PENDAHULUAN
Balai Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
budidaya laut. Balai Budidaya Laut Batam berdiri sejak tahun 1986 dengan nama
nama menjadi Sub Balai Budidaya Laut yang berkantor di Tanjung Riau,
Sekupang, Batam.
Sejak Tahun 1994 Sub Balai Budidaya Laut resmi terbentuk dengan nama Loka
Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan Nomor : 64 Tahun 2000 tanggal 31 Juli
2000 kemudian disempurnakan lagi dengan surat keputusan Menteri Kelautan dan
Pada Juni 2002 Loka Budidaya Laut Batam menempati lokasi baru di Pulau
Setoko, Kecamatan Bulang, Kota Batam dan pada tahun 2006 melalui Peraturan
resmi menjadi Balai Budidaya Laut Batam dan seluruh kegiatan dipusatkan di
lokasi dengan luas 6,5 Ha tersebut. Pada tahun 2014 Balai Budidaya Laut Batam
KP/2014 berubah nama menjadi Balai Perikanan Budidaya Laut Batam yang
memiliki tugas pokok : Melaksanakan Uji Terap Teknik dan Kerjasama, Produksi,
Visi
berkelanjutan
Misi
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau
tangga Provinsi Kepulauan Riau dan tugas pembantuan yang diberikan oleh
mempunyai fungsi :
Perikanan;
3. Melaksanakan koordinasi dengan instansi lain;
Perikanan;
perikanan yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Kepulauan Riau ini, baik
yang berupa UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pusat dan Dinas Kelautan dan
(rating) dan penilaian (assesment). Evaluasi kinerja sangat penting untuk menilai
akan tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif,
dan efisien.
tujuan dari program pencapaian hasil atau afaktifitas, dan kesesuaian program
kebijakan dan kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga termasuk salah satu kegiatan
dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang penting
2. Bahwa penilaiaan itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian
manajemen
2000:14).
Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan
kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut rencana,
sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta
program.
maupun “nilai”.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan
kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
Yang pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu
kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu
bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti atau fakta
bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa
kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang
dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan
tersebut. Keempat yaitu dualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai
arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai
kegiatan, yaitu mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah
Menurut pendapat di atas, fungsi evaluasi untuk memberi informasi yang baik
dan benar, kepada masyarakat. Memberi kritikan pada klarifikasi suatu nila-
nilai dari suatu tujuan dan target, kemudian Membuat suatu metode kebijakan
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kaulitas maupun kuantitas yang
secara terus menerus oleh pimpinan kepada karyawan, antara karyawan dengan
tujuan dari pelaksanaan manajemen kinerja, bagi para pimpinan dan manajer
adalah :
saat dibutuhkan;
e. Pegawai mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan sebab-
maka manajemen kinerja adalah suatu proses perencanaan dan pengendalian kerja
memberikan nilai atau harga. Evaluasi kinerja berarti memberikan nilai atas
atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam
Mangkunegara, 2005:10).
hadapi dapat diketahui dan dicari jalan keluar yang baik. Evaluasi kinerja yang
kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau
tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.” (Simanjuntak, 2005:103). Berdasarkan
pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Selain itu, juga untuk menentukan
kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai
kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa
mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi
2. Alat promosi dan demosi. Hampir disemua sistem evaluasi kinerja, hasil
dengan menentukan tujuan atau sasaran kerja aparatur ternilai pada awal
tahun.
Berdasarkan fungsi di atas, evaluasi kinerja merupakan alat yang di gunakan oleh
instansi pemerintahan atau organisasi tertentu untuk menilai kinerja para aparatur
kinerja para pemipin sudah lebih dulu menjalankan konseling untuk mengadakan
perbaikan pada waktu mendatang. Evaluasi kinerja merupakan alat motivasi bagi
para aparatur untuk menaikan standar kerja mereka, selain sebagai alat untuk
(1999) dalam bukunya Kualitas Kinerja Aparatur (edisi kelima) sebagai berikut :
1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan
program pelatihan dengan tepat. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan
untuk periode yang selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan,
mutu dan baku yang harus dicapai, sarana dan prasaranan yang diperlukan untuk
mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dan pimpinannya itu untuk menyusun
suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan sistem promosi lainnya,
terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Kinerja sangat tergantung dari para
pelaksananya, yaitu para karyawannya agar mereka mencapai sasaran yang telah
ditujukan kepada kinerja, suatu konsepsi atau wawasan bagaimana kita bekerja
agar mencapai yang terbaik. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat memimpin
dan sama berharganya dengan kegiatan organisasi. Jadi, fokusnya adalah kepada
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Untuk mencapai itu perlu diubah cara
bekerja sama dan bagaimana melihat atau meninjau kinerja itu sendiri. Dengan
AKUNTABILITAS KINERJA
efisiensi atas output yang dihasilkan, kualitas output termasuk kualitas layanan
yang diberikan. Ini berarti bahwa capaian kinerja adalah tingkat penggunaan input
menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Salah satu fondasi utama dalam
akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan
strategis yang ingin dicapai. Untuk setiap sasaran strategis yang ada
diidentifikasikan indikator kinerja yang akan dijadikan tolok ukur keberhasilan
(kg/kapita/tahun)
berkelanjutan (ha)
langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan, indikator output dapat berupa
3.3 Permasalahan
laksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau sebagai
berikut :
harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan berakibat pada semakin
masih dijual berupa ikan segar, belum berupa hasil industri sebagaimana
PENUTUP
4.1 Sasaran
Sejalan dengan visi dan misi serta memperhatikan permasalahan dan tantangan,
serta potensi dan peluang yang tersedia, maka tujuan dan sasaran jangka
aparatur KP
perikanan;
kecil
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana dirumuskan diatas, maka
beberapa strategi kebijakan yang perlu diambil untuk mensukseskan visi dan misi
dilakukan berupa :
kinerja aparatur KP
Perikanan
ikan
kecil
perikanan
investasi perikanan
5. Pengembangan sistem pengendalian dan pengawasan sumberdaya