Anda di halaman 1dari 37

Daftar Permasalahan dan Masukan

Anggota Luar Biasa Kadin Indonesia

PERMASALAHAN UMUM
Undang-Undang
● Undang-Undang Cipta Kerja (UU No. 6 Tahun 2023):
Permasalahan:
-Implementasi revisi Undang-Undang Cipta Kerja mempersulit pengurusan izin sesuai
undang-undang.
-Pembatasan pekerjaan yang dapat dialihdayakan belum diatur secara jelas dalam revisi PP
35/2021.
Solusi:
-Berikan waktu transisi setahun kepada pengusaha untuk beradaptasi dengan perubahan
regulasi.
-Sebutkan kriteria-kriteria tertentu dalam revisi PP 35/2021 untuk menghindari
penyalahgunaan.

● Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (UU Ketenagakerjaan) sebagaimana diubah


UU No. 6 Tahun 2023:
Permasalahan:
-Pegawai PJPUR dengan PKWT menuntut pengangkatan sebagai pegawai tetap.
-Dasar tuntutan pegawai PKWT dianggap tidak sesuai dengan UU Ketenagakerjaan dan PP
35/2021.
Solusi:
-Penerapan peraturan lebih jelas terkait status pegawai berdasarkan PKWT.
-Evaluasi kriteria pekerjaan yang dapat diatur dalam PP 35/2021.

● Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 Tahun 2022 tentang Cipta


Kerja:
Permasalahan: Pembatasan pekerjaan yang dapat dialihdayakan belum diatur secara jelas
dalam revisi PP 35/2021.
Solusi:
-Waktu transisi diberikan kepada pengusaha untuk adaptasi.
-Revisi PP 35/2021 harus memuat kriteria yang jelas untuk menghindari penyalahgunaan.

● UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan PP 29/2018 tentang Pemberdayaan


Industri:
Permasalahan: Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sulit dipatuhi oleh lembaga
pemerintah.
Solusi:
-Pemerintah harus konsisten dalam menerapkan prioritas produk dalam negeri
-Pengadaan dengan sumber APBN, APBD, atau Pinjaman Luar Negeri harus mendukung
produk dalam negeri.

1
● UU 3/2014 tentang Perindustrian & PP 29/2018 tentang Pemberdayaan industri
Permasalahan: Penerapan Kewajiban penggunaan Produk Dalam negeri oleh Lembaga
Negara, Kementerian dan Lembaga Pemerintah Lainnya dalam pengadaan barang/jas a
apabila sumber pembiayaannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara,
anggaran pendapatan dan belanja daerah, termasuk pinjaman atau hibah dari dalam negeri
atau luar negeri.
Solusi: Pemerintah konsisten dalam penerapan prioritas produk dalam negeri untuk Alat
Kesehatan yang telah dapat diproduksi di Dalam Negeri, baik untuk pengadaan dengan
sumber APBN, APBD maupun Pinjaman Luar Negeri.

Peraturan Pemerintah
● PP 36 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor
Permasalahan: Mengganggu cash flow dan modal kerja.
Solusi: Evaluasi kebijakan repatriasi dan retensi untuk mengurangi beban modal kerja.
Konsultasi lebih lanjut dengan stakeholders untuk memahami dampak dan mencari solusi
yang lebih adil.

● PP 28 2021 dan PP 46 2023 tentang


Permasalahan: Perijinan Impor belum bisa secara sistem dan pengajuan usulan neraca
komoditas kepada KL Pembina sektor Komoditas melalui Sistem Nasional neraca Komoditas
Solusi: Permudah Perizinan Impor, terutama untuk bahan baku industri dan bahan pokok

● Perpres No. 32 tahun 2022 tentang Neraca Komoditas.


