Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN KAPASITAS KEPEMIMPINAN MASYARAKAT


MELALUI TELADAN UMAR BIN KHATTAB

Tim Pengabdian:

Annata Desi Rahmatiah

Arnytha Khairunnisa Alwan

Astika Nabila Pribadi

Devi Wahyuni

Dian Fitria

Muhammad Guntur

Muhammad Safri Uwen

Muhammad Gifari Mandar

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SORONG

2023
ABSTRAK

Program pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yang berkolaborasi antara


mahasiswa dengan dosen. Dimana Suatu kegiatan yang memberi manfaat kepada
masyarakat di tempat tertentu untuk mempelajari keteladanan kepemimpinan
Umar bin Khattab dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan masyarakat.
Umar bin Khattab menjadi Khalifah kedua di Khulafaur Rasyidin yang terkenal
dengan kebijaksanaan, keadilan dan keberanian dalam memimpin umat Muslim
pada masa kepemimpinannya. Pengabdian masyarakat dalam peningkatan
kapasitas kepemimpinan, bertujuan untuk menginspirasi, dan membentuk
kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan bertanggung jawab di kalangan
masyarakat. Metode pengabdian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan
memberikan materi dalam bentuk diskusi antara narasumber dengan masyarakat
setempat mengenai Perjalanan kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, baik
tentang perkembangan Islam, kebijakan, serta pertahanan dalam bidang militer
begitu pula meneladani karakter Umar bin Khattab. Hasil pengabdian
menunjukkan bahwa kepemimpinan Umar bin Khattab memberikan kontribusi
yang mampu membuka wawasan masyarakat kampung Arar. Beberapa prinsip
meneladani kepemimpinan Umar bin Khattab yang ditemukan yaitu kepedulian
terhadapat masyarakat, keberanian dalam mengambil keputusan, serta keteladanan
integritas. Dapat disimpulkan bahwa teladan Umar bin Khattab dapat memberikan
pelajaran berharga tentang kepemimpinan yang efektif dan berintegritas.
Kapasitas kepemimpinan masyarakat dapat ditingkatkan melalui penggunaan
teladan ini dengan integritas, keadilan, empati, kepedulian, keberanian, dan
ketegasan.

Kata kunci : kepemimpinan, masyarakat, teladan, Umar bin Khattab.


PENDAHULUAN

Program pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yang berkolaborasi


antara dosen dengan mahasiswa Ekonomi Syariah. Melalui pengabdian
diharapkan mahasiswa dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
keteladanan kepemimpinan Umar bin Khattab dan dapat memberikan kontribusi
positif kepada masyarakat Arar. Umar bin Khattab seorang khalifah yang mampu
menunjukkan kehebatan sistem ekonomi Islam dan sistem kesejahteraan Islam
sebagaimana yang dibimbing oleh Allah dan Rasulullah SAW. Hingga pada masa
pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dalam sejarah Islam disebut masa emas,
meskipun Umar bin Khattab memerintah selama sepuluh tahun, bangsa Islam
mengalami kemajuan pesat dalam kurun waktu yang sangat singkat.1 Baitulmal
merupakan institusi yang dominan dalam ekonomi Islam. Karena majelis
Baitulmal ialah lembaga yang menjalankan fungsi ekonomi dan sosial suatu
negara Islam. 2

Pada masa Umar bin Khattab, Baitulmal digunakan sebagai sarana untuk
menghilangkan ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Ketika ia
meggunakan uang yang terkumpul, ia menerapkan prinsip keadilan dan
kesetaraan. Umar bin Khattab juga menerapkan kebijakan pengumpulan dana
untuk kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kebijakan
yang diterapkan oleh Umar bin Khattab adalah pengumpulan dan penyaluran dana
zakat. Ia menggunakan uang zakat dan dana pemerintah untuk membantu fakir
miskin dan lainnya yang membutuhkan. Pada masa pemerintahan Umar bin
Khattab, beliau dengan hati-hati menjaga Baitulmal dan membagikannya kepada
mereka yang berhak. Namun, hasil ijtihad Umar bin Khattab dalam kasus
Ghanimah menyebabkan perbedaan pendapat. Umar bin Khattab membuat syarat
bahwa tanah tersebut tetap menjadi milik pemiliknya, tetapi pemilik wajib untuk

1
Karnaen A. Perwataatmaja & Anis Byarwati, Jejak Rekam Ekonomi Islam, (Jakarta:
Cicero Pablising, 2008), hal 70.
2
Ahmad Munir Hamid, “Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik,” Jurnal
Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): hal 103.
membayar pajak dan pendapatan masuk ke Baitulmal dan dibagikan untuk
kepentingan rakyat.3

Cara kepemimpinan Umar bin Khattab dan hasil berpikir Umar yang
terpercaya membuatnya menjadi seorang pemimpin hebat.4 Umar bin Khattab
telah menghabiskan sepuluh tahun hidupnya dan sangat produktif. Ia menganggap
bekerja sebagai bentuk ibadah tertinggi dan ia disebut juga dengan
Amirulmukminim. Beliau juga memiliki karakter yang kuat dan tekadnya
diketahui semua orang. Umar adalah salah satu orang kafir Quraisy yang paling
ditakuti oleh sebagian besar orang yang sudah masuk Islam. Sebelum masuk
Islam hubungannya dengan Rasulullah SAW kurang baik, Umar bin Khattab
termasuk orang yang menentang dakwah Rasulullah SAW dan memusuhi umat
Islam pada awal perkembangan Islam. 5 Umar bin Khattab sebenarnya telah lama
menyentuh hati untuk memeluk Islam, Umar bin Khattab mencapai puncak
keputusannya, yakni masuk Islam, setelah langsung berhadapan dengan adik
perempuannya dengan membaca halaman-halaman suarh At-Thaha.

Khalifah ‘Umar bin Khattab yang namanya terbesar dalam Islam di masa
awal Islam setelah Muhammad SAW., menjadi pujaan para sastrawan Muslim
karena kedermawanan, keadilan dan kesederhanaannya. Mereka juga melihatnya
sebagai perwujudan dari semua nilai yang harus dimiliki oleh seorang khalifah.
Karakternya yang mengagumkan menjadi contoh bagi generasinya.6 Dalam
sejarah, nama khalifah Umar bin Khattab r.a. sebagai pembangun peradaban
Islam. Khalifah kedua setelah Abu Bakar as-Shiddiq. itu adalah pendobrak negara
adidaya, Persia dan Romawi, yang menguasai dunia selama berabad-abad.
Kejeniusan dan kehebatan khalifah Umar. Ini terbukti tidak hanya dari
penampilannya, tetapi dari kepribadiannya yang hebat. Keadaan jasmani dan

3
Ahmad Munir Hamid, “Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik,” Jurnal
Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): hal 103.
4
M. Qautsar Pratama dan Budi Sujati, “Kepemimpinan dan Konsep Ketatanegaraan
umar,” Jurnal Sejarah Peradaban Islam 2, no. 1 (2018): hal 68.
5
Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad Antara Tradisi dan Liberasi, (Yogyakarta:
Titian Ilahi Press, 1998), hal 20.
6
Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R.Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi, edisi revisi, (Cet.I ; Jakarta: Serambi Limu Semesta, 2008), hal 218-219.
kemahirannya sangat mengagumkan, dan khalifah Umar dapat memikul tanggung
jawab besar.7

METODE PENGABDIAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa hasil kolaborasi antara


dosen dengan mahasiswa program studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan
Dakwah. Di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya. Tepatnya di
kampung Arar, RT 004, Dusun Anok, Distrik Mayamuk, Kab.Sorong. Mahasiswa
melakukan survei atau observasi ke lokasi pada 4 hari sebelum di laksanakannya
program tersebut, dimana tempat tersebut akan di gunakan untuk menjadi tempat
terlaksana nya program pengabdian masyarakat serta melakukan diskusi dengan
ketua RT dan beberapa tokoh masyarakat setempat untuk memudahkan
mahasiswa dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini
dilaksanakan secara luring, metode yang di gunakan dalam pengabdian
masyarakat tersebut dengan memberikan dan memaparkan materi kepada
masyarakat tentang teladan kepemimpinan Umar bin Khattab serta berdiskusi
dengan masyarakat setempat dan mengamati bentuk pelaksanaan kepemimpinan
masyarakat di kampung Arar.

HASIL PENGABDIAN

Narasumber memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan


mahasiswa dalam memahami konsep kepemimpinan. Dalam kesempatan ini,
narasumber telah menyiapkan materi yang berjudul “Peningkatan kapasitas
kepemimpinan masyarakat melalui teladan Umar bin Khattab”. Setelah itu,
beberapa tokoh masyarakat memberikan masukan dan saran. Masyarakat
mengatakan bahwa di kampung mereka sangat membutuhkan pengabdian seperti
ini setidaknya bukan hanya sekali tetapi kegiatan ini harus sering dilaksanakan
dikampung Arar. Beliau juga berharap kelak muncul generasi penerus seperti
Umar bin Khattab. Pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas kepemimpinan melalui teladan Umar bin Khattab memiliki beberapa
hasil yang diharapkan, diantaranya:

1. Peningkatan masyarakat akan nilai kepemimpinan: Pengabdian


masyarakat yang mengambil teladan Umar bin Khattab dapat membantu
meningkatkan kesadaran akan kepemimpinan yang berdasarkan keadilan,
integritas, kejujuran, dan kebijaksanaan. Dengan mempelajari dan
menginternalisasi kualitas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Umar bin

7
Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1997), hal 13.
Khattab, masyarakat dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang prinsip dasar kepemimpinan yang efektif.
2. Penyebaran teladan kepemimpinan yang baik: Salah satu tujuan dari
pengabdian masyarakat ini untuk menyebarluaskan contoh kepemimpinan
yang baik berdasarkan teladan Umar bin Khattab. Dengan kualitas
kepemimpinan yang dimiliki, baik melalui cerita, pengalaman hidup, atau
prinsip-prinsip yang dapat diaplikasikan, pengabdian ini dapat membantu
dan mendorong mereka untuk pengembangan kepemimpinan yang positif
dan bermanfaat bagi mereka.

