Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : PVBP-B

Dosen : Hamsir Ahmad, SKM., M.Kes

TUGAS

“LANGKAH - LANGKAH METODE PENANGANAN KERACUNAN”

Disusun Oleh :
NUR HANDAYANI S.

PO714221201066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPULIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI D-IV

TINGKAT III.B

2022
Metode Pernafasan Buatan

Metode pernapasan buatan dikerjakan sesuai dengan keadaan penderita. Cara


yang ideal adalah yang paling baik dalam memberikan pertukaran udara dan yang
paling mudah dikerjakan dan tidak melelahkan.

1. Cara Mulut Ke Mulut


Pernapasan buatan dengan cara mulut ke mulut merupakan prosedur
paling cepat untuk memberikan pernapasan buatan. Cara ini berguna untuk
membantu mempertahankan suplai oksigen di dalam darah. Biasanya
dilakukan pada bayi dan anak kecil. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1) Penderita terlentang, kepala ditekan kebelakang, dagu ditarik sebanyak
mungkin keatas.
2) Penolong menarik nafas sedalam-dalamnya dan letakkan mulut yang
terbuka diatasmulut dan hidung penderita. Tiuplah udara perlahan-
lahan dan sedikit demi sedikit hingga tampak dada penderita
membesar, maka terjadilah inspirasi. Lepaskan mulut penol;ong dari
mulut penderita maka terjadilah ekspirasi.
3) Kegiatan ini dapat dilakukan hingga 12 kali per menit.

Keuntungan cara ini adalah dapat dirasakan dan diatur. Kerugiannya


adalah bila caranya salah, maka udara salah masuk ke lambung dan dapat
terjadi penularan penyakit pernafasan/paru-paru.

2. Cara Holger Nielsen


Cara Holger Nielsen merupakan cara yang paling baik, karena tidak
melelahkan dan penolong dapat bergantian, pertukaran udara baik, karena
inspirasi dan ekspirasi dilakukan secara aktif dan mudah dipelajari.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Penderita dibaringkan telungkup dengan kening diletakkan diatas
tangannya yangkeduanya saling berimpitan.
2) Pukul penderita diantara kedua tulang belikat agar lidahnya menjulur
dan tidak menghalangi pernafasan.
3) Penolong meletakkan tangannya diatas tulang belikat dengan ibu jari
menghadap ke punggung. Lengan harus lurus dan jari direnggangkan
dan kedua ibu jari bertemu satusama lain.
4) Penolong membungkuk kedepan dan menahan perlahan-lahan sama
rata pada punggung penderita, maka terjadilah ekspirasi aktif.
Kemudian dihentikan perlahan-lahan dan penolong kembali pada
kedudukan semula.
5) Lengan atas penderita dipegang pada sikunya dan badan penolong
digerakkan ke belakang menarik lengan atas penderita sampai terasa
adanya denyut, maka terjadiinspirasi aktif.
6) Gerakan inspirasi dan ekspirasi dapat dilakukan 12 kali per menit.

Anda mungkin juga menyukai