Tim Pengabdian:
Devi Wahyuni
Dian Fitria
Muhammad Guntur
2023
ABSTRAK
Pada masa Umar bin Khattab, Baitulmal digunakan sebagai sarana untuk
menghilangkan ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Ketika ia
meggunakan uang yang terkumpul, ia menerapkan prinsip keadilan dan
kesetaraan. Umar bin Khattab juga menerapkan kebijakan pengumpulan dana
untuk kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kebijakan
yang diterapkan oleh Umar bin Khattab adalah pengumpulan dan penyaluran dana
zakat. Ia menggunakan uang zakat dan dana pemerintah untuk membantu fakir
miskin dan lainnya yang membutuhkan. Pada masa pemerintahan Umar bin
Khattab, beliau dengan hati-hati menjaga Baitulmal dan membagikannya kepada
mereka yang berhak. Namun, hasil ijtihad Umar bin Khattab dalam kasus
Ghanimah menyebabkan perbedaan pendapat. Umar bin Khattab membuat syarat
bahwa tanah tersebut tetap menjadi milik pemiliknya, tetapi pemilik wajib untuk
1
Karnaen A. Perwataatmaja & Anis Byarwati, Jejak Rekam Ekonomi Islam, (Jakarta:
Cicero Pablising, 2008), hal 70.
2
Ahmad Munir Hamid, “Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik,” Jurnal
Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): hal 103.
membayar pajak dan pendapatan masuk ke Baitulmal dan dibagikan untuk
kepentingan rakyat.3
Cara kepemimpinan Umar bin Khattab dan hasil berpikir Umar yang
terpercaya membuatnya menjadi seorang pemimpin hebat.4 Umar bin Khattab
telah menghabiskan sepuluh tahun hidupnya dan sangat produktif. Ia menganggap
bekerja sebagai bentuk ibadah tertinggi dan ia disebut juga dengan
Amirulmukminim. Beliau juga memiliki karakter yang kuat dan tekadnya
diketahui semua orang. Umar adalah salah satu orang kafir Quraisy yang paling
ditakuti oleh sebagian besar orang yang sudah masuk Islam. Sebelum masuk
Islam hubungannya dengan Rasulullah SAW kurang baik, Umar bin Khattab
termasuk orang yang menentang dakwah Rasulullah SAW dan memusuhi umat
Islam pada awal perkembangan Islam. 5 Umar bin Khattab sebenarnya telah lama
menyentuh hati untuk memeluk Islam, Umar bin Khattab mencapai puncak
keputusannya, yakni masuk Islam, setelah langsung berhadapan dengan adik
perempuannya dengan membaca halaman-halaman suarh At-Thaha.
Khalifah ‘Umar bin Khattab yang namanya terbesar dalam Islam di masa
awal Islam setelah Muhammad SAW., menjadi pujaan para sastrawan Muslim
karena kedermawanan, keadilan dan kesederhanaannya. Mereka juga melihatnya
sebagai perwujudan dari semua nilai yang harus dimiliki oleh seorang khalifah.
Karakternya yang mengagumkan menjadi contoh bagi generasinya.6 Dalam
sejarah, nama khalifah Umar bin Khattab r.a. sebagai pembangun peradaban
Islam. Khalifah kedua setelah Abu Bakar as-Shiddiq. itu adalah pendobrak negara
adidaya, Persia dan Romawi, yang menguasai dunia selama berabad-abad.
Kejeniusan dan kehebatan khalifah Umar. Ini terbukti tidak hanya dari
penampilannya, tetapi dari kepribadiannya yang hebat. Keadaan jasmani dan
3
Ahmad Munir Hamid, “Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik,” Jurnal
Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): hal 103.
4
M. Qautsar Pratama dan Budi Sujati, “Kepemimpinan dan Konsep Ketatanegaraan
umar,” Jurnal Sejarah Peradaban Islam 2, no. 1 (2018): hal 68.
5
Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad Antara Tradisi dan Liberasi, (Yogyakarta:
Titian Ilahi Press, 1998), hal 20.