PEMBAHASAN

A. Profil Umar bin Khattab : 13-23 H/634-644 M

Umar bin Khattab lahir pada tahun 583 M di Mekah, beliau 12 tahun lebih
muda dari Nabi Muhammad SAW. Nama lengkapnya Umar Bin Khattab bin
Nufail bin Abdul Al-Uzza Bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin Adi
bin Ka'ab bin Lu'ay. Ibunya bernama Hantamah bin Hisyam bin al-Mughirah,
saudara perempuan Abu Jahal bin Hisyam. Silsilah Umar berlanjut dengan kakek
Nabi SAW diketujuh, sedangkan garis keturunan ibu Umar terhubung dengan
Rasulullah SAW pada kakek keenam. Umar berasal dari keturunan suku Bani Adi
yang dihormati dan menempati posisi tinggi di kalangan masyarakat Quraisy.
Umar memiliki kecerdasan luar biasa, bahkan dikatakan bisa meramalkan hal
yang akan terjadi di masa depan.8 Umar diberi julukan al-Faruq karena dia
menerima Islam secara terbuka ketika yang lain menyembunyikan keislamannya.
Umar bin Khattab sebelum masuk Islam dianggap sebagai pribadi yang paling
menentang seruan Nabi Muhammad SAW. Umar menerima Islam pada tahun ke
enam kenabiannya, yaitu usia dua puluh tujuh tahun. Ada banyak hadis yang
menjelaskan awal mula kekhalifahan.9

Ketika Umar mendapat kabar bahwa Fatimah dan suaminya telah masuk
Islam, yang membuat Umar marah dan murka. Umar segera mendatangi rumah
saudarinya, di sana kemarahannya diluapkan dengan memukuli Fatimah dan
suaminya, Di puncak kemarahannya, Hazrat Umar melihat kertas yang bertuliskan
ayat al-Qur’an yang merupakan awal dari Surat Taha, kemudian beliau
mengambil lembaran kertas yang ada pada ayat tersebut lalu membacanya. yang
membuat hatinya merasa lebih tenang. Beliau menemui Nabi Muhammad SAW di
rumah al-Arqam, yang sedang melaksanakan dakwah secara diam-diam. Para

8
Muhammad Ali Quthbi, al-Khulafa’u al-Rasyiduna, Damaskus: Maktabah al-Ghazali,
1993, hal 77.
9
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Op.Cit, hal 125.
sahabat yang berada di dalam rumahpun ketakutan, kecuali Hamzah bin Abdul
Muthalib, yang tetap tenang dan berwibawa. Nabi Muhammad SAW menerima
kedatangan Umar, sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad membuat Umar
menjadi malu. Kemudian Nabi memerintahkan Umar untuk menerima Islam. Dan
mengucapkan kalimat Syahadat.10 Sejak Umar bin Khattab masuk Islam dia
menjadi kekuatan yang sangat besar bagi dakwah Islam. Dimana saat itu, Nabi
Muhammad memberi julukan “al- Faaruq” yang artinya membedakan antara
kebenaran dan kebatilan. 11 Semasa hidup Nabi Muhammad SAW, Umar bin
Khattab menjadi penasihat terdekatnya, Umar berpesan kepada Nabi Muhammad
SAW untuk mengamalkan ajaran Islam secara terbuka bukan secara sembunyi-
sembunyi seperti yang selama ini dilakukan Nabi Muhammad SAW. sejak itu
Islam menyebar secara terbuka.

B. Perkembangan Islam Masa Khalifah Umar bin Khattab

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab terjadi beberapa gelombang


Ekspansi yaitu:

1. Penyebaran Islam di Syria dan Jatuhnya Kota Damaskus. Ketika


khalifah Abu bakar meluaskan, kawasan ini sudah ada, namun belum
sepenuhnya selesai. Perang ini dikenal dengan Pertempuran Yarmouk
antara tentara Muslim dengan Bizantium yang awalnya dipimpin oleh Al
Khalid Ibn Walid. Setelah Umar menjadi Khalifah, kepala pasukan
Muslim digantikan oleh Abu Ubaidah Ibn Jarrah, yang memenangkan
perang dan merebut kota Damaskus menjadi ibu kota Suriah pada tahun
636 M.
2. Kasus Kota Baitul Maqdis. Setelah itu, khalifah Umar bin Khattab pergi
dari al-jabiyyah ke Baitul Maqdis untuk membuat perjanjian damai dengan
orang-orang Kristen. Saat itu, Umar bin Khattab mengajukan syarat agar
seluruh unsur kekuatan Romawi segera masuk ke Baitul dalam waktu tiga
hari sebelum Umar bin Khattab masuk ke Masjidil Al-Aqsa melalui pintu
yang dimasuki Rasulullah SAW pada malam isra. Kemudian Umar bin
Khattab melaksanakan shalat Tahiyatul di masjid tersebut, setelah itu
beliau melaksanakan shalat subuh bersama umat Islam lainnya. 12
3. Perkembangan Islam di Persia (Iran). Pada tahun 637 M, Kerajaan
persia jatuh ke tangan kaum Muslimin dalam pertempuran Qadisiya yang
saat itu dipimpin oleh Umar bin Khattab (634-644). Akhirnya budaya
Islam tumbuh subur di Iran. Pada 820 M, hampir seluruh Iran berada di
10
Muhammad Ali Quthbi, Op.Cit, hal 83.
11
Muhammad Ridla, Op.Cit, hal 83
12
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul yang Agung (Jakarta:
Darul Haq, 2014), hal. 286.
kendali penuh kekhalifahan Baghdad. Namun, sejak tahun 820 M, muncul
dinasti kecil maupun besar di berbagai wilayah Persia, yang kemudian
menguasai wilayah berbahasa Persia. Dinasti ini termasuk orang Somon
(892-999 M.), Ghaznavids (999-1037 M.) dan Salchuk (1037-1157 M.).
Diawali dengan ucapan terima kasih Khalifah al-Makmun (813-833)
kepada jendralnya, Tahir bin Husain yang membantu merai kekuasaannya
dengan memberikan otoritas kepada Tahir ibn Husain untuk membangun
Dinasti Tahiriy (820-872 M) di Khorasan (Iran).13
4. Penyebaran Islam di Mesir. Mesir baru menjadi kota Muslim hanya
ketika Umar menjadi khalifah mengantikan Abu Bakar, yang sebelumnya
memerintah. Mesir ditaklukkan di kepimpinan Amr bin Ash. Menguasai
Aleksandria suatu tanda bahwa seluruh Mesir berada ditangan kaum
muslim.14 Muslim tidak memiliki pilihan lain kecuali menaklukkan Mesir
setelah penaklukkan Suriah dan Palestina.15 Hal ini karena dikhawatirkan
stabilitas wilayah muslim akan diganggu oleh bangsa Romawi yang
menguasai Mesir pada saat itu. Terlebih lagi, umat Islam telah
mendengarnya jauh sebelum penindasan agama Herakles, penguasa Roma
di Mesir.16 Pada tahun 641 M sebagai ibu kota mesir, Alexandria masuk
Islam. 17

