Anda di halaman 1dari 19

PENGAWASAN RUMAH BUMN BANDAR LAMPUNG SEBAGAI CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT PLN PERSERO UID LAMPUNG DALAM


MENGEMBANGKAN UMKM DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Di Rumah BUMN Bandar Lampung)

Ida Farida 1
Tri Arief Wicaksono Abdi 2

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bandar Lampung

Jl. ZA Pagar Alam No. 26 Labuan Ratu, Kedaton, 35142, Indonesia Bandar Lampung

Email:

Ida@ubl.ac.id
ariefwicaksonoabdi@gmail.com

Abstrak

Rumah BUMN Bandar Lampung merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR)
atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari Kementerian Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Republik Indonesia. Pengelolaannya dilimpahkan kepada salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) di setiap kota yang bertugas melaksanakan dan mengelolanya.
Desain penelitian untuk penelitian ini adalah deskriptif. Mencoba menggambarkan suatu
keadaan dan memberikan penjelasan pemecahan masalah dengan menggunakan metode
kualitatif. Aspek-aspek yang mendukung pengawasan yang dilakukan oleh Balai BUMN
Bandar Lampung, berdasarkan temuan penelitian terkait pengawasan Balai BUMN Bandar
Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung,
antara lain: informasi yang dimiliki sebagai dasar untuk melakukan pengawasan, penyampaian
informasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan dengan baik agar informasi
mudah dipahami. Kekurangan tenaga kerja di Gedung BUMN Bandar Lampung yang
mengakibatkan tidak seimbangnya antara sasaran pengawasan dengan pelaksananya menjadi
salah satu faktor penghambat efektifitas pengawasan.

Kata kunci: Pengawasan dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Abstract

Rumah BUMN Bandar Lampung is a Corporate Social Responsibility (CSR) or Social and
Environmental Responsibility (TJSL) program from the Ministry of State-Owned Enterprises
(BUMN) of the Republic of Indonesia. Its management is delegated to one of the State-Owned
Enterprises (BUMN) in each city which is tasked with implementing and managing it. The
research design for this research is descriptive. Trying to describe a situation and provide an
explanation of problem solving using qualitative methods. Aspects that support supervision
carried out by Balai BUMN Bandar Lampung, based on research findings related to
supervision of Balai BUMN Bandar Lampung as Corporate Social Responsibility (CSR) PT
PLN Persero UID Lampung, include: information held as a basis for conducting supervision,
conveying information in the context of implementing supervision can be carried out properly
so that information is easily understood. The shortage of manpower in the BUMN Building in
Bandar Lampung, which resulted in an imbalance between the target of supervision and its
executors, is one of the inhibiting factors for the effectiveness of supervision.

Keywords: Monitoring and Corporate Social Responsibility (CSR).

Pendahuluan

Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
merupakan program yang harus dilaksanakan mengingat banyaknya program yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Sebagai strategi pelaksanaan program, faktor sosial dan lingkungan
perlu mendapat perhatian lebih. Dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor 5 Tahun 2021 Pasal
1 angka 12 yang mengatur tentang pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di lingkungan BUMN disebutkan bahwa:
“Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN, selanjutnya disebut sebagai
BUMN TJSL, merupakan kegiatan berkelanjutan yang memberikan manfaat ekonomi, sosial,
lingkungan dan hukum serta tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi.

PLN UID Lampung melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan fokus pada bidang ekonomi, yang
dilaksanakan melalui Gedung BUMN Bandar Lampung sebagai wadah untuk melakukan
pengembangan usaha bagi pelaku usaha, sesuai dengan dengan Peraturan Menteri BUMN.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandar Lampung.

Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di masing-masing kota diberikan pengelolaan
Gedung BUMN Bandar Lampung, inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) ) Negara Republik Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit
Distribusi Utama Lampung mengelola langsung Perumahan BUMN (UID) Bandar Lampung.
Tujuan Rumah BUMN adalah sebagai wadah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia. Rumah BUMN sendiri merupakan program pengembangan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sejenis.
Sebelumnya dikenal dengan Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang telah berdiri sejak tahun 2016.
Pada tahun 2020, Rumah Kreatif BUMN (RKB) resmi berkembang dan berganti nama menjadi
BUMN BUMN. Saat ini, Rumah BUMN Bandar Lampung memiliki 1.560 Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) sebagai mitra binaan. Sekitar 60% Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) tersebut telah memiliki izin usaha, sedangkan 40% sisanya belum memiliki izin
usaha, karena berbagai keadaan, kendala dan kendala. Berikut tabel jumlah Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) yang akan dibina oleh Rumah BUMN Bandar Lampung tahun
2020–2022, beserta sebarannya di seluruh kabupaten kota:
Tabel 1. Tabel Jumlah Mitra Binaan UMKM Rumah BUMN
Bandar Lampung di setiap Kecamatan Kota Bandar Lampung
Tahun 2020 - 2022
TIDAK. Kecamatan Jumlah UMKM
1. Bumi waras 30
2. Enggal 30
3. Kedamaian 36
4. Kedaton 60
5. Kemiling 102
6. Labuhan Ratu 96
7. Langkapura 30
8. Panjang 24
9. Rajabasa 126
10. Sukabumi 42
11. Sukarame 78
12. Tanjung Senang 45
13. Tanjung Karang Barat 18
14. Tanjung Karang Pusat 18
15. Tanjung Karang Timur 12
16. Teluk Betung Barat 30
17. Teluk Betung Selatan 6
18. Teluk Betung Timur 30
19. Teluk Betung Utara 36
20. Way Halim 51
JUMLAH 900
Sumber: Rumah BUMN Bandar Lampung