6
Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R.Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi, edisi revisi, (Cet.I ; Jakarta: Serambi Limu Semesta, 2008), hal 218-219.
kemahirannya sangat mengagumkan, dan khalifah Umar dapat memikul tanggung
jawab besar.7
METODE PENGABDIAN
HASIL PENGABDIAN
7
Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1997), hal 13.
Khattab, masyarakat dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang prinsip dasar kepemimpinan yang efektif.
2. Penyebaran teladan kepemimpinan yang baik: Salah satu tujuan dari
pengabdian masyarakat ini untuk menyebarluaskan contoh kepemimpinan
yang baik berdasarkan teladan Umar bin Khattab. Dengan kualitas
kepemimpinan yang dimiliki, baik melalui cerita, pengalaman hidup, atau
prinsip-prinsip yang dapat diaplikasikan, pengabdian ini dapat membantu
dan mendorong mereka untuk pengembangan kepemimpinan yang positif
dan bermanfaat bagi mereka.
PEMBAHASAN
Umar bin Khattab lahir pada tahun 583 M di Mekah, beliau 12 tahun lebih
muda dari Nabi Muhammad SAW. Nama lengkapnya Umar Bin Khattab bin
Nufail bin Abdul Al-Uzza Bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin Adi
bin Ka'ab bin Lu'ay. Ibunya bernama Hantamah bin Hisyam bin al-Mughirah,
saudara perempuan Abu Jahal bin Hisyam. Silsilah Umar berlanjut dengan kakek
Nabi SAW diketujuh, sedangkan garis keturunan ibu Umar terhubung dengan
Rasulullah SAW pada kakek keenam. Umar berasal dari keturunan suku Bani Adi
yang dihormati dan menempati posisi tinggi di kalangan masyarakat Quraisy.
Umar memiliki kecerdasan luar biasa, bahkan dikatakan bisa meramalkan hal
yang akan terjadi di masa depan.8 Umar diberi julukan al-Faruq karena dia
menerima Islam secara terbuka ketika yang lain menyembunyikan keislamannya.
Umar bin Khattab sebelum masuk Islam dianggap sebagai pribadi yang paling
menentang seruan Nabi Muhammad SAW. Umar menerima Islam pada tahun ke
enam kenabiannya, yaitu usia dua puluh tujuh tahun. Ada banyak hadis yang
menjelaskan awal mula kekhalifahan.9
Ketika Umar mendapat kabar bahwa Fatimah dan suaminya telah masuk
Islam, yang membuat Umar marah dan murka. Umar segera mendatangi rumah
saudarinya, di sana kemarahannya diluapkan dengan memukuli Fatimah dan
suaminya, Di puncak kemarahannya, Hazrat Umar melihat kertas yang bertuliskan
ayat al-Qur’an yang merupakan awal dari Surat Taha, kemudian beliau
mengambil lembaran kertas yang ada pada ayat tersebut lalu membacanya. yang
membuat hatinya merasa lebih tenang. Beliau menemui Nabi Muhammad SAW di
rumah al-Arqam, yang sedang melaksanakan dakwah secara diam-diam. Para
8
Muhammad Ali Quthbi, al-Khulafa’u al-Rasyiduna, Damaskus: Maktabah al-Ghazali,
1993, hal 77.
9
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Op.Cit, hal 125.
sahabat yang berada di dalam rumahpun ketakutan, kecuali Hamzah bin Abdul
Muthalib, yang tetap tenang dan berwibawa. Nabi Muhammad SAW menerima
kedatangan Umar, sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad membuat Umar
menjadi malu. Kemudian Nabi memerintahkan Umar untuk menerima Islam. Dan
mengucapkan kalimat Syahadat.10 Sejak Umar bin Khattab masuk Islam dia
menjadi kekuatan yang sangat besar bagi dakwah Islam. Dimana saat itu, Nabi
Muhammad memberi julukan “al- Faaruq” yang artinya membedakan antara
kebenaran dan kebatilan. 11 Semasa hidup Nabi Muhammad SAW, Umar bin
Khattab menjadi penasihat terdekatnya, Umar berpesan kepada Nabi Muhammad
SAW untuk mengamalkan ajaran Islam secara terbuka bukan secara sembunyi-
sembunyi seperti yang selama ini dilakukan Nabi Muhammad SAW. sejak itu
Islam menyebar secara terbuka.
13
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op cit ., hal 242.
14
Muhammad Husain Haekal, Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar Bin Khattab
(Bogor; PT. Pustaka Litera Antarnusa, 2009), hal 542.
15
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikhu al-Islami, terj Samson Rahman, Sejarah Islam: Sejak
Nabi Adam hingga Abad XX (Jakarta; Akbar Media, 2012), hal 157.
16
Muhammad Husain Haekal, Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar Bin Khattab, hal
445.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Cet. XXIV; Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), hal 37.
18
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (UI Press, 1985), hal 33.
19
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo cetakan ke 40, 2007, hal 192.
berkecukupan. Padahal, zakat mampu membersihkan manusia dari
kebodohan juga kecintaan yang berlebihan terhadap harta benda serta
mampu menumbuhkan sifat baik dalam hati manusia.20 Sejak tahun kedua
hijriah zakat mulai berlaku dan menjadi wajib bagi umat Islam. 21 Zakat
meliputi zakat barang (sapi, perak, makanan sehat, buah-buahan, barang
dagangan), rikaz zakat, dan zakat fitrah.22 Umar menetapkan prinsip-
prinsip keseimbangan dalam penarikan zakat. Maka dari itu tidak boleh
menggunakan tipu muslihat untuk menghindari kewajiban membayar
zakat. Umar berkata:23 berkumpul dan tidak terkumpul di tengah-tengah
zakat. “Itu tidak bisa dibagi antara yang bercerai karena mereka takut
membayar”. Lantas Imam Malik berujar:24 “Tafsir dari perkataan Umar
“tidak boleh diantara orang yang berpisah” Sedangkan tafsir dari perkataan
Umar “tidak boleh memisahkan para pengumpul” bahwa jika ada dua
orang berbagi pembelian kambing dan keduanya memiliki 200 ekor
kambing, maka masing-masing harus membayar zakat jika memiliki 100
ekor kambing, mereka harus membayar zakatnya genap tiga. Akan tetapi
ketika pengutip pajak datang, mereka memisahkannya (membaginya
menjadi dua) sehingga masing-masing dari mereka membayar zakat hanya
seekor kambing untuk setiap orang, sehingga Umar melarangnya.25
Adapun kebijakan pemberian zakat kepada ashnaf, salah satunya
sekelompok orang yang baru masuk Islam.
5. Keunggulan ekonomi pemerintahan Umar bin Khattab. Ketika Umar
menjadi pemimpin Daulah Islam. Dalam berbagai kegiatan ekonomi beliau
selalu mengutarakan maslahat agar mencapai tujuan ibadah. Di sisi lain,
ekonomi Islam bermanfaat bagi masyarakat Muslim pada khususnya dan
negara Muslim umumnya. Menurut Rahmawati, penjadwalan ekonomi
syariah secara umum seperti penjadwalan pada sektor lain, merupakan
pemenuhan harapan dan tujuan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
suasana dan kondisi.26 Strategi ekonomi Umar hanya dilandaskan menurut
saran dalam kondisi sosial masyarakat. Perbuatan tersebut sah selama
berhadapan dengan Islam, khususnya Al-Quran dan As-Sunnah. Selain itu,
Umar juga meminta pendapat teman lain saat menghadapi masalah yang
membutuhkan pendapat teman. Tidak diragukan lagi melihat pemikiran
20
Ali Ibrahim Fuad Ahmad. Al-MawaridulMaliyah fil-Islam, Maktbah al-Injilu al-
Misriyyah. hal 18-19.
21
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo cetakan ke 40, 2007, hal 192.
22
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo cetakan ke 40, 2007, hal 192-207.
23
Rawwas Muhammad, Mausu’ah Fiqhi Umar bin Khattab RA, hal 679.
24
Rawwas Muhammad, Mausu’ah Fiqhi Umar bin Khattab RA, hal 679.
25
Rawwas Muhammad, Mausu’ah Fiqhi Umar bin Khattab RA, hal 679.
26
Rahmawati, Naili, Kebijakan ekonomi Umar Ibn Kaththab, (Mataram: Fakultas Syariah
IAIN Mataram, tt.), hal 9.
Umar di hadapan Tuhan, yang ini ditegaskan Tuhan dalam beberapa ayat
Al-Qur’an.
Pemikiran Umar selangkah lebih maju dari ekonomi saat itu. Salah satu
perkembangan di bidang ekonomi, misalnya, ialah perhitungan upah. Kebijakan
gaji pimpinan dan prajurit adalah hal yang baru. Sebab di masa Nabi dan Abu
Bakar dia tidak membayar gaji pimpinan dan tentara. Ini pertanda bahwa ekonomi
Islam lebih maju pada masa Umar. Padahal kondisi Negara Islam saat tidak
berlebihan dan sama sekali berbeda dengan saat ini. Namun pada masa Umar,
ekonomi negara Islam bisa disebut lebih maju.
27
Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab, Sebuah Tela'ah Mendalam Tentang
Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2011), hal. 659.
28
Risa, Fita love. "Peradaban islam pada masa khalifah umar bin khattab". Skripsi,
(Bengkulu: IAIN Bengkulu), Hal 69.
Madinah menjadi awal penanggalan Islam, merupakan bagian dari
perintah pemerintah khalifah Umar bin Khattab.
3) Teladan Kepemimpinan Umar bin Khattab
29
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah SAW, 2:284.
tunjangan bulanan sebesar 200 dirham untuk masing-masing dari keempat
putranya.30 Ketika situasi ekonomi menurun dengan naiknya semua harga barang,
kerumunan sahabat termasuk Utsman, Ali, Thalhah dan Zubair, melakukan bid’ah
perlu menambah kantong khalifah. Tetapi mereka tidak berani berbicara langsung
dan meminta putri mereka Hafsah menjadi penengah dalam lamaran tersebut.
Hafsah menyampaikan lamarannya yang disambut oleh Umar yang mengatakan:
“jika dia tahu bahwa lamaran ini akan mengenai wajah seseorang”. 31 Oleh sebab
itu, ketika terjadi kemarau panjang, Umar berjanji tidak akan mencicipi daging,
susu, sampai rakyatnya bisa menikmatinya. Umar menolak, walau saat itu krisis
sebenarnya sudah berhenti.32 Umar harus memastikan apakah krisis benar-benar
berakhir atau hanya mempengaruhi bagian masyarakat tertentu. Hal yang sama
berdasar jika terjadi kenaikan harga barang. Umar hanya makan mentega sampai
kulitnya menguning. 33 Kulitnya menghitam karena terlalu banyak makan minyak
samin.34 Umar tidak menerima hadiah berupa makanan enak saat rakyatnya
menderita kekeringan dan kelaparan. 35 Bahkan ketika istrinya membelikannya
sekalipun dengan uang istrinya sendiri, ia menolaknya sebagai bentuk tanggung
jawab dan kasih sayang. 36 Ketika Ia memberikan harta fai’ kepada kaum
Muslimin, seketika Beliau memandang bekas luka di wajah salah satu dari
mereka, yaitu luka bekas pertarungan di medan perang. Lalu Umar menambahkan
seribu dirham kepadanya. Beliau terus menambahkan seribu dirham sampai orang
itu pergi. Hazrat Umar melakukan ini sebagai pengganti luka di wajahnya.37
30
Ash-Shalabi, The The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 209.
31
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah SAW, 2:340.
32
Al-Thabarî, Tarîkh Al-Thabarî, jilid 4 98. Dr. Muhammad Ash-Shalabi, The Great
Leader of Umar bin Khattab, hal 141.
33
Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 141.
34
Suyûthî, Tarîkh Khulafa’ (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), diterjemahkan oleh
Samson Rahman, cet. V, hal 153.
35
Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 142.
36
Jaribah al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar ibnu Al-Khaththab, diterjemahkan oleh
Asmuni Sholihan Zamakhs yari (Jakarta: Khalifa Grup Pustaka Al-Kautsar, 2010), hal 367.
37
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah SAW, 2:263.
38
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:36.
39
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:37.
beliau sangat peduli dan baik terhadap rakyatnya. Dalam suatu kesempatan, Umar
bahkan membatalkan penunjukan satu orang Bani Asad sebagai asisten
pemerintahannya karena orang tersebut mengaku tidak pernah mencium anaknya
ibarat yang Umar lakukan terhadap putra tersebut.40 Umar mengharamkan
qathi’ah memutuskan jalinan seseorang dengan kerabatnya, seperti ibu dari
anaknya atau sebaliknya. Beliau menulis surat ke semua cabang kekuasaan,
menuntut larangan keras. 41
40
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:99.
41
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:98-99.
42
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 45.
43
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 46.
44
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, hal 47.
45
M. Yusuf Al-Kandahlawy, Kehidupan Para sahabat Rasulullah SAW, 2:48.
46
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, 2:49.
47
Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, diterjemahkan oleh Samson Rahman, MA., (Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2008), hal 154-155.
48
Abdul Wahab An-Najar, Khulafa’ur Rasyidun (Beirut: Darul Qalam, 1986), hal 246.
49
Muhammad Ash-Shalabi, The Great Leader of Umar bin Khattab, diterjemahkan oleh
Khoirul Amru Harahap, Lc., M.Ag. dan Akhmad Faozan, Lc., M.ag. (Jakarta: Pusktaka Al-
Kautsar,2008), hal 131.
melanggarnya. Bahkan ia mencoba menggunakannya dan khalifah Umar r.a.
sangat taat dalam penerapan teks-teks keagama. Selain itu, ia taat dalam mengakui
kepentingan bersama dari posisinya sebagai khalifah yang dipilih secara popular.
Dalam pemikirannya yang sejak awal bersifat intelektual, beliau
memperkenalkan perubahan hukum secara formal, khususnya yang berkaitkan
dengan wahyu Allah Ta’ala dan Sunnah Rasulullah SAW. Perubahan hukum
tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang menuntut
keuntungan dan kepentingan umum yang merupakan tujuan akhir syariah. 50
Perubahan resmi dalam hukum, rupanya oleh khalifah Umar r.a. karena
pemahaman yang komprehensif tentang pesan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dan
berapapun perubahan yang terjadi, bukan berarti ia telah menghapus nash-nash
Al-Qur’an ialah kesalahan yang cukup bagi orang yang paham politik Umar. 51
Untuk keuntungan dan pertimbangan pribadi. Namun Nyatanya, Umar
menerapkannya dengan baik dan memahaminya dengan kreatif dan cerdas, tanpa
ragu untuk tujuan syariah.
50
Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah (Mesir: Dar al-Fikr al-
Arabi, t.th.), hal 20.
51
Amiur Nuruddin, op. cit., hal 138.
52
Hasan Syam Basya, Bermalam di Surga, terj. Dzulqadri dan Zainul Arifin, Jakarta:
Gema Insani, 2015, hal. 284.
LAMPIRAN
Al-Haritsi, Jaribah. Fikih Ekonomi Umar ibnu Al-Khathab. Jakarta : Khalifa Grup
Pustaka Al-Kautsar. 2010.
Al-Usairy, Ahmad. Al-Faruq Umar, Terj. Samson Rahman, Sejarah Islam, Sejak
Nabi Adam hingga Abad XX. Jakarta : Akbar Media. 2012.
Amin, Husayn Ahmad. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung : PT,
Remaja Rosda Karya. 1997.
Basya, Hasan Syam. Bermalam di Surga, terj. Dzulqadri dan Zainul Arifin.
Jakarta : Gema Insani. 2015.
Haekal, Muhammad Husain. Al-Faruq Umar, terj. Ali Audah, Umar bin Khattab.
Bogor : PT. Pustaka Litera Antarnusa. 2009.
Hamid, Ahmad Munir. Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik.
Jurnal Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018) ; 103.
Katsir, Ibn. Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah, Terj. Abu Ihsan al-
Atsari. Jakarta : Darul Haq. 2017.
Katsir, Ibnu al-Hafizh. Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul yang Agung.
Jakarta : Darul Haq. 2014.
Kinas, M. Raji Hasan. Kisah Teladan Istri Para Khalifah. Jakarta : Gema Insani.
2011.
Sulaiman, Rasjid. Fiqh Islam. Sinar Baru Algesindo cet. 40. 2007.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta : Rajawali
Press. 2013.