TESIS
FEBY FEBRIANA
71211047
TESIS
FEBY FEBRIANA
71211047
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2. Rumusan Penelitian.......................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................3
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian.............................................................................3
1.4.1 Aspek Teori.............................................................................................4
1.4.2 Aspek Praktis...........................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS.......................................................1
2.1 Teori – Teori Pendukung................................................................................1
2.1.1 Kepuasan pelanggan................................................................................1
2.1.2 Kualitas Fisik...........................................................................................3
2.1.3 Kualitas Pelayanan...................................................................................4
2.2 Kerangka Pemikiran.......................................................................................5
2.3 Hipotesis Penelitian........................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................7
3.1 Metode Penelitian..........................................................................................7
3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................7
3.1.2 Desain Penelitian.....................................................................................7
3.2 Populasi dan Sampel......................................................................................7
3.2.1 Populasi....................................................................................................7
3.2.2 Sampel.....................................................................................................8
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel........................................................................8
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................8
3.4 Variabel dan pengukuran................................................................................8
3.5 Validitas dan Realibilitas Instrumen..............................................................9
3.6 Teknik Analisis Data......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Faktor lingkungan fisik terdiri dari atribut eksterior dan interior yang
menciptakan pengalaman pelayanan bagi pasien (Amin, 2016). Faktor
lingkungan berhubungan dengan kenyamanan dan keamanan pasien. Faktor
lingkungan berkaitan dengan higienisitas dan sanitasi lingkungan seperti
ventilasi udara, pencahayaan, suhu, kelembaban, ketersediaan air bersih, serta
ketersediaan sarana dan fasilitas kerja yang aman, termasuk pengelolaan
sampah dan limbah. Sebuah penelitian di Surakarta menjunjukkan ada
pengaruh kenyamanan suhu udara, intensitas kebisingan dan penerangan
terhadap kepuasan pasien di rumah sakit (An-Nafi, 2009). Penelitian lain
yang dilakukan di RSUD Sigli Aceh membuktikan kualitas udara, suhu, tata
letak ruang, kebisingan dan kondisi lantai berhubungan dengan kepuasan
pasien rawat inap (Rakhman, 2022). Tingkat kepuasan pasien menunjukkan
tingkat keberhasilan suatu layanan kesehatan dalam meningkatkan mutu
pelayanannya. Menurut Parasuraman, terdapat 5 aspek untuk mengukur
kepuasan pasien yaitu: keandalan (reliability), cepat dan tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan bukti fisik
(tangible) (Cahyono, 2020).
Stella’s Growth and Development Center (SGDC) Medan adalah
sebuah klinik tumbuh kembang di Medan. Klinik SGDC memiliki beberapa
dokter spesialis, psikolog, dan terapis yang memberikan pelayanan dan terapi
bagi anak-anak yang memiliki gangguan dalam tumbuh kembangnya. Sejak
didirikan tahun 2015, pasien di Klinik SGDC semakin meningkat, namun
pada sejak bulan Maret 2023 terdapat beberapa laporan masukan dari pasien
kepada pihak klinik, melalui feedback kritik dan saran melalui Whatsapp
menyampaikan ketidakpuasan akan pelayanan di klinik SGDC. Saat
dilakukan evaluasi dengan seluruh tim klinik, masukan dan saran ini menjadi
pokok bahasan untuk menjadi bahan diskusi dan pembenahan. Ketidakpuasan
tersebut berhubungan dengan kualitas pelayanan dan kualitas lingkungan fisik
dari SGDC seperti , kebersihan toilet, dan tempat parkir yang tidak memadai.
Dengan beberapa masukan dari pasien ini timbulkan suatu keinginan untuk
melakukan penilaian secara objektif terhadap pelayanan di Klinik SGDC
5
Medan. Penelitian ini perlu dilakukan menilai kualitas pelayanan dan kualitas
lingkungan fisik serta hal hal yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
kepuasan dari pasien SGDC Medan.
