1. Pengertian Akikah
Secara harfiah, akikah memiliki makna melubangi atau memutus. Akikah dapat dapat
diartikan sebagai menyembelih domba atau kambing. Akikah adalah tradisi Islam di mana
domba atau kambing disembelih sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang anak, dan
biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran.
Jika orang tua tidak mampu melaksanakan akikah pada hari itu, dapat dilakukan pada hari
ke-14, ke-21, atau bahkan kapan saja sebelum anak tersebut mencapai usia dewasa.
Pendapat ini didasarkan pada hadis dari Sayyidah Aisyah dan Imam Ahmad.
Hukum melaksanakan Akikah adalah sunnah muakkad, yang sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan jika mampu. Namun, jika tidak mampu maka hukumnya makruh. Akikah
dilakukan oleh suami dan istri.
Hewan yang diperbolehkan untuk akikah adalah kambing atau domba. Untuk anak laki-laki,
disiapkan 2 ekor, sementara untuk anak perempuan, cukup 1 ekor. Syarat hewan akikah
adalah berumur satu tahun atau lebih, telah berganti gigi, sehat, tidak cacat, dan tidak kurus.
Daging akikah harus dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan. Orang tua anak boleh
memakan daging, memberikannya kepada sahabat, tetangga, dan bersedekah kepada umat
Muslim.
1. Pengertian Kurban
Hewan kurban disebut al-udhiyah, berasal dari jamak al-adahi dalam istilah fikih. Secara
harfiah, qurban berarti dekat, dan merupakan ibadah penyembelihan hewan sesuai perintah
Allah dan Rasulullah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, tercantum dalam Surah
al-Kautsar.
Pelaksanaan kurban adalah sunnah muakkad, boleh dilakukan atau tidak, namun sangat
dianjurkan. Jika mampu, sangat disarankan untuk melaksanakannya, tetapi jika tidak
mampu, hukumnya menjadi makruh.
Waktu penyembelihan hewan kurban adalah setelah shalat Idul Adha atau pada tanggal 10
Dzulhijjah. Juga dapat dilakukan pada tiga hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan
Dzulhijjah. Proses penyembelihan dapat dilakukan siang atau sore hari, tetapi pada tanggal
13 Dzulhijjah harus sebelum matahari terbenam. Tempat disarankan untuk dilakukan di
tanah lapangan, untuk mengajarkan cara yang benar kepada umat Muslim, dan pemilik
kurban disarankan untuk menyembelih sendiri, meskipun boleh dilakukan oleh orang lain.
Daging kurban dibagikan kepada fakir dan miskin dalam keadaan masih mentah. Pemilik
kurban dapat mengambil maksimal sepertiganya saja.