Anda di halaman 1dari 19

KEDUDUKAN Ekolabel perikanan

dalam pembangunan
BERKELANJUTAN DAN
KEPENTINGAN
PENERAPANNYA DI INDONESIA

An Exam Presentation Jonathan Andre Woods


1910611281
Ekolabel sebagai
Jawaban
Pembangunan
Berkelanjutan di
Laut
Konferensi Cancun 1991 dan Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Rio de Janeiro 1992
KKT tersebut memproklamasikan ekolabel sebagai sarana pembangunan
berkelanjutan untuk meminimalisasi praktik-praktik merugikan terutama di
sektor produksi.

Skema ekolabel diformulasikan sebagai sebuah sistem sertifikasi kinerja


lingkungan yang diluncurkan oleh organisasi pemerintah atau non-pemerintah
untuk menginformasikan kepada konsumen tentang implikasi lingkungan dari
suatu produk. Sementara ekolabel biru adalah subset khusus sertifikasi tersebut
untuk produk perikanan dengan penggunaannya dipusatkan pada praktik
penangkapan ikan yang berkelanjutan. (Kaiser dan Edward-Jones, 2006)
Ekolabel sebagai Mekanisme Sustainable
Development Goals

SDG 12 - Responsible Consumption and Production


Ekolabel berdampak pada realisasi SDG 12.2 yaitu engelolaan berkelanjutan dan penggunaan sumber
daya alam secara efisien.’

SDG 14 - Life Below Water


Ekolabel perikanan secara khusus berdampak pada realisasi SDG 14.4 yaitu ‘perikanan berkelanjutan,
pemulihan stok ikan, dan penghapusan Illegal, Unreported, and Unregulated Fisheries.’

Rio Conference 1992 - Convention on Biological Diversity 1993


Rencana-Rencana Implementasi Aichi Biodiversity Targets and Kunming-Montreal Global Diversity
Framework menyatakan ekolabel perikanan relevan untuk menjangkau Sustainable Consumption and
Production.
Produk-Produk Hukum Internasional dalam Food and
Agriculture Organization (FAO) telah membuat
kualifikasi-kualifikasi tegas mengenai konstruksi
ekolabel perikanan

FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries (Pasal 6 dan 7):


• Terjaganya kualitas, keanekaragaman dan ketersediaan sumber daya perikanan.
• Konservasi dan pengelolaan harus didasarkan pada bukti ilmiah terbaik.
• Penerapan peralatan dan praktik penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
• Pemeliharaan kualitas dan nutrisi produk selama rantai produksi.

FAO Guidelines for the Ecolabelling of Fish and Fishery Products:


• Penilaian apakah penangkapan ikan berlebihan terjadi jika melebihi batas acuan.
• Kematian akibat penangkapan ikan harus diminimalkan hingga di bawah batas acuan.
• Memperhitungkan ketahanan komposisi stok ikan.
Tantangan dan Isu dalam Ekolabel Perikanan

Isu 1 Isu 2 ISU 3


kompleksitas dan ekstensifnya sampai hari ini. Ekolabel perikanan Secara regional dan nasional, rencana
ekolabel ATEL ASEAN untuk perikanan tuna
pengaturan hukum internasional di Indonesia pun terus bergantung
dan ekolabel nasional untuk tuna, cakalang
membuat posisinya tidak dapat dengan pada organisasi asing seperti Marine dan tongkol sebagaimana menjadi visi
mudah dipetakan. Kritik utama Stewardship Council dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Ekolabel adalah bahwa aturran Aquaculture Stewardship Council. Nomor 107/KEPMEN-KP/2015 tentang
ekolabel terlalu compleks dan tidak Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna,
tepat sasaran (Rubik dan Frankl, 2017 Cakalang Dan Tongkol, tidak terealisasi.

dan Noblet dan Teisl, 2015)


Rumusan Masalah #1
Rumusan Bagaimanakah kedudukan ekolabel perikanan

Masalah
dalam pembangunan berkelanjutan dan
kerangka hukum serta komitmen-komitmen
internasional terkait?

Rumusan Masalah #2
Bagaimana sistemasi ekolabel dapat
direalisasikan dalam kerangka hukum nasional?
Penelitian ini berfokus dalam mengkaji

Ruang Lingkup pengaruh dan potensi ekolabel perikanan


dalam pengamalan pembangunan

Penelitian berkelanjutan di laut dari segi hukum


internasional.

Berangkat dari hal ini, penelitian kemudian


mendalami mengenai urgensi adanya
kerangka aturan dan realisasi ekolabel
perikanan nasional serta dampak positifnya
dalam menanggulangi kekurangan
mekanisme ekolabel perikanan yang ada
sekarang.
• Untuk mengetahui mengenai relevansi
ekolabel perikanan dalam kerangka
hukum internasional serta
pengaruhnya terhadap konservasi laut
dan sumber daya ikannya.
Tujuan • Untuk mengetahui mengenai urgensi
Penelitian penerapannya di Indonesia dan
keterkaitannya dalam pemberdayaan
nelayan dan sumber daya ikan
nasional.
Manfaat Teoritis #1
Untuk melakukan diseminasi yang lebih luas lagi
MANFAAT mengenai kerangka hukum ekolabel perikanan

PENELITIAN yang ada sebagai bahan pengembangan ilmu


pengetahuan hukum secara umum dan penelitian
hukum perikanan nasional secara khusus.

