.
25 : 28). Karena itu, kuasailah dirimu agar kita mampu melakukan kehendak TUHAN.
Lalu bagaimana cara kita untuk mengusai atau mengendalikan diri kita, sesuai dan
seturut dengan Firman Tuhan?
1. Memandang diri Sebagai Seorang yang Tersalib Bersama Kristus
Dalam Galatia 2:19-20) mengatakan ".... Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku
...."
Kita adalah orang-orang yang sudah disalibkan bersama-sama dengan Kristus. Ketika Yesus
disalib, Dia menyerahkan semua kehendak-Nya kepada Bapa, dan Dia dengan setia
melakukan kehendak Bapa. Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah, hendaknya kita
dapat menyalibkan kedagingan, emosi, perasaan, kehendak, dan pikiran. Dengan begitu, kita
dapat memandang bahwa kita hidup untuk Tuhan, kita hidup untuk melayani Tuhan, dan kita
hidup untuk menyatakan karya Agung Allah.
2. Memberi Diri untuk Dipimpin Roh Kudus.
Dalam (Efesus 5:18). Allah menghendaki supaya kita hidup dipenuhi oleh Roh Kudus.
Kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menyatakan bahwa anak-anak Tuhan harus "berkali-
kali dipenuhi Roh Kudus". Dipenuhi oleh Roh Kudus berarti anak-anak Tuhan harus hidup
dalam pembaharuan. Lalu bagaimana ciri-ciri hidup yang dipimpin Roh Kudus?
Yang pertama ia memiliki gaya hidup yang menyembah, bersaksi, dan melayani.
Ia memelihara iman kepada Yesus dan dipenuhi dengan Firman Allah. Ia senantiasa berdoa,
mengucap syukur, dan memuji Tuhan serta melakukan apa yang berkenan bagi Tuhan
3. Membangun pertumbuhan rohani bersama komunitas orang percaya
Komunitas kita akan menentukan pertumbuhan karakter dan kebiasaan kita. Sebagaimana
pernah dituliskan dalam kitab Amsal, "Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar,
jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah
lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri" (Amsal 22:24-25). Siapa teman kita
sejatinya menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita
untuk memilih teman. Pilihlah teman dan komunitas yang di dalamnya kita bisa bertumbuh.
Bersama-sama sesama orang percaya, kita akan didorong untuk mencintai firman dan
menghasilkan buah rohani.
Dengan mulai menerapkan ketiga hal ini dalam hidup kita, percayalah kita akan hidup dengan
lebih baik serta dapat membawa terang dan berkat bag sesama kita. AMIN.