Anda di halaman 1dari 3

RESUME PAJAK PPH PERUSAHAAN PERSEORANGAN

Ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan


Dosen Pengampu : Dr. Mohammad Khoiru Rusydi, S.E., M.Ak., Ak

Di susun oleh :

Fidela Nurjanah Indriati 225020207111044

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang
2023
PAJAK PENGHASILAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN

Norma Penghitunan Penghasilan Netto


Norma penghitungan penghasilan netto adalah pedoman untuk menentukan besarnya
penghasilan netto yang dibuat dan disempurnakan secara terus menerus serta
diterbitkan oleh Dirjen Pajak sebagaimana diatur dalam pasal 14 Undang-Undang PPh

Pasal 14
1. Pembukuan dapat diselenggarakan oleh wajib pajak secara elektronik maupun
non elektronik
2. Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data wajib
disimpan selama sepuluh tahun di Indonesia, pada :
a. Tempat tinggal dan/atau tempat kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi
wajib pajak orang pribadi; atau
b. Tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha bagi wajib pajak badan

Syarat Wajib Pajak Untuk Menggunakan Norma Penghitungan Ini


1. Peredaran bruto dalam 1 tahun kurang dari 4,8 miliar rupiah (wajib
mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak)
2. Wajib pajak orang pribadi yang wajib menyelenggarakan pencatatan dan
menerima atau memperoleh penghasilan tidak dikenai pajak penghasilan
bersifat final

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PPRI No. 23 Tahun 2018 Pasal 2)


1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dari jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas.
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri yang pajaknya terutang
atau telah dibayar di luar negeri.
3. Penghasilan yang telah dikenai pajak penghasilan yang bersifat final dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri, dan
4. Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Perhitungan/Rumus
1. PPh final 0,5% yang terutang dan omset bulanannya, serta terutang tiap bulan
2. PT perorangan dengan omset >4,8M s.d 50M -> 11% x penghasilan kena pajak
dari bagian peredaran bruto s.d 4,8M ditambah 22% x penghasilan kena pajak
yang tidak mendapat fasilitas
3. PT perorangan dengan omset<4,8M -> 11% x penghasilan kena pajak (laba
usaha)
4. PT perorangan yang omsetnya >50 M -> 22% x penghasilan kena pajak (laba
usaha)

Biaya Yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto


Berhubungan dengan biaya langsung atau tidak langsung yang berkaitan dengan
kegiatan usaha seperti biaya pembelian bahan, gaji, bunga, sewa, dan lain-lain. Biaya
yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto diatur dalam Undang-Undang
No.36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1.
1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun
2. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham
3. Pembentukan atau pemupuka dana cadangan
4. Premi asuransi yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi
5. Penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan
6. Jumlah melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
7. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
8. Pajak penghasilan
9. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi wajib pajak atau
tanggungannya
10. Gaji yang dibayarkan pada anggota badan yang modalnya tidak terbagi atas
saham.

Anda mungkin juga menyukai