Anda di halaman 1dari 4

Malang Is Ice City

Malang, kota dingin?. Ya, Di malang kita akan menemukan suasana yang sa…ngat dingin. Karna
perbedaan tingkatan iklim pada kota malanglah yang membuat kota tersebut memiliki cuaca yang
begitu dingin dari pada kota – kota yang lain, di sana, selain terkenal akan cuacanya, kota tersebut juga
terkenal akan tempat – tempat yang unik seperti halnya desa Pelangi yang berada di daerah batu.

***

Reyhan di kala malam itu telah di antarkan pada pusat pos surat expres. Ia dan rendy kini
berinap di sana. Pak Andre, seorang manager di pos pusat expres, ia di beri amanat
sekaligus memiliki kewenangan dalam menjaga Reyhan dan Rendy.

“Jadi, kalian akan di ajari oleh mas Fandi.” Ujar pak Andre pada salah satu karyawannya
yang senior. “Dia yang akan membingbing kalian, menjadi tukang pos yang handal.”

Halo, nama saya Fandi, panggil mas juga nggak papa. Saya disini yang akan menemani
dalam pembelajaran kalian, ok.”Ujar mas Fandi tersenyum.

“Baik, bos!.”Ujar Reyhan dan Rendy bersamaan.

“Nah, itu gimana mas cara belajarnya?.”Tanya Rendy bersemangat.

“Belajar, besok aja sekalian peraktek. Kalua sekarang, pasti kalian capek. Untuk itu
mending sekarang langsung tidur.”

“Ok.” Balas mereka bersamaan.

Reyhan dan Rendy Kemudian berjalan menuju kamar yang di sediakan. Rendy merasa
senang Ketika melihat ia berada di Kasur atas, sedangkan untuk Reyhan, Dirinya merasa
biasa saja akan tempatnya.

Jam pada waktu itu telah menunjukkan pukul 11 malam. Reyhan di atas kasurnya hanya
menatap lampu remang – remang di dalam kamar.

Dirinya merasakan rindu yang sangat berat akan sahabat masa kecilnya, Lia. Dia tak bisa
tidur, dia tak bisa menunggu waktu singkat yang ia rasa selama ini. Ia posisikan tubuhnya
menjadi tidur miring. Anggapannya hal itu menjadikan dirinya menjadi lebih tenang, tapi
hal itu tak membatu.

Ia pun menghadap ke atas, ke arah Rendy,“lo tidur nggak?.”Rendy lalu melihat. “Hm…
apa?.”

“Emang kita akan nyari di mana ya?.”


Rendy kemudian bangun dengan posisi duduk. “Ouh soal itu, emang lo nggak tau kah
alamtnya?.”

“Itu masalahnya, gua kontak wa sama dia aja nggak pernah. Tapi, selama ini gua tau
informasi tentang Lia, karna gua punya temen online yang pernah satu sekolah sewaktu
smpny.”

“…..”

“Eh… Dy, Rendy, tidur lo?.”

“Rendy seontak terkejut. “Hah – iya iya, mending kita belajar magang dulu, habis itu kit
acari cara untuk menemukan Lia.”

“Hm… baiklah.”Balas Reyhan. “Bener juga ni anak, tumben pinter.”ucap batin Reyhan.

“Tapi, kalo di piker bener juga kata lu.”

“Harggh… hfuuh…”

“Ealah, ya lah gua tidur juga.”

Akhirnya, mereka berdua kini terlelap dan sedang berada di bawah tekanan alam bawah
sadar. Di mana tempat, kita bisa berlari tanpa batas. Dan di mana, kita bisa melakukan apa
saja tanpa ada Batasan larangan.

***

SABTU.

Mentari terbit tepat pada pofosnya. Sinar matahari itu memencar membentang di
langit – langit, membuat warga penduduk dan para pekerja telah siap akan semangat dan
kegigihan mereka dalam mencari nafkah. Begitupun Reyhan dengan Rendy, kini mereka
telah siap akan belajar magang menjadi tukang pos. Alasan mereka bukan ingin menjadi
tukang pos di masa mendatang, melainkan mereka ingin memperluas jangkauan. Karena,
jika magang yang lain mereka hanya akan menetap pada tempat magang itu sendiri.
Sedangkan untuk pos pusat, mereka bisa berkeliling sampai se kabupaten. Karena hal
itulah ia memilih tukang pos agar bisa bertemu dengan Lia.

“Jadi, kalian berdua telah siap?.”Tanya mas Fandi menatap mereka berdua.

“Siap lah mas, jadi… Mulai dari mana?.”Tanya Rendy balik.

“Sebelum itu, masing - masing dari kalian akan di beri paket yang mana di situ telah
tertulis alamtnya, pointnya cukup tersenyum Ketika bertemu dengan si pemesan. Dan
ingat, dalam pengantaran harus tepat waktu, paham?!.”

“Siap paham.”
“Baik, sekarang kalian antarkan paker itu dengan sepeda yang di sediakan.”Suruh mas
Fandy.

Setelah mendengar perintah, Reyhan dan Rendy pergi ke garasi sepeda.

“Eh han, gua boleh nggak minta no wa temen lo itu, yang ada di malang?.”

“Buat?.”Tanya Reyhan sembari menaiki sepeda Expres.

“Ya kali gua bisa ketemu sama dia, kan enak tuh entar gua bilang ke lo ada informasi.”

Reyhan sempat berfikir sejenak, mana mungkin coba Rendy dapat ketemu sama
temennya di malam dengan mudah. Reyhan saja sudah berteman lama tapi tak pernah
berjujpa, loh han?.”

“Hmm baiklah.”Balas Reyhan.

Dimasukkan, sepeda motor di hidupkan, pakaian sudah rapi disana. Akhirnya, mereka
berdua telah siap dan meluncur keluar garasi menjadi tukang paket.

***

“Fiuhh… udah 3 jam masih 5 paket, tinggal berapa yah?.”

Tit. Tit.. tit..

Kepala Reyhan menoleh terhadap mobil putih yang sedang dalam keadaan
berhenti, mobil Avanza di depannya itu yang menghambatnya. Seketika, Seorang laki – laki
bertubuh gagah keluar dari mobil putih. Ia lalu mengetuk jendela mobil Avanza tersebut.

“Halo, ada orang di dalam?.”Tanya lelaki itu memutar matanya.

Tak selang lama kemudian, keluarlah seorang perempuan seumuran Reyhan. Ia


menunjukkan wajah bingung dan cemas Ketika keluar.

“Pak – pak tolong pacar saya pak.”

Lelaki itu sontak kebingungan. “Loh kenapa deh?.”

“Ini lho pak, pacar saya tiba – tiba asmanya kambuh.”Ujar perempuan itu

“Jadi, saya minta tolong anterin ke rumah sakit pak.”Pinta dirinya dengan memohon –
mohon.

“Aduh, gimana ya, saya soalnya lagi ada meeting sama bos.”

“Kumohong yah….”

Melihat kejadian itu, Reyhan yang sedari tadi berdiri di depan rumah orang, kini ia
letakkan sepedanya dan menghampiri mereka.
“Punten, maaf ganggu, ngomong - ngomong ini ada apa ya?.”Ujar Reyhan menyelai.

Anda mungkin juga menyukai