Jurnal Tri Arief Wicaksono (19111001)
Jurnal Tri Arief Wicaksono (19111001)
Ida Farida 1
Tri Arief Wicaksono Abdi 2
Jl. ZA Pagar Alam No. 26 Labuan Ratu, Kedaton, 35142, Indonesia Bandar Lampung
Email:
Ida@ubl.ac.id
ariefwicaksonoabdi@gmail.com
Abstrak
Rumah BUMN Bandar Lampung merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR)
atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari Kementerian Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Republik Indonesia. Pengelolaannya dilimpahkan kepada salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) di setiap kota yang bertugas melaksanakan dan mengelolanya.
Desain penelitian untuk penelitian ini adalah deskriptif. Mencoba menggambarkan suatu
keadaan dan memberikan penjelasan pemecahan masalah dengan menggunakan metode
kualitatif. Aspek-aspek yang mendukung pengawasan yang dilakukan oleh Balai BUMN
Bandar Lampung, berdasarkan temuan penelitian terkait pengawasan Balai BUMN Bandar
Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung,
antara lain: informasi yang dimiliki sebagai dasar untuk melakukan pengawasan, penyampaian
informasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan dengan baik agar informasi
mudah dipahami. Kekurangan tenaga kerja di Gedung BUMN Bandar Lampung yang
mengakibatkan tidak seimbangnya antara sasaran pengawasan dengan pelaksananya menjadi
salah satu faktor penghambat efektifitas pengawasan.
Abstract
Rumah BUMN Bandar Lampung is a Corporate Social Responsibility (CSR) or Social and
Environmental Responsibility (TJSL) program from the Ministry of State-Owned Enterprises
(BUMN) of the Republic of Indonesia. Its management is delegated to one of the State-Owned
Enterprises (BUMN) in each city which is tasked with implementing and managing it. The
research design for this research is descriptive. Trying to describe a situation and provide an
explanation of problem solving using qualitative methods. Aspects that support supervision
carried out by Balai BUMN Bandar Lampung, based on research findings related to
supervision of Balai BUMN Bandar Lampung as Corporate Social Responsibility (CSR) PT
PLN Persero UID Lampung, include: information held as a basis for conducting supervision,
conveying information in the context of implementing supervision can be carried out properly
so that information is easily understood. The shortage of manpower in the BUMN Building in
Bandar Lampung, which resulted in an imbalance between the target of supervision and its
executors, is one of the inhibiting factors for the effectiveness of supervision.
Pendahuluan
Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
merupakan program yang harus dilaksanakan mengingat banyaknya program yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Sebagai strategi pelaksanaan program, faktor sosial dan lingkungan
perlu mendapat perhatian lebih. Dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor 5 Tahun 2021 Pasal
1 angka 12 yang mengatur tentang pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di lingkungan BUMN disebutkan bahwa:
“Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN, selanjutnya disebut sebagai
BUMN TJSL, merupakan kegiatan berkelanjutan yang memberikan manfaat ekonomi, sosial,
lingkungan dan hukum serta tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi.
PLN UID Lampung melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan fokus pada bidang ekonomi, yang
dilaksanakan melalui Gedung BUMN Bandar Lampung sebagai wadah untuk melakukan
pengembangan usaha bagi pelaku usaha, sesuai dengan dengan Peraturan Menteri BUMN.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandar Lampung.
Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di masing-masing kota diberikan pengelolaan
Gedung BUMN Bandar Lampung, inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) ) Negara Republik Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit
Distribusi Utama Lampung mengelola langsung Perumahan BUMN (UID) Bandar Lampung.
Tujuan Rumah BUMN adalah sebagai wadah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia. Rumah BUMN sendiri merupakan program pengembangan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sejenis.
Sebelumnya dikenal dengan Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang telah berdiri sejak tahun 2016.
