Anda di halaman 1dari 2

KONFLIK DI INDONESIA

1. Konflik Antarsuku di Sampit

2. Konflik Agama di Ambon

3. Konflik Antaretnis di tahun 1998

4. Konflik Golongan Ahmadiyah dan Syiah

5. Konflik Antargolonan dan Pemerintah (Republik Maluku Selatan)

Latar Belakang

Maluku merupakan salah satu kota yang pada saat itu terkenal akan kekayaan rempah-
rempahnya, sebab itu Maluku dijuluki sebagai Kepulauan Rempah. Rakyat Maluku pun
berdagang tidak hanya dengan pedagang Nusantara saja, tetapi juga mancanegara, seperti
Tionghoa, Arab, dan Eropa. Kekayaan Maluku akan rempahnya ini kemudian menjadi daya
tarik bagi bangsa Eropa yang akhirnya menguasai Maluku. Maluku sendiri dinyatakan
sebagai salah satu provinsi Republik Indonesia dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia dikumandangkan. Bersatunya Maluku dengan Indonesia ini guna untuk
mencegah Belanda dalam upaya menguasai Maluku dan kekayaannya. Namun, setelah
Maluku dinyatakan bersatu dengan NKRI, Manusama, salah satu tokoh pejuang RMS
menyatakan bahwa bergabungnya Maluku dengan Indonesia akan memicu masalah.
Manusama pun mengadakan rapat bersama para penguasa desa di Pulau Ambon. Dalam rapat
tersebut, Manusama mengobarkan semangat antipemerintah RIS dan ia mengatakan bahwa
orang Maluku tidak mau dijajah orang Jawa. Pemerintah Maluku kemudian mengikrarkan
proklamasi RMS sehingga secara resmi republik ini telah terlepas dari NIT dan RIS. Pulau-
pulau besar yang ada di RMS adalah Ambon, Seram, dan Buru.

Konflik

Setelah RMS diproklamasikan, muncul pemberitaan tentang KNIL dari Belanda yang
dianggap melindungi para proklamator Maluku Selatan. Keterlibatan KNIL ini kemudian
memicu kecurigaan pihak Indonesia terkait campur tangan Belanda dalam pendirian RMS.
Kementerian Pertahanan RIS pun menyatakan bahwa berdirinya RMS harus dituntaskan
dengan Operasi Militer, dipimpin oleh Kolonel Kawilarang. Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS/TNI) dengan sandi Operasi Malam pun mendaratkan pasukan
mereka sebanyak 850 orang untuk melawan RMS. Operasi ini dipimpin oleh Komandan
Mayor Pellupessy. Para pasukan APRIS mendarat di Pulau Buru, Kai, Aru, dan Seram di
Maluku Selatan. Salah satu titik pertahanan paling baik yang dimiliki RMS adalah Pulau
Ambon, sehingga pasukan APRIS juga mendarat di sana dan kemudian dibagi tiga kelompok.
Ketiga kelompok tersebut kemudian disebar menuju wilayah Maluku Selatan, terutama yang
dikuasai oleh kelompok RMS.

Akhir

Setelah kelompok tersebut tersebar di wilayah kekuasaan RMS, pasukan APRIS pun secara
perlahan mulai dapat menguasai wilayah-wilayah tersebut. Beberapa wilayah di Ambon juga
dapat direbut kembali oleh APRIS. Dikuasainya wilayah RMS ini kemudian diikuti dengan
penangkapan Presiden pertama RMS, JH Manuhutu dan Perdana Menteri RMS Wairissal,
beserta sembilan menteri lainnya. Mereka semua dijatuhi hukuman penjara selama tiga
sampai lima setengah tahun. Untuk menghindari terulangnya kejadian pemberontakan RMS,
pemerintah RI mengambil tindakan tegas dengan memberikan hukuman mati terhadap sisa-
sisa gerombolan RMS.

Anda mungkin juga menyukai