Proyek kebijakan Umar tentang pendapatan nasional atau kebijakan


eonomi dalam hal ini meliputi:
a) Bait al-Mal. Pendirian baitulmal dilakukan Umar menjadi lembaga
ekonomi Islam yang bertujuan untuk menggaji prajurit yang tak lagi
mengurusi pertanian, pejabat dan pegawai, dan tentu dibayarkan oleh
mereka yang berhak menerima zakat, sumber keuangan berasal dari zakat,
bea cukai, dan bentuk pajak lainnya. 18
b) Zakat. Makna zakat, jika kita menerima Ungkapan agama Islam,
memberikan pengeluaran barang dengan jumlah yang diberikan dalam
kondisi tertentu kepada mereka yang berhak menerimanya.19 Zakat adalah
salah satu rukun Islam dan syariat berlaku bagi setiap orang yang

13
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op cit ., hal 242.
14
Muhammad Husain Haekal, Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar Bin Khattab
(Bogor; PT. Pustaka Litera Antarnusa, 2009), hal 542.
15
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikhu al-Islami, terj Samson Rahman, Sejarah Islam: Sejak
Nabi Adam hingga Abad XX (Jakarta; Akbar Media, 2012), hal 157.
16
Muhammad Husain Haekal, Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar Bin Khattab, hal
445.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Cet. XXIV; Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), hal 37.
18
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (UI Press, 1985), hal 33.
19
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo cetakan ke 40, 2007, hal 192.
berkecukupan. Padahal, zakat mampu membersihkan manusia dari
kebodohan juga kecintaan yang berlebihan terhadap harta benda serta
mampu menumbuhkan sifat baik dalam hati manusia.20 Sejak tahun kedua
hijriah zakat mulai berlaku dan menjadi wajib bagi umat Islam. 21 Zakat
meliputi zakat barang (sapi, perak, makanan sehat, buah-buahan, barang
dagangan), rikaz zakat, dan zakat fitrah.22 Umar menetapkan prinsip-
prinsip keseimbangan dalam penarikan zakat. Maka dari itu tidak boleh
menggunakan tipu muslihat untuk menghindari kewajiban membayar
zakat. Umar berkata:23 berkumpul dan tidak terkumpul di tengah-tengah
zakat. “Itu tidak bisa dibagi antara yang bercerai karena mereka takut
membayar”. Lantas Imam Malik berujar:24 “Tafsir dari perkataan Umar
“tidak boleh diantara orang yang berpisah” Sedangkan tafsir dari perkataan
Umar “tidak boleh memisahkan para pengumpul” bahwa jika ada dua
orang berbagi pembelian kambing dan keduanya memiliki 200 ekor
kambing, maka masing-masing harus membayar zakat jika memiliki 100
ekor kambing, mereka harus membayar zakatnya genap tiga. Akan tetapi
ketika pengutip pajak datang, mereka memisahkannya (membaginya
menjadi dua) sehingga masing-masing dari mereka membayar zakat hanya
seekor kambing untuk setiap orang, sehingga Umar melarangnya.25
Adapun kebijakan pemberian zakat kepada ashnaf, salah satunya
sekelompok orang yang baru masuk Islam.
5. Keunggulan ekonomi pemerintahan Umar bin Khattab. Ketika Umar
menjadi pemimpin Daulah Islam. Dalam berbagai kegiatan ekonomi beliau
selalu mengutarakan maslahat agar mencapai tujuan ibadah. Di sisi lain,
ekonomi Islam bermanfaat bagi masyarakat Muslim pada khususnya dan
negara Muslim umumnya. Menurut Rahmawati, penjadwalan ekonomi
syariah secara umum seperti penjadwalan pada sektor lain, merupakan
pemenuhan harapan dan tujuan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
suasana dan kondisi.26 Strategi ekonomi Umar hanya dilandaskan menurut
saran dalam kondisi sosial masyarakat. Perbuatan tersebut sah selama
berhadapan dengan Islam, khususnya Al-Quran dan As-Sunnah. Selain itu,
Umar juga meminta pendapat teman lain saat menghadapi masalah yang
membutuhkan pendapat teman. Tidak diragukan lagi melihat pemikiran

