Anda di halaman 1dari 3

Kenikmatan Berujung Petaka

Mirna berjalan tergopoh-gopoh, seolah Janin yang ada di dalam perutnya lapar.

Kepalanya Mirna pusing, sejak tadi pagi ia belum menyentuh makanan apapun sampai sore ini. Mirna sengaja
membuat anak ini lapar lalu menghilang dari tubuhnya.

Orang tua Mirna belum tahu jikalau anak kebanggaannya itu sedang hamil satu bulan. Mirna yang baru
menginjak SMA membuat dia semakin pusing harus berbuat apa, lantaran Roni sang pacar kabur setelah
mengetahui kalau dia hamil satu bulan.

Mirna yang bingung dan gundah hingga selintas pikiran di otaknya untuk menghakhiri hidupnya.

Ya Tuhan, aku gak tahu harus bagaimana lagi, gumam Mirna dalam hati. Mirna adalah seorang siswi kelas 11
yang sedang ikut organisasi osis, dari sinilah berawal Mirna bertemu dengan Roni.

Dia merupakan wakil ketua OSIS dan Mirna sebagai sekertaris. Awalnya mereka hanya jalan bareng dan
bergurau bersama.

Sampai suatu ketika Hujan turun dengan deras, Mirna yang sedang berada di ruang OSIS sekolah masih sibuk
dengan laptopnya. Tiba-tiba Roni pun datang, tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua.

Mereka pun saling bercanda, lalu terjadilah peristiwa yang tidak seharusnya terjadi kepada MirnaKesucian
Mirna pun kandas karena nikmat sesaat itu.

"Apa yang terjadi? Kenapa kita berbuat hal semacam ini?" ucap Mirna tak percaya.

"Tadi kamu menikmatinya, kenapa sekarang kamu marah?" jawab Roni.

"Apa kamu bilang?"

"Lah, emangnya ada kah aku maksa kamu, sudah ya kejadian ini jangan sampe ada orang yang tahu, aku gak
mau nama aku jadi jelek hanya karena kamu menggoda aku tadi,"

"Eh, gila kamu, kalau aku sampai hamil bagaimana?"

"Urus sendiri! Aku gak peduli, kamu jangan berharap ya aku akan bertanggung jawab."

Roni langsung pergi meninggalkan Mirna sendiri yang sedang menangis, dia tidak peduli karena Mirna bukan
tipenya. Dia juga sedang dekat dengan Maulida, seorang gadis cantik.

Mirna dengan kebodohannya hanya bisa pasrah, dia tidak ingin hal ini sampai membuat sesuatu yang
mempermalukanya. Yaitu hamil di luar nikah.

Dua minggu kemudian hal yang Mirna takutkan pun terjadi. Seharusnya hari ini dia datang bulan namun,
sampai sekarang hal ini pun belum terlihat tanda-tandanya.
Mirna terlihat sering lemas dan tak nafsu makan, bahkan sampai mual dibuatnya. Mirna semakin ketakutan,
apalagi ibunya mulai melihat ada hal yang aneh yang terjadi di tubuh Mirna. Ia mual saat jam makan malam.

"Mir, kamu kenapa? sakit?" ucap ibunya Mirna.

"Enggak, Bu. Aku baik-baik aja," jawab Mirna.

"Coba kamu periksa sana ke puskesmas depan, mungkin kamu kecapean kegiatan di sekolah," sambungnya.

"Iya, Bu."

Akhirnya Mirna menelepon Roni, namun lagi-lagi dia pun menolak panggilannya.

Keesokkan harinya di sekolah, setiap Mirna melangkahkan kakinya melewati murid-murid yang lain, mereka
memasang muka sinis melihat Mirna, seakan ada sesuatu hal yang tidak disukai terhadap Mirna.

Meskipun merasa aneh, namun Mirna tetap berjalan seperti biasanya.

Kemudian, ada seorang gadis yang lari mendekat kearah Mirna, dan memberi tahu kenapa orang-orang pada
memandanginya seperti itu. Apa-apaan ini? siapa yang menyebar fitnah keji ini," ucap Mirna.