6
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2
f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (affordable), yaitu biaya
pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh pengguna layanan
kesehatan
g. Efisiensi pelayanan kesehatan (Efficient), yaitu pelayanan
kesehatan dapat diberikan dengan efisien
h. Mutu pelayanan kesehatan (Quality), yaitu pelayanan yang
dierikan bermutu baik, aman serta dapat memberikan
kesembuhan bagi pasien.
Jika dibandingkan kedua kelompok dimensi kepuasan pasien, dimensi
kepuasan kelompok kedua lebih ideal. Namun demikian, memberikan
pelayanan kesehatan yang dapat memberikan kepuasan bagi pasien bukan
hal yang mudah. Oleh karena itu, penerapan dimensi kepuasan kelompok
pertama dilakukan secara optimal, sedangkan dimensi kepuasan kelompok
kedua diterapkan secara selektif, sesuai dengan kebutuhan serta
kemampuan dari penyedia layanan jasa (Sriyanti, C., 2016).
Dalam memberikan layanan kesehatan, harapan adalah kunci pokok
bagi setiap penyelenggara pelayanan kesehatan yang terlibat dalam
kepuasan pasien atau pelanggan. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan
pelanggan adalah kualitas produk atau jasa, harga, service quality, faktor
emosional dan kemudahan (Muninjaya, 2011).
Menurut Hawkins dan Lonney menurut Tjiptono, Dimensi kepuasan
pelanggan dapat diukur dengan indikator kepuasan (Tjiptono (2004):
1. Kesesuaian antara pelayanan yang diterim dengan yang diharapkan
Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja atau hasil yangdirasakan
dibandingkan dengan hasil atau kinerja yang diharapkan. Hal tersebut
meliputi :
a. Pelayanan yang diterima sesuai atau melebihi harapan.
b. Fasilitas penunjang sesuai atau melebihi harapan.
2. Keinginan untuk berkunjung kembali
3
Merupakan kesediaan pelanggan atau pasien untuk kembali
menggunakan produk jasa atau membeli kembali produk tersebut
meliputi :
a. Keinginan untuk kembali karena pelayanan yang diberikan
memuaskan.
b. Keinginan untuk membeli kembali karena nilai dan manfaat
yang diperoleh setelah menggunakan produk.
c. Keinginan untuk berkunjung kembali karena fasilitas penunjang
yang disediakan memadai
3. Kesediaan untuk merekomendasikan
Merupakan kesediaan pelanggan untuk memberikan rekomendasi
mengenai produk atau jasa yang diterima kepada teman atau kerabat,
meliputi :
a. Merekomendasikan untuk menggunakan layanan jasa karena
pelayanan yang memuaskan.
b. Merekomendasikan untuk menggunakan layanan jasa karena
ketersediaan fasilitas penunjang yang memadai.
c. Merekomendasikan untuk membeli produk yang ditawarkan
karena nilai atau manfaat yang diperoleh setelah menggunakan
produk
4
kualitas jasa yang disediakan. Lingkungan fisik (physical evidence) adalah
hal yang nyata yang juga mempengaruhi pelanggan untuk menggunakan
produk jasa (Lupiyoadi, 2018). Dengan demikian, dapat disimpulkan
lingkungan fisik adalah persepsi yang ditangkap oleh penerima layanan jasa
di tempat berlangsugnya layanan jasa.
Kualitas fisik merupakan salah satu hal penting dalam penyediaan jasa.
Kualitas fisik yang baik dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pasien. Kualitas fisik merupakan hal yang penting untuk mendukung
pemberian layanan kesehatan yang baik bagi pasien (Manengkei, 2016).
Contoh kualitas lingkungan fisik seperti kondisi lantai, tata letak, serta tata
ruang di pusat layanan kesehatan. Kondisi lantai yang bersih di pusat layanan
kesehatan memberikan kenyamanan dan dapat mengurangi resiko jatuh.