Permasalahan: Rencana perluasan komoditas yang akan menerapkan skema Neraca
Komoditas akan bertambah. Sementara masih banyak masalah dan keterlambatan
penerbitan Persetujuan Impor komoditi Neraca Komoditas saat ini (Gula, Garam, Besi baja,
ban dll)
Solusi: Perlu melakukan evaluasi pada penerapan Neraca Komoditas yang sudah berjalan
selama ini, lalu melakukan tindakan-tindakan perbaikan.Menahan jangan sampai ada
perluasan komoditas sampai kebijakan Neraca Komoditas ini dapat diterapkan dengan baik."

Peraturan Menteri
● Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan
Permasalahan: Penyesuaian terhadap regulasi terbaru dalam POJK Perlindungan Konsumen.
Penyesuaian besaran sanksi administratif.
Solusi: Penyesuaian regulasi untuk ITSK yang masih tercatat di Regulatory Sandbox.
Mekanisme sanksi yang sesuai dengan UU Perlindungan Data Pribadi.

● Permendag No. 25 tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor


Permasalahan:
-Kementerian Perdagangan mewajibkan Persetujuan Impor pada produk hewan dan
turunannya.
-Adanya beban tambahan baik biaya maupun waktu karena Produsen (Pemegang API-P)
yang mengimpor produk perlu mengurus Laporan Surveyor.

2
Solusi:
-Memberikan kelonggaran bagi API-P karena produk yang diimpor akan diolah lagi.
-Mengusulkan untuk memberlakukan kembali impor produk jadi untuk tes
pasar/komplementer/purna jual."

● Pemberlakuan sanksi tegas sesuai PP 29/2018 terkait pembelian barang impor (Psl
61, 107, 109) terkait Peraturan LKPP tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
Permasalahan: Dalam pengadaan barang dan jasa pengguna produk dalam negeri, sudah
diatur nilai TKDN dan BMPnya sehingga bila sudah masuk persyaratan tersebut, barang
sejenis tidak boleh impor. Kendalanya masih ada impor atas barang yang dimaksud dan
bilamana terdapat bentuk pelanggaran tersebut, sanksi belum diberlakukan secara maksimal
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Solusi: KADIN dapat memfasilitasi kembali antara produsen dalam negeri dengan pemangku
kebijakan terkait untuk meminimalisir adanya pelanggaran2 dalam bentuk impor barang
wajib.

SK Menteri
● Keputusan Kepala LKPP 122 Th 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog
Elektronik
Permasalahan: Dengan sistem saat ini, masih terjadi pembatalan sepihak oleh satker dalam
proses e-purchasing, bahkan saat produk telah dalam proses pengiriman.
Solusi: Pemberian ganti rugi kepada penyedia atas pembatalan sepihak dilakukan
pembuktian singkat tanpa pengadilan sesuai KUHP PERDATA pasal 1243 dan 1267.

Permasalahan Berusaha

● Perpajakan: Penerapan cukai; Produk impor ilegal tanpa pajak; kesiapan UMKM
bayar Pajak
● Bahan Baku: Ketersediaan dan harga yang tidak jelas
● Peraturan di negara lain yang menghambat ekspor

Masukan Kadin
● Badan Akreditasi dan Sertifikasi Kadin Indonesia
● Advokasi ke Pemerintah
● Koordinasi dan komunikasi intensif dengan ALB Kadin Indonesia
● Program kredit kerjasama dengan Bank untuk UMKM Naik Kelas

3
Kelompok 1: Asosiasi-Asosiasi Industri Pertanian dan Kehutanan

Peraturan Pemerintah
● PP 36 tentang Devisa Hasil Ekspor
Permasalahan: Mengganggu cash flow dan modal kerja.
Solusi: Evaluasi kebijakan repatriasi dan retensi untuk mengurangi beban modal kerja.
Konsultasi lebih lanjut dengan stakeholders untuk memahami dampak dan mencari solusi
yang lebih adil.