Pada tahun 2020, Rumah Kreatif BUMN (RKB) resmi berkembang dan berganti nama menjadi
BUMN BUMN. Saat ini, Rumah BUMN Bandar Lampung memiliki 1.560 Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) sebagai mitra binaan. Sekitar 60% Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) tersebut telah memiliki izin usaha, sedangkan 40% sisanya belum memiliki izin
usaha, karena berbagai keadaan, kendala dan kendala. Berikut tabel jumlah Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) yang akan dibina oleh Rumah BUMN Bandar Lampung tahun
2020–2022, beserta sebarannya di seluruh kabupaten kota:
Tabel 1. Tabel Jumlah Mitra Binaan UMKM Rumah BUMN
Bandar Lampung di setiap Kecamatan Kota Bandar Lampung
Tahun 2020 - 2022
TIDAK. Kecamatan Jumlah UMKM
1. Bumi waras 30
2. Enggal 30
3. Kedamaian 36
4. Kedaton 60
5. Kemiling 102
6. Labuhan Ratu 96
7. Langkapura 30
8. Panjang 24
9. Rajabasa 126
10. Sukabumi 42
11. Sukarame 78
12. Tanjung Senang 45
13. Tanjung Karang Barat 18
14. Tanjung Karang Pusat 18
15. Tanjung Karang Timur 12
16. Teluk Betung Barat 30
17. Teluk Betung Selatan 6
18. Teluk Betung Timur 30
19. Teluk Betung Utara 36
20. Way Halim 51
JUMLAH 900
Sumber: Rumah BUMN Bandar Lampung
Tinjauan Literatur
Sarwoto (2014) memberikan definisi pengawasan sebagai berikut: “Pengawasan adalah
kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan/atau hasil yang telah ditentukan sebelumnya”.
Menurut Widjaya & Yani (2016) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan itu
sendiri, masyarakat setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini juga berarti bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk memberikan
manfaat di luar produk atau jasa yang dimilikinya, melainkan memberikan manfaat dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan dan manfaat tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat
setempat, maupun masyarakat pada umumnya..
Menurut Fadilah (2018) Pengembangan bisnis adalah upaya dan proses persiapan analisis
mengenai peluang, dukungan, dan pemantauan, tetapi tidak termasuk keputusan strategis dan
kebijakan peluang pertumbuhan bisnis.
Metode Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi dan memberikan penjelasan
tentang cara penyelesaian masalah dengan menggunakan data, sehingga merupakan penelitian
deskriptif. Strategi ini dibahas oleh Sugiyono (2020: 9–10). Apabila peneliti menggunakan
triangulasi (gabungan observasi, wawancara, dan dokumentasi) sebagai instrumen
pengumpulan data kunci, maka data yang dihasilkan cenderung bersifat kualitatif. Demikian
pula dalam metode penelitian kualitatif, yang berlandaskan postpositivisme atau filsafat
enterpretif dan digunakan untuk mempelajari kondisi alam objek. data, secara induktif atau
kualitatif menganalisis data, dengan tujuan analisis adalah konstruksi makna, keunikan, dan
fenomena. Wawancara, catatan lapangan, dan catatan arsip hanyalah sebagian kecil dari
sumber informasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif, yang menekankan akurasi
daripada kuantitas. Demikian juga penelitian kualitatif lebih mementingkan metode yang
digunakan daripada produk akhir. Karena disebabkan adanya keterkaitan antara bagian-bagian
yang dipelajari, maka akan menjadi lebih jelas ketika ditinjau kembali dalam proses
selanjutnya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan Rumah
BUMN Bandar Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero
Lampung dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota
Bandar Lampung dan mengetahui apa saja aspek penghambat dan aspek pendukung
pengawasan Balai BUMN Bandar Lampung. Lampung sebagai Corporate Social
Responsibility (CSR) PT PLN Persero Lampung dalam mengembangkan UMKM di Kota
Bandar Lampung.
