PENDAHULUAN
Bila tidak dilakukan perbedaan kontribusi terhadap BOR dari pasien dinas
(Prajurit dan PNS Hankam beserta keluarga) dari tahun 2016 sampai dengan
2018 dengan pasien askes dan umum, terlihat bahwa angka BOR Rumah Sakit
Tk II Marthen Indey, Jayapura sedikit di batas bawah kategori ideal (Depkes
RI, 1997). Namun jika data dilihat dengan lebih rinci akan terlihat perbedaan
BOR antara pasien dinas dengan pasien askes dan umum.
Tabel 1.2 B0R Terpisah Antara Pasien Dinas dengan Pasien Askes dan Umum
di Rumah Sakit Tk II Marthen Indey, Jayapura.
Data Tabel 1.2 memperlihatkan selisih tingkatan BOR antara pasien dinas
dengan pasien askes dan umum sebesar 10,32% (tahun 2016), 7,30% (tahun
2017) dan 8,43% (tahun 2018). Meski BOR Rumah Sakit Tk II Marthen Indey,
Jayapura setiap bulannya dinyatakan cukup, namun yang menyebabkan tingginya
BOR secara keseluruhan bukan dari pasien dinas (Prajurit dan PNS Hankam beserta
keluarganya), tetapi disebabkan oleh pasien askes dan umum. Kurangnya
pasien dinas dapat di sebabkan karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Rumah Sakit Tk II Marthen Indey, Jayapura kepada pasiennya terutama pasien dinas
belum optimal.
Rendahnya BOR pasien dinas inilah yang mendasari penulis untuk ingin
mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi pasien dinas (Prajurit dan PNS
Hankam beserta keluarga) untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di instalasi
rawat inap di Rumah Sakit Tk II Marthen Indey, Jayapura. Berdasarkan survey
pendahuluan (wawancara) terhadap 20 pasien dinas Kodam XVII/Cenderawasih,
Jayapura yang mendapatkan pelayanan di instalasi rawat inap memperoleh jawaban
dari pasien dinas menyatakan kurang nyaman dari pelayanan kesehatan tersebut.
Berdasarkan observasi peneliti kepada 20 pasien rawat inap ternyata pasien merasa
ragu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat inap sebanyak 10 orang, pasien
merasa kurang cepat mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 8 orang, pasien
mengalami kesulitan mengurus administrasi sebanyak 5 orang, pasien merasa
menbutuhkan waktu yang lama untuk sembuh 2 orang, pasien mengalami kesulitan
dalam berobat lanjutan 7 orang.