Selain itu, bahan material lantai yang sesuai serta lantai yang rata dapat
mengurangi resiko jatuh. Tata letak dan desain ruangan dapat membantu staf
rumah sakit untuk menjaga ruangan lebih bersih. Tata ruang yang tepat dapat
menciptakan keteraturan dan kerapian. Kualitas fisik yang juga dibutuhkan
adalah ketenangan. Ketenangan dapat diciptakan dengan himbauan untuk
menjaga ketenangan dalam percakapan atau aktivitas (Suryanti and Ihwan,
2014)
Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,
dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan
orang usia lanjut (Permenkes, 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh
MacAllister, menyatakan design serta lingkungan dari rumah sakit
mempengaruhi hasil dan kepuasan dari pasien (MacAllister L, Zimring C,
Ryherd E, 2016)
5
penyelenggara dalm menciptakan persamaan antara harapan dan kenyataan
bayi pelanggan. Menurut Samanhudi, kualitas pelayanan adalah keunggulan
yang diharapkan dan pengawasan terhadap keunggulan untuk dapat
memenuhi harapan dan keinginan pelanggan. ( Jazuli & Samanhudi, 2020)
Dalam segi pelayanan kesehatan, dapat diartikan kualitas pelayanan dapat
dinilai dari persepsi baik atau buruknya pelayanan kesehatan yang diterima
oleh pasien lewat jasa tenga kesehatan itu sendiri (Suwuh, 2018)
Service quality bergantung pada 3 hal, yaitu sistem, teknologi dan
manusia. Adapun dimensi dari service quality adalah kemampuan untuk
memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan akurat (reability),
Kemauan untuk menolong pelanggan dan menyediakan pelayanan yang
cepat (responsiveness), Kemampuan pengetahuan dan sopan santun petugas
untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada pelangganya
(assurance), kepedulian, perhatian khusus kepada pelanggan (empathy) dan
penampakan dari fasilitas fisik, peralatan, petugas, dan barang-barang
komunikasi (tangibles) (Muninjaya, 2011).
Adapun indikator kualitas pelayanan terletak dalam lima dimensi kualitas
pelayanan menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry (dalam Hardiyansyah
2011:11) yaitu sebagai berikut:
a. Bukti fisik (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, perlengakapan, peralatan, penampilan staff
atau produk, bahan, serta harga. Dalam menyediakan layanan jasa,
fasilitas harus mendukung agar penyediaan layanan jasa dapat
diberikan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
b. Reliabilitas (reliability)
Merupakan kemampuan untuk mewujudkan pelayanan dengan akutat
dan handal sesuai dengan harapan dari pelanggan. Dalam
menyediakan produk jasa, penyedia layanan jasa harus dapat
memberikan jaminan untuk memberikan pelayanan yaang berkualitas
baik.
6
c. Daya tanggap (responsiveness)
Merupakan keinginan dari penyedia layanan jasa untuk membantu
pelanggan sesuai dengan kebutuhan pelanggan
d. Jaminan (assurance)
Merupakan kemampuan dari penyedia layanan jasa untuk
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan berdasarkan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dari staff penyedia layanan jasa. Dalam
memberikan layanan jasa, penyedia layanan jasa harus memberikan
jaminan bahwa layanan yang disediakan tersebut sesuai dengan
keilmuan yang dimiliki, bebas dari kesalahan yang membahayakan
bagi pelanggan.
e. Empati (empathy)
Merupakan perhatian yang diberikan secara personal terhadap
kebutuhan pelanggan. Dalam meneydiakan layanan jasa, penyedia
layanan jasa harus mampu menjaga dan memberikan perhatian kepada
pengguna layanan jagas.
Faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu pelayanan
yang diharapkan (expected service) dan pelayanan yang diterima atau
dirasakan (perceived service) . Jika pelayanan yang diterima sesuai dengan
pelayanan yang diharapkan, maka kaulitas pelayanan dianggap memuaskan
atau persepsi baik. Sebaliknya jika kualitas pelayanan yang diterima kurang
dari pelayanan yang diharapkan makan kualitas pelayanan dianggap tidak
memuaskan atau persepsi buruk ( Aliansyah, 2012). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan yang baik sangat penting dan
memiliki pengaruh yang besar, tanpa pelayanan yang baik, produk/jasa akan
kurang diminati (Adafiah et al., 2023).
