Anda di halaman 1dari 2

Agama Aluk To Dollo

Krisna Aditya XII-IPA 2 14


Aluk To Dolo, juga dikenal sebagai Aluk Todolo atau Aluk Todolu, adalah sistem
kepercayaan tradisional yang dipraktikkan oleh suku Tolaki di Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Sistem kepercayaan ini mencakup keyakinan terhadap keberadaan roh dan hubungan antara
manusia dengan alam sekitarnya. Aluk Todolo adalah agama leluhur suku Toraja yang hingga
saat ini masih dipraktikkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Pada tahun 1970, Aluk
Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama Hindu,
sehingga kerap disebut sebagai Hindu Alukta. Aluk Todolo adalah salah satu agama tertua
yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup konfusius dan
agama Hindu. Oleh karena itu, Aluk Todolo merupakan suatu agama yang bersifat
pantheisme yang dinamistik.
Pelaksanaan upacara agama Aluk To Dolo melibatkan serangkaian ritual dan tindakan
keagamaan yang dirancang untuk menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan roh-roh
gaib. Namun, penting untuk diingat bahwa praktik ini bersifat lokal dan dapat bervariasi
antar komunitas Tolaki. Gambaran umum tentang cara pelaksanaan upacara agama Aluk To
Dolo:
1. Penentuan Waktu Upacara:
Penentuan waktu upacara didasarkan pada siklus alam, peristiwa penting dalam
kehidupan masyarakat, dan kalender keagamaan Aluk To Dolo. Beberapa upacara berkaitan
dengan musim tanam, panen, atau peristiwa tertentu dalam kehidupan masyarakat.
2. Persiapan dan Pembersihan:
Sebelum upacara dimulai, persiapan dilakukan dengan membersihkan lokasi
upacara dan persiapan simbol-simbol atau objek yang akan digunakan. Hal ini mungkin
melibatkan membersihkan altar atau tempat suci serta mempersiapkan bahan-bahan yang
diperlukan.
3. Pemimpin Upacara:
Seorang pemimpin upacara, yang bisa menjadi seorang tokoh keagamaan atau
pemimpin adat, memimpin seluruh prosesi. Pemimpin upacara ini memiliki pengetahuan
khusus tentang ritual dan tugas-tugasnya termasuk memandu peserta melalui langkah-
langkah upacara.
4. Doa dan Mantra:
Doa dan mantra digunakan dalam upacara untuk berkomunikasi dengan roh-roh
leluhur, roh alam, atau entitas gaib lainnya. Doa dan mantra ini mungkin dirancang untuk
memohon berkah, keselamatan, atau kesejahteraan bagi masyarakat.
5. Persembahan dan Pengorbanan:
Upacara Aluk To Dolo sering kali melibatkan persembahan dan pengorbanan. Ini
bisa berupa makanan, hasil pertanian, atau benda-benda lain yang dianggap berharga.
Pengorbanan ini merupakan ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada roh-roh atau
kekuatan gaib.
6. Ritual Pertanian:
Bagi komunitas agraris, banyak upacara terkait dengan siklus pertanian. Ini mungkin
mencakup ritual tanam, panen, atau perlindungan tanaman dari hama atau bencana alam.
7. Upacara Pernikahan dan Kematian:
Upacara khusus diadakan untuk peristiwa-peristiwa seperti pernikahan dan
kematian. Upacara pernikahan melibatkan serangkaian langkah-langkah yang merayakan
persatuan dua keluarga, sementara upacara kematian mungkin melibatkan prosesi
pemakaman dan ritual untuk memandu roh almarhum ke alam setelah mati.
8. Partisipasi Komunitas:
Upacara Aluk To Dolo adalah acara yang melibatkan seluruh komunitas. Partisipasi
aktif dari masyarakat diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan dari upacara tersebut.
9. Penutup dan Peringatan:
Upacara diakhiri dengan doa penutup dan mungkin memberikan peringatan atau
petunjuk untuk masa depan. Ini dapat mencakup nasihat atau norma-norma perilaku yang
harus diikuti oleh masyarakat.
10. Pelestarian dan Pembelajaran:
Setelah upacara selesai, penting untuk memastikan pelestarian tradisi ini. Ini bisa
melibatkan pendokumentasian upacara, pendidikan generasi muda tentang nilai-nilai
kepercayaan, dan usaha-usaha untuk melestarikan budaya Aluk To Dolo di tengah perubahan
zaman.

Anda mungkin juga menyukai