Fleksibel
Dari hasil wawancara dengan bermacam-macam orang sumber diatas, didapat dikenal semoga
selalu PT PLN Persero UID Lampung dan Rumah BUMN Bandar Lampung membuka diri
sendiri Untuk menerima semua tanggapan atau umpan feedback yang diberikan oleh para
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) as membentuk fleksibilitas dari
pengawasan dilakukan. itu terbukti dengan eksekusi program atau kegiatan mendatang dari
para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di memberi memasukkan ke Gedung
BUMN Bandar Lampung. Sebagai upaya supervisi yang efektif, fleksibilitas harus tetap
dipegang sebagai A keseimbangan di dalam mencapai objektif bersama. Dengan ada
fleksibilitas demikian, maka rumah milik negara Bandar Lampung mampu tahu peluang atau
potensi baru yang muncul dari obyek pengawasan yaitu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah ( UMKM) di Kota Bandar Lampung. itu didukung dengan teori keterbukaan
organisasi yang dikemukakan oleh Siswanto (2011) yang mengatakan bahwa pada setiap
organisasi pengawasan harus memiliki ciri fleksibilitas seperti itu kemiripan, jadi organisasi
itu Bisa cepat Bertindak Untuk mengatasi perubahan yang merugikan dan menguntungkan
peluang baru. Dengan sehingga, realisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang
ditingkatkan sesuai dengan dengan objektif dari pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility (CSR) di membentuk Rumah milik negara Bandar Lampung dapat tercapai
sesuai dengan dengan mengatur rencana. Jika ditinjau dari penyataan di atas, lalu pengawasan
yang dilakukan Gedung BUMN Bandar Lampung dinilai Sudah efektif Karena memiliki bawa
pengawasan memiliki ciri fleksibilitas sesuai dengan dengan apa yang dikatakan di dalam teori
pendukung di atas. fleksibilitas di dalam penerapan pengawasan yang dilakukan oleh Rumah
BUMN Bandar Lampung akan berdampak pada keterbukaan kemungkinan dan peluang baru
sebelum TIDAK tahu dari mana asalnya dari obyek pengawasan.
Aspek Pendukung
Adapun aspek yang mendukung dari penerapan pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung
as Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung di mengembangkan
UMKM yang ada di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1. ketepatan informasi sebagai basis di dalam bawa pengawasan yang dilakukan oleh
Balai BUMN Bandar Lampung terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
telah tercapai dengan baik, dengan ada pendapat dari teori pendukung hasil analisis
peneliti rumah milik negara Bandar Lampung yang mampu mengumpulkan informasi
yang mampu mengarahkan proses pengendalian sesuai dengan tujuan yang
dimaksudkan.
2. Obyektif dan menyeluruh di dalam pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung pada mengembangkan UMKM di Kota Bandar Lampung dengan ada
pendapat dari teori pendukung hasil analisis peneliti, dapat dikenal itu Rumah milik
negara Bandar Lampung dapat Mengerjakan pengawasan dengan efektif Karena
pengiriman informasi yang objektif dan komprehensif di dalam kerangka bawa
pengawasan Sudah tercapai dengan oke. Di samping itu Selain itu, informasi yang
disampaikan juga bisa dengan mudah diterima dan dipahami oleh pengguna informasi.
3. Fokus pada titik-titik pengawasan strategis di dalam dilakukan pengawasan Rumah
BUMN Bandar Lampung dengan ada pendapat dari teori pendukung hasil analisis
peneliti, dapat dikenal itu dilakukan pengawasan Sudah berjalan dengan cara Bagus
Dimana Gedung BUMN Bandar Lampung memiliki bawa pengawasan yang
menitikberatkan pada hal-hal yang ada jangkauan akan kejadian kemungkinan
penyimpangan hanya dilakukan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
4. realistis dengan cara organisasi di dalam pengawasan yang dilakukan oleh Balai BUMN
Bandar Lampung untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan ada
pendapat teori pendukung hasil dari analisis peneliti, dapat dikenal yang dimiliki oleh
Gedung BUMN Bandar Lampung bawa sistem pengawasan yang sesuai dengan
realitas organisasi Di mana dilakukan pengawasan adalah dengan dua metode itu
adalah pengawasan langsung (pengendalian langsung) dan pengawasan TIDAK
langsung (Kontrol tidak langsung).
5. fleksibilitas di dalam penerapan pengawasan Balai BUMN Bandar Lampung untuk
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan ada pendapat teori pendukung
hasil analisis peneliti, lalu Bisa dikenal itu fleksibilitas itu dinilai mampu membuat
menyeimbangkan dan membuka kunci peluang sebaik kemungkinan-kemungkinan
hanya berkencan dari obyek pengawasan sehingga menghasilkan penerapan
pengawasan yang efektif dan optimal serta mampu membuat pengembangan.
6. ciri sebagai instruksi dan operasi di dalam dilakukan pengawasan Rumah BUMN
Bandar Lampung dengan ada pendapat teori pendukung hasil analisis peneliti, dapat
dikenal itu prosedur di dalam penerapan pengawasan Bisa dikatakan Sudah berjalan
dengan efektif dimana para pengawas mampu memberi petunjuk dari kesulitan objek
pengawasan, jadi Bisa memberi menjawab pada kesulitan itu.