Manfaat Teoritis #2

Untuk memberikan referensi mengenai


perkembangan terkini terkait penerapan MANFAAT
ekolabel perikanan di Indonesia kepada
para akademisi khususnya mahasiswa
PENELITIAN
UPN Veteran Jakarta.
Manfaat Praktis #1
Bagi Pembuat Kebijakan

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat


memberikan wawasan dan gambaran hukum
MANFAAT mengenai kebutuhan pengaturan hukum ekolabel

PENELITIAN perikanan nasional. Melalui wawasan dan


gambaran tersebut, pembuat kebijakan dapat
mensiasati konstruksi ekolabel perikanan
kedepannya.

Manfaat Praktis #2
Bagi Pelaku Usaha
Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan
wawasan yang luas bagi para nelayan dan pelaku usaha di
bidang perikanan mengenai manfaat dan pentingnya penerapan MANFAAT
ekolabel dalam industri perikanan secara keseluruhan. Melalui
penelitian ini, diharapkan para nelayan dan pelaku usaha dapat PENELITIAN
mulai melakukan penangkapan ikan secara berkelanjutan
sebagai persiapan mengikuti skema ekolabel perikanan
nasional kedepannya.
Manfaat Praktis #3
Bagi Masyarakat

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan wawasan yang


luas bagi masyarakat mengenai pentingnya ekolabel perikanan bagi

MANFAAT keberlanjutan sumber daya maritim nasional. Melalui penelitian ini,


diharapkan bahwa masyarakat dapat ikut mendukung realisasi ekolabel

PENELITIAN perikanan nasional melalui jejak pendapat dengan pemerintah, penulisan


karya-karya di media massa dan bahkan membantu penyematan ekolabel
perikanan dari skema-skema ekolabel yang sudah ada bagi para nelayan
lokal melalui bantuan finansial dan non-finansial.

MANFAAT
PENELITIAN
Literature Review

Notohamijoyo et al., “Membangun


F. Isharyadi et al., “Analysis of Eco-
Skema Ekolabel Perikanan Nasional
Label Certification Implementation on
Sebagai Wujud Perlindungan Terhadap
Eco-Friendly Products in Indonesia,” Hak Nelayan Dan Sumber Daya
IOP Conference Series: Earth and Perikanan." Jurnal Ekonomi Kebijakan
Environmental Science 1108, no. 1 Publik 11, No. 1 (30 Juni 2020)
(2022)
METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian yuridis normatif yang menggunakan bahan-bahan
tertulis seperti peraturan perundang-undangan, perjanjian, kaidah dan asas hukum, teori dan doktrin hukum serta
sumber-sumber lain yang terpercaya seperti artikel, buku, dan tesis, untuk menganalisis dan mengelaborasi suatu
masalah hukum tertentu.

P E N D E K ATA N M A S A L A H

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan perundang-undangan (Statute approach). Melalui analisis
peraturan perundang-undangan yang ada, kebutuhan penerapan ekolabel perikanan sebagai sebuah mekanisme
pembangunan berkelanjutan nasional dapat disarikan.
METODE PENELITIAN
S U M B E R D ATA

• Bahan Hukum Primer:


⚬ Hukum Internasional
■ United Nations Convention on the Law of the Sea 1982.
■ Convention on Biological Diversity 1993
■ Food and Agriculture Organization Code of Conduct for Responsible Fisheries.
■ Food and Agriculture Organization Guidelines for the Ecolabelling of Fish and Fishery Products.
■ International Organization for Standardization 14000 Environmental Management Standards.
⚬ Hukum Nasional
■ Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
■ Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pencantuman Logo Ekolabel
■ Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 107/KEPMEN-KP/2015 Tahun 2015 tentang Rencana
Pengelolaan Perikanan Tuna, Cakalang Dan Tongkol
METODE PENELITIAN

S U M B E R D ATA

• Bahan Hukum Sekunder:


⚬ Bahan-bahan hukum sekunder yang didapat oleh penulis adalah buku-buku, jurnal-jurnal, prosiding-prosiding
konferensi, laporan-laporan organisasi internasional dan juga literatur lain yang berhubungan dengan topik
yang diangkat dalam penelitian ini
• Bahan Hukum Tersier:
⚬ Bahan-bahan hukum tersier yang didapat oleh penulis adalah petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti artikel-artikel yang dimuat secara offline dan
online yang berhubungan dengan topik penelitian yang dibahas.
METODE PENELITIAN
C A R A P E N G U M P U L A N D ATA

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data melalui penelitian pustaka (library research) yang merupakan penelitian yang
objeknya dicari dengan informasi-informasi pustaka seperti buku, artikel jurnal ilmiah, laporan, majalah, koran, dan dokumen.

T E K N I S A N A L I S I S D ATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam isi penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif,
penelitian akan menelaah data-data pustaka yang didapatkan untuk menghasilkan data yang berbentuk deskriptif analitis
mengenai pokok permasalahan tertentu. Penelitian ini juga menggunakan metode berpikir deduktif yaitu penarikan kesimpulan
dari umum ke khusus. Dalam hal ini, penelitian menggunakan sumber-sumber pustaka tertentu seperti peraturan perundang-
undangan dan karya-karya ilmiah untuk menganalisis ekolabel perikanan secara mendalam.
Artikel Ilmiah

SKEMA TUGAS AKHIR


HA

• JUDUL
• N A M A P E N G A R A N G D A N I N S TA N S I
• ABSTRAK
• PENDAHULUAN
• HASIL DAN PEMBAHASAN
• KESIMPULAN
• D A F TA R P U S TA K A
JADWAL
PELAKSANAAN
PENELITIAN
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai