Anda di halaman 1dari 14

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahapeserta didik: NURIAH, S.Pd
Asal Institusi : SDN KARYABUANA 02

No Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab Analisis akar Masalah terpilih
masalah penyebab masalah yang akan
(data pendukung) diselesaikan

1 Rendahnya baca tulis dari 30 peserta didik, 2 orang belum bisa Rendahnya baca tulis Setelah berkonsultasi Berdasarkan analisis
membaca, 2 orang masih terbata- bata, dan sisanya sudah lancar dan motivasi belajar dengan guru dan kepala akar penyebab masalah
membaca. peserta didik kurang sekolah terkait penyebab terpilih yang akan
1. Kajian Literatur perhatian orang tua. rendahnya baca tulis dan diselesaikan adalah :
motivasi belajar peserta
Menurut Zil Hijayati Dkk (2022). Faktor penyebab rendahnya didik pada kelas 6 yaitu 1. Kesulitan Peserta
didik dalam
kemampuan literasi baca-tulis Peserta didik disebabkan oleh 2 faktor kurang perhatian orang
menyelesaikan
yaitu : tua berdasarkan
soal matematika
observasi proses
1. Faktor internal pada materi
pembelajaran dan hasil perkalian bilangan
Fakor internal meliputi rendahnya kemampuan intelegensi
wawancara. bulat
Peserta didik, rendahnya minat belajar Peserta didik, dan
rendahnya motivasi belajar Peserta didik.
2. faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi kurangnya perhatian 2. Rendahnya
orang tua, pengaruh televisi dan handphone, pengaruh teman kemampuan
bermain, kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang peserta didik
kurang memadai. dalam pemecahan
pada soal – soal
HOTS terhadap
Menurut Ilyun Navida dkk(2023). Faktor penghambat literasi materi perkalian
membaca yaitu : bilangan bulat.

1. pengaruh televisi dan gadget,


2. motivasi dan minat,
3. kurangnya perhatian orangtua.
2. Hasil Wawancara

A. Kepala Sekolah

Hj. Siti Ulfah, S.Pd.

1. Peserta didik kurang berlatih membaca baik di rumah maupun di


sekolah

2. Peserta didik kurang memanfaatkan perpustakaan

3. Peserta didik tidak fokus ketika belajar membaca

4. Peserta didik kurang bimbingan orang tua

5. Peserta didik kurang motivasi belajar baik dari guru maupun orang tua
dan lingkungan sekitar

B. Teman Sejawat / guru


Jujum, S.Pd.
1. Peserta didik jarang sekolah
2. Kurangnya bimbingan dari orang tua
3. 2.Peserta didik tidak mau berlatih membaca baik di sekolah
maupun di rumah
4. Peserta didik banyak bermain HP dibanding dengan berlatih
membaca

C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)


Enjen Jueni, S.Pd.
1. Peserta didik kurang belajar membaca di rumah bersama orang tua
2. Tidak adanya pembiasaan membaca sebelum memulai pembelajaran
3. Kurang pedulinya orang tua terhadap Peserta didik
4. Peserta didik terlalu banyak main game di HP
5. Peserta didik mengalami disleksia (tidak bisa menyusun kata – kata)
2 Peserta didik dan guru kurang menguasai IT Kurangnya peserta Setelah berkonsultasi
didik dan guru dalam dengan guru dan kepala
1. Kajian Literatur menguasai IT sekolah terkait penyebab
Menurut Chriestie E. J. C. Montolalu dkk (2018). Faktor Peserta
terbatasnya sarana peserta didik dan guru
didik dan guru kurang menguasai IT yaitu :
a. Usia yang tidak lagi muda prasarana dan jaringan kurang menguasai IT,
b. Penggunaannya seringkali tidak terkontrol dan tidak tepat internet. karena keterbatasan
sasaran akibat kurangnya pemahaman dan kontrol dari sarana prasarana dan
lingkungannya, terlebih khusus di sekolah. jaringan internet
berdasarkan observasi
2. Hasil wawancara proses pembelajaran dan
A. Kepala Sekolah
hasil wawancara.
Hj. Siti Ulfah,S.Pd.
1) Peserta didik kurang menggunakan media internet
2) Guru kurang memaksimalkan menggunakan IT dalam
pembelajaran
3) Guru dan Peserta didik tidak ada kemauan dalam belajar IT
B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1) Kurangnya fasilitas di sekolah
2) Peserta didik terkendala karena faktor gaptek
3) Rendahnya perekonomian orang tua

