FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
2
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
i
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah Swt, atas Segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga Laporan Kerja Praktik yang berjudul “Perawatan (Maintenance) &
Meminimalisisr Faktor Kegagalan Pada Worm Screw Pada Screw Press Lp-
15 Di PTPN V Pks Sei Tapung” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan Program Strata-1 di Program Studi Teknik Mesin Universitas Riau.
Selama Kerja Praktik, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dandorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
melaksanakan Kerja Praktek ini.
2. Orang tua untuk dukungan moral dan material yang telah diberikan kepada
penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Eng. Ir. Azridjal Aziz, ST., MT., IPU selaku dosen
pembimbing yang membantu penulis dalam membimbing serta
memberikan arahan dalam melaksanakan Kerja Praktek ini.
4. Ibu Putri Nawangsari,ST.,M.Eng selaku Koordinator Kerja Praktek
Program Studi S1Teknik Mesin Universitas Riau.
5. Bapak M. Untung Rizki Cahayadi, S.T selaku Manager PKS Sei. Tapung.
6. Seluruh staf dan karyawan yang telah membantu dan memberikan saran
kepada penulis untuk menyelesaikan laporan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Laporan Kerja
Praktik ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan. Semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Pekanbaru, November 2021
Penulis,
ii
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
DAFTAR NOTASI............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
iii
5
2.6.4 Lori.................................................................................................. 12
2.6.5 Capstan............................................................................................ 12
2.7.3 Genset.............................................................................................. 24
3.6 Perawatan(maintenance)......................................................................... 28
iv
6
3.9 Downtime................................................................................................ 31
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 33
4.2 Perhitungan............................................................................................. 33
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 37
LAMPIRAN......................................................................................................... 39
v
7
DAFTAR GAMBAR
vi
8
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR NOTASI
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pabrik kelapa sawit, terdapat berbagai macam unit mesin yang
digunakan untuk mengolah buah tandan sawit (TBS) menjadi CPO (Crude Palm
Oil) dan Kernel (palm kernel). Salah satu diantara mesin-mesin tersebut yang sangat
kritikal adalah screw press, dimana CPO yang merupakan produk utama pabrik
kelapa sawit dihasilkan dengan menggunakan screw press. Buah sawit yang
sudah direbus selanjutnya ditekan dengan screw press, sehingga diperoleh
minyak mentah sawit yang dikenal dengan CPO.
1
2
Dalam operasionalnya terdapat beberapa kendala pada screw press. Hal ini
berakibat langsung terhadap terhentinya proses produksi CPO pada pabrik
pengolahan sawit. Diantara permasalahan yang terjadi pada screw press adalah
screw yang sudah aus, screw yang patah, serta terjadi kerusakan pada Press Cage.
Umumnya permasalahan yang terjadi pada screw pres ini disebabkan oleh
gesekan yang terjadi pada worm screw dengan fiber dan nut pada proses pengolahan
buah sawit. Disamping itu juga disebabkan oleh pengoperasian alat yang tidak
sesuai prosedur serta umur masa pakai peralatan yang sudah melewati batas.
Adapun rumusan masalah dalam laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa memahami faktor faktor kegagalan worm screw pada screw
3
press LP-15.
2. Mahasiswa mampu meminimalisir faktor kegagalan worm screw pada
screw press LP-15.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara atau diskusi dengan narasumber dari perusahaan
yang memiliki pengetahuan mengenai objek permasalahan.
3. Metode studi literatur dan studi pustaka
Metode Studi Pustaka ini penulis lakukan dengan membaca buku-buku
manual operasional dan buku-buku pendukung yang telah tersedia di
perusahaan. Selain itu penulis juga mengambil referensi-referensi lain
yang berhubungan, baik itu di internet maupun buku-buku perkuliahan.
Data-data tersebut kemudian di bandingkan dengan keadaan nyata yang
ada dilapangan.