Untuk mengetahui perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang
diterima oleh pelanggan, dapat digunakan metode servqual. Lima dimensi
dari metode servqual adalah bukti fisik (tangible), reabilitas (reability), daya
tanggal (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati ( empathy).
7
Sedangkan untuk memetakan hubungan kesenjangan antara harapan dengan
kinerja dari atribut tersebut berdasarkan tingkat kepentingan, dapat
digunakan metode IPA (importance performance analysis) ( Jazuli &
Samanhudi, 2020)
8
Menurut Gregorius, interpretasi dari kuadran tersebut adalah sebagai
berikut (Nugraha, 2014):
a) Prioritas Utama (Concentrate Here). Pada kuadran ini terdapat faktor-
faktor yang dianggap penting dan atau diharapkan konsumen akan
tetapi kinerja p dinilai belum memuaskan sehingga pihak klinik perlu
berkonsentrasi untuk mengalokasikan sumber dayanya guna
meningkatkan performa yang masuk pada kuadran ini.
b) Pertahankan Prestasi (Keep Up The Good Work). Pada kuadran ini
terdapat faktor-faktor yang dianggap penting dan diharapkan sebagai
faktor penunjang kepuasan konsumen sehingga perusahaan wajib
untuk mempertahankan prestasi kinerja tersebut.
c) Prioritas Rendah (Low Priority). Pada kuadran ini terdapat faktor-
faktor yang dianggap mempunyai tingkat kenyataan atau kinerja
aktual yang rendah dan tidak terlalu penting dan atau tidak terlalu
diharapkan oleh konsumen sehingga perusahaan tidak perlu
memprioritaskan atau memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor
tersebut
d) Berlebihan (Possibly Overkill). Pada kuadran ini terdapat faktor-faktor
yang dianggap tidak terlalu penting dan tidak terlalu diharapkan oleh
pelanggan sehingga klinik lebih baik mengalokasikan sumber daya
yang terkait pada faktor tersebut kepada faktor lain yang lebih
memiliki tingkat prioritas lebih.
9
2.5 Kerangka Pemikiran
2. Reabilitas (Reability)
5. Empati (Empathy)
Tjiptono
dan H3 Kepuasan
Pasien (Y)
1. Kualitas Udara
2. Suhu
Kualitas H2
3. Tata Letak Ruang
Lingkungan
Fisik (X2)
4. Kebisingan
(Suryanti
and Ihwan,
10
2.6 Hipotesis Penelitian
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien di Klinik SGDC Medan
dari bulan Agustus 2023 sampai September 2023.
12
[ ]
2
Zα + Zß
n= +3
1+ r
0.5 ln
1−r
[ ]
2
1, 96+ 0 , 84
n= +3
1+ 0 ,55
0.5 ln
1−0 ,55
n=23 ,59
N = Jumlah sampel
N = 23,59 = 24 sampel
A. Kriteria Inklusi
b. Pasien rawat jalan di Klinik SGDC Medan
c. Pasien umum dan pasien asuransi
d. Bersedia menjadi responden
e. Pasien lama / pasien baru di Klinik SGDC Medan
B. Kriteria Eksklusi
a. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
14
2. Dimensi, Indikator, Skala Pengukuran
3 Aspek Kehandalan Persepsi pasien tentang kemampuan staff dalam memberikan Tidak Puas (1 dan 2), Interval
(Variabel Bebas) pelayanan terhadap pasien dengan tepat. Dalam hal ini penilaian Puas (3 dan 4)
pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan
4 AspekiDayaiTanggap Persepsi pasien tentang kemampuan staff dalam memberikan Tidak Puas (1 dan 2), Interval
(Variabel Bebas) pelayanan kepada pasien dengan tanggap berupa keluhan Puas (3 dan 4)
maupun keperluan pasien.