● PP No. 24 tahun 2021


Permasalahan: Pasal tidak sesuai dengan pasal 110A UU Cipta Kerja, denda yang mahal.
Solusi: Revisi peraturan untuk menyesuaikan dengan UU Cipta Kerja dan mengurangi
ketidakpastian.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Sawit dalam Kawasan Hutan
Permasalahan: Pengaruh pada pemilik tanah dengan Surat Hak Milik (SHM).
Solusi: Revisi peraturan untuk mempertimbangkan hak pemilik tanah dan mengurangi
dampak negatif.

● Permen ATR/kepala BPN No. 18 Tahun 2021


Permasalahan: Tidak selaras dengan UU Cipta Kerja, PB No. 26 tahun 2021 dan Permen No.
18 tahun 2021.
Solusi: Sinkronisasi peraturan dengan regulasi lain untuk menghindari konflik dan
kebingungan.

● Visa Kunjungan Buyer


Permasalahan: Ketentuan visa tidak mendukung kunjungan supervisi ke beberapa pabrik
sekaligus.
Solusi: Usulan perubahan ketentuan visa untuk mendukung kegiatan supervisi yang efisien.

SK Menteri
● Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 29 Tahun 2021 dan Keputusan Menteri
Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.04 Tahun 2023
Permasalahan: Ketentuan tentang VISA kunjungan buyer yang akan melakukan supervisi ke
pabrik-pabrik pengolahan karet.
Solusi: Evaluasi ulang ketentuan visa untuk memfasilitasi kunjungan buyer yang efisien.

Permasalahan Berusaha
● Harga Bahan Baku - Pupuk
Permasalahan: Harga pupuk yang tinggi.
Solusi: Dialog dengan pihak terkait untuk mencari solusi penurunan harga pupuk atau
subsidi yang lebih baik.

4
● Harga Bahan Baku - Kelapa Sawit
- Permasalahan: Harga buah kelapa sawit fluktuatif, memberikan ketidakpastian.
- Solusi: Membangun sistem stabilisasi harga atau mekanisme kontrak yang memberikan
kepastian.

● Keterbatasan Bahan Baku - Karet


Permasalahan: Produksi karet terus menurun karena kelangkaan bahan baku.
Solusi: Pengembangan program untuk meningkatkan produksi bahan baku karet secara
berkelanjutan.

● Pemasaran - European Union Deforestation Regulation


Permasalahan: Ketentuan European Union Deforestation Regulation Untuk karet masuk ke
pasar EU.
Solusi: Program pendampingan untuk membantu produsen memenuhi persyaratan EUDR.

Lain-lain
● Beban Perizinan
Permasalahan: Beban perizinan yang berat dan membingungkan.
Solusi: Evaluasi ulang regulasi perizinan, menyederhanakan proses, dan memberikan
panduan yang jelas.

Masukan Kadin
● Kolaborasi dengan Asosiasi-Asosiasi
Berlanjutnya kolaborasi untuk mengoptimalkan dukungan kepada petani kelapa sawit.

● Mendukung Keseimbangan Pengusahaan Komoditas Perkebunan


Promosi paradigma keseimbangan komoditas, advokasi kebijakan yang mendukung
diversifikasi komoditas. Sehingga tidak hanya mengunggulkan komoditas tertentu, namun
juga dapat turut mengembangkan komoditas lainnya.

5
Kelompok 2: Asosiasi-Asosiasi Peternakan Perikanan dan Pengolahan Makanan

Undang-undang
● Undang-Undang (UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

Permasalahan: Pentahapan kewajiban sertifikasi halal pada Oktober 2024 sulit, lambatnya
pengakuan Lembaga Halal Luar Negeri, sulitnya sertifikasi lintas-negara.
Solusi: Tidak mewajibkan jasa terkait industri makanan minuman pada Oktober 2024,
percepatan proses MRA dengan LHLN, memperbolehkan sertifikasi lintas-negara dengan
syarat tertentu.

Peraturan Pemerintah
● Perpres No. 32 Tahun 2022 tentang Neraca Komoditas
Permasalahan: Perluasan komoditas Neraca Komoditas dan keterlambatan penerbitan PI
komoditi.
Solusi: Evaluasi penerapan Neraca Komoditas, tindakan perbaikan, menahan perluasan
hingga kebijakan dapat diterapkan secara baik.

● Perpres No. 40 Tahun 2016 tentang Harga Gas Bumi


Permasalahan: Industri makanan minuman belum mendapatkan tarif khusus.
Solusi: Segera menerapkan tarif khusus untuk industri makanan minuman guna
meningkatkan daya saing produk.

● Perpres No. 32 Tahun 2022


Permasalahan: Belum ada kepastian waktu penerbitan Persetujuan Impor.
Solusi: Persetujuan Impor dapat diterbitkan bersamaan dengan penetapan Neraca
Komoditas pada minggu pertama bulan Desember.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Permendag No. 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor
Permasalahan: Beban tambahan pada impor produk hewan, karantina, dan Laporan
Surveyor.
Solusi: Berikan kelonggaran bagi Pemegang API-P, lakukan impor produk jadi untuk tes
pasar/komplementer/purna jual.

● Permen LHK No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh
Produsen
Permasalahan: Beban penanggulangan sampah nasional kepada produsen, guideline yang
sulit dipenuhi.
Solusi: Hapus kewajiban pembatasan jenis dan volume kemasan, evaluasi holistik dari
sumber sampah hingga pengelolaan.

● Permentan No. 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit
Usaha Produk Hewan

6
Permasalahan: Beban pada industri, kompleksitas NKV, biaya penyesuaian label.
Solusi: Buat sistem NKV yang lebih sederhana, integrasikan pencantuman label dengan QR
code dari BPOM.

SK Menteri
● Kepmen ESDM No. 291 Tahun 2023 tentang Standar Penyelenggaraan Persetujuan
Penggunaan Air Tanah):
Permasalahan: Zonasi air tanah yang tidak jelas, izin pemanfaatan air tanah harus
rekomendasi dari PDAM.
Solusi: Bahas zonasi air tanah dengan pelaku usaha, pemberian izin oleh lembaga tanpa
konflik kepentingan.

Permasalahan Berusaha
● Rencana Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
Permasalahan: Dampak pada investasi dan daya saing produk.
Solusi: Batalkan penerapan cukai pada MBDK, perhatikan sektor industri padat karya.

● Rencana Penerapan Cukai Kemasan Plastik


Permasalahan: Rencana perluasan cukai pada kemasan plastik tanpa alternatif, dampak
pada daya saing.
Solusi: Batalkan rencana penerapan cukai, atasi permasalahan sampah secara holistik,
melibatkan industri dalam peraturan.

Lain-lain
● JUKLAK Deputi Perkoperasian No. 3 Tahun 2023
Permasalahan: Rumitnya proses pengajuan dan perpanjangan Koperasi penyalur GKR.
Solusi: Penyederhanaan proses perizinan, penyesuaian waktu izin penyaluran kembali ke 2
tahun.

Masukan Kadin

● Koordinasi
Kegiatan koordinasi berkala untuk mengatasi masalah anggota KADIN.

7
Kelompok 3: Asosiasi-Asosiasi Industri Pertambangan dan Energi

Undang-Undang
● Pasal 5 UU JAKON
Permasalahan: Pemerintah belum melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 5 UU JAKON.
Solusi: KADIN dapat mengadvokasi pelaksanaan pembinaan Pemerintah sesuai amanat UU
JAKON. Mensosialisasikan kepada berbagai instansi untuk mensyaratkan kewajiban Pelaku
Usaha memiliki SBU dalam setiap pekerjaan proyek.

● UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-Undang No.2 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-undang
Peraturan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Permasalahan: Sulit dipenuhi oleh anggota karena tidak ada aturan standar di setiap
pemerintahan daerah.
Solusi: Ditunda pelaksanaannya hingga pemerintah daerah tingkat II siap.

Peraturan Pemerintah
● Menginisiasi Kembali Keberadaan Asosiasi dalam PP seperti Sebelumnya pada PP
27/2008:
Permasalahan: Fungsi asosiasi penting namun belum diakui secara jelas dalam peraturan.
Solusi: KADIN dapat mendorong pengakuan keberadaan asosiasi di lingkup Kementerian dan
Pemerintahan.

● Pemberlakuan Sanksi Tegas Sesuai PP 29/2018 Terkait Pembelian Barang Impor


Permasalahan: Sanksi belum diberlakukan secara maksimal terkait impor barang.
Solusi: KADIN dapat memfasilitasi dialog antara produsen dan pemangku kebijakan untuk
meminimalisir pelanggaran impor barang wajib.

SK Menteri
● SK Menteri ESDM No.37.K/MG.01/2023 tentang Petunjuk Teknis Pendistribusian Isi
Ulang LPG Tertentu Tepat Sasaran:
Permasalahan: Kendala dalam pendataan dan minimnya informasi terkait distribusi LPG 3 kg.
Solusi: Sosialisasi kebijakan, digitalisasi sistem, dan uji coba yang tidak dipaksakan.

Permasalahan Berusaha
● PPH Agen LPG Subsidi
Permasalahan: Nota dinas yang menagih potensi PPH pada agen LPG 3 kg tanpa dasar
peraturan.
Solusi: Menunggu peraturan yang jelas sebelum menagih selisih HET-HJE.

● PPN Agen LPG Subsidi


Permasalahan: KPP masih menggali potensi PPN sebelum revisi PMK 220/PMK.03/2020.
Solusi: Mengikuti peraturan yang baru dan tidak menagih PPN yang dianggap terutang.

8
6. Lain-lain
● Front End Engineering Design (FEED) Dibuat di dalam negeri oleh Perusahaan dalam
negeri:
Permasalahan: Tidak ada FEED yang melibatkan perusahaan dalam negeri, mengakibatkan
spesifikasi dan kualitas tidak sesuai.
Solusi: KADIN dapat mendorong adanya FEED yang melibatkan perusahaan dalam negeri
untuk memastikan kesesuaian dengan standar nasional dan internasional.

● Konsorsium Dipimpin oleh Perusahaan dalam negeri


Permasalahan: Konsorsium tidak dipimpin oleh perusahaan dalam negeri, mengakibatkan
prioritas pada barang/jasa non-dalam negeri.
Solusi: KADIN dapat mendukung konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan dalam negeri
untuk mengutamakan barang/jasa dalam negeri.

● Perhitungan PP dalam negeri Suatu Proyek, Harus Dipisahkan antara Barang dan
Jasa
Permasalahan: Perhitungan proyek belum memisahkan antara barang dan jasa.
Solusi: KADIN dapat memberikan masukan terkait perhitungan proyek yang memisahkan
antara barang dan jasa.

● Issue TKDN
Permasalahan: Standar verifikator belum seragam, menyebabkan ketidakpastian.
Solusi: KADIN dapat memberikan masukan terkait standar verifikator TKDN.

Masukan Kadin
● Advokasi Lebih Tegas dan Konsekuen Membela Produksi Dalam Negeri
KADIN dapat meningkatkan advokasi untuk mendukung produksi dalam negeri secara tegas
dan konsisten.

● Advokasi Lebih Ketat Memfilter Barang Impor


KADIN dapat meningkatkan advokasi untuk menerapkan filter yang lebih ketat terhadap
barang impor, terutama barang wajib digunakan.

● Bentuk Team Pembahas & Revisi Permen


Membentuk tim untuk membahas peran KADIN & asosiasi dalam pengembangan usaha yang
kompetitif, efisien, terjaga aman, dan selamat.