5
6
yang berkapasitas 60 Ton/Jam sumber buah Sei Tapung dan plasma dengan luas
area 5.000 Ha, produksi yang dihasilkan PKS Sei Tapung yaitu CPO dan INTI
Bentuk dari logo (logo mark) menyerupai daun kelapa sawit yang
berkembang dan melekuk halus tanpa ujung tajam, merupakan manifestasi dari core
business perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang pula, menggambarkan
konsistensi produksi, keseimbangan dan fleksibilitas perusahaan dalam
menghadapi tantangan global. Tulisan logo (Logo Type) PTPN 5 yang di taruh
simetris di bawah logo mark melambangkan phon sawit yang berakar dari
perkebunan perseroan serta pemilihan huruf non capital memperlihatkan
keterbukaan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama mitra.
1. Pengolahan Shift 1
2. Pengolahan Shift 2
3. Bengkel
4. Laboratorium
5. Admin
Perusahaan membagi dalam dua kelompok shift yaitu shift pagi dan shift
malam. Dimana pada shift pagi dinas 40 jam, dengan memiliki jam kerja dari hari
senin sampai jumat yaitu 7 jam kerja per hari dan hari sabtu kerja 5 jam. Untuk shift
malam dinas 35 jam dengan memiliki jam kerja dari hari senin sampai jumat yaitu
6 jam per hari dan pada hari sabtu 5 jam kerja
Tabel 2. 2 Kriteria persyaratan mutu dan komposisi panen yang ideal PKS
2.6.4 Lori
Lori adalah wadah yang digunakan untuk membawa TBS dari loading
ramp ke sterilizer. Dinding lori dibuat berlubang agar uap dapat masuk melalui
celah-celah TBS sehingga perebusan dapat berlangsung secara merata. Sedangkan
lubang lori bagian bawah berfungsi sebagai saluran keluarnya air kondensat dari
dalam lori. Jumlah lori yang ada pada pabrik sawit PTPN V sekitar 100 unit
dengan kapasitas masing–masing lori adalah 2500 Kg seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.6 dibawah ini.
Gambar 2. 6 Lori
2.6.5 Capstan
Capstan adalah alat untuk menarik rangkaian lori baik lori kosong maupun
lori berisi TBS. Capstan digerakkan oleh motor listrik dengan perantaraan
transmisi roda gigi. Capstan dijalankan dengan cara melilitkan tali nilon secara
teratur.
Gambar 2. 7 Capstan
Gambar 2. 8 Thresher
2.6.8 Digester
Fungsi digester untuk melumatkan buah dan mempermudah proses
pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah
dengan tingkat kerugian minyak yang sekecil–kecilnya.
Gambar 2. 9 Digester
dari serat – serat daging buah. Screw Press terdiri dari dua batang ulir dengan arah
putaran ulir berlawanan yang berada dalam tabung saringan (press cage). Putaran
batang ulir digerakkan dengan motor listrik daya 40 HP. Pada ujung tabung saringan
tempat ampas keluar dipasang Cone yang jarak renggangannya menggunakan
tekanan hidraulik. Tekanan yang digunakan adalah 40 – 60 bar.
dari sand trap tank. Pada pengayak getar ini digunakan 2 jenis mesh, yaitu
mesh 20 dan mesh 30. Vibro double deck pada PTPN V Sei Tapung
diperlihatkan pada Gambar
e. Oil Tank
Oil tank adalah tempat penampungan minyak yang berasal dari VCT. Pada
oil tank minyak diendapkan kotoran-kotoran halus menumpuk kebagian
bawah tank. Selanjutnya kotoran yang lebih halus dialirkan ke float tank
dan Minyak dikirim ke vacuum dryer. Diusahakan agar suhu tangki tetap
0
pada 90 C supaya terjaga ke encerannya. Sistem pemanasan
dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan
tekanan 3 kg/cm2 . Adapun kapasitas tangki ini adalah 25 ton.
