Anda di halaman 1dari 4

I’M RARA

1. Flashback

Jangan lupa vote ya guys!

Happy reading

Lima tahun yang lalu

Sore ini keluarga rara bertolak dari Jakarta ke bandung, kampung halaman rara.
Karena saat ini tengah libur kelulusan, keluarga rara berencana berlibur di
kampong halaman merek seraya merayakan hari kelulusan putri pertama mereka
karena rara berhasil lulus tingat sekolah dasar dengan nilai terbaik, dan sesuai
janji ayahnya ia akan di ajak pulang ke kampung halamannya

“ayo yah, bun cepetan keburu malem banget entar nggk sempat main kalau
sampe” uajr rara exited

“kayaknya anak bunda nggk sabar nih pulang ke bandung” ujar maya

“iya dong bunda rara udah kangen banget sama nenek kakek anita, gendhis
pokoknya kangen semua dehh kan udah lama banget rara nddk ke bandung lagi,
nanti disana bisa main sepuasnya” ujar nya dengan penuh semangat

“okeh karena kayaknya tuan puti ayah udah nggk sabar pulang ke bandung
yaudah kita berangkat” ujar rahman sambil menggendong rara masuk kemobil,
melihat itu maya hanya menggelengkan kepala sambil tertawa

Mereka berangkat menuju bandung sekitar jam 16.32. cuaca saat itu sedikit
mendung tapi tak mereka tetap akan berangkat hari itu juga melihat raut wajah
ceria sang anak. Belum setengah perjalanan hujan turun sangat deras, melihat
ada rumah ibadah di depan, rahman pun berinisiatif menepi kan mobilnya guna
menunggu hujan reda. Mereka melihat banyak sekali orang di dalam rumah
ibadah tersebut karena memang saat ini sedang masuk waktu shalat magrib. Rara
mengerutkan alisnya mengapa mobilnya berhenti sedangkan ini belum sampai

“yah kita kenapa berhenti?

“saying ini lagi hujan deras, ayah nggk mungkin terobos hujan deras saying
takutnya ada apa apa di jalan, jadi ayah singgah sebentar sampai hujannya reda”
bukan rahman yang menjawab melainkan maya

Mendengar itu rara hanya mengangguk dan memainkan boneka beruang


kesayangannya. Orang-orang di masjid itu nampaknya sudah selesai
melaksanakan shalat magrib, hujan pun nampaknya sudah mereda. Rahman pun
mulai menjalankan kembali mobilnya

Di dalam mobil mereka memutar lagu rohani namun cukup bising dan mereka
bercanda ria di dalam mobil, sangking serunya , rahman tak melihat ada
seseorang yang ingin menyebrang. Rahman yang sudah sadar akan hal itu
langsung membanting stir kearah kiri dan menambrak pohon yang sangat besar.

Kecelakaan tunggal itu terjadi mengakibatkan mobil yang di kendarai oleh


keluarga rara rusak parah, kondisi mereka juga sangat memprihatinkan. Warga
setempat langsung mengerumuni mobil mereka guna menyelamatkan keluarga
rara, salah orang dari warga itu menelpon pihak polisi untuk mengevakuasi
korban dan meyelidiki kasus ini.

“ayah… bunda…” ujar rara parau entah keajaiban apa rara masih ada di bawah
alam sadarnya
“bunda badan rara sakit” ujarnya lagi

Polisi yang sudah tiba di tempat kejadian pun langsung menjalankan tugasnya di
susul ambulance yang datang, beberapa perawat di bantu warga mengangkat
tubuh rahman, maya dan rara menuju ambulance.

Saat tiba di rumah sakit mereka langung di bawa ke igd guna mendapatkan
perwatan yang intensif. Pihak rumah sakit juga telah menghubungi keluarga
terdekat mereka. Saat ini kondisi rahman dan maya sangat kritis sedangkan rara
sudah melewati masa kritisnya dan sudah di pindahkan ke ruang rawat, dia terus
mengigau memanggil ayah dan bundanya.

Saat ini arif saudara dari rahman tengah menunggu dokter keluar dari ruang
tempat dii rawatnya rahman dan maya sedangkan Diana sang istri tengah
menemani rara di ruang rawatnya

Pintu terbuka menampakkan dokter yang keluar dari ruang rawat, melihat itu arif
langsung berdiri dan menghampiri dokter tersebut

“bagaimana dok keadaan kakak dan kakak ipar saya?” Tanya nya khawatir

“begini pak kondisi pak rahman sudah stabil dan sudah bisa di pindahkan ke ruang
rawat” ujar dokter membuat arif bernafas lega

“tapi maaf kami tidak bisa menyelamatkan nyawa bu maya”

Mendengar itu nafar arif tercegat, ia tak menyangka kakak ipar terbaiknya pergi
ke pangkuan tuhan

“pendarahan hebat di bagian otak bu maya membuatnya tak bisa bertahan, kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami turut berduka cita” lanjut dokter itu
Mendengar itu seketika tubuh arif lemas, ia menyangka hal ini akan terjadi semua
berlalu sangat cepat ia rasa baru kemarin kakak iparnya mengabari kalau mereka
akan ke bandung untuk liburan kelulusan rara, tapi sekarang justru kakak iparnya
harus pergi untuk selama-lamanya. Apa yang harus ia katakana kepada kakak dan
keponakan nya itu? Membayangkan nya saja ia sudah tak sanggup

Pintu terbuka menampakkan rahman dan maya di atas brankar, yang


membedakan adalah maya sudah di tutupi kain putih sedangkan rahman sedang
di infus, sama-sama dengan keadan yang tak sadar tapi berbeda. Rahman tak
sadar tapi pasti ia akan kembali di alam bawah sadarnya, sedangkan maya sudah
tidak bisa bangun lagi untuk selama-lamanya

Arif tak kuasa menahan tangisnya melihat keduanya keluar secara bersamaan
namun para suster membawa mereka ke arah yang berbeda. Arif memutuskan
mengikuti rahman terlebih dahulu, ia yakin setelah sadar nanti rahman
membutuhkannya

Anda mungkin juga menyukai