Pengaruh Adanya Kambing Jantan Pada Kambing Betina, Dalam Peternakan Rakyat
Pengaruh Adanya Kambing Jantan Pada Kambing Betina, Dalam Peternakan Rakyat
PETERNAKAN RAKYAT
ABSTRAK
Dalam artikel ini, memaparkan beberapa manfaat yang bisa di dapatkan peternak rakyat,
(seterusnya akan disebut peternak), dengan adanya kambing jantan dalam peternakan
rakyat (Aziz, M. Amin. 1993.) (seterusnya akan disebut peternakan), baik secara fisiologi
kambing maupun nilai ekonomis yang bisa diraih para peternak dengan adanya kambing
jantan dalam peternakan.
Dalam artikel pula akan dijelaskan secara lebih dalam bagaimana proses fisiologi kambing,
dan kaitanya denga perawatan reproduksi ternak dan produksifitas ternak, yang pada
akhirnya akan berkaitan dengan meningkatnya keuntungan yang bisa didapatkan peternak.
Kata Kunci: Peternakan Rakyat, Pengaruh Kambing Jantan, Kesuburan Betina.
1. PENDAHULUAN
Selama ini dalam peternakan sering peternak masih mengagap sebelah mata dengan
adanya pejatan dalam peternakan, oleh karena itu sering pejantan di tiadakan dalam
peternakan. Adapun selain itu, ada pejantan dalam peternakan masih hanya dianggap
sebagai pemacekan saja.
Selain sebagai pemacek sebenarnya ada beberapa fungsi pejantan dalam peternakan salah
satunya untuk perawatan hormon betina dalam peternakan. Sistem hormonal ini sangat
penting untuk kesuburan reproduksi ternak, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
produktifitas dalam pengembangbiakan ternak.
PENUTUP
Ada empat pengaruh (minimal) yang terjadi saat adanya kambing jantan dalam peternakan
kambing.
Pertama. Mempercepat masa anovulasi pada kambing betina, hal ini dapat dimanfaatkan
untuk mempercepat masa kawin kambing betina, yang artinya memberikan kemungkinan
lebih besar untuk kehamilan lebih awal.
Kedua. Menjadi alat perawatan sistem reproduksi betina.
Ketiga. Adanya kambing jantan bisa digunakan untuk pendekteksi (alarm ) bagi adanya
kambing betina yang sedang birahi, dikarenakan kambing jantan bisa membau feromon
yang dihasilkan kambing betina.
Keempat. Adanya kambing jantan pada perternakan juga bisa dijadikan pejantan saat
iseminasi alami yang bisa menurunkan biaya produksi iseminasi.
Daftar Pustaka
Aziz, M. Amin. 1993. Strategi Operasional Pengembangan Agroindustri Sapi Potong. Dalam
Prosiding Agroindustri Sapi Potong. CIDES. Jakarta.
Fatet, A. Pellicer-Rubio M-T., & Leboeuf, B. 2011. Reproductive cycle of goats. Animal
Reproduction Science. Volume 124, Issues 3–4, Pages 211-219.
H. O'brien, P. 1982. Flehmen: Its occurrence and possible functions in feral goats. Animal
Behaviour Volume 30, Issue 4, Pages 1015-1016, IN1, 1017-1019.
Ladewig, Edward, J. Price, O., & L. Hart, B. 1980. Flehmen in male goats: Role in sexual
behavior. Behavioral and Neural Biology, Volume 30, Issue 3, Pages 312-322.
BBPP Batu. 2016. Memilih Bibit Kambing Potong. Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu.
Diakses 16 Desember 2024 dari
https://www.slideshare.net/BBPP_Batu/memilih-bibit-kpotong
Victori, A. Purbowati, E., & Sri Lestari, C. M. 2016. Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh
dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten. Jurnal
Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1): 23 - 28