5 Keamanan proses untuk memahami lingkup pelayanan keperawatan pada Tidak Puas (1 dan 2), Interval
(Variabel Bebas) risiko cedera dan keamanan pasien. Puas (3 dan 4)
a. Bukti Fisik
Yaitu kemampuan suatu klinik dalam menunjukkan keberadaannya
(eksistensi) kepada pihak luar (eksternal). Hal ini meliputi fasilitas fisik,
contohnya: gedung, gudang dan lain-lainnya, Perlengkapan dan peralatan
yang digunakan teknologi, serta penampilan staffnya. Indikatornya yaitu:
Tersedianya tempat parkir yang memadai
Klinik memiliki papan petunjuk yang jelas
Kebersihan klinik dan tata ruang klinik
Staf klinik bertata busana sesuai dan memiliki penampilan yang rapi
Memiliki ruang tunggu yang nyaman
b. Empathy
Empat ditunjukkan dengan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan dan
kebutuhan dari pasien. Perusahaan atau klinik diharapkan dapat memiliki
pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memiliki waktu pengoperasian
yang nyaman bagi pelanggan dan memahami kebutuhan pelanggan secara
spesifik. Dari pengertian tersebut indikatornya yaitu:
Seluruh staff melayani kebutuhan pasien dengan ramah dan sopan
Kesabaran seluruh staff menerima keluhan pasien
Komunikasi yang baik antara pasien dengan pihak klinik.
Waktu operasional (jam pelayanan ) yang nyaman bagi pasien
Klinik mengirimkan notifikasi pengingat jadwal terapi
c. Kehandalan
Merupakan kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan dijanjikan secara akurat dan tepercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketetapan waktu, pelayanan yang sama untuk
semua pelanggan tanpa kesalahan, di sikap yang simpatik dan dengan akurasi
yang tinggi. Dari pengertian tersebut indikator nya yaitu:
Dokter dan Terapis memulai terapi tepat waktu dan sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan
Dokter dan terapis memberikan penjelasan mengenai perkembangan
pasien dan rencana program yang dilakukan di rumah
Pasien mendapatkan jadwal terapi dengan cepat
Dokter dan terapis memberikan pelayanan dan terapi dengan baik
d. Daya Tanggap
Variabel daya tanggap adalah suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan
dengan penyampaian informasi yang jelas. Dari pengertian tersebut
indikatornya yaitu:
Klinik menyediakan sarana serta menanggapi kritik dan saran dari
pasien
Staff tanggap dalam melayani pasien
Dokter dan terapis terus menerus memantau perkembangan pasien
Staf klinik akrab dan mengetahui kebutuhan pasien
e. Keamanan
Variabel Keamanan adalah upaya untuk meminilakna risiko risiko yang dapat
membahayakan pasien. Risiko tersebut termasuk risiko infeksi, efek samping
yang membahayakan, dan bahaya lainnya yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan.
Dokter dan terapis memiliki kemampuan dan pengetahuan sehingga
dapat mengetahui keluhan pasien dan terapi yang harus diberikan
Klinik menyediakan tempat yang aman untuk anak-anak
17
Dokter dan Terapis terdidik sehingga mampu melayani pasien dengan
baik
Alat dan ruangan terapi aman untuk anak-anak
a. Uji Validitas
Pengukuran Validitas Kuisioner suatu test dalam melakukan fungsi
ukurnya. Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk melihat apakah alat
ukur atau pertanyaan yang dipakai dalam kuisioner dapat mengukur
dengan cermat apa yang hendak diukur. Dalam penelitian uji validitas
akan dapat dipakai untuk memilah item- item pertanyaan yang relevan
untuk dianalisis. Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara
skor dari masingmasing item pertanyaan dibandingkan skor total.
Perhitungan dilaukan dengan rumus korelasi Product Moment. Keputusan
dengan melihat hasil perhitungan r hitung. Apabila r hit > r tabel, maka
pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan
tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir
(item) yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total per
konstruk, dan total seluruh item.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur
tersebut dapat diandalkan untuk dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap masalah yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan SPSS 25 dan Microsoft excel 2016. Uji reliabilitas dilakukan
secara Bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan. Jika nilai Cronbach
Alpha >0,60, disebut reliabel.
a. Analisis Univariat
19
Analisis univariat menggunakan analisis persentase dari seluruh
responden yang diambil dalam penelitian, dimana akan menggambarkan
bagaimana komposisinya ditinjau dari beberapa segi sehingga dapat
dianalisis karakteristik responden. Analisis univariat dilakukan untuk
menganalisis variabel-variabel karakteristik individu yang ada secara
deskritif dengan menggunakan distribusi frekwensi dan proporsinya.
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variable penelitian
yang meliputi: 1) karakteristik pasien yang terdiri dari umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, pendapatan; 2) Persepsi pasien terhadap kualitas
lingkungan fisik, yaitu: Kualitas udara, Suhu, Tata letak ruang,
Kebisingan, Kondisi lantai ; 3) Persepsi pasien terhadap kualitas layanan,
yaitu: Reability, Tangible, Empathy, Assurance, Responsiveness ;4)
Kepuasan pasien : importance dan performance.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat
hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dan variable terikat.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
Chi-square. Hubungan antara variabel bebas dengan skala ordinal
terhadap variable bebas dengan skala ordinal dianalisis dengan uji
korelasi Chi-square untuk mendapatkan hubungan bermakna
20
3.7 Uji Hipotesis
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Stella’s Growth and Development
Medan yang berlokasi di JL. Mayjen D. I Panjaitan no .15 Medan,
Sumatera Utara
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross sectional.
Pengukuran variable dilakukan hanya satu kali, pada satu saat. Waktu
penelitian akan dilakukan kurang lebih selama 10 bulan. Pengajuan
proposal penelitian dilakukan pada 22 Juni 2023. Penulisan penelitian
tesis mulai dilaksanakan pada Juni 2023 s/d Januari 2024 setelah
proposal penelitian disetujui. Waktu pengumpulan data akan
dilaksanakan pada Desember 2023 s/d Januari 2024. Pengolahan data
dan analisis data akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024.
21
DAFTAR PUSTAKA
Adafiah, M., Rohendi, A., Andriani, R., Pascasarjana, P., & Manajemen, M.
(2023). Pengaruh Pelayanan Satuan Darurat Terhadap Kepuasan Pasien
Selama Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. In
Jurnal Manajemen Rumah Sakit (Vol. 1, Issue 1).
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/mmars
Ahmed, S., Tarique K, M., Arif, I. (2017). Service Quality, Patient Satisfaction
and Loyalty in The Bangladesh Healthcare Sector. International Journal of
Health Care Quality Assurance, Vol. 30 Issue: 5,pp.477-488.
Amin,S., H., M., Wahid S., D., M., & Ismail M. (2016). Observing the Natural
Dimension of Hospital Servicescape on Patient Satisfaction. Procedia Econ
Financ, 37(16):58–64.
An-NAfi. (2009). Pengaruh kenyamana lingkungan fisik ruang rawat inap kelas
III terhadap kepuasan pasien di RSUI Kustati Surakata. Semantic Scholar.
Bambela, I., D., N., & Tamesvari N., A. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit.
Brady, M.K. dan Cronin, J.J. (2001). Some New Thoughts on Conceptualizing
Perceived Service Quality: A Hierarchical Approach. The Journal of
Marketing 2001; 65(3): 34 – 49.
Cahyono, A. D. (2020). Studi Kepustakaan Mengenai Kualitas Pelayanann
Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit. . Jurnal Ilmiah
Pamenang - Jip, Vol. 2 No. 2,.
Dewi, M. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
Pengguna BPJS pada Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Kabupaten aceh Timur
Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Bina Media.
Jazuli, M., Samanhudi, D., & Handoyo. (2020). Analisis kualitas pelayanan
dengan SERVQUAL dan importance performance analysis di PT. XYZ.
22
Juminten: Jurnal Manajemen Industri Dan Teknologi, 1(1), 67–75. URL:
http://juminten.upnjatim.ac.id/index.php/juminten
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan Drektorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementraian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Pengendalian
Mutu dan Peningkatan Mutu di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.hlm 4-5
Kotler, P. (n.d.). Pengukuran Kepuasan Pasien: Metode dan Pendekatan. Jurnal
Manajemen Pemasaran, 20(4), 105–120.