Gambar 1. Dashboard Website Gedung BUMN Bandar Lampung

Dalam rangka mengurus, membina, mengarahkan dan menerbitkan suatu perusahaan,


perizinan usaha merupakan sarana yang sangat penting bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Pemerintah mengambil tindakan dengan mengambil keputusan dalam upaya
menjaga lingkungan yang aman dan kondusif bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Diputuskan untuk mengeluarkan peraturan baru yang mengatur Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) yang diharapkan memiliki izin usaha yang lengkap dan sah. Hal ini
didasarkan pada manfaat yang dapat diperoleh dari adanya legalitas usaha antara lain
memperoleh jaminan perlindungan hukum, mempermudah pengembangan usaha, membantu
pemasaran usaha (baik domestik maupun ekspor), mempermudah akses pembiayaan, serta
mempermudah memperoleh pendampingan dan pelatihan usaha dari pemerintah (Kusmanto et
al. al 2019). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga dapat menunjukkan legitimasi,
operasi berkelanjutan, dan kelangsungan usaha mereka melalui izin usaha mereka. Memiliki
izin usaha juga memotivasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menjaga
standar barang mereka tetap tinggi. Tidak semua pelaku usaha memiliki izin usaha karena
kurangnya sosialisasi dan kurangnya pengetahuan tentang manfaat pemberian izin usaha.
Karena kurangnya pelatihan yang memadai, banyak pelaku usaha yang memilih menjalankan
perusahaannya secara alami.
Fenomena di lapangan yang menjadi penyebab pelaku usaha tidak memiliki izin usaha adalah:
1. Kurangnya pemahaman pelaku usaha mengenai manfaat yang dapat diperoleh dengan
memiliki izin usaha;
2. Pelaku usaha masih berspekulasi bahwa mendapatkan izin usaha yang legal sangat sulit
dan melibatkan berbagai proses birokrasi yang panjang;
3. pelaku tidak memahami bagaimana proses pembuatan dan Pengurusan perizinan usaha kini
bisa dilakukan secara online.
Digitalisasi usaha, selain perizinan usaha, sangat penting untuk membantu Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah dalam mencapai tujuan pengembangan usaha (UMKM). Teknologi informasi
dan komunikasi menjadi pilihan bagi sebagian pelaku usaha untuk menjalankan dan membantu
kegiatan usahanya. Pelaku bisnis harus mampu beradaptasi dengan pergerakan yang lebih cepat
dan perubahan praktik bisnis yang mengarah pada digitalisasi. Karena karakteristik organisasi
besar yang seringkali memiliki kompetensi sumber daya manusia yang tinggi, perubahan cara
berbisnis yang mulai bergerak ke arah digitalisasi tidak menjadi kendala bagi mereka. Namun
proses digitalisasi membutuhkan banyak persiapan dan tahapan bagi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang nantinya menjadi salah satu tumpuan pengawasan Rumah BUMN
Bandar Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID
Lampung.
Mayoritas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan Rumah BUMN Bandar
Lampung berusia di atas 30 tahun sehingga sulit untuk melakukan digitalisasi operasional
dengan baik dan berhasil. Agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus
berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, sangat penting untuk memberikan
arahan.
Rumah BUMN Bandar Lampung berfungsi sebagai wadah bagi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang mengalami kendala sebagai solusinya. untuk pengembangan pelaku
usaha yang ada di Kota Bandar Lampung. dalam rangka mendorong minat UMKM dalam
mengembangkan usahanya dan melakukan perubahan menuju digitalisasi usahanya.
Oleh karena itu, guna menghasilkan temuan penelitian yang handal, peneliti tertarik untuk
mendalami Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero Lampung dalam
mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Bandar Lampung
melalui pembinaan BUMN. Rumah Bandarlampung.

Tinjauan Literatur
Sarwoto (2014) memberikan definisi pengawasan sebagai berikut: “Pengawasan adalah
kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan/atau hasil yang telah ditentukan sebelumnya”.
Menurut Widjaya & Yani (2016) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan itu
sendiri, masyarakat setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini juga berarti bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk memberikan
manfaat di luar produk atau jasa yang dimilikinya, melainkan memberikan manfaat dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan dan manfaat tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat
setempat, maupun masyarakat pada umumnya..
Menurut Fadilah (2018) Pengembangan bisnis adalah upaya dan proses persiapan analisis
mengenai peluang, dukungan, dan pemantauan, tetapi tidak termasuk keputusan strategis dan
kebijakan peluang pertumbuhan bisnis.

Metode Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi dan memberikan penjelasan
tentang cara penyelesaian masalah dengan menggunakan data, sehingga merupakan penelitian
deskriptif. Strategi ini dibahas oleh Sugiyono (2020: 9–10). Apabila peneliti menggunakan
triangulasi (gabungan observasi, wawancara, dan dokumentasi) sebagai instrumen
pengumpulan data kunci, maka data yang dihasilkan cenderung bersifat kualitatif. Demikian
pula dalam metode penelitian kualitatif, yang berlandaskan postpositivisme atau filsafat
enterpretif dan digunakan untuk mempelajari kondisi alam objek. data, secara induktif atau
kualitatif menganalisis data, dengan tujuan analisis adalah konstruksi makna, keunikan, dan
fenomena. Wawancara, catatan lapangan, dan catatan arsip hanyalah sebagian kecil dari
sumber informasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif, yang menekankan akurasi
daripada kuantitas. Demikian juga penelitian kualitatif lebih mementingkan metode yang
digunakan daripada produk akhir. Karena disebabkan adanya keterkaitan antara bagian-bagian
yang dipelajari, maka akan menjadi lebih jelas ketika ditinjau kembali dalam proses
selanjutnya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan Rumah
BUMN Bandar Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero
Lampung dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota
Bandar Lampung dan mengetahui apa saja aspek penghambat dan aspek pendukung
pengawasan Balai BUMN Bandar Lampung. Lampung sebagai Corporate Social
Responsibility (CSR) PT PLN Persero Lampung dalam mengembangkan UMKM di Kota
Bandar Lampung.

Hasil dan Pembahasan


Sedang berdiskusi Ini peneliti akan menggambarkan tentang Bagaimana pengawasan Gedung
BUMN Bandar Lampung as Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID
Lampung di mengembangkan UMKM di Kota Bandar Lampung dengan menggunakan teori
supervisi yang dikemukakan oleh Handoko (2012) yaitu : Akurat, Tepat Waktu, Obyektif dan
Komprehensif, Fokus pada Poin Pengawasan Strategis, Realistis baik Organisasi, Fleksibel,
Karakteristik Sebagai Instruksi dan Operasi, Diterima oleh Anggota Organisasi. Lebih-lebih
lagi diskusi tentang pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung as Corporate Social
Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung di mengembangkan UMKM di Kota
Bandar Lampung secara efektif dalam sebagai berikut :
Akurat
Dari hasil wawancara dengan bermacam-macam penyataan orang sumber diatas, didapat
dikenal itu Rumah BUMN Bandar Lampung menyediakan A membentuk Registrasi on line
Untuk diisi oleh UKM yang menginginkan bergabung menjadi mitra membangun Gedung
BUMN Bandar Lampung, berupa itu memuat semua data terkait dengan penerapan bisnis yang
dijalankan oleh UMKM sehingga data Bisa menjadi basis basis Untuk Rumah BUMN Bandar
Lampung fungsi pengawasan UKM mitra membangun. Kemudian, Rumah BUMN Bandar
Lampung memberikan informasi terkait hal- hal yang hasil dari sesuatu yang memiliki
pekerjaan, informasi itu dilaporkan dengan cara secara berkala ke PLN UID Lampung as ada
penerapan fungsi pengawasan ke Gedung BUMN Bandar Lampung. Di dalam Mengerjakan
pengawasan informasi yang akurat penting urusan miliknya Untuk Bisa dimiliki, karena
ketepatan informasi akan dampak terhadap pengawasan yang dilakukan dan hasil yang dicapai.
itu sesuai dengan dengan pendapat Vincent dan Rosalia (2013) Akurat cara informasi
dikumpulkan dengan cara teliti, teliti, dan tanpa pandang bulu dari elemen manipulasi
subyektif. ketepatan hasil pengawasan adalah faktor determinan yang mempengaruhi hasil dan
keputusan.
Menurut analisa peneliti demikian, informasi yang disampaikan oleh pihak BUMN Bandar
Lampung dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah hirarki atau terstruktur.
Peneliti evaluasi di dalam urusan Ini informasi yang dimiliki Sudah ciri akurat. Artinya,
informasi yang disampaikan Sudah memenuhi membutuhkan dibandingkan dilakukan
pengawasan Bagus dari PLN ke Rumah BUMN Bandar Lampung, dan para pihak Balai
BUMN Bandar Lampung untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi
mitra membangun. Informasi itu mengharapkan Bisa menjadi gambar dan tolak ukur di dalam
Mengerjakan pengawasan melalui informasi yang akurat sehingga tujuan tercapai Bisa
bertemu cocok sasaran dengan harapan dan tidak menimbulkan masalah. itu didukung dengan
teori ketepatan informasi berdasarkan Kusniri dalam Akbar (2015) bahwa tepat atau ketepatan
adalah informasi yang disampaikan harus bebas dari kesalahan atau menyesatkan. Akurat juga
berarti informasi itu mampu langsung sesuatu yang tepat sasaran dengan tujuan dan tanpa
membuat kesalahan. ditinjau dari sejumlah pendapat ahli atas, akurasi informasi sebagai basis
dilakukan pengawasan Rumah milik negara Bandar Lampung dapat dikatakan tepat accrena
memiliki selimut hal-hal yang dikatakan di dalam teori itu. dengan informasi karakteristik
tepat, tentu saja proses implementasinya fungsi pengawasan Bisa Selesai dengan baik dan
optimal oleh Rumah BUMN Bandar Lampung. Dengan penerapan fungsi pengawasan yang
baik dan optimal, maka pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung dapat tercapai.
Namun, dalam praktiknya peneliti Tetap menemukan beberapa UMKM belum mengisi
membentuk on line momen Registrasi itu dengan cara lengkap, jadi Bisa menghambat proses
implementasi fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung
terhadap UMKM tersebut. Di dalam urusan ini diperlukan Gedung BUMN Bandar Lampung
Mengerjakan konfirmasi mengulang kepada UKM yang bersangkutan Untuk melengkapi data
yang dibutuhkan.
Tepat Waktu
Dari berbagai hasil wawancara pada Bisa dikenal bahwa PT PLN Persero UID Lampung tidak
memiliki jadwal spesial terkait mengawasi pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility (CSR) Gedung BUMN Bandar Lampung, hal itu berdasarkan pembagian waktu
dinilai sulit Karena masih banyak program CSR lainnya selain rumah BUMN. Di samping itu
bahwa, Gedung BUMN Bandar Lampung memiliki dinilai mampu berjalan dengan cara
mandiri sehingga diberikan otoritas di dalam melaksanakan program. Faktor lain juga menjadi
alasan TIDAK dia melakukan pengawasan setiap hari pelaksanaan Gedung BUMN Bandar
Lampung lokasi Kantor PT PLN UID Lampung bersama Rumah BUMN yang memadai di
Bandar Lampung jauh. Kemudian, terkait pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung kepada mitra UMKM dibuat Belum dipegang dengan sesuai waktu, terbukti
dengan hasil wawancara di atas, beberapa kata sumber UMKM itu di dalam periode waktu tiga
bulan Terakhir, Gedung BUMN Bandar Lampung saja Mengerjakan satu kali kunjungan atau
pengawasan langsung kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hal itu
peneliti tanda Belum sesuai waktu Karena waktu yang dibutuhkan dari pengawasan Pertama
dengan pengawasan Berikutnya Tetap terlalu lama. Adapun penyebabnya kejadian urusan itu
adalah minimal kekuatan Pekerjaan Milik Rumah BUMN di Bandar Lampung Mengerjakan
fungsi pengawasan. itu berimplikasi pada kelemahan fungsi kontrol dari Gedung BUMN
Bandar Lampung. Karena pada dasarnya ketepatan waktu berpengaruh pada deteksi
kemungkinan penyimpangan hanya terjadi, dengan ketepatan kurang waktu Bagus Jadi
deteksi itu TIDAK Bisa Selesai dengan oke. itu didukung dengan teori sistem kendali yang
dikemukakan oleh Budiyono dalam Lena (2015) yang mengatakan itu sistem pengawasan akan
berjalan dengan cara efektif jika Selesai dengan cepat Kapan deviasi diketahui. Jika itu terjadi
keterlambatan di dalam reaksi penyimpangan, lalu kerugian yang dihadapi akan lebih besar
dan berkembang sulit diperbaiki. ditinjau dari pendapat seperti itu, lalu Bisa dikenal itu
penerapan pengawasan yang dilakukan Gedung BUMN Bandar Lampung belum efektif
Karena TIDAK mampu bawa pengawasan dengan cara sesuai waktu, yang seperti dikatakan
dalam teori pendukung itu itu urusan Itu Tentu saja efek obstruksi deteksi deviasi dengan cara
waktu nyata dan dapatkan dihasilkan kerugian berkelanjutan ke penerapan bisnis sebaik Bisa
pengaruh terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota
Bandar Lampung as objektif dari pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR)
di membentuk Rumah BUMN Bandar Lampung ini.

Objektif dan Menyeluruh


Dari berbagai hasil wawancara dengan sejumlah orang sumber pada Bisa dikenal yang dimiliki
oleh Gedung BUMN Bandar Lampung memanfaatkan teknologi informasi dengan cara aktif,
baik dalam bentuk media sosial atau media komunikasi. Di dalam urusan Saat ini Rumah
BUMN Bandar Lampung memanfaatkan media sosial Instagram sebagai media sosialisasi
aktivitas dengan cara publik dan menggunakan media komunikasi WhatsApp sebagai media
penyampaiannya informasi dengan cara spesial. itu Tentu saja buat itu mudah pengiriman
informasi di dalam kerangka bawa fungsi pengawasan yang dilakukan Gedung BUMN Bandar
Lampung. Di samping itu Selain itu juga tersedia Gedung BUMN Bandar Lampung rutin
membuat laporan triwulanan dan tahunan Untuk disampaikan ke PLN UID Lampung as
informasi pada suatu waktu ada tanggung jawab rumah BUMN di Bandar Lampung bawa
fungsi pengawasan kepada UMKM. Di dalam urusan ini, peneliti menganalisa itu informasi
yang disampaikan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung di kerangka penerapan fungsi
pengawasan memiliki mampu memenuhi membutuhkan informasi yang dibutuhkan, jadi Bisa
memberi kenyamanan di dalam Mengerjakan pengawasan. itu didukung dengan teori yang
dikemukakan oleh Siswanto ( 2011) yang mengatakan itu informasi di dalam sesuatu sistem
pengawasan harus mudah dipahami dan dipertimbangkan objektif oleh individu yang
menggunakannya. Lebih objektif sistem seperti itu, lalu lebih besar peluang itu individu dengan
sadar dan efektif akan menanggapi informasi yang diterima, begitu pula sebaliknya. Sistem
informasi sulit dipahami akan mengakibatkan bias yang tidak menguntungkan kebutuhan dan
kebingungan di antara individu. ditinjau dari pendapat seperti itu, lalu Bisa dikenal itu
penerapan pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung dapat dikatakan
efektif Karena memiliki selimut hal -hal dalam teori diatas, Gedung BUMN Bandar Lampung
mampu mengantarkan dan mengantarkan informasi dengan sistem mudah dimengerti dan
objektif sebaik menyeluruh. itu Tentu saja memberi mendukung ke pencapaian objektif dari
penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di dalam bentuk Gedung BUMN Bandar
Lampung yang melakukannya pengawasan Untuk pengembangan UMKM di Kota Bandar
Lampung.
Namun, fakta itulah yang ditemukan oleh para peneliti di lapangan Tetap ada pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak aktif di dalam melakukan dialog di grup
WhatsApp yang disediakan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung. itu sangat disayangkan,
karena pada fungsi Grup WhatsApp pengadaan yang disediakan oleh Rumah BUMN Bandar
Lampung berfungsi sebagai satu cara Untuk Mengerjakan pengawasan dengan cara TIDAK
langsung dan komunikasi sebaik menukarkan informasi jarak jauh lebih efektif dan efisien.

Terpusat Pada Titik-Titik Pengawasan Strategik


Dari berbagai hasil wawancara diatas, didapat Kami tahu rumah BUMN itu di Bandar
Lampung Mengerjakan pengawasan memiliki fokus pada sektor potensial pengalaman
kesalahan yang dilakukan oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), seperti kasus
kepemilikan lisensi usaha, karena pada dasarnya lisensi bisnis adalah sesuatu yang penting
Untuk dimiliki oleh para pelaku bisnis sebagai ada penerapan bisnis yang legal dan layak
peraturan pemerintah, selain itu Itu lisensi bisnis juga memiliki sejumlah pokoknya manfaat
akan membawa dampak Bagus untuk pelaku bisnis diantara mereka kenyamanan mengakses
modal dan penerimaan membantu dari pemerintah. Lalu, pembukuan di dalam penerapan bisnis
perdagangan yang dilakukan oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), karena pada
dasarnya pembukuan Wow Bisa menjadi referensi di dalam melihat Bagaimana perkembangan
yang dialami Bagus di dalam membentuk peningkatan jumlah produksi atau peningkatan tanda
pergantian penjualan. Sebagai melangkah di dalam bawa pengawasan terfokus titik
pengawasan Secara strategis, Rumah BUMN Bandar Lampung juga menyediakan formulir
untuk diisi oleh UKM ketika dikunjungi oleh Rumah BUMN Bandar Lampung yang tentunya
urusan itu Untuk lihat dan bandingkan mengubah dari dilakukan pengawasan sebelumnya. Di
samping itu bahwa, PT PLN Persero UID Lampung sebagai struktur paling tinggi di dalam
Implementasi Gedung BUMN Bandar Lampung juga dilakukan secara bersama-sama hadiah
di dalam sejumlah peluang yakin sebagai ada dilakukan pengawasan ke Rumah BUMN Bandar
Lampung dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). itu akan berdampak pada
perbaikan kualitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena dilakukan pengawasan
memiliki fokus pada titik-titik pengawasan strategis mendeteksi kemungkinan kesalahan
hanya Bisa terjadi sehingga Bisa memperbaiki kemungkinan dari kemungkinan penyimpangan
hanya Bisa terjadi. itu didukung teori dari Kadarman (2017) yang mengatakan itu memperbaiki
deviasi sebagai melangkah memperbaiki di dalam Mengerjakan pengawasan adalah hal yang
perlu Selesai Menggunakan memperbaiki terjadi kesalahan di lapangan dalam proses
implementasi. ditinjau dari pendapat itu, bisa dikenal itu dilakukan pengawasan Rumah milik
negara Bandar Lampung dapat dikatakan efektif Karena memiliki selimut apa yang dinyatakan
di dalam teori pendukung itu, dimana Gedung BUMN Bandar Lampung memiliki fokus di
dalam pemantauan dan fokus itu dinilai mampu mendeteksi kemungkinan dari deviasi Bisa
hanya terjadi.
Namun, sebenarnya peneliti Tetap menemukan sejumlah paksaan di dalam pelaksanaannya,
yaitu Tetap ada UKM yang tutup diri sendiri dari pengawasan dilakukan oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung, hal itu Tentu saja menghalangi pencapaian tujuan yang direncanakan
Karena dilakukan pengawasan TIDAK Bisa Selesai dengan cara keseluruhan untuk semua
UKM. Di samping itu Selain itu, ada juga UMKM yang tidak memiliki waktu Untuk Bisa
menerima mengunjungi dari Gedung BUMN Bandar Lampung, hal itu disebabkan pemilik
bisnis memiliki bekerja utama di samping itu beroperasi bisnis yang dimilikinya.

Realistik Secara Organisasional


Dari hasil wawancara dengan bermacam-macam orang sumber diatas, didapat diketahui PT
PLN Persero UID Lampung dorongan Gedung BUMN Bandar Lampung untuk melakukan
proses pemantauan dengan cara langsung, hal itu Tentu saja Selesai Untuk dorongan
pencapaian objektif dari pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) di
kerangka pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandar
Lampung. Mendukung urusan kata, Rumah BUMN Bandar Lampung punya bawa dengan dua
sistem pengawasan, yaitu pengawasan dengan cara mengarahkan dan mengawasi dengan cara
TIDAK langsung. Di dalam penerapan pengawasan langsung dilakukan oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung mengunjungi ke lokasi UMKM dengan diajukan prinsip pengawasan
obyektif, dimana Gedung milik negara Bandar Lampung bisa melihat dengan cara langsung
bagaimana proses bisnis dijalankan oleh mitra UMKM bangun, mulai dari proses produksi
sampai dengan proses pemasaran. Di dalam urusan ini, PLN UID Lampung mendukung sistem
pengawasan ini terbukti dengan hadiah anggaran uang transport pegawai Rumah BUMN
Bandar Lampung yang melaksanakannya mengunjungi atau pengawasan dengan cara langsung
ke lokasi UMKM. Kemudian di dalam penerapan pengawasan TIDAK secara langsung, Rumah
BUMN Bandar Lampung memanfaatkan media sosial sebagai media alternatif di dalam bawa
pengawasan. Di dalam urusan ini yang didapat oleh DPR BUMN Bandar Lampung melihat
aktivitas dan metode pemasaran produk yang dibuat oleh mitra UMKM dibuat atau dengan
kata lain pengawasan Ini Selesai dengan cara subyektif. itu didukung teori proses pengawasan
yang dikemukakan oleh Siagian ( 2008) bahwa pengawasan kontrol langsung adalah jika
pengawas panggung Sendiri pengawasan ke aktivitas sedang dilakukan. Pengawasan langsung
Ini Bisa berbentuk inspeksi langsung, observasi langsung, laporan langsung, sekaligus
memukau keputusan Kapan diperlukan. Kemudian pengawasan TIDAK langsung (kontrol
tidak langsung) adalah pengawasan jarak jauh. Pengawasan Ini Selesai dengan alternatif lain
Mengerjakan pengawasan dengan cara langsung. Di dalam urusan ini, peneliti menganalisa
yang dimiliki oleh Gedung BUMN Bandar Lampung bawa sistem pengawasan yang sesuai
dengan realitas objek pengawasan yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota
Bandar Lampung, jadi menghasilkan dampak positif dan bermanfaat Menggunakan
mendukung perkembangan bisnis yang dijalankan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM ) tersebut. ditinjau dari teori pendukung itu, bisa terlihat itu pengawasan dilakukan
oleh Gedung BUMN Bandar Lampung efektif dan bisa mencapai objektif perkembangan
UMKM di Kota Bandar Lampung karena memiliki selimut hal-hal yang dikatakan.

Fleksibel
Dari hasil wawancara dengan bermacam-macam orang sumber diatas, didapat dikenal semoga
selalu PT PLN Persero UID Lampung dan Rumah BUMN Bandar Lampung membuka diri
sendiri Untuk menerima semua tanggapan atau umpan feedback yang diberikan oleh para
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) as membentuk fleksibilitas dari
pengawasan dilakukan. itu terbukti dengan eksekusi program atau kegiatan mendatang dari
para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di memberi memasukkan ke Gedung
BUMN Bandar Lampung. Sebagai upaya supervisi yang efektif, fleksibilitas harus tetap
dipegang sebagai A keseimbangan di dalam mencapai objektif bersama. Dengan ada
fleksibilitas demikian, maka rumah milik negara Bandar Lampung mampu tahu peluang atau
potensi baru yang muncul dari obyek pengawasan yaitu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah ( UMKM) di Kota Bandar Lampung. itu didukung dengan teori keterbukaan
organisasi yang dikemukakan oleh Siswanto (2011) yang mengatakan bahwa pada setiap
organisasi pengawasan harus memiliki ciri fleksibilitas seperti itu kemiripan, jadi organisasi
itu Bisa cepat Bertindak Untuk mengatasi perubahan yang merugikan dan menguntungkan
peluang baru. Dengan sehingga, realisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang
ditingkatkan sesuai dengan dengan objektif dari pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility (CSR) di membentuk Rumah milik negara Bandar Lampung dapat tercapai
sesuai dengan dengan mengatur rencana. Jika ditinjau dari penyataan di atas, lalu pengawasan
yang dilakukan Gedung BUMN Bandar Lampung dinilai Sudah efektif Karena memiliki bawa
pengawasan memiliki ciri fleksibilitas sesuai dengan dengan apa yang dikatakan di dalam teori
pendukung di atas. fleksibilitas di dalam penerapan pengawasan yang dilakukan oleh Rumah
BUMN Bandar Lampung akan berdampak pada keterbukaan kemungkinan dan peluang baru
sebelum TIDAK tahu dari mana asalnya dari obyek pengawasan.

Bersifat Sebagai Petunjuk dan Operasional


Dari berbagai hasil wawancara diatas, didapat dikenal itu di dalam urusan Ini ada beberapa
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami kesulitan; dengan bermacam-
macam faktor menyebabkan. Adapun faktor penyebab dimaksud adalah kurangnya durasi
melakukan pelatihan, p itu Tentu saja menyiratkan kekurangan waktu bagi pelaku Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM ). Bisa memahami hasil dari pelatihan itu dengan cara
jelas. Kemudian faktor lainnya adalah, ada pelatihan yang tepat dipegang dengan cara
perlahan-lahan Namun urusan itu TIDAK dijalankan, tentu saja urusan itu akan menyebabkan
terganggunya proses pencapaian objektif dari diimplementasikan pelatihan itu. Di samping itu
faktor ada faktor lain yang muncul pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM ).
saya sendiri, misalnya menyukai faktor usia pelaku kemungkinan bisnis dikatakan usia tua
sehingga dihasilkan lemah memahami di dalam bidang teknologi dan barang itu Tentu saja
menjadi Satu kesulitan di dalam mencapai tujuan. Bersama dengan kejadian hal-hal kata, lanjut
PT PLN UID Lampung dorongan Gedung BUMN Bandar Lampung untuk Terus berlanjut
Mengerjakan panduan di dalam penerapan fungsi pengawasannya. itu Tentu saja menjadi
petunjuk untuk kesulitan yang dialami oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dalam hubungan dengan urusan kata, Rumah BUMN Bandar Lampung menetapkan itu
memberi panduan atau petunjuk pada kesulitan yang dialami oleh para pelaku bisnis adalah A
standar operasional yang diperlukan dilakukan. Dari analisis peneliti itu, bisa dikenal yang
dimiliki oleh Gedung BUMN Bandar Lampung bawa sifat pengawasan sebagai instruksi dan
operasi. Dengan jadi, Rumah BUMN Bandar Lampung mampu membelinya Mengerjakan
identifikasi pada kesulitan yang terjadi dan disampaikan larutan sebagai penerapan prosedur
pengawasan yang efektif. itu didukung dengan teori prosedur dinyatakan Moekijat di dalam
Nuraida (2008) mengatakan itu prosedur adalah Langkah atau implementasi pekerjaan, dimana
bekerja itu selesai, terhubung dengan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, di
mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Dengan jadi, bisa dikenal itu prosedur
adalah metode yang diperlukan Untuk menangani kegiatan yang akan datang, urutan aktivitas
Untuk mencapai objektif spesifik, dan pedoman Untuk bertindak. Jika ditinjau dari penyataan
demikian, maka Gedung BUMN Bandar Lampung telah bawa pengawasan dengan cara efektif
Karena memiliki selimut penerapan pengawasan yang dimiliki sesuai dengan prosedur
operasional sehingga Bisa ciri sebagai petunjuk dari kesulitan objek pengawasan.

Diterima Para Anggota Organisasi


Dari berbagai hasil wawancara yang ada diatas, didapat dikenal itu fungsi pengawasan yang
dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung masih kekuatan terbatas kerja minimal, jadi
menyebabkan terjadi pengawasan belum Selesai dengan cara utuh dan merata ke semua mitra
membangun Gedung BUMN Bandar Lampung. Berdasarkan hasil analisis peneliti urusan itu
akan dihasilkan TIDAK rata pencapaian tujuan yang direncanakan, mengingat objektif dari
diimplementasikan pengawasan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung adalah pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk utuh mitra dibuat Gedung BUMN Bandar
Lampung gitu Bisa mewakili UMKM di kota Bandar Lampung. Jika pengawasan itu TIDAK
Selesai dengan cara merata atau tidak dirasakan oleh semua mitra dibuat Gedung BUMN
Bandar Lampung, lalu akan sulit Untuk mencapai pemerataan dari objektif itu. itu didukung
oleh teori yang dikemukakan oleh Amirullah dalam Lena (2015) bahwa setiap sistem
pengawasan sebaiknya Bisa diterima dan diterima oleh semua orang anggota organisasi,
dengan Jadi setiap anggota organisasi akan merasa tidak cukup menjawab dari proses
pencapaian menetapkan tujuan. ditinjau dari teori seperti itu, lalu penerapan pengawasan yang
dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung belum dikatakan efektif jika Karena Belum
selimut hal yang dikatakan di dalam teori pendukung pada Dimana Gedung BUMN Bandar
Lampung belum mampu bawa pengawasan ke semua Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) yang menjadi mitra membangun. Kejadian urusan itu Karena pelaksanaan program
Gedung BUMN Bandar Lampung adalah pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility (CSR) dari kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), jadi pemenuhan
kebutuhannya membutuhkan proses yang cukup birokratis panjang dan berbuah betapa sulitnya
pemecahan masalah semacam Ini dengan cara cepat.
Namun, sebagai salah satu melangkah alternatif dan solusi yang ada sementara Rumah BUMN
Bandar Lampung kerja sama dengan Universitas Bandar Lampung kerangka magang
mahasiswa. Dengan demikian, semoga mahasiswa yang melaksanakan program magang di
Rumah BUMN Bandar Lampung dapat membantu rumah BUMN partai di Bandar Lampung
bawa fungsi pengawasan dilakukan. Di samping itu itu, sebagai melangkah Tertentu juga ada
di Gedung BUMN Bandar Lampung kirim aplikasi tambahan kekuatan bekerja di Gedung
BUMN Bandar Lampung untuk PT PLN Persero UID Lampung.

Aspek Pendukung dan Aspek Penghambat Pengawasan Rumah BUMN Bandar


Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung
Dalam Mengembangkan UMKM Di Kota Bandar Lampung
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan observasi yang ada pada Bisa terlihat Apa jadilah
aspek penghambat dan aspek pendukung dari penerapan pengawasan di dalam kerangka
pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandar Lampung. Aspek
kendala dan aspek pendukung itu berpengaruh ke pembangunan yaitu objektif dari dia
melakukan pengawasan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung. Di dalam pengawasan Gedung
BUMN Bandar Lampung as Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID
Lampung di UMKM yang berkembang di Kota Bandar Lampung terdapat aspek kendala dan
aspek pendukung sebagai berikut :

Aspek Pendukung
Adapun aspek yang mendukung dari penerapan pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung
as Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung di mengembangkan
UMKM yang ada di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1. ketepatan informasi sebagai basis di dalam bawa pengawasan yang dilakukan oleh
Balai BUMN Bandar Lampung terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
telah tercapai dengan baik, dengan ada pendapat dari teori pendukung hasil analisis
peneliti rumah milik negara Bandar Lampung yang mampu mengumpulkan informasi
yang mampu mengarahkan proses pengendalian sesuai dengan tujuan yang
dimaksudkan.
2. Obyektif dan menyeluruh di dalam pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung pada mengembangkan UMKM di Kota Bandar Lampung dengan ada
pendapat dari teori pendukung hasil analisis peneliti, dapat dikenal itu Rumah milik
negara Bandar Lampung dapat Mengerjakan pengawasan dengan efektif Karena
pengiriman informasi yang objektif dan komprehensif di dalam kerangka bawa
pengawasan Sudah tercapai dengan oke. Di samping itu Selain itu, informasi yang
disampaikan juga bisa dengan mudah diterima dan dipahami oleh pengguna informasi.
3. Fokus pada titik-titik pengawasan strategis di dalam dilakukan pengawasan Rumah
BUMN Bandar Lampung dengan ada pendapat dari teori pendukung hasil analisis
peneliti, dapat dikenal itu dilakukan pengawasan Sudah berjalan dengan cara Bagus
Dimana Gedung BUMN Bandar Lampung memiliki bawa pengawasan yang
menitikberatkan pada hal-hal yang ada jangkauan akan kejadian kemungkinan
penyimpangan hanya dilakukan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
4. realistis dengan cara organisasi di dalam pengawasan yang dilakukan oleh Balai BUMN
Bandar Lampung untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan ada
pendapat teori pendukung hasil dari analisis peneliti, dapat dikenal yang dimiliki oleh
Gedung BUMN Bandar Lampung bawa sistem pengawasan yang sesuai dengan
realitas organisasi Di mana dilakukan pengawasan adalah dengan dua metode itu
adalah pengawasan langsung (pengendalian langsung) dan pengawasan TIDAK
langsung (Kontrol tidak langsung).
5. fleksibilitas di dalam penerapan pengawasan Balai BUMN Bandar Lampung untuk
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan ada pendapat teori pendukung
hasil analisis peneliti, lalu Bisa dikenal itu fleksibilitas itu dinilai mampu membuat
menyeimbangkan dan membuka kunci peluang sebaik kemungkinan-kemungkinan
hanya berkencan dari obyek pengawasan sehingga menghasilkan penerapan
pengawasan yang efektif dan optimal serta mampu membuat pengembangan.
6. ciri sebagai instruksi dan operasi di dalam dilakukan pengawasan Rumah BUMN
Bandar Lampung dengan ada pendapat teori pendukung hasil analisis peneliti, dapat
dikenal itu prosedur di dalam penerapan pengawasan Bisa dikatakan Sudah berjalan
dengan efektif dimana para pengawas mampu memberi petunjuk dari kesulitan objek
pengawasan, jadi Bisa memberi menjawab pada kesulitan itu.

