Kontribusi Pada Pelaksanaan Sila Ke-5 Melalui Pengembangan Pendidikan Di Daerah Terpencil Muhammad Azka Hilmi
Kontribusi Pada Pelaksanaan Sila Ke-5 Melalui Pengembangan Pendidikan Di Daerah Terpencil Muhammad Azka Hilmi
Abstrak : Penelitian ini membahas kontribusi pada pelaksanaan Sila Ke-5 Pancasila melalui
pengembangan pendidikan di daerah terpencil di Indonesia. Dengan mengambil pendekatan studi
literatur, penelitian ini menggali isu-isu keadilan sosial dalam konteks pendidikan, khususnya di
daerah-daerah terpencil. Ideologi sebagai dasar negara memiliki peran krusial dalam membentuk
aturan dan kebijakan. Keadilan, sebagai nilai fundamental, menjadi pondasi institusi sosial, dan
absennya keadilan dapat merusak integritas suatu masyarakat. Pendidikan dianggap sebagai
cerminan nilai-nilai keadilan, namun tantangan aksesibilitas di daerah terpencil menjadi hambatan
utama. Literatur yang dipilih mencakup topik nilai-nilai keadilan, pendidikan, dan pengembangan
daerah terpencil. Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi pola dan hubungan antara satu
variabel dengan yang lainnya yang dipilih sebagai fokus penelitian, dengan harapan memberikan
pemahaman komprehensif tentang kondisi yang menggambarkan pendidikan di daerah terpencil.
Kondisi pendidikan di daerah terpencil, seperti yang terlihat di Kabupaten Yahukimo di Papua,
mencerminkan ketidakmerataan sumber daya manusia dan aksesibilitas. Kesenjangan ekonomi,
kesenjangan teknologi, dan diskriminasi dalam konteks pendidikan menjadi kendala utama. Solusi
yang diusulkan melibatkan perbaikan sistem pendidikan nasional, peningkatan kesejahteraan guru,
penanggulangan kesenjangan digital, dan pengembangan pendidikan non-formal. Pemanfaatan
teknologi informasi, peningkatan literasi digital guru, dan kolaborasi dengan pemerintah lokal
menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan tersebut.
Penelitian juga menyoroti urgensi pendidikan non-formal sebagai pelengkap dan pengganti
pendidikan formal di daerah terpencil. Program-program ini dapat meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan masyarakat setempat, tetapi perlu didukung oleh pemerintah dan dinas pendidikan.
Abstract : This research discusses the contribution to the implementation of the Fifth Precept of
Pancasila through the development of education in remote areas in Indonesia. By taking a
literature study approach, this research explores issues of social justice in the context of education,
especially in remote areas. Ideology as the basis of the state has a crucial role in shaping rules and
policies. Justice, as a fundamental value, is the foundation of social institutions, and the absence of
justice can undermine the integrity of a society. Education is considered a reflection of justice
values, but accessibility challenges in remote areas are a major obstacle. The literature selected
covers the topics of justice values, education and remote area development. Data analysis was
conducted to identify patterns and relationships between one variable and another chosen as the
focus of the research, in the hope of providing a comprehensive understanding of the conditions
that describe education in remote areas. The condition of education in remote areas, as seen in
Yahukimo district in Papua, reflects inequalities in human resources and accessibility. Economic
disparities, technological gaps and discrimination in the context of education are the main
obstacles. The proposed solutions involve improving the national education system, improving
teacher welfare, tackling the digital divide and developing non-formal education. Utilizing
information technology, improving teachers' digital literacy and collaborating with local
governments are important steps in overcoming these challenges.
The research also highlights the urgency of non-formal education as a complement and substitute
for formal education in remote areas. These programs can improve the quality and welfare of local
communities but need to be supported by the government and education offices.
Thus, through the development of education in remote areas, this research contributes to the
implementation of the 5th Precept of Pancasila, which emphasizes social justice for all
Indonesians. Concrete steps such as technology development, improving the quality of formal and
non-formal education, and collaboration between stakeholders are expected to create positive
changes in realizing social justice through education.
Alfioni, S., & Yuliani, F. (2022). Implementasi Program pada Satuan Pendidikan
Non Formal Kota Padang Panjang. Jurnal Humaniora Dan Ilmu Pendidikan, 1(2),
85–95. https://doi.org/10.35912/jahidik.v1i2.713
Freire, P. (1970) Pedagogy of the Oppressed. Herder and Herder, New York,
67-78.
Noor Syam, Moh. (1986). Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila. Usaha Nasional.
Nurulfa, R., Motto, C. A., Dlis, F., Tangkudung, J., Lubis, J., & Junaidi. (2021).
Physical education survey during the covid-19 pandemic in Eastern Indonesia.
International Journal of Human Movement and Sports Sciences, 9(4), 668–675.
https://doi.org/10.13189/saj.2021.090410