20
Ali Ibrahim Fuad Ahmad. Al-MawaridulMaliyah fil-Islam, Maktbah al-Injilu al-
Misriyyah. hal 18-19.
21
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo cetakan ke 40, 2007, hal 192.
22
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo cetakan ke 40, 2007, hal 192-207.
23
Rawwas Muhammad, Mausu’ah Fiqhi Umar bin Khattab RA, hal 679.
24
Rawwas Muhammad, Mausu’ah Fiqhi Umar bin Khattab RA, hal 679.
25
Rawwas Muhammad, Mausu’ah Fiqhi Umar bin Khattab RA, hal 679.
26
Rahmawati, Naili, Kebijakan ekonomi Umar Ibn Kaththab, (Mataram: Fakultas Syariah
IAIN Mataram, tt.), hal 9.
Umar di hadapan Tuhan, yang ini ditegaskan Tuhan dalam beberapa ayat
Al-Qur’an.

Pemikiran Umar selangkah lebih maju dari ekonomi saat itu. Salah satu
perkembangan di bidang ekonomi, misalnya, ialah perhitungan upah. Kebijakan
gaji pimpinan dan prajurit adalah hal yang baru. Sebab di masa Nabi dan Abu
Bakar dia tidak membayar gaji pimpinan dan tentara. Ini pertanda bahwa ekonomi
Islam lebih maju pada masa Umar. Padahal kondisi Negara Islam saat tidak
berlebihan dan sama sekali berbeda dengan saat ini. Namun pada masa Umar,
ekonomi negara Islam bisa disebut lebih maju.

Umar bin Khattab menerapkan kebijakan sosial pada masa Khalifah,


antara lain:

1) Pelaksanaan Ijtihad. Pada saat Islam menyebar ke Syria, Mesir dan


Persia, Islam bertemu dengan budaya-budaya baru yang hidup di negara-
negara tersebut, sehingga banyak kesulitan dan masalah yang masih
dihadapi umat islam hingga saat ini. Umar mendirikan ijtihad di bidang
fikih, politik, ekonomi, sosial dan memiliki pengaruh besar pada
komunitas Muslim dan Arab, baik di Semenanjung ataupun yang menetap
di negara-negara yang dibebaskan. Ijtihad pernah menyelamatkan
kehidupan masyarakat dari keterpurukan. Beliaulah yang telah melindungi
kebanggaan ruh Islam hati umat Islam di manapun mereka berada. 27
2) Penetapan penanggalan Islam. Khalifah Umar seorang administrator
yang terampil. Fakta dan realitas hal tersebut semenjak beliau mempunyai
tampuk kekuasaan. Karya perdana khalifah Umar r.a. menentukan
penanggalan Hijriah. Alasannya, surat administrasi yang dikirimkan
kepadanya bagi pejabat pemerintah dan atasan militernya hanya
menuliskan tanggal dan bulan, bukan tahun. Inilah mengapa umat Islam
masih belum memiliki kalender sendiri. 28 Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa penetapan kalender Hijriah atau penanggalan yang di
dalamnya kejadian hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke

27
Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab, Sebuah Tela'ah Mendalam Tentang
Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2011), hal. 659.
28
Risa, Fita love. "Peradaban islam pada masa khalifah umar bin khattab". Skripsi,
(Bengkulu: IAIN Bengkulu), Hal 69.
Madinah menjadi awal penanggalan Islam, merupakan bagian dari
perintah pemerintah khalifah Umar bin Khattab.
3) Teladan Kepemimpinan Umar bin Khattab

Keteladanan Integritas. Ikhlas Umar dan kejujuran dalam melayani umat


Islam, kepribadiannya menjadi teladan karena keteguhannya, keadilan yang
benar-benar acuh tak acuh dan pendekatannya, yang sangat menentang kompromi
dan nepotisme. Semua ini membuktikan dirinya dalam praktik. Salah satu
anaknya sendiri dijatuhi hukuman cambuk dan dipenjara karena melakukan
kejahatan, yang akhirnya meninggal di penjara. Menjelang wafatnya Umar, ia
menolak tawaran sebagian temannya untuk mencalonkan putranya yang lain atau
anggota keluarganya untuk bergabung dengan dewan yang dia dirikan, yang
berarti mengisi mereka dengan posisi khalifah di rumahnya sendiri. Umar tidak
menjadikan pejabat yang berwenang dan mewajibkan setiap pejabat memeriksa
kekayaan pribadinya sebelum dan sesudah masuk kerja. Meskipun Umar memiliki
karakter yang tangguh dan stabil, tetapi beliau sangat bijak dalam berperan dan
menentukan keputusan dengan selalu menekankan prinsip penalaran.

