اليوم أكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم اإلسالم ديننا
Hari ini, Saya sempurnakan agamamu bagimu; Saya sempurnakan narkmtKu
kepadamu; dan saya ridha Islam menjadi agamamamu (QS. al-Ma’idah: 3)
Ketika sedang maraknya arus modernisasi di paruh kedua abad ke-20, banyak
futurolog mengandaikan bahwa agama akan kehilangan maknanya bagi manusia abad
ini. Menurut mereka, model dan orientasi positivisme yang mengandalkan
rasionalisme akan membuat agama dan pemeluknya ketinggalan jauh di belakang,
tidak berguna dan tidak akan digunakan. Modernitas diwarnai secara dominan
oleh peran mind (akal) yang mendominasi semua lini kehidupan umat
manusia. Segala sesuatu dianggap benar manakala ia benar secara aqliyah.
Akal kemudian menjadi ukuran sebuah kebenaran.
Dari beberapa yang disebutkan di atas, kita bisa melihat agama menunjukkan
kekuatannya. Ia awalnya ditengarai akan mati ditelan zaman di awal abad modern.
Tetapi ia mampu mengukuhkan dirinya sebagai sebuah sistem nilai yang bisa bertahan
di zaman apapun. Beberapa pakar menyebutkan bahwa agama punya seribu nyawa
untuk bertahan di tengah deraan dan serangan modernisme. Karenanya, sebagai umat
beragama, kita perlu bersyukur dapat menjadi bagian cerita dari kebangkitan agama di
abad modern. Di saat yang sama, kita terus menjaga dan meningkatkan kualitas
keberagamaan kita, baik secara individual, secara horisontal dan bertanggung jawab
secara vertikal kepada Allah SWT.