Kotler, P. et al. (2012). Manajemen pemasaran Perspektif Asia (1st ed., Vol. 2).
Andy
Lovelock, Cristopher H. & Wright L.K. (2011) . Manajemen Pemasaran Jasa.
Jakarta: PT Indeks.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat.
MacAllister L, Zimring C, Ryherd E. Environmental Variables That Influence
Patient Satisfaction: A Review of the Literature. HERD. 2016 Oct;10(1):155-
69.
Manengkei, B. (2016) ‘Hubungan Antara Mutu Jasa Pelayanan dengan Kepuasan
Pasien di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado 2016’,
Paradigma, 4(2).
Muninjaya AAG. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
EGC.Pemenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik.
Nugraha R, Harsono A, & Adianto H. (2014). Usulan peningkatan kualitas
pelayanan jasa pada Bengkel “X” berdasarkan hasil matirc Importance –
Performance Analysis ( Studi Kasus di Bengkel AHASS PD. Sumber Motor
Karawang). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional ( No. 03, Vol 01)
Panjaitan, J. E., & Yuliati, A. L. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Pada Jne Cabang Bandung. In DeReMa Jurnal
Manajemen (Vol. 11, Issue 2).
23
Kotler, P. dan K. L. K. (2018). Marketing Management Edisi (13th ed.). New
Jersey:
Pearson Pretice Hall, Inc.
Rakhman, F., Fitriani, A., D., & Jamaluddin. (2022). Pengaruh lingkungan fisik
ruang rawat inap kelas III terhadap kepuasan pasien di RSUD TGK Chik Di
Tiro Sigli. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 13(1), 93-100.
Siswati, & Matyati, Y. (2017). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan (RMIK), Manajemen Mutu informasi kesehatanII : Akreditasi
dan manajemen resiko. Pusat pendidikan sumber daya manusia Kesehatan,
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan sumber daya manusia Kesehatan.
hlm 4.
Sriyanti C. 2016. Mutu Layanan Kebidanan & Kebijakan Kesehatan. Modul
Bahan Ajar Cetak Kebidanan. Kemenkes RI.
Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryanti, N. and Ihwan, A. (2014) ‘Tingkat Kebisingan Akibat Aktivitas Manusia
di Ruang Inap Rumah Sakit’, Prisma Fisika, 2(2).
Suwuh, M., K. (2018) Hubungan antara Kualitas Jasa Pelayanan dengan
Kepuasan Pasien di Puskesmas Walantakan Kecamatan Langowan Utara.
Kemas, 7(3).
Tjiptono, & Fandy. (2008). Service Manajemen Mewujudkan Layanan Prima.
Yogyakarta: Andi.
Tjiptono F., & Chandra G.(2016). Service, Quality & Satisfaction.
Yogyakarta: Andi. Vu NH, Phan HV,& Nguyen HTH. (2021) Exploring service
quality, customer satisfaction, and customer loyalty in Vietnam’s
telecommunications industry. International Journal of Avanced and Applied
Science, 8(1): 1-10.
24
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS
LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KEPUASAN PASIEN KLINIK
SGDC MEDAN
Hari/tanggal/ jam survei:_____________/____________/________
I. PROFIL
Inisial Nama :
Jenis Kelamin : £ Laki-laki £ Perempuan
Usia : ................ tahun
Pendidikan terakhir : £ SD £SMP £ SMA
£ D-III £ D-IV £ S1
£ S2 £ S3
Pekerjaan : £ Tidak Bekerja £ Ibu Rumah Tangga
£ PNS £ Pegawai Swasta £ lainya
17 26
Dokter dan terapis terus menerus memantau
perkembangan pasien
18 Staf klinik akrab dan mengetahui
kebutuhan pasien
IV Assurance (Keselamatan) 1 2 3 4 1 2 3 4
Pertanyaan :
1. Terapi yang diikuti oleh anak :
………………………………………...
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………….
2. Seberapa sering anda mengunjungi Klinik SGDC Medan dalam 1 minggu?
£ satu kali £ dua kali £ tiga kali £ empat kali
£ lima kali £ enam kali £ tidak menentu
27