Kepedulian Terhadap Rakyat. Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Abu Ubaid


dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ketika para pedagang datang membawa barang-
barang mereka, Umar memerintahkan Abdur Rahman bin Auf untuk menjaga
barang para pedagang. Umar mendengar tangisan bayi saat dia sedang sholat
kemudian ia mendekati rumah tempat bayi menangis seraya mengingatkan wanita
itu untuk menghentikan tangisan bayinya dan bertanya mengapa bayinya
menangis. Wanita itu mengatakan dia ingin menyapih bayinya agar bayi nya
menerima jatah makanan dari Umar, meskipun bayinya baru berumur beberapa
bulan. Setelah memikirkan ucapan tersebut, Umar mengalihkan aturan bahwa
setiap anak yang baru lahir memiliki hak untuk berpartisipasi dalam Islam.
Selanjutnya Umar memerintahkan orang untuk mengirimkan surat pengumuman
kepada seluruh umat Islam di kota lain. 29 Ini merupakan semacam rahmat Umar
terhadap rakyatnya. Beliau tak segan-segan mengubah politik agar rakyatnya
hidup sejahtera. Umar senantiasa melindungi kesejahteraan wanita yang
keluarganya syahid. Begitulah pengalaman Al-Khansa yang keempat putranya
tewas di medan perang Al-Qadîsiyah. Hingga kematian Al-Khansa menerima

29
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah SAW, 2:284.
tunjangan bulanan sebesar 200 dirham untuk masing-masing dari keempat
putranya.30 Ketika situasi ekonomi menurun dengan naiknya semua harga barang,
kerumunan sahabat termasuk Utsman, Ali, Thalhah dan Zubair, melakukan bid’ah
perlu menambah kantong khalifah. Tetapi mereka tidak berani berbicara langsung
dan meminta putri mereka Hafsah menjadi penengah dalam lamaran tersebut.
Hafsah menyampaikan lamarannya yang disambut oleh Umar yang mengatakan:
“jika dia tahu bahwa lamaran ini akan mengenai wajah seseorang”. 31 Oleh sebab
itu, ketika terjadi kemarau panjang, Umar berjanji tidak akan mencicipi daging,
susu, sampai rakyatnya bisa menikmatinya. Umar menolak, walau saat itu krisis
sebenarnya sudah berhenti.32 Umar harus memastikan apakah krisis benar-benar
berakhir atau hanya mempengaruhi bagian masyarakat tertentu. Hal yang sama
berdasar jika terjadi kenaikan harga barang. Umar hanya makan mentega sampai
kulitnya menguning. 33 Kulitnya menghitam karena terlalu banyak makan minyak
samin.34 Umar tidak menerima hadiah berupa makanan enak saat rakyatnya
menderita kekeringan dan kelaparan. 35 Bahkan ketika istrinya membelikannya
sekalipun dengan uang istrinya sendiri, ia menolaknya sebagai bentuk tanggung
jawab dan kasih sayang. 36 Ketika Ia memberikan harta fai’ kepada kaum
Muslimin, seketika Beliau memandang bekas luka di wajah salah satu dari
mereka, yaitu luka bekas pertarungan di medan perang. Lalu Umar menambahkan
seribu dirham kepadanya. Beliau terus menambahkan seribu dirham sampai orang
itu pergi. Hazrat Umar melakukan ini sebagai pengganti luka di wajahnya.37

Keadilan dalam kepemimpinan. Stabilitas perilaku Umar selama masa


Nabi SAW dan Abu Bakar disebabkan oleh keseimbangan yang lembut. Dan
ketika ia memimpin, dia keras terhadap yang tertindas dan melanggar hak-hak
yang lemah, tetapi dia lembut terhadap yang baik dan benar. 38 Inilah yang
diucapkan Umar tentang dirinya: “Sesungguhnya hatiku sangat mencintai kamu,
tapi Allah menaruh rasa takut di hati mereka sebelum kamu.”39 Artinya orang
yang takut kepada Umar dikarenakan perbuatannya yang jahat. Sebab Ia tidak
melakukan kekerasan terhadap orang yang melakukan kebenaran. Sebaliknya,

30
Ash-Shalabi, The The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 209.
31
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah SAW, 2:340.
32
Al-Thabarî, Tarîkh Al-Thabarî, jilid 4 98. Dr. Muhammad Ash-Shalabi, The Great
Leader of Umar bin Khattab, hal 141.
33
Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 141.
34
Suyûthî, Tarîkh Khulafa’ (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), diterjemahkan oleh
Samson Rahman, cet. V, hal 153.
35
Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 142.
36
Jaribah al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar ibnu Al-Khaththab, diterjemahkan oleh
Asmuni Sholihan Zamakhs yari (Jakarta: Khalifa Grup Pustaka Al-Kautsar, 2010), hal 367.
37
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah SAW, 2:263.
38
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:36.
39
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:37.
beliau sangat peduli dan baik terhadap rakyatnya. Dalam suatu kesempatan, Umar
bahkan membatalkan penunjukan satu orang Bani Asad sebagai asisten
pemerintahannya karena orang tersebut mengaku tidak pernah mencium anaknya
ibarat yang Umar lakukan terhadap putra tersebut.40 Umar mengharamkan
qathi’ah memutuskan jalinan seseorang dengan kerabatnya, seperti ibu dari
anaknya atau sebaliknya. Beliau menulis surat ke semua cabang kekuasaan,
menuntut larangan keras. 41