C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)


Enjen Jueni, S.Pd.
1. Peserta didik tidak memiliki sarana IT di rumah
2. Guru tidak mau meningkatkan kemampuannya dalam
menggunakan IT
3. Keterbatasan sarana prasarana dan jaringan internet
4. Rendahnya perekonomian orangtua
3 Hasil belajar Peserta didik masih di bawah KKM Rendahnya hasil Setelah berkonsultasi
belajar Peserta didik dengan guru dan kepala
1. Kajian Literatur masih di bawah KKM, sekolah terkait penyebab
Menurut Ila Rosita, dkk (2022). Faktor penyebab Hasil belajar Peserta peserta didik tidak hasil belajar peserta
didik masih di bawah KKM yaitu : mau belajar dengan didik masih rendah
sungguh – sungguh dibawah KKM, karena
1. Peserta didik mengalami kesulitan konsentrasi, baik di rumah maupun peserta didik tidak mau
2. lambat dalam menerima materi pelajaran, di sekolah. bersungguh – sungguh
3. jenuh dalam belajar serta adanya perilaku-perilaku yang dalam belajar baik
menyimpang dari Peserta didik. dirumah maupun di
sekolah berdasarkan
observasi proses
pembelajaran dan hasil
wawancara.
2. Hasil Wawancara

A. Kepala Sekolah

Hj. Siti Ulfah,S.Pd.

1. Siwa tidak semangat belajar dan menghafal dengan


baik
2. Peserta didik tidak mau meningkatkan belajarnya di
rumah
3. Kurangnya perhatian orang tua terhadap hasil
belajar Peserta didik

B. Teman Sejawat

Jujum, S.Pd.

1. Peserta didik tidak aktif di kelas


2. Peserta didik malas untuk belajar
3. Kurang bimbingan orang tua di rumah

C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)

Enjen Jueni,S.Pd.

1. Kemampuan guru dalam menggunakan metode


pembelajaran tidak tepat
2. Penggunaan media yang tidak tepat
3. Orangtua peserta didik
4. selalu beranggapan bahwa pendidikan anak
sepenuhnya tanggungjawab guru di sekolah
5. Malas belajar

4 Kurang baiknya Setelah berkonsultasi


Kurangnya komunikasi antara guru dengan peserta didik. komunikasi antara dengan guru dan kepala
gurudan peserta didik sekolah terkait penyebab
1. Kajian Literatur broken home komunikasi antara guru
Menurut Nur, E. (2017). Faktor penghambat perilaku kurangnya
dan peserta didik karena
komunikasi yang terjadi antara guru dan Peserta didik di sekolah adalah
broken home
:
berdasarkan observasi
1. Kurangnya keterbukaan peserta didik terhadap guru dalam proses pembelajaran dan
menceritakan masalah yang mereka hadapi hasil wawancara.
2. Kurangnya dukungan,
3. Rasa empati,
4. sikap positif dari orangtua
5. broken home

2. Hasil wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah,S.Pd.
1. Guru kurang pendekatan dengan peserta didik.
2. Peserta didik merasa minder.

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1. Keterbiasaan peserta didik menyendiri di rumah.
2. Peserta didik mencari perhatian guru.
3. Lingkungan yang kurang mendukung.

C. Pakar atau Ahli (Guru


Penggerak)
Enjen Jueni, S.Pd.
1. Kurangnya perhatian dari orang tua peserta didik sehingga
menyebabkan peserta didik murung di kelas.
2. Peserta didik merasa guru pilih kasih sehingga peserta didik
enggan untuk menyapanya.
3. Peserta didik punya masalah di rumah

5 Komunikasi antara guru dan orang tua Peserta didik kurang Kurang terjalinnya Setelah berkonsultasi
terjalin dengan baik. komunikasi antar guru dengan guru dan kepala
dan orangtua peserta sekolah terkait penyebab
1. Kajian Literatur didik dengan baik, kurang terjalinnya
orangtua sibuk dengan komunikasi antara guru
Menurut Syahrul Sitorus, dkk (2020). Faktor yang mempengaruhi pekerjaannya. dan orangtua peserta
komunikasi antara guru dan orangtua Peserta didik yaitu : didik dengan baik
1. Kurangnya kesadaran akan tangung jawab Guru dalam
memberikan pengajaran pada peserta didik karena orangtua sibuk
2. Kurangnya kesadaran akan tangung jawab orang tua dalam dengan pekerjaannya
memberikan dan menuntun anaknya supaya memiliki karakter berdasarkan observasi
yang religius proses pembelajaran dan
3. Kemauan murid yang lemah untuk belajar dan berubah hasil wawancara
menajdi lebih baik
4. Antara guru dan orang tua murid tidak memiliki waktu untuk
berkomunikasi
5. Antara guru dan orang tua peserta didik tidak mendapatkan media
online yang mudah dan nyaman untuk berkomunikasi
6. Hubungan antara guru, orang tua dan peserta didik tidak
harmonis.

