Dokumen 440/PD/5/2023
No. Revisi 0
Tgl. Terbit 02 Januari 2023
Halaman 07
PANDUAN OBESITAS
UPTD PUSKESMAS KALIKAJAR 2
TAHUN 2023
PANDUAN OBESITAS 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, Panduan Obesitas pada masa pandemi covid-19 di UPTD
Puskesmas Kalikajar 2 telah dapat diselesaikan. Petugas UPTD Puskesmas
Kalikajar 2 telah menyusun suatu Panduan Obesitas di Puskesmas yang diharapkan
dapat menjadi acuan bagi setiap petugas dalam menjalankan pekerjaan. Panduan ini
diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan
yang bekerja di Puskesmas. Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
dalam menyusun panduan ini. Saran serta kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang. Akhir kata,
semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan di UPTD Puskesmas Kalikajar 2.
PANDUAN OBESITAS 2
PANDUAN OBESITAS
UPTD PUSKESMAS KALIKAJAR 2
A. DEFINISI
Berdasarkan data World Health Organization di tahun 2016, ada sekitar 650 juta
penduduk usia dewasa yang mengalami obesitas. Sementara di tahun 2020, ada
sekitar 39 juta anak usia di bawah 5 tahun yang menderita obesitas. Obesitas adalah
kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak akibat kalori
masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Jika tidak segera ditangani,
obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga
diabetes. Kegemukan (overweight) dan obesitas itu berbeda. Sederhananya,
obesitas bersifat lebih parah dibandingkan kegemukan. Orang yang gemuk belum
tentu obesitas, tetapi penyandang obesitas sudah pasti gemuk. Berdasarkan kriteria
WHO untuk orang dewasa Asia, seseorang bisa dikatakan memiliki berat badan
berlebih bila memiliki IMT sekitar 23–24,9 kg/m2. Bila IMT sudah di atas nilai
tersebut, yaitu 25 kg/m2 atau lebih, kondisi tersebut sudah dikategorikan sebagai
obesitas. Klasifikasi Obesitas antara lain:
PANDUAN OBESITAS 3
Obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi makanan cepat saji atau minuman
yang mengandung gula tambahan dalam jangka panjang. Obesitas juga bisa
disebabkan oleh konsumsi makanan secara berlebihan yang tidak diimbangi
dengan olahraga secara rutin.
Pengobatan dan Pencegahan Obesitas adalah mengatur pola makan sehat
dan sesuai dengan kebutuhan asupan kalori harian. Agar sukses, diet juga perlu
disertai dengan aktif berolahraga setiap hari. Bila upaya tersebut tidak efektif
menangani diet, dokter dapat merekomendasikan pasien untuk menjalani terapi
obat-obatan atau operasi. Obesitas bisa dicegah dengan mengatur jumlah kalori
yang dikonsumsi. Kondisi ini juga dapat dicegah dengan mengurangi asupan
makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula.
B. RUANG LINGKUP
Penilaian status gizi berdasarkan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan
perhitungan IMT/U. Menurut WHO, perhitungan IMT terbagi menjadi empat
kategori, yaitu:
Obesitas sentral jika lingkar perut : Pria >90 cm, wanita >80 cm
C. TATA LAKSANA
1. Penetapan sasaran Obesitas ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten,
2. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/ Sumber daya Manusia Kesehatan.
Tenaga kesehatan meliputi:
a. Dokter, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat
d. Gizi
PANDUAN OBESITAS 5
e. Tenaga kesehatan masyarakat
2. Pengukuran Obesitas dapat dilakukan di PKD/ PUSTU/ Posbindu PTM/
Posyandu maupun Puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan Obesitas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang meliputi:
a. Sebagai langkah awal, petugas bertanya tentang riwayat kesehatan dan
faktor risiko yang dimiliki pasien.
b. Melakukan pemeriksaan meliputi berat dan tinggi badan, lingkar
pinggang.
1) Peralatan :
a) Metlyn
b) Mikrotoa
c) Timbangan Dewasa
2) Prosedur Pemeriksaan Obesitas
a) Mencuci tangan hingga bersih,
b) Melakukan pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar
Perut.
c) Menentukan Berat Badan Ideal Menggunakan BMI
a. Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi
b. Melakukan rujukan jika diperlukan
D. DOKUMENTASI
1. Data Diabetes Melitus (DM) diperoleh dari jumlah kunjungan atau capaian
kinerja dari Desa atau Bidan desa pembina wilayah di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kalikajar 2 yang sudah mendapatkan pelayanan Diabetes
Melitus (DM) sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun,
2. Data diolah, dilakukan Evaluasi, Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Tindak
Lanjut (TL),
PANDUAN OBESITAS 6
3. Melaporkan hasil kegiatan ke penanggung jawab UKM dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Wonosobo setiap bulan.
PANDUAN OBESITAS 7