Aspek penghambat
Adapun hal-hal yang akan terjadi aspek penghambat dari diimplementasikan pengawasan
Gedung BUMN Bandar Lampung as Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero
UID Lampung di mengembangkan UMKM di Kota Banar Lampung adalah sebagai berikut :
1. Ketepatan waktu di dalam penerapan pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung
belum Bisa tercapai dengan baik, hal itu disebabkan kurangnya kekuatan kerja di
Gedung BUMN Bandar Lampung gitu dihasilkan betapa sulitnya bawa pengawasan
dengan cara rutin ke semua Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi
mitra membangun Gedung BUMN Bandar Lampung.
2. Pengawasan yang dilakukan Gedung BUMN Bandar Lampung belum diterima semua
anggota organisasi, hal itu disebabkan oleh banyaknya Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang menjadi mitra dibuat Gedung BUMN Bandar Lampung
juga Banyak sehingga menimbulkan TIDAK keseimbangan di antara jumlah UMKM
yang harus diawasi dengan jumlah pengawas di Gedung BUMN Bandar Lampung

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait pengawasan Gedung BUMN Bandar
Lampung sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung
dalam mengembangkan UMKM di Kota Bandar Lampung, kemudian juga dilihat dari aspek
penghambat dan aspek pendukung. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan:
1. Dalam melaksanakan pengawasan Gedung BUMN Bandar Lampung sebagai Corporate
Social Responsibility (CSR) PT PLN Persero UID Lampung dalam mengembangkan
UMKM di Kota Bandar Lampung diukur dengan menggunakan dimensi teori
pengawasan yang dikemukakan oleh Handoko (2012). ) hasil yang peneliti peroleh
adalah enam dimensi yang sudah berjalan dengan baik dan optimal diantaranya Akurat,
Obyektif dan Komprehensif, Terpusat pada titik kontrol strategis, Realistis Organisasi,
Fleksibel, dan Bersifat Bimbingan dan Operasional. Hal ini tentu didukung oleh
pendapat teori yang dikemukakan oleh para ahli lainnya. Dua dimensi teoritis yang
mengukur pengawasan yang dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung belum
berjalan dengan baik dan optimal yaitu tepat waktu, dan diterima oleh anggota
organisasi. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga yang dimiliki oleh Rumah BUMN
Bandar Lampung sehingga sulit untuk melakukan pengawasan secara berkala dan tepat
waktu..
2. Aspek pendukung dan aspek penghambat juga menjadi tolok ukur pengawasan yang
dilakukan oleh Rumah BUMN Bandar Lampung dalam mengembangkan UMKM di
Kota Bandar Lampung. Adapun aspen yang mendukung pengawasan yang dilakukan
oleh Balai BUMN Bnadar Lampung yaitu: Keakuratan informasi yang dimiliki sebagai
dasar untuk melakukan pengawasan, penyampaian informasi dalam rangka melakukan
pengawasan dapat terlaksana dengan baik sehingga bahwa informasi mudah dipahami
dan diterima oleh pengguna informasi, pelaksanaan pengawasan telah difokuskan pada
poin strategis pengawasan, sistem pengawasan yang diterapkan adalah sistem yang
cocok untuk diterapkan secara organisasi, keterbukaan pengawasan menghasilkan
peluang baru dari input yang berasal dari objek pengawasan sehingga dapat mampu
menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru yang sebelumnya tidak diketahui, dan
pengawasan yang dilakukan telah dapat dilakukan sebagai pedoman dan menjadi
jawaban atas kesulitan yang dialami objek pengawasan. Adapun aspek penghambat dari
pengawasan yang dilakukan oleh Balai BUMN Bandar Lampung yaitu: kurangnya
tenaga kerja pada Balai BUMN Bnadar Lampung sehingga menimbulkan ketimpangan
antara objek pengawasan dengan pelaksana pengawas.

Saran
Dari hasil kesimpulan tersebut, penelitian yang telah dilakukan peneliti terdapat beberapa hal
yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dalam melakukan pengawasan terhadap Balai BUMN
Bandar Lampung agar dapat berjalan lebih optimal dan efektif. Dalam hal ini peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. PT PLN Persero UID Lampung segera menambah pekerja Rumah BUMN Bandar
Lampung sebagai pengawas, agar pengawasan dapat dilakukan secara tepat waktu
kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan Rumah BUMN
Bandar Lampung.
2. Secara periodik penjadwalan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Rumah
BUMN Bandar Lampung terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), hal
ini tentunya bertujuan agar pengawasan dapat dilakukan terhadap seluruh anggota
organisasi dalam hal ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha
Menengah (UMKM) menjadi mitra binaan DPR BUMN Bnadar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai