1. Flashback
Happy reading
Sore ini keluarga rara bertolak dari Jakarta ke bandung, kampung halaman rara.
Karena saat ini tengah libur kelulusan, keluarga rara berencana berlibur di
kampong halaman merek seraya merayakan hari kelulusan putri pertama mereka
karena rara berhasil lulus tingat sekolah dasar dengan nilai terbaik, dan sesuai
janji ayahnya ia akan di ajak pulang ke kampung halamannya
“ayo yah, bun cepetan keburu malem banget entar nggk sempat main kalau
sampe” uajr rara exited
“kayaknya anak bunda nggk sabar nih pulang ke bandung” ujar maya
“iya dong bunda rara udah kangen banget sama nenek kakek anita, gendhis
pokoknya kangen semua dehh kan udah lama banget rara nddk ke bandung lagi,
nanti disana bisa main sepuasnya” ujar nya dengan penuh semangat
“okeh karena kayaknya tuan puti ayah udah nggk sabar pulang ke bandung
yaudah kita berangkat” ujar rahman sambil menggendong rara masuk kemobil,
melihat itu maya hanya menggelengkan kepala sambil tertawa
Mereka berangkat menuju bandung sekitar jam 16.32. cuaca saat itu sedikit
mendung tapi tak mereka tetap akan berangkat hari itu juga melihat raut wajah
ceria sang anak. Belum setengah perjalanan hujan turun sangat deras, melihat
ada rumah ibadah di depan, rahman pun berinisiatif menepi kan mobilnya guna
menunggu hujan reda. Mereka melihat banyak sekali orang di dalam rumah
ibadah tersebut karena memang saat ini sedang masuk waktu shalat magrib. Rara
mengerutkan alisnya mengapa mobilnya berhenti sedangkan ini belum sampai
“saying ini lagi hujan deras, ayah nggk mungkin terobos hujan deras saying
takutnya ada apa apa di jalan, jadi ayah singgah sebentar sampai hujannya reda”
bukan rahman yang menjawab melainkan maya
Di dalam mobil mereka memutar lagu rohani namun cukup bising dan mereka
bercanda ria di dalam mobil, sangking serunya , rahman tak melihat ada
seseorang yang ingin menyebrang. Rahman yang sudah sadar akan hal itu
langsung membanting stir kearah kiri dan menambrak pohon yang sangat besar.
“ayah… bunda…” ujar rara parau entah keajaiban apa rara masih ada di bawah
alam sadarnya
“bunda badan rara sakit” ujarnya lagi
Polisi yang sudah tiba di tempat kejadian pun langsung menjalankan tugasnya di
susul ambulance yang datang, beberapa perawat di bantu warga mengangkat
tubuh rahman, maya dan rara menuju ambulance.
Saat tiba di rumah sakit mereka langung di bawa ke igd guna mendapatkan
perwatan yang intensif. Pihak rumah sakit juga telah menghubungi keluarga
terdekat mereka. Saat ini kondisi rahman dan maya sangat kritis sedangkan rara
sudah melewati masa kritisnya dan sudah di pindahkan ke ruang rawat, dia terus
mengigau memanggil ayah dan bundanya.
Saat ini arif saudara dari rahman tengah menunggu dokter keluar dari ruang
tempat dii rawatnya rahman dan maya sedangkan Diana sang istri tengah
menemani rara di ruang rawatnya
Pintu terbuka menampakkan dokter yang keluar dari ruang rawat, melihat itu arif
langsung berdiri dan menghampiri dokter tersebut
“bagaimana dok keadaan kakak dan kakak ipar saya?” Tanya nya khawatir
“begini pak kondisi pak rahman sudah stabil dan sudah bisa di pindahkan ke ruang
rawat” ujar dokter membuat arif bernafas lega
Mendengar itu nafar arif tercegat, ia tak menyangka kakak ipar terbaiknya pergi
ke pangkuan tuhan
“pendarahan hebat di bagian otak bu maya membuatnya tak bisa bertahan, kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami turut berduka cita” lanjut dokter itu
Mendengar itu seketika tubuh arif lemas, ia menyangka hal ini akan terjadi semua
berlalu sangat cepat ia rasa baru kemarin kakak iparnya mengabari kalau mereka
akan ke bandung untuk liburan kelulusan rara, tapi sekarang justru kakak iparnya
harus pergi untuk selama-lamanya. Apa yang harus ia katakana kepada kakak dan
keponakan nya itu? Membayangkan nya saja ia sudah tak sanggup
Arif tak kuasa menahan tangisnya melihat keduanya keluar secara bersamaan
namun para suster membawa mereka ke arah yang berbeda. Arif memutuskan
mengikuti rahman terlebih dahulu, ia yakin setelah sadar nanti rahman
membutuhkannya