Aspek penghambat
Adapun hal-hal yang akan terjadi aspek penghambat dari diimplementasikan pengawasan
Gedung BUMN Bandar Lampung as Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero
UID Lampung di mengembangkan UMKM di Kota Banar Lampung adalah sebagai berikut :
1. Ketepatan waktu di dalam penerapan pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung
belum Bisa tercapai dengan baik, hal itu disebabkan kurangnya kekuatan kerja di
Gedung BUMN Bandar Lampung gitu dihasilkan betapa sulitnya bawa pengawasan
dengan cara rutin ke semua Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi
mitra membangun Gedung BUMN Bandar Lampung.
2. Pengawasan yang dilakukan Gedung BUMN Bandar Lampung belum diterima semua
anggota organisasi, hal itu disebabkan oleh banyaknya Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang menjadi mitra dibuat Gedung BUMN Bandar Lampung
juga Banyak sehingga menimbulkan TIDAK keseimbangan di antara jumlah UMKM
yang harus diawasi dengan jumlah pengawas di Gedung BUMN Bandar Lampung
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait pengawasan Gedung BUMN Bandar
Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung
dalam mengembangkan UMKM di Kota Bandar Lampung, kemudian juga dilihat dari aspek
penghambat dan aspek pendukung. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan:
1. Dalam melaksanakan pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung sebagai Corporate
Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung dalam mengembangkan
UMKM di Kota Bandar Lampung diukur dengan menggunakan dimensi teori
pengawasan yang dikemukakan oleh Handoko (2012). ) hasil yang peneliti peroleh
adalah enam dimensi yang sudah berjalan dengan baik dan optimal diantaranya Akurat,
Obyektif dan Komprehensif, Terpusat pada titik kontrol strategis, Realistis Organisasi,
Fleksibel, dan Bersifat Bimbingan dan Operasional. Hal ini tentu didukung oleh
pendapat teori yang dikemukakan oleh para ahli lainnya. Dua dimensi teoritis yang
mengukur pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung belum
berjalan dengan baik dan optimal yaitu tepat waktu, dan diterima oleh anggota
organisasi. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga yang dimiliki oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung sehingga sulit untuk melakukan pengawasan secara berkala dan tepat
waktu..
2. Aspek pendukung dan aspek penghambat juga menjadi tolok ukur pengawasan yang
dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung dalam mengembangkan UMKM di
Kota Bandar Lampung. Adapun aspen yang mendukung pengawasan yang dilakukan
oleh Balai BUMN Bnadar Lampung yaitu: Keakuratan informasi yang dimiliki sebagai
dasar untuk melakukan pengawasan, penyampaian informasi dalam rangka melakukan
pengawasan dapat terlaksana dengan baik sehingga bahwa informasi mudah dipahami
dan diterima oleh pengguna informasi, pelaksanaan pengawasan telah difokuskan pada
poin strategis pengawasan, sistem pengawasan yang diterapkan adalah sistem yang
cocok untuk diterapkan secara organisasi, keterbukaan pengawasan menghasilkan
peluang baru dari input yang berasal dari objek pengawasan sehingga dapat mampu
menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru yang sebelumnya tidak diketahui, dan
pengawasan yang dilakukan telah dapat dilakukan sebagai pedoman dan menjadi
jawaban atas kesulitan yang dialami objek pengawasan. Adapun aspek penghambat dari
pengawasan yang dilakukan oleh Balai BUMN Bandar Lampung yaitu: kurangnya
tenaga kerja pada Balai BUMN Bnadar Lampung sehingga menimbulkan ketimpangan
antara objek pengawasan dengan pelaksana pengawas.
Saran
Dari hasil kesimpulan tersebut, penelitian yang telah dilakukan peneliti terdapat beberapa hal
yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dalam melakukan pengawasan terhadap Balai BUMN
Bandar Lampung agar dapat berjalan lebih optimal dan efektif. Dalam hal ini peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. PT PLN Persero UID Lampung segera menambah pekerja Rumah BUMN Bandar
Lampung sebagai pengawas, agar pengawasan dapat dilakukan secara tepat waktu
kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan Rumah BUMN
Bandar Lampung.
2. Secara periodik penjadwalan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Rumah
BUMN Bandar Lampung terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), hal
ini tentunya bertujuan agar pengawasan dapat dilakukan terhadap seluruh anggota
organisasi dalam hal ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha
Menengah (UMKM) menjadi mitra binaan DPR BUMN Bnadar Lampung.