Vacuum dryer adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air
dalam minyak hingga batas maksimum 0,15 % .Uap air yang
17
Gambar 2. 23 Depericarper
c. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan serabut
yang masih melekat pada nut. Alat ini berbentuk drum berputar dan
berlubang dengan putaran 21 rpm.
Nut hopper alat yang berfungsi untuk penimbunan nut sebelum masuk ke
21
Ripple mill adalah suatu alat pemecah biji, sehingga biji terdiri dari
cangkang (shell) dan inti (kernel). Ripple mill terdiri dari dua bagian
yaitu rotating rotor dan stasionary plate. Pemecahan nut dilakukan dengan
cara menggilas nut dengan rotor pada stasionary plate. Setelah nut pecah,
campuran pecahan (shell dan kernel) tersebut jatuh pada cracked mixture
conveyor untuk dikrim ke Light Tenera Dust Separation (LTDS I ).
Kernel silo adalah suatu alat yang berfungsi mengurangi kadar air pada
inti. Proses pengeringan dilakukan dengan memberikan temperature yang
berbeda-beda pada tiap tingkatnya, tingkat atas memiliki temperature 60
0
C, tingkat tengah memiliki temperature 70 0C, dan tingkat bawah
memiliki temperature 50 0C.
23
gerak, maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris
sudu pengarah (guide blade) atau sudu tetap yang berguna untuk mengubah arah
kecepatan uap, agar uap tersebut dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan
arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan baris sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang yang digunakan untuk mendorong
sudu turbin dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan demikian efisiensi
turbin menjadi lebih tinggi dikarenakan energi yang tidak termanfaatkan relatif
kecil.
Turbin uap digunakan sebagai penggerak mula pada pembangkit listrik
tenaga termal, seperti untuk menggerakkan pompa, kompresor dan mesin-mesin
lain. Jika dibandingkan dengan penggerak generator listrik yang lain, turbin uap
mempunyai kelebihan antara lain:
1) Penggunaan panas yang lebih baik.
2) Pengontrolan putaran yang lebih mudah.
3) Tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik.
4) Uap bekasnya dapat digunakan kembali untuk proses.
2.7.3 Genset
Genset digunakan sebagai standbay engine dan melakukan start awal
pengolahan guna mengoperasikan boiler sebelum turbin genset beroperasi,
membantu meringankan beban sebelum turbin genset pada saat tekanan uap boiler
menurun, menampung beban alat pengolahan yang masih operasi pada akhir
pengolahan saat genset turbin uap sudah stop.
25
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.9 Downtime
4.1
4.2 Perhitungan
4.3 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut:
1. Kegagalan worm screw pada screw press dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: faktor tengangan beban berlebih, gesekan pada permukaan worm
screw yang terjadi, faktor material worm screw , faktor kebersihan dan
maintenance pabrik yang kurang baik, serta adanya benda asing seperti
patahan pisau digester dan material lain selain buah sawit yang ikut masuk
ke dalam proses kerja mesin screw press.
2. Adapun cara yang dilakukan dalam meminimalisir faktor kegagalan adalah
dengan Kebijakan preventive maintenance yang telah diterapkan dan
ditingkatkan dalam hal detail pemeriksaan yang berkaitan dengan komponen
mesin sehingga lebih mengenai sasaran, meningkatkan kualitas buah agar
tidak ada pasir yang terbawa kedalam mesin press.
3. Adapun perbaikan yang biasa dilakukan pada worm screw yaitu melakukan
rebuild dengan penambahan logam, yaitu dengan cara mengelaskan plat pada
permukaan worm screw yang sudah ada. Disamping itu untuk mencegah
keausan worm screw juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kekerasan
(hardening) permukaan material worm screw dengan sistem heat treatment.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan sesuai topik pembahasan pada penulisan
laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
38
LAMPIRAN
39