Anda di halaman 1dari 13

INOVASI TEKNOLOGI DALAM BISNIS PERIKANAN

LAMPULO: MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN DAN


EFESIENSI
Oleh:

KARESYA AUDI LIA (2201101010142)


GHINA QANAYA EFFENDIE (2201101010072)

(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala)

ABSTRACT

This article discusses technological innovation in the fisheries business in Lampulo with the aim of
realizing sustainability and efficiency. Technological innovation is considered a potential solution to
overcome limitations in fish production. Several technological innovations that have been
implemented in the Lampulo fisheries business include the use of technology in the form of navigation
aids. (GPS) to monitor fish gathering places, so as to maximize time and fuel efficiency. The results of
implementing this technological innovation can already be seen, where more efficient fishing results in
less pollution and environmental damage. Apart from that, the use of information technology also
helps optimize fish stock management, so as to prevent excessive loss of marine resources. The author
concludes that technological innovation in the Lampulo fisheries business can help realize
sustainability and efficiency. However, the author also emphasizes the need for full commitment and
support from the government, fishermen and relevant stakeholders to ensure the continuity and
effectiveness of the application of these technological innovations and encourage further development
to achieve greater sustainability goals.

Keywords: Lampulo, Technological Innovation, Fisheries Sustainability and


Efficiency.

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang inovasi teknologi dalam bisnis perikanan di Lampulo dengan tujuan
mewujudkan keberlanjutan dan efisiensi.Inovasi teknologi dianggap sebagai solusi yang potensial
untuk mengatasi keterbatasan dalam memroduksi ikan.Beberapa inovasi teknologi yang telah
diterapkan di bisnis perikanan Lampulo antara lain penggunaan teknologi berupa alat bantu navigasi
(GPS) untuk memonitoring tempat berkumpulnya ikan,sehingga dapat memaksimalkann efisiensi
waktu dan bahan bakar.Hasil dari penerapan inovasi teknologi ini sudah terlihat, dimana penangkapan
ikan yang lebih efisien menghasilkan lebih sedikit pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu,
penggunaan teknologi informasi juga membantu mengoptimalkan manajemen stok ikan, sehingga
dapat mencegah kehilangan sumber daya laut yang berlebihan.Penulis menyimpulkan bahwa inovasi
teknologi dalam bisnis perikanan Lampulo dapat membantu mewujudkan keberlanjutan dan efisiensi.
Namun, penulis juga menekankan perlunya adanya komitmen dan dukungan penuh dari pemerintah,
nelayan, dan stakeholders terkait untuk memastikan kelangsungan dan efektivitas penerapan inovasi
teknologi tersebut serta mendorong pengembangan lebih lanjut untuk mencapai tujuan keberlanjutan
yang lebih besar.
Kata Kunci: Lampulo, Inovasi Teknologi, Keberlanjutan dan Efisiensi Perikanan.
PENDAHULUAN

Perikanan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan global dan
menjaga keseimbangan ekosistem laut. Namun, bisnis perikanan di banyak daerah
menghadapi berbagai masalah seperti overfishing, penurunan sumber daya laut, dan operasi
yang kurang efisien.Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lampulo adalah sebuah pelabuhan
Perikanan Pantai yang terletak di pesisir Aceh, Indonesia, yang juga menghadapi tantangan
serupa.
Keberlanjutan dan efisiensi menjadi kunci dalam menjaga kelangsungan bisnis
perikanan di Lampulo. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang upaya yang
dilakukan dalam menerapkan inovasi teknologi sebagai solusi untuk mencapai keberlanjutan
dan efisiensi yang lebih baik dalam bisnis perikanan di Lampulo.
Dalam beberapa tahun terakhir, inovasi teknologi telah menjadi sorotan dalam dunia
perikanan. Perkembangan teknologi informasi, seperti sistem pemantauan dan pengelolaan
stok ikan, telah memberikan keuntungan besar dalam memantau dan mengelola sumber
daya laut secara efektif. Dengan adanya teknologi informasi, nelayan dapat memperoleh
informasi real-time tentang keberadaan ikan, lokasi penangkapan yang potensial, dan faktor-
faktor lain yang berpengaruh pada aktivitas perikanan. Hal ini membantu dalam mengambil
keputusan yang lebih cerdas dan menjaga tingkat penangkapan yang berkelanjutan.
Selain itu, inovasi teknologi juga telah diterapkan dalam pengembangan alat dan
sistem penangkapan ikan yang lebih efisien. Metode penangkapan yang berkelanjutan,
seperti longline atau pot pancing yang lebih selektif, telah membantu mengurangi jumlah
tangkapan yang tidak diinginkan dan menjaga kelangsungan jenis ikan yang menjadi
target utama. Penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, seperti jaring selektif,
juga telah memperlihatkan dampak positif dalam mengurangi efek kerusakan lingkungan
yang ditimbulkan oleh bisnis perikanan.
Penerapan inovasi teknologi di bisnis perikanan Lampulo diharapkan dapat
memberikan manfaat yang nyata dalam mencapai keberlanjutan dan efisiensi yang lebih
baik. Namun, hambatan-hambatan seperti keterbatasan sumber daya, aksesibilitas
teknologi, dan kurangnya pemahaman serta dukungan dari pemerintah dan stakeholders
terkait perlu diatasi.
Dalam artikel ini, kami akan lebih mendalam membahas tentang inovasi teknologi
yang telah diterapkan di bisnis perikanan Lampulo, dampak yang telah tercapai, serta
tantangan dan peluang yang ada. Kami juga akan menyoroti pentingnya dukungan penuh
dari pemerintah, nelayan, dan semua pihak terkait dalam mendorong pengembangan
dan implementasi inovasi teknologi ini.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang peran inovasi teknologi dalam bisnis
perikanan Lampulo, diharapkan dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi komunitas
perikanan lainnya dalam upaya mencapai keberlanjutan dan efisiensi yang lebih baik
dalam sektor perikanan.
TINJAUAN PUSTAKA

1. Inovasi

Penelitian ini menggunakan teori dari inovasi teknologi, Perikanan, dan teori
keberlanjutan dan efisiensi. Istilah Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang
baru (pembaruan). Inovasi juga mempunyai arti penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Hal itu dapat berupa gagasan, metode, dan
atau alat baru.(Mulyanto et al., 2013).
2. Teknologi

Kata teknologi itu sendiri berasal dari kata technologia atau bisa juga berasal dari kata
techno. Makna dari kedua kata tersebut adalah keahlian dan pengetahuan. Sehingga
pengertian dari teknologi pada umumnya adalah sebuah keahlian atau halhal yang juga
berkaitan dengan pengetahuan. Arti kata teknologi ini hanya terbatas pada benda yang
memiliki wujud saja seperti misalnya peralatan/mesin.(Taufik et al., 2022).Menurut M
Maryono, teknologi adalah terapan atau perkembangan dari berbagai jenis benda/peralatan
yang digunakan manusia, atau bisa juga berupa sistem yang pada akhinya mampu
menyelesaikan seluruh persoalan/masalah yang ada.
3. Perikanan

Menurut UU No. 45 Tahun 2009, semua kegiatan yang berkaitan dengan


pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahaan sampai dengan proses pemasaran yang dilaksanakan
dalam suatu bisnis perikanan. Hampel dan Pauly mengemukakan bahwa perikanan adalah
kegiatan eksploitasi sumber daya hayati laut. Sedangkan menurut Lackey menyebutkan
bahwa perikanan adalah suatu sistem yang teridiri dari tiga komponen, yaitu, biota
perairan, habitat biota dan manusia sebagai pengguna sumber daya tersebut, dari
komponen- komponen tersebut akan memengaruhi performa perikanan.
Dari pengertian diatas, perikanan dimaknai sebagai suatu usaha yang berkenaan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan hingga pendistribusan sumber daya ikan atau
sejenisnya yang dikelola serta diberdayakan oleh manusia dan terdapat
diperairan(Rahmani, 2018).
4. Keberlanjutan

Keberlanjutan (bahasa Inggris: sustainablity), berasal dari kata sustain yang artinya
berlanjut dan ability yang artinya kemampuan. Kata keberlanjutan dalam istilah yang lebih
umum, adalah daya tahan suatu sistem dan proses.(Suyoga, 2020). Berdasarkan paparan teori-
teori tersebut, maka inovasi teknologi dalam bisnis perikanan merujuk pada pengembangan
dan penerapan teknologi baru atau perubahan signifikan dalam penggunaan teknologi yang
sudah ada untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing dalam
sektor perikanan. Inovasi ini dapat melibatkan pemanfaatan berbagai solusi teknologi untuk
meningkatkan seluruh rantai nilai dalam industri perikanan, mulai dari penangkapan ikan,
pemrosesan, hingga distribusi dan pemasaran produk perikanan.Tujuan yang ingin dicapai
dalam menerapkan inovasi teknologi dalam bisnis perikanan ialah untuk mencapai sejumlah
manfaat dan memecahkan tantangan yang dihadapi oleh industri perikanan. Beberapa tujuan
umumnya melibatkan peningkatan efisiensi operasional, keberlanjutan sumber daya
perikanan, dan peningkatan daya saing.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2023 di Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP) Lampulo Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), penelitian survei adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok. Data yang digunakan ialah data primer,Data primer yang
diperoleh melalui wawancara langsung terhadap salah satu pemilik kapal yang menjadi
responden, yaitu dengan menggunakan daftar beberapa pertanyaan (questioner).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pelabuhan Perikanan Lampulo merupakan salah satu pelabuhan perikanan terbesar


yang berada di Kota Banda Aceh. Kehadiran Pelabuhan Perikanan ini memberikan
peluang besar bagi masyarakat nelayan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang
mencukupi bagi keluarganya (Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dari salah satu
mahasiswa yang masih menempuh Pendidikan S1 Prodi Manajemen. Muhammad Huzaifi
sebagai pemilik kapal dan Manajer Operasional di PT SINAR DESA BAHARI di PPS
Lampulo. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Teknologi sangat berkontribusi pada
peningkatan efisiensi bisnis perikanan di Lampulo ,khususnya pada penangkapan ikan, yaitu
dari penggunaan alat bantu navigasi dimana para nelayan sudah langsung mengetahui
dimana titik keberadaan ikan sehingga para nelayan dapat efisensi bahan bakar dan waktu.
Tetapi selain GPS para nelayan juga masih menggunakan alat penangkapan tradisional yaitu
batu tuasan pada saat penangkapan ikan. Batu tuasan memberikan efisiensi bahan bakar dan
waktu.
Selama ini PT Sinar Desa Bahari belum mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Karena untuk teknologi sendiri masih menggunakan biaya Perusahaan, Namun disisi lain
pemerintah ikut melakukan pengawasan pada kapal- kapal pengakapan ikan, agar tidak
melanggar aturan batas wilayah penangkapan ikan. Setiap kapal memiliki batas wilayah,
dan setiap wilayah memiliki pajak yang berbeda.

PT Sinar Desa Bahari memiliki kapal besar yang mampu menapung 60-70 Ton
ikan. Kapal ini menempuh waktu selama 1 bulan, namun apabila kapal sudah mencapai
target, para nelayan dapat Kembali ke Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Lampulo.
Selain kapal besar, juga mempunyai kapal kecil dan kapal sedang yang memiliki
waktu berlayar yang berbeda. Kapal kecil memiliki waktu berlayar selama 5 hari,
sedangkan kapal sedang berlayar selama 2 minggu,sama halnya dengan kapal besar,apabila
sudah mencapai target sebelum waktu maksimal pelayaran dapat Kembali ke Pelabuhan.
Hal ini dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan waktu.

Gambar 1. Kapal Besar PT Sinar Desa Bahari.

Selain itu, teknologi juga telah memainkan peran penting dalam meningkatkan proses
pengolahan ikan. Teknologi-teknologi seperti pengolah ikan otomatis, pengayak, mesin
pemotong, dan mesin pengemas telah membantu pengolah ikan dalam meningkatkan
produktivitas dan kecepatan pengolahan. Teknologi ini juga telah membantu meningkatkan
kualitas produk ikan.

Pembahasan
Ketersediaan akses data perikanan yang cepat, mudah dan terupdate dapat memberikan
informasi secara tepat dan akurat kepada seluruh masyarakat, pemerintah seta para
stageholder mengenai harga ikan, kelimpahan ikan, jumlah ikan yang di daratkan, waktu
pendaratan dan jumlah ikan yang telah di produksi selama ini serta menghasilkan data
grafik perikanan tangkap pada periode waktu tertentu. Jika data perikanan tersebut tersedia
dengan baik maka kedepannya juga dapat diprediksi stok perikanan di kawasan perairan
pelabuhan perikanan samudera Lampulo dan sekitarnya untuk beberapa tahun kedepan. Dari
data tersebut masyarakat dapat mengetahui kapan perikanan di perairan wilayah pelabuhan
Samudera Lampulo akan mengalami overfishing jika pemanfaatannya dilakukan tanpa
menjaga dan mengontrol penangkapan dewasa ini. Hal ini pasti akan memberikan dampak
buruk bagi para pelaku perikanan jika terjadi overfishing, dengan adanya data tersebut dapat
menjadi dasar untuk pengambilan pelabuhan kebijakan dalam samudera pengelolaan
Lampulo.

Kualitas Hasil Tangkap

Kepala UPTD PPS Kutaradja Lampulo, Banda Aceh, dari 25 unit boat yang pulang
melaut, total ikan yang dibawa pulang dan dilelang di dermaga masih berkisar 61,2 ton
berikutnya, dari 29 unit boat yang pulang melaut, total ikan yang dibawa pulang dan dilelang
mencapai 130,2 ton/hari. Kondisi yang serupa juga terjadi pada hari selanjutnya. Jenis
ikan yang dibawa pulang boat nelayan PPS Kutaradja Lampulo, didominasi lima jenis ikan,
yaitu Cakalang 48,8 ton, Selayang 49,8 ton, Tongkol Krai 4,6 ton, Lisong 3,4 ton dan Tuna
Yellow Fin 23,4 ton. Harga lelang ikan di PPS Kutaradja Lampulo, sudah mulai menurun,
terutama ikan kualitas medium seperti ikan selayang dan lisong harga lelangnya kini
Rp 11.000/Kg, dari sebelumnya Rp 14.000 – Rp 15.000/Kg.Tapi untuk ikan kualitas
premium seperti cakalang dan Tuna Yellow Fin, harga lelangnya masih tetap tinggi mencapai
Rp 48.000/Kg.Harga lelang ikan kualitas premium masih tetap tinggi, karena volume hasil
tangkapannya masih terbatas, sedangkan permintaan jenis ikan tersebut di pasaran lokal dan
luar Aceh masih tinggi.Contohnya ikan Tuna Yello Fin, hasil tangkapannya berkisar 23
ton per hari, sedangkan permintaan pasar lokal dan luarnya mencapai di atas 50 ton/hari.
Penjual ikan keliling yang dimintai tanggapannya terkait mulai menurunnya harga lelang ikan
kualitas medium mengatakan, sejak Sabtu dan Minggu kemarin, dirinya sudah berani beli
ikan dua keranjang untuk didagangkan ke Gampong-Gampong. Jenis ikan yang dibeli,
katanya,ikan tongkol kecil-kecil dan Selayang dengan harga lelang Rp 11.000/Kg.
Sebelumnya, pada saat harga lelang ikan masih mahal, pekan lalu, beli ikan berkisar 30 –
40 Kg, sekarang setelah harga lelang ikan di PPS Kutaradja Lampulo, mulai menurun, beli 2
keranjang sekitar 60 Kg. Ikan kualitas medium yang dibeli di PPS Kutaradja Lampulo,
dengan harga lelang Rp 11.000/Kg – Rp 14.000/Kg, dijual kepada pelanggan di Gampong-
Gampong dengan sekitar Rp 20.000 – Rp 25.000/Kg.

Alat Tangkap

Produktivitas penangkapan adalah kemampuan suatu alat tangkap untuk mendapatkan


sejumlahn hasil tangkapan (sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan) dalam setiap
satuan upaya penangkapan (Nelwan et al. 2015). Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan (Permen KP) No 18 tahun 2021, ada beberapa alat tangkap perikanan yang
dioperasikan di wilayah pengelolaan perikanan di Indonesia, yaitu jaring lingkar, pancing,
penggaruk,jaring angkat, alat yang dijatuhkan, jaring insang, perangkap, jaring tarik, jaring
hela (trawls), dan jaring tarik (seine nets). Namun diantara alat tangkap tersebut, jaring tarik
dan jaring hela atau pukat harimau, merupakan jenis alat tangkap yang dilarang sebagai upaya
untuk mengantisipasi terjadinya destructive fishing atau bagian yang terkandung dalam
CCRF(Suprapti, 2017). Berdasarkan hasil observasi, jenis alat penangkapan ikan yang
diterapkan oleh sebagian besar paranelayan di PPSL Banda Aceh adalah pancing ulur,
pancing rawai, dan pukat cincin.
Pancing ulur termasuk salah satu jenis alat penangkap ikan yang dipakai oleh nelayan
untuk memancing ikan tuna dan pelagis kecil. Secara umum, pancing ulur di PPS Lampulo
terbagi atas 2, yaitu (1) pancing ulur yang dikhususkan untuk menangkap ikan tuna dengan
pengoperasian secara vertikal (di kedalaman tertentu) memakai umpan alami dan (2)
pancing ulur yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil dengan metode
pengoperasian secara horizontal (di permukaan air laut) dan menggunakan umpan buatan
berupa plastik yang diiris-iris kecil. Kontruksi pancing ulur (Prajaputra et al., 2023)
Identifikasi Alat Tangkap Perikanan Ramah Lingkungan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Lampulo, Banda Aceh yang digunakan nelayan di daerah PPSL terdiri dari
roll/penggulung, tali utama, tali cabang, pemberat dan mata pancing dengan umpan buatan
yang terbuat dari plastik warna merah untuk memikat ikan. Warna umpan pada mata
pancing sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan dengan alat tangkap
pancing ulur. Pengoperasian pancing ulur, yaitu dengan penurunan alat tangkap secara rawai
(baik horizontal/vertical), kemudian alat tangkap ditarik ulur sampai ikan tertangkap dan baru
diangkat Alat penangkapan pancing rawai di PPS Lampulo dioperasikan secara hanyut
mengikuti arus untuk menangkap ikan pelagis. Konstruksi pancing rawai secara umum
terdiri atas tali utama (main lane), mata pancing (hook), umpan (bite),dan tali cabang (branch
line) dengan pelengkap lainnya. Pemberat pada pancing rawai berfungsi untuk menjaga
agar pancing tidak terbawa arus terlalu jauh dari fishing ground. Jenis umpan yang dipakai,
yaitu ikan rucah dengan jarak antar cabang yaitu 5-7 meter. Metode pengoperasian alat
tangkap pancing rawai ada tiga tahap yaitu setting, soaking dan hauling. Pada tahap setting
dimulai dengan penurunan pelampung tanda, kemudian tali cabang mulai dipasang pada tali
utama serta pemasangan umpan pada mata pancing. Soaking yaitu proses perendaman alat
tangkap diperairan sambil menunggu ikan tertangkap dan lama waktu perendaman alat
tangkap sekitar 2 jam. Ikan yang sudah tertangkap dilakukan proses hauling atau
pengangkatan pancing ke atas kapal. Jenis hasil tangkapan yaitu tongkol, cakalang, bawal,
tenggiri, dan ikan pelagis lainnya. Alat penangkap yang ketiga adalah pukat cincin atau
dikenal dengan purse seine, yang menjadi salah satu alat tangkap paling unggul di Aceh
karena banyak nelayan menggunakan pukat cincin untuk menangkap ikan pelagis dalam
gerombolan. Alat tangkap ini memiliki kontruksi yang terdiri atas tali ris atas, tali ris bawah,
selvadge, pelampung, pemberat, tali kolor, tali kang dan badan jaring. Menurut Nurdin &
Nusfiandayani (2012) dan Surbakti (2022), alat pancing ulur juga yang paling diminati dalam
aspek ramah lingkungan. Pancing ini sangat selektif pada proses penangkapan, seperti ikan
dari spesies yang sama dan ukurannya tidak bervariatif.Selain tu,alat pancing ulur juga aman
bagi nelayan dan habitat ikan (Ayodhyoa, 1981). Keunggulan lainnya, pancing ini
menghasilkan ikan dengan kualitas tinggi, sehingga pada proses pengolahannya tidak
membutuhkan zat tambahan seperti pengawet. Penggunaan alat pancing ulur ini membantu
melestarikan populasi ikan, sehingga bisa menjaga ketersediaan ikan dan menjadi
perekonomian perikanan. Biaya dalam pembuatan alat pancing ini cenderung lebih
murah, penggunaannya menggunakan modal yang cukup minimal dan mengikuti peraturan
yang telah ditentukan (Suwardjo et al., 2010; Gordon, 2005).Peringkat selanjutnya dalam
kategori ramah lingkungan di PPS Kutaraja Lampulo yaitu pancing rawai (skor
33).Berdasarkan (Mustaruddin & Kandi 2017), pancing rawai termasuk metode yang selektif
karena menggunakan umpan sesuai dengan jenis ikan yang akan ditangkap. Ukuran alat
pancing ini dimulai dari 7,8 dan 10, dimana umpan yang digunakan berupa alami atau
buatan, namun umumnya digunakan umpan buatan. Umpan buatan dapat berupa kain
berwarna mencolok, bulu ayam, ataupun miniatur umpan dari plastik (Zainuddin et al.,
2013). Namun dikarenakan pengeperasiannya secara pasif maka hasil yang didapatkan
tergantung dari umpan (Barata et al.,2011). Kualitas ikan yang diperoleh biasanya kurang dari
tiga spesies namun kualitasnya cukup tinggi. Pemilihan teknologi penangkapan ikan harus
memperhatikan beberapa hal, antara lain mampu meningkatkan hasil tangkapan, mengurangi
dampak penangkapan ikan, dan keberagaman ikan. Berdasarkan Nanlohy (2013), pancing
rawai tidak menggunakan bahan berbahaya sehingga termasuk yang ramah lingkungan
dan aman untuk konsumen setelah metode pancing ulur. Namun, sering kali penggunaan
pancing rawai menangkap secara tidak sengaja ikan yang dilindungi, seperti hiu
tikus.Tangkapan utama metode ini adalah tuna, cakalang, dan tongkol.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pentingnya Inovasi Teknologi, penggunaan teknologi dalam bisnis perikanan Lampulo


menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan dan efisiensi dan Inovasi teknologi dapat
membawa perubahan positif dalam berbagai aspek operasional. Peningkatan Efisiensi
Operasional juga sangat penting, Inovasi teknologi mungkin telah membantu meningkatkan
efisiensi dalam semua tahap rantai nilai perikanan termasuk penangkapan, pengolahan, dan
distribusi. Berkontribusi pada praktik perikanan yang berkelanjutan, melindungi sumber daya
alam dan menjaga keseimbangan ekosistem laut juga untuk aspek keberlanjutan.Penggunaan
teknologi telah memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap stok ikan dan
pengelolaan yang efektif untuk mencegah eksploitasi berlebihan. Inovasi teknologi dalam
bisnis perikanan dapat memiliki dampak positif pada perekonomian lokal, dengan
meningkatkan produktivitas dan menghasilkan peluang lokal, dengan meningkatkan
produktivitas dan menghasilkan peluang pekerjaan. Tantangan yang mungkin dihadapi
seiring dengan pengadopsian teknologi dalam bisnis perikanan dan mencari peluang untuk
mengatasi hambatan tersebut. Menegaskan perlunya keterlibatan pemerintah, pelaku bisnis,
dan masyarakat lokal dalam mendukung dan mengembangkan inovasi teknologi untuk
mencapai tujuan keberlanjutan dan efisiensi.
Saran

Berdasarkan simpulan,maka dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan


saran sebagai berikut:
1.Perlu adanya dukungan dari pemerintah dan pelaku usaha bisnis perikanan dalam
penyediakan infrastruktur sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan
usaha perikanan di Lampulo.
2.Perlu adanya pelatihan dan pendidikan terkait teknologi bagi para nelayan/pelaku
bisnis perikanan untuk memastikan bahwa teknologi yang ada digunakan secara
optimal.
3.Dibutuhkannya data perikanan yang cepat dan terupdate untuk memberikan informasi
secara kepada masyarakat dan memudahkan mengetahui stok PPS Lampulo beberapa
tahun kedepan.
4.Menekankan pentingnya kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta dalam
mendukung pengembangan dan penerapan teknologi dalam bisnis perikanan
Lampulo.
5.Perlu adanya pengembangan dan promosi pasar bagi produk perikanan yang
dihasilkan secara berkelanjutan, memberikan insentif ekonomi bagi pelaku bisnis
untuk mengadopsi praktik yang ramah lingkungan.
6.Mendirikan sistem pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan untuk mengukur
dampak dari adopsi teknologi dalam mencapai tujuan keberlanjutan dan efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyanto, Lesmana, J. A., Hayati, N., Mangampa, M., Burhanuddin, Saraswathy, R.,
Muralidhar, M., Sundaray, J. K., Lalitha, N., & Kumararaja, P. (2013). Konsep
Pengembangan Inovasi Teknologi Perikanan. Inovasi Tekonologi Perikanan, 9(1), 75–
90.
Rahmani, M. R. (2018). Peran Dinas Perikanan Dalam Pengelolaan Peningkatan
Produktivitas Perikanan Pembudidaya Tambak di Kecamatan Babulu Kabupaten
Penajam Paser Utara. Journal Ilmu Pemerintahan, 6(3), 1087–1098.
Suyoga, I. P. G. (2020). PemaknaanKembali Praktik Kultural. 3, 31–40. Taufik, A.,
Sudarsono, B. G.,Budiyantara, A., Sudaryana, I. K., &
Muryono, T. T.(2022). Pengantar teknologi informasi Sutarman. In Balaiyanpus.Jogjaprov
(Vol. 43).
Nurdin, E., & Yusfiandayani, R. (2016). Struktur ukuran, hubungan panjang-bobot dan
faktor kondisi ikan tuna di Perairan Prigi,Jawa Timur. BAWAL Widya Riset
Perikanan Tangkap, 4(2): 67-73.
Surbakti, J. A. (2022). Identifikasi Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan di Wilayah
Perairan Kabupaten Sabu Raijua. Jurnal Vokasi Ilmu-Ilmu Perikanan (JVIP),
Suwardjo, D., Haluan, J., Jaya, I., & Soen'an, H.P. (2010). Keselamatan kapal penangkap
ikan, tinjauan dari aspek Regulasi Nasional dan Internasional. Jurnal Teknologi
Perikanan dan Kelautan, 1(2): 1-13.
Ayodhyoa, A.U. (1981). Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor, 97
Gordon, A.L. (2005). Oceanography of the Indonesian seas and their throughflow.
Oceanography, 18 (SPL. ISS. 4): 15–27.
Mustaruddin, M., Baskoro, M.S., Kandi, O., & Nasruddin. (2017). Environmental and
technical approach in the selection of fishing.gear featured in WPP 571 Aceh
International Journal of Sciences: Basic and Applied Research,31(3): 44-53.
Zainuddin, M., Nelwan, A., Farhum, S.A., Hajar, M.A.I., & Kurnia, M. (2013).
Characterizing Potential Fishing Zone of Skipjack.
Tuna during the Southeast Monsoon in the Bone Bay-Flores Sea Using Remotely Sensed
Oceanographic Data. International Journal of Geosciences, 4(1A): 259266.
https://10.4236/ijg.2013.41A023.
Barata, A., Bahtiar, A., & Hartaty, H. (2016). Pengaruh perbedaan umpan dan waktu setting
rawai tuna terhadap hasil tangkapan tuna di Samudera Hindia. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia.
Nanlohy, A.C. (2013). Evaluasi alat tangkap ikan pelagis yang ramah lingkungan di
Perairan Maluku dengan menggunakan prinsip CCRF. Jurnal Ilmu Hewani Tropika
(Journal Of Tropical Animal Scienc

Anda mungkin juga menyukai