Aluk To Dolo, juga dikenal sebagai Aluk Todolo atau Aluk Todolu, adalah sistem kepercayaan tradisional yang dipraktikkan oleh suku Tolaki di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Sistem kepercayaan ini mencakup keyakinan terhadap keberadaan roh dan hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya. Aluk Todolo adalah agama leluhur suku Toraja yang hingga saat ini masih dipraktikkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama Hindu, sehingga kerap disebut sebagai Hindu Alukta. Aluk Todolo adalah salah satu agama tertua yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup konfusius dan agama Hindu. Oleh karena itu, Aluk Todolo merupakan suatu agama yang bersifat pantheisme yang dinamistik. Pelaksanaan upacara agama Aluk To Dolo melibatkan serangkaian ritual dan tindakan keagamaan yang dirancang untuk menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan roh-roh gaib. Namun, penting untuk diingat bahwa praktik ini bersifat lokal dan dapat bervariasi antar komunitas Tolaki. Gambaran umum tentang cara pelaksanaan upacara agama Aluk To Dolo: 1. Penentuan Waktu Upacara: Penentuan waktu upacara didasarkan pada siklus alam, peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat, dan kalender keagamaan Aluk To Dolo. Beberapa upacara berkaitan dengan musim tanam, panen, atau peristiwa tertentu dalam kehidupan masyarakat. 2. Persiapan dan Pembersihan: Sebelum upacara dimulai, persiapan dilakukan dengan membersihkan lokasi upacara dan persiapan simbol-simbol atau objek yang akan digunakan. Hal ini mungkin melibatkan membersihkan altar atau tempat suci serta mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan. 3. Pemimpin Upacara: Seorang pemimpin upacara, yang bisa menjadi seorang tokoh keagamaan atau pemimpin adat, memimpin seluruh prosesi. Pemimpin upacara ini memiliki pengetahuan khusus tentang ritual dan tugas-tugasnya termasuk memandu peserta melalui langkah- langkah upacara. 4. Doa dan Mantra: Doa dan mantra digunakan dalam upacara untuk berkomunikasi dengan roh-roh leluhur, roh alam, atau entitas gaib lainnya. Doa dan mantra ini mungkin dirancang untuk memohon berkah, keselamatan, atau kesejahteraan bagi masyarakat. 5. Persembahan dan Pengorbanan: Upacara Aluk To Dolo sering kali melibatkan persembahan dan pengorbanan. Ini bisa berupa makanan, hasil pertanian, atau benda-benda lain yang dianggap berharga. Pengorbanan ini merupakan ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada roh-roh atau kekuatan gaib. 6. Ritual Pertanian: Bagi komunitas agraris, banyak upacara terkait dengan siklus pertanian. Ini mungkin mencakup ritual tanam, panen, atau perlindungan tanaman dari hama atau bencana alam. 7. Upacara Pernikahan dan Kematian: Upacara khusus diadakan untuk peristiwa-peristiwa seperti pernikahan dan kematian. Upacara pernikahan melibatkan serangkaian langkah-langkah yang merayakan persatuan dua keluarga, sementara upacara kematian mungkin melibatkan prosesi pemakaman dan ritual untuk memandu roh almarhum ke alam setelah mati. 8. Partisipasi Komunitas: Upacara Aluk To Dolo adalah acara yang melibatkan seluruh komunitas. Partisipasi aktif dari masyarakat diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan dari upacara tersebut. 9. Penutup dan Peringatan: Upacara diakhiri dengan doa penutup dan mungkin memberikan peringatan atau petunjuk untuk masa depan. Ini dapat mencakup nasihat atau norma-norma perilaku yang harus diikuti oleh masyarakat. 10. Pelestarian dan Pembelajaran: Setelah upacara selesai, penting untuk memastikan pelestarian tradisi ini. Ini bisa melibatkan pendokumentasian upacara, pendidikan generasi muda tentang nilai-nilai kepercayaan, dan usaha-usaha untuk melestarikan budaya Aluk To Dolo di tengah perubahan zaman.