9
Kelompok 4: Asosiasi-Asosiasi Industri Pengolahan Kimia

Undang-Undang
● Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Pengelolaan Sampah
Masalah: Tidak adanya keberpihakan pemerintah kepada pelaku bisnis daur ulang plastik,
insentif dan disinsentif tidak berjalan.
Solusi: Mendorong pemerintah untuk memberikan insentif yang lebih besar kepada pelaku
bisnis daur ulang plastik dan memastikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor
daur ulang.

Peraturan Pemerintah
● PP No. 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Masalah: Sistem jaringan perizinan belum sepenuhnya nyambung ke Dinas di
kabupaten/kota, sehingga masih ada perizinan yang diurus ke Dinas langsung.
Solusi: Mendorong integrasi sistem perizinan berbasis risiko secara menyeluruh, agar proses
perizinan lebih efisien dan terkoordinasi dengan baik di tingkat daerah.

● PP No. 22 Tahun 2021 Pengelolaan Lingkungan Hidup


Masalah: Lampiran 6 Baku Mutu Air Nasional bagi sungai yang belum ditetapkan nilai Baku
Mutunya, parameter seperti apa?
Solusi: Mengadvokasi penetapan nilai Baku Mutu Air Nasional bagi sungai dalam Lampiran 6
dengan melibatkan para pemangku kepentingan, seperti ahli lingkungan dan pelaku usaha.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Permen PUPR No 3 Tahun 2023 Tentang Penataan Perizinan dan Persetujuan Bidang
SDA
Masalah: Perizinan diambil alih langsung oleh Direktorat SDA Pusat, masalah penerbitan
SIPA yang ditangani oleh SDA Provinsi sulit, panjang, dan berbelit.
Solusi: Mengusulkan perubahan dalam tata cara perizinan, termasuk mempertimbangkan
kewenangan yang lebih besar di tingkat provinsi untuk mempercepat proses.

● Peraturan Menteri SE. Menaker No: B-M/243/HI.01/XI/2023 Tatacara Penetapan


Upah Minimum Tahun 2024 serta Data Kondisi Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk
Penetapan Upah Minimum Tahun 2024
Masalah: Tidak ada peluang lagi mekanisme untuk mengajukan penundaan pelaksanaan
Upah Minimum.
Solusi: Mengusulkan revisi peraturan untuk memberikan mekanisme penundaan yang
mempertimbangkan kondisi khusus sektor usaha tertentu.

Permasalahan Berusaha
● Perpajakan
Masalah: Para pelaku daur ulang plastik berkeberatan dengan PPN dan rencana Cukai
plastik.

10
Solusi: Mendiskusikan alternatif untuk meminimalkan beban pajak bagi pelaku daur ulang
plastik, mungkin melalui penyesuaian aturan PPN dan cukai.

● Pembiayaan
Masalah: Tidak ada lembaga pembiayaan pemerintah yang memberikan pinjaman kepada
pelaku daur ulang plastik.
Solusi: Mengusulkan pendirian lembaga pembiayaan khusus untuk sektor daur ulang plastik
dan menyampaikan pentingnya mendukung sektor ini dalam pembiayaan.

● Bahan Baku
Masalah: Bahan baku tidak dapat diprediksi ketersediaannya dan harganya selalu fluktuatif.
Solusi: Mendorong pemerintah untuk memperkuat rantai pasok bahan baku dan
mengimplementasikan kebijakan yang memitigasi fluktuasi harga.

● Pemasaran (recycle content)


Masalah: Tidak ada aturan setingkat pemerintah untuk recycle content bagi seluruh industri
plastik nasional.
Solusi: Mengusulkan peraturan yang mendukung pemasaran produk dengan recycle content
dan mendorong penerapan praktik berkelanjutan di industri plastik.

● Pemasaran (Ekspor ke Berbagai Negara)


Masalah: Beban cukai dan pajak ekspor yang berbeda-beda untuk ekspor ke Yordania,
Pakistan, dan negara-negara lain.
Solusi: Mengusulkan standarisasi tarif cukai dan pajak ekspor untuk mempermudah ekspor
ke berbagai negara.

Lain-lain
● Penerbitan Kebijakan Kontraproduktif
Masalah: Penerbitan kebijakan pemerintah yang kontraproduktif seperti larangan
penggunaan plastik.
Solusi: Mendorong dialog antara pelaku usaha dan pemerintah untuk memastikan kebijakan
yang sejalan dengan kebutuhan industri dan dampak lingkungan yang positif.

Masukan Kadin
● Upaya Kolaborasi Pemerintah dan Pelaku Usaha
Kurangnya dialog terbuka antara pemerintah dan pelaku usaha dalam merumuskan
kebijakan. Diharapkan Kadin dapat mendorong inisiatif dialog terbuka, konsultasi publik, dan
forum diskusi antara Kadin, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait.

● Workshop dan Pelatihan


Kadin diharapkan mengadakan workshop dan pelatihan secara reguler dengan tema-tema
yang menunjang peningkatan dunia usaha, seperti perizinan/legalitas, pemasaran, branding,
dll

11
● Sertifikasi
Kadin diharapkan kembali memiliki lembaga sertifikasi sehingga kredibilitas para pelaku
usaha yang memilikinya dapat naik dan mampu bersaing dengan produk atau jasa yang
tidak memiliki sertifikasi maupun dijalankan secara ilegal

12
Kelompok 5: Asosiasi-Asosiasi Industri Pengolahan Logam dan Mesin

Undang-Undang
● Neraca Komoditas PP 28/2021 (Besi Baja, Plastik, dll)
Masalah: Kesulitan mendapatkan bahan baku karena harus impor.
Solusi: Bahan baku untuk keperluan "proses produksi" dikecualikan dari ketentuan neraca
komoditas.

Peraturan Pemerintah
● Peraturan Pemerintah PP No. 22 Tahun 2021 Pengelolaan Lingkungan Hidup
Masalah: Scrap dianggap sebagai limbah non-B3 dalam satu peraturan dan sebagai bahan
baku daur ulang dalam peraturan lain.
Solusi: Menyelaraskan definisi scrap sebagai limbah non-B3 atau bahan baku daur ulang.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2022
Masalah: Produk elektronika, seperti kulkas dan showcase, memiliki lartas Persetujuan
Impor (PI).
Solusi: Menetapkan klasifikasi yang lebih jelas untuk jenis produk yang membutuhkan PI,
mempertimbangkan permintaan pasar domestik.

● Peraturan Menteri Sinkronisasi SNI Produk BJLS, BJLAS dengan Produk Turunannya
Masalah: Produk turunan baja profil ringan belum diatur dengan SNI, menyebabkan
persaingan tidak wajar.
Solusi: Menyelaraskan SNI untuk produk turunan dengan mempertimbangkan standar dan
ketentuan yang adil.

Permasalahan Berusaha:
● Produk/barang tanpa pajak
Masalah: Penjualan produk di pasar tanpa pengenaan PPN 11% sehingga menurunkan daya
saing pelaku usaha yang taat pajak
Solusi: Memberlakukan penertiban untuk penjualan produk yang tidak mengenakan PPN
11%.

● Bahan Baku
Masalah: Impor baja paduan boron menciptakan persaingan tidak adil.
Solusi: Pengendalian ijin impor dan pengawasan ketat terhadap impor bahan baku yang
menciptakan ketidakadilan.

● Pembiayaan
Masalah: Suku bunga perbankan tinggi dan ketentuan pembiayaan yang tidak mendukung.
Solusi: Menetapkan suku bunga yang lebih rendah dan jangka waktu pinjaman yang lebih
panjang untuk mendukung pembangunan kapal baru.

13
Lain-lain
● Komitmen Pembayaran dari BUMN Karya
Masalah: Terlambatnya pembayaran dari BUMN Karya tanpa pinalti.