2. Hasil Wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah, S.Pd.
1. Guru dan orang tua Peserta didik kurang komunikasi
2. Orang tua Peserta didik sibuk dengan pekerjaan
masing-masing

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1. Kurang adanya silaturrahmi yang rutin antara guru
dan orang tua karena kesibukan
2. Kecendrungan orang tua menyerahkan pembelajaran
kepada guru
3. Kurang adanya pemeriksaan hasil belajar oleh orang
tua terhadap peserta didik sehingga tidak ada alasan
untuk berkomunikasi

C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)


Enjen Jueni, S.Pd.
1. Guru jarang mengadakan home visite
2. Orang tua tidak pernah menanyakan keadaan anaknya kepada
guru ketika di sekolah
3. Orangtua peserta didik selalu sibuk
6 Guru masih kesulitan dalam menggunakan pembelajaran yang Kesulitan guru dalam Setelah berkonsultasi
inovatif sehingga pembelajaran dalam kelas cenderung monoton. menggunakan dengan guru dan kepala
pembelajaran yang sekolah terkait penyebab
1. Kajian Literatur
inovatif di dalam kesulitan guru dalam
A. Menurut Nuzuar dan Idi Warsah (2018). Faktor-faktor yang kelas cenderung menggunakan
menghambat Guru masih kesulitan dalam menggunakan pembelajaran monoton terbatasnya pembelajaran yang
yang inovatif sehingga pembelajaran dalam kelas cenderung monoton
metode dan model inovatif di dalam kelas
yaitu :
pembelajaran. cendrung monoton
1. Keterbatasan waktu karena padatnya jadwal kinerja guru karena terbatasnya
2. Kurikulum yang sering berubah metode dan model
3. Kurangnya daya dukung pembelajaran yang
4. Sarana, dan prasarana
digunakan guru
5. Masalah kepemimpinan
6. kurangnya bimtek dan pengelolaan administrasi. berdasarkan observasi
proses pembelajaran dan
B. Menutut Aisya Nauradista R (2022). Faktor Guru masih kesulitan hasil wawancara
dalam menggunakan pembelajaran yang inovatif sehingga
pembelajaran dalam kelas cenderung monoton yaitu :
1. Cara mengajar guru.
2. Guru kurang memperhatikan variasi gaya mengajar sehingga
proses pembelajaran cenderung monoton.
3. Penggunaan metode mengajar yang monoton membuat peserta
didik mudah bosan dan kehilangan minat untuk belajar.

2. Hasil Wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah, S.Pd.
1. Guru merasa nyaman dengan menggunakan metode
ceramah
2. Kurangnya sarpras pembelajaran
3. Gaya mengajar guru yang monoton
4. Kemampuan guru yang terbatas
5. Kurangnya fasilitas pembelajaran
6. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang
ada

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1. Kurangnya media pembelajaran
2. Kurangnya fasilitas sekolah yang memadai
3. Jumlah Peserta didik melebihi batas ideal
4. Kemampuan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran ada keterbatasan
5. Ada kenyamanan menggunakan metode ceramah
C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)
Enjen Jueni, S.Pd.
1. Guru tidak mau berinovasi
2. Peserta didik cepat merasa bosan ketika sedang belajar
3. Rendahnya kesadaran terhadap perkembangan zaman

7 Peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika pada Kesulitan peserta Setelah berkonsultasi
materi perkalian bilangan bulat didik dalam dengan guru dan kepala
menyelesaikan soal sekolah terkait penyebab
1. Kajian Literatur
matematika pada kesulitan peserta didik
Menurut Joko Riyanto (2023). Faktor penyebab Peserta didik kesulitan
materi perkalian dalam menyelesaikan
dalam menyelesaikan soal matematika pada materi perkalian bilangan
bilangan bulat soal matematika pada
bulat yaitu :
Kurangnya materi perkalian
1. Kurangnya pemahaman Peserta didik dalam memahami konsep pemahaman Peserta
bilangan bulat karena
operasi hitung bilangan bulat terutama miskonsepsi pada operasi didik dalam
kurangnya pemahaman
yang melibatkan bilangan bertanda negatif memahami konsep
jonsepp operasinhitung
2. Peserta didik tidak fokus dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat bilangan bilat terutama
3. Serta kurang teliti dalam mengerjakan soal.
terutama miskonsepsi miskonsepsi pada
pada operasi yang operasi yang melibatkan
Menurut Salaen, Anes Yohana BR (2020). Faktor-faktor yang melibatkan bilangan bilangan bertnada
menyebabkan Peserta didik mengalami kesulitan dalam bertanda negatif negativ berdasarkan
menyelesaikan soal-soal matematika terdiri dari dua yaitu observasi proses
1. faktor internal pembelajaran dan hasil
a. Anggapan yang salah terhadap matematika, wawancara
b. Kurangnya pemahamn Peserta didik ,
c. Minimnya pengetahuan dasar Peserta didik,
d. Ketidaktelitian Peserta didik dalam menjawab pertanyaan.
2. faktor eksternal.
a. Tidak memberikan banyak latihan soal matematika
b. Tidak menjelaskan kembali keadaan Peserta didik yang
belum mengerti secara perindividu
c. Tidak memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk
bertanya.
2. Hasil Wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah, S.Pd.
1. Peserta didik kurang berminat dalam belajar matematika
2. Peserta didik kurang menghafal dalam perkalian

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1. Kurang latihan
2. Peserta didik tidak teliti dan rajin dalam mengerjakan soal
3. Bersifat masa bodo terhadap pelajaran Matematika

C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)


Enjen Jueni, S.Pd.
1. Penggunaan media yang tidak tepat terhadap materi perkalian
bilangan bulat

8 Kemampuan pemecahan pada soal – soal HOTS masih rendah Rendahnya Setelah berkonsultasi
kemampuan peserta dengan guru dan kepala
1. Kajian Literatur
didik dalam sekolah terkait penyebab
Menurut Amalia, D., & Hadi, W. (2020). Faktor penyebab kemampuan
pemecahan pada soal – soal HOTS masih rendah yaitu : pemecahan pada soal rendahnya
– soal HOTS masih kemampuanpeserta didik
1. Peserta didik kemampuan penalaran rendah (SKPR) terbatas dalam berfikir dalam pemecahan pada
faktor penyebab kesalahan SKPR adalah pada segi kognitif yaitu tingkat tinggi. soal – soal HOTS karena
kurang memahami soal dengan baik. masih terbatasnya dalam
2. Rendah memiliki kesalahan memahami soal HOTS dan kesalahan
berfikir tingkat tinggi
dalam keterampilan proses (SKPT). Faktor yang menyebabkan
berdasarkan observasi
kesalahan SKPT adalah kekeliruan dalam melakukan perhitungan
proses pembelajaran dan
dalam menyelesaikan soal HOTS.
hasil wawancara.

2. Hasil Wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah, S.Pd.
1. Peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal soal
HOTS
2. Peserta didik masih terbatas dalam berfikir
3. Peserta didik tidak memiliki konsep dasar matematika

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1. Peserta didik kurang berfikir kognitif
2. Peserta didik tidak berfikir kreatif dan kritis
3. Peserta didik kurang mempunyai kemampuan dalam
berargumen

C. Pakar atau Ahli (


Enjen Jueni, S.Pd. Guru Penggerak)
1. Kurangnya kemampuan berfikir tingkat tinggi
2. Peserta didik tidak memahami materi atau soal

9 Peserta didik asyik dengan dunianya Asiknya peserta didik Setelah berkonsultasi
Sendiri. dengan dunianya dengan guru dan kepala
Kajian Literatur sendiri kurang sekolah terkait penyebab
menyukai pelajaran asiknya peserta didik
Menurut Alkasima,P.S dkk (2022) penyebabnya bahwa cara atau metode yang yang diajarkan guru dengan dunianya sendiri
guru gunakan untuk mengajar pembelajaran IPS di kelas tidak bervariasi dan karena kurang menyukai
lebih sering menggunakan metode ceramah saja. Kemudian, pada saat
pelajaran yang diajarkan
pembelajaran IPS posisi meja dan kursi peserta didik tidak pernah berubah,
guru berdasarkan
begitu juga dengan kondisi ruangan yang selalu terlihat sama sehingga membuat
observasi proses
peserta didik menjadi jenuh untuk belajar IPS di kelas.
pembelajaran dan hasil
https://journal.uniku.ac.id/index.php/pedagogi/article/view/5725/pdf wawancara.
Menurut Vitasari,I. (2016) penyebabnya karena Kejenuhan, 1) Perasaan lelah
yang dihadapi peserta didik dalam belajar menngakibatkan peserta didik tidak
dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, 2) Kelelahan yang dialami
peserta didik yang terus meningkat seiring dengan semakin banyak kewajiban
yang dibebankan, 3) Kesepian banyak dialami oleh peserta didik dan membuat
mereka tidak dapat mengerjakan kewajibannya seagai peserta didik. Karena
tidak adanya orang yang membantu dan memotuvasi dirinya, 4)peserta didik
yang memiliki kontrol diri yang rendah pada umumnya mengalami kejenuhan
dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

https://journal.student.uny.ac.id/index.php/fipbk/article/view/4062/3715

2. Hasil Wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah, S.Pd

1. Kurangnya kedisiplinan.
2. Tidak takut dengan gurunya.
3. Merasa hal yang wajar.

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.
1. Faktor kejenuhan.
2. Kurang menyukai Pelajaran yang di ajarkan guru.
3. Guru kurang tegas.

C. Pakar atau Ahli (Guru Penggerak)


Enjen Jueni, S.Pd.

1. Tidak ada peraturan kelas.


2. Peserta didik jenuh dan bosan.
3. Tidak adanya ketegasa dari guru.

10 Peserta didik tidak mengumpulkan tugas tepat waktu Tidak Setelah berkonsultasi
Kajian Literatur mengumpulkanya dengan guru dan kepala
Menurut Laila,B. dkk (2022) faktor penyebabnya adalah keluarga, dirinya
tugas peserta didik sekolah terkait penyebab
sendiri, teman sebaya berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa peserta dengan tepat waktu tidak mengumpulkanya
didik bahwa orang tuanya tidak terlalu peduli dengan kegiatan belajar anaknya terpengaruh dengan tugas peserta didik
sehingga anak belajar semaunya sendiri, kelengkapan sarana dan prasarana dengan tepat waktu
belajar di rumah juga menjadi salah satu alasan peserta didik untuk tidak teman-teman yang juga karena terpengaruh
mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Berdasarkan hasil wawancara malas. dengan teman-teman yang
kepada beberapa guru bahwa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi juga malas
akademik peserta didik yaitu faktor dari peserta didik itu sendiri yang malas berdasarkan observasi
belajar, lupa membawa tugas ke sekolah, dan faktor dari luar diri peserta didik proses pembelajaran dan
yaitu pengaruh dari teman sebayanya yang mengajak bermain. hasil wawancara.
https://ejournal.ust.ac.id/index.php/Aquinas/article/view/1654

Menurut Lumbantoruan, L, dkk (2021). Penyebabnya karena faktor internal


seperti lupa memberikan tugas dan menganggap diri tidak berbakat sehingga
tidak mengikuti instruksi yang telah diberikan. Kemudian faktor eksternalnya
terdapat peserta didik tidak memberikan tugasnya karena kondisi orangtuanya
yang sedang sakit. Berdasarkan beberapa faktor tersebut peserta didik akhirnya
melakukan tindakan yang tidak disiplin.

https://www.ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/view/1084/732

2. Hasil Wawancara
A. Kepala Sekolah
Hj. Siti Ulfah, S.Pd

1. Faktor kemalasan pada diri peserta didik.


2. Merasa sulit dan tidak mengerti dengan tugas yang di berikan.
3. Teralihkan dengan hal lain,misalnya bermain game.

B. Teman Sejawat
Jujum, S.Pd.

1. Merasa tidak peduli dengan tugasnya.


2. Terlalu menganggap enteng tugas tersebut.
3. Terpengaruh dengan teman-teman yang juga malas.

C. Pakar atau Ahli(Guru Penggerak)


Enjen Jueni, S.Pd.
1. Adanya rasa takut akan kegagalan di bandingkan rasa ingin untuk
berhasil.
2. Tidak adanya motivasi untuk mengumpulkan tugas.

3. Fasilitas kurang memadai.

Anda mungkin juga menyukai