Keberanian mengambil Keputusan. Umar memiliki konsep yang


seringkali searah dengan kehendak Tuhan. Ini tampaknya memberikan dasar atas
tindakannya, meskipun tentunya tidak boleh mengecualikan konteks pada saat ini.
Beberapa saran yang disyariatkan Allah dalam banyak hal merupakan saran-Nya
kepada Nabi. Pertama menjadikan tempat Ibrahim menjadi area Sholat, kedua
memakai hijab untuk istri Nabi, yang ketiga menasehati istri Nabi akan membuat
para nabi cemburu.42 Pandangan lain yang searah dengan ayat Al-Qur’an terkait
dengan penentangan doa bagi jenazah yang munafik.43 Adapun saran Umar untuk
menghabisi tahanan perang Badar, saran tersebut ditolak oleh Nabi, kemudian
diturunkan sebuah ayat yang mendukung saran Umar.44 Dalam masalah izin
masuk rumah,45 juga dalam urusan khamr (arak).46

Kepemimpinan berdasarkan nasihat. Salah satu bentuk pendengaran


ialah refleksi. Terlepas dari reputasinya untuk kebrutalan, namun beliau
pemimpin yang demokratis. Umar mendengarkan kata rakyatnya.47 Kemudian
Umar berkata bahwa tidak ada kebaikan dalam suatu hal yang diputuskan tanpa
berpikir. 48 Artinya Umar selalu mengutamakan impian masyarakat, bukan
keputusannya sendiri. Umar mengibaratkan penalaran seperti benang yang
berputar, di mana pendapat dua orang seperti benang yang berputar, dan pendapat
tiga orang (banyak orang) sepertig benang yang berputar yang sulit diputuskan. 49

Stabilitas dalam Penegakan Hukum. Mengenai penerapan syariat Islam,


Khalifah Umar r.a. Sangat tertarik dengan teks-teks agama dan tidak mungkin

40
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:99.
41
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:98-99.
42
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 45.
43
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 46.
44
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 47.
45
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:48.
46
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, 2:49.
47
Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, diterjemahkan oleh Samson Rahman, MA., (Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2008), hal 154-155.
48
Abdul Wahab An-Najar, Khulafa’ur Rasyidun (Beirut: Darul Qalam, 1986), hal 246.
49
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, diterjemahkan oleh
Khoirul Amru Harahap, Lc., M.Ag. dan Akhmad Faozan, Lc., M.ag. (Jakarta: Pusktaka Al-
Kautsar,2008), hal 131.
melanggarnya. Bahkan ia mencoba menggunakannya dan khalifah Umar r.a.
sangat taat dalam penerapan teks-teks keagama. Selain itu, ia taat dalam mengakui
kepentingan bersama dari posisinya sebagai khalifah yang dipilih secara popular.
Dalam pemikirannya yang sejak awal bersifat intelektual, beliau
memperkenalkan perubahan hukum secara formal, khususnya yang berkaitkan
dengan wahyu Allah Ta’ala dan Sunnah Rasulullah SAW. Perubahan hukum
tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang menuntut
keuntungan dan kepentingan umum yang merupakan tujuan akhir syariah. 50
Perubahan resmi dalam hukum, rupanya oleh khalifah Umar r.a. karena
pemahaman yang komprehensif tentang pesan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dan
berapapun perubahan yang terjadi, bukan berarti ia telah menghapus nash-nash
Al-Qur’an ialah kesalahan yang cukup bagi orang yang paham politik Umar. 51
Untuk keuntungan dan pertimbangan pribadi. Namun Nyatanya, Umar
menerapkannya dengan baik dan memahaminya dengan kreatif dan cerdas, tanpa
ragu untuk tujuan syariah.

Menyikapi takdir. Pada tahun ke 17 H, Umar melakukan perjalan ke


Syiria (Suriah) untuk berperang, namun sesampainya di sana, terjadi wabah
penyakit. Kemudian para sahabattidak setuju, ada yang menyuruh Umar untuk
terus berperang dan ada yang menyuruh Umar untuk kembali ke Madinah. Hazrat
Umar dihadapkan pada masalah yang muncul ddengan cara ini dan memutuskan
untuk berhenti sampai pecahnya penyakit perang. Meski ada teman yang
menentang keputusannya. Pelajaran berharga dari kejadian ini berkenaan dengan
memahami takdir. Takdir harus dipahami secara proporsional, sesuai dengan
kondisi zaman. Jangan biarkan kesalahpahaman tentang takdir membuat Anda
membuat pilihan yang buruk atau membuat keputusan yang buruk tentang hal-hal
penting. Padahal, takdir memberi kesempatan bagi mereka yang beriman, bukan
penghalang. Lebih lanjut dikatakan: “Syekh Ali Thantawi berkata: Percaya pada
kekuatannya adalah hidup, karena membuka hal-hal yang gelap sehingga Anda
bisa menjadi terang.” Setiap kesulitan akan membuka pintu harapan. Jika tidak
ada harapan, dari kegelisahan dan kesdihan, pasien pasti akan meninggal sampai
sembuh.52

50
Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah (Mesir: Dar al-Fikr al-
Arabi, t.th.), hal 20.
51
Amiur Nuruddin, op. cit., hal 138.
52
Hasan Syam Basya, Bermalam di Surga, terj. Dzulqadri dan Zainul Arifin, Jakarta:
Gema Insani, 2015, hal. 284.
LAMPIRAN

Adapun hasil kegiatan sebagai berikut :


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengabdian dan pembahasan tentang peningkatan


kapasitas kepemimpinan masyarakat melalui Teladan Umar bin Khattab, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah
penelitian ini. Dalam program ini Umar bin Khattab adalah salah satu tokoh utama
dalam sejarah Islam yang terkenal dengan kebijaksanaan, keadilan dan keberanian
dalam memimpin umat Muslim pada masa kepemimpinannya sebagai Khalifah.
Dalam sejarah, kita mengetahui bahwa Umar bin Khattab seorang khalifah ke 2
dari periode al-Khulafah' dan al-Rasyidin. Umar bin Khattab lahir di Makkah
tahun 583 M, Umar di juluki al-Faruq karena ia terang-terangan dalam Islamnya
sedangkan yang lain secara diam-diam. Proses masuk Islam, Umar menjadi
bersejarah karena sebelumnya ia termasuk penentang keras terhadap agama baru
yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw itu. Umar masuk Islam pada usia 27
tahun. Peristiwa masuk Islamnya Umar dan pengakuan Nabi Muhammad SAW
merupakan peristiwa monumental dalam sejarah ini. Inilah mengapa para sahabat
yang menerima Islam menerima agama baru dari awal tanpa ada masalah.

Mesir ditaklukkan pada kepemimpinan Amr bin Ash. Pendirian Baitulmal


dilakukan oleh Umar sebagai lembaga ekonomi Islam yang tujuannya untuk
menggaji prajurit militer yang tidak lagi mengurusi pertanian, pejabat dan
pengawai, dan tentunya dibayarkan kepada mereka yang berhak menerima zakat.
Umar meletakkan dasar keadilan dengan menarik zakat. Umar berkata: Itu
dikumpulkan dan tidak boleh dikumpulkan di tengah-tengah zakat. Mengenai
kebijakan pemberian zakat kepada Ashnaf, salah satunya kelompok orang yang
baru masuk Islam. Kebijakan gaji kepala negara dan tentara merupakan fakta. Ini
pertanda bahwa ekonomi Islam lebih maju di masa Umar. Mendirikan ijtihad di
bidang fikih, politik, ekonomi dan masyarakat memiliki pengaruh besar pada
komunitas Muslim dan Arab, baik yang di Semenanjung maupun mereka yang
menetap di negara-negara merdeka. ijtihad ini pernah menyelamatkan kehidupan
masyarakat dari keterpurukan. Khalifah Umar r.a seorang administrator yang
terampil. Karya pertama Khalifah Umar r.a menetapkan penanggalan atau
penanggalan Hijriah. Keikhlasan Umar r.a. tidak mengangkat pejabat yang
berwenang dan mewajibkan setiap pejabat untuk memeriksa kekayaan pribadinya
sebelum dan sesudah masuk kerja. Keberanian mengambil keputusan. Umar
memiliki gagasan yang seringkali sejalan dengan kehendak Tuhan.
Kepemimpinan berdasarkan nasihat. Umar benar-benar mendengarkan apa yang
diucapkan rakyatnya. Senantiasa disiplin dalam penerapan syariah dan menjamin
terwujudnya kepentingan umum. Serta takdir memberi kesempatan bagi mereka
yang beriman, bukan penghalang.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Haritsi, Jaribah. Fikih Ekonomi Umar ibnu Al-Khathab. Jakarta : Khalifa Grup
Pustaka Al-Kautsar. 2010.

Al-Usairy, Ahmad. Al-Faruq Umar, Terj. Samson Rahman, Sejarah Islam, Sejak
Nabi Adam hingga Abad XX. Jakarta : Akbar Media. 2012.

Amin, Husayn Ahmad. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung : PT,
Remaja Rosda Karya. 1997.

An-Najar, Abdul Wahab. Khulaufa’ur Rasyidin. Beirut : Darul Qalam. 1986.

Basya, Hasan Syam. Bermalam di Surga, terj. Dzulqadri dan Zainul Arifin.
Jakarta : Gema Insani. 2015.

Haekal, Muhammad Husain. Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar bin Khattab.
Bogor : PT. Pustaka Litera Antarnusa. 2009.

Hamid, Ahmad Munir. Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik.
Jurnal Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018) ; 103.

Katsir, Ibn. Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah, Terj. Abu Ihsan al-
Atsari. Jakarta : Darul Haq. 2017.

Katsir, Ibnu al-Hafizh. Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul yang Agung.
Jakarta : Darul Haq. 2014.

Kinas, M. Raji Hasan. Kisah Teladan Istri Para Khalifah. Jakarta : Gema Insani.
2011.

Mudzhar, Atho. Membaca Gelombang Ijtihad Antara Tradisi dan Liberasi.


Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1993.

Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. UI Press. 1985.


Pratama, M. Qautsar Pratama & Sujati, Budi. Kepemimpinan dan Konsep
Ketatanegaraan Umar. Jurnal Sejarah Peradaban Islam 2, no. 1 (2018) :
68.

Sulaiman, Rasjid. Fiqh Islam. Sinar Baru Algesindo cet. 40. 2007.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2008.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta : Rajawali
Press. 2013.

Zahrah, Muhammad Abu. Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah. Mesir : Dar al-Fikr


al-Arabi.

Anda mungkin juga menyukai