"Udah lah ngaku aja, kamu itu pekerja malam kan fotomu udah kesebar di medsos," jawab Gita, yang
mendengar obrolan mereka.

Mirna melangkahkan kakinya menjauh, Belum jauh melangkah, Eva teman kelas Mirna memberitahu bahwa
dirinya di panggil ke kantor oleh kepala sekolah.

Mirna yang semakin ketakutan mencoba pasrah dengan keadaan yang terjadi.

"Kamu ini mau mempermalukan sekolah ini? bisa-bisanya kamu hamil di luar nikah dan menjadi pekerja
malam begitu, inget ini sekolah tempat orang yang terpelajar dan punya moral, kamu seenaknya merusak gitu
aja," ucap Pak Budi selaku kepala sekolah.

"Maaf Pak, sedari tadi pada membicarakan apa saya pun tak tahu," jawab Mirna.

"Kamu bisa menjelaskan ini!" sahut Bu Risma yang merupakan wali kelasnya.

Mirna diberi sekumpulan foto-foto dia sedang berpakaian minim di klub bersama orang-orang yang bahkan
dia pun tak kenal. Dia pun memakai baju seksi sekali dan tampak mabuk.

Dia ingat betul tiga hari yang lalu Roni mengajaknya bertemu di taman, namun setelahnya dia tidak ingat apa
yang terjadi. Dia akhirnya tersadar bahwa dirinya ternyata dijebak oleh Roni. Seketika Mirna pun terdiam
seribu bahasa, dia sudah menjelaskan apa yang terjadi namun, pihak sekolah pun tidak mau menerima alasan
tanpa bukti, Mirna yang pasrah hanya bisa diam.

Kemudian, pihak sekolah memanggil orang tua Mirna. Tenyata masalah ini sungguh besar dan pihak sekolah
telah memberikan ultimatum bahwa Mirna dikeluarkan dari dari sekolahnya.

"Pak, saya mohon dengan sangat, apakah ada pertimbangan jika dilihat dari nilai Mirna yang sangat bagus ,
Pak," ucap Ibu Mirna.

"Maaf, Bu. Tapi Mirna sudah melanggar peraturan sekolah," ucap Bu Risma.
"Apa yang sudah kamu perbuat? Ibu merasa malu dan gagal dalam mendidikmu, huhuhu," ucap Ibu Mirna.
Maaf Bu. sebaiknya masalah ini ibu bicarakan di rumah saja," ucap Pak Budi.

"Baik Pak, saya selaku ibunya Mirna meminta maaf yang sedalam-dalamnya".

"Iya, Bu, sama-sama," jawab Pak Budi.

Mirna pun pergi meninggalkan sekolahan tercintanya itu untuk selamanya. Ia masih tak percaya bahwa
dirinya telah tak perawan lagi bahkan terdapat janin di dalam perutnya yang mungil.

Di rumah, ia melihat ibunya dengan wajah yang penuh kesedihan. Mirna tak tahu apa yang harus ia lakukan
sekarang.

Tak lama kemudian kabar kehamilan dan dikeluarkannya Mirna dari sekolah menyebar dengan cepat.
Tetangganya tak pernah menyangka bahwa Mirna yang dikenal dengan prestasinya di sekolah harus
tercoreng dengan kabar tersebut.

Mirna makin terpuruk dengan keadaan lantaran ia dan keluarganya harus menerima cacian dari tetangganya.

~ Selesai ~

Nah, demikianlah tadi seuntai cerpen sajian Guru Penyemangat yang berkisah tentang akibat dari pergaulan
bebas yang berujung zina.

Pesan Moral dari cerita pendek di atas adalah, tetap jagalah diri kita, saudara kita, serta keluarga kita terutama
mereka para perempuan.

Jauhilah perbuatan-perbuatan yang mendekati zina dengan cara tidak mendekati perbuatan-perbuatan yang
mengiringinya seperti pergaulan bebas.

Soalnya, jika sudah terlanjur terjadi seperti Mirna maka kamu sendirilah yang rugi dan menyesal. Lebih baik
fokus belajar dan raihlah cita-cita yang kamu impikan.

Salam.

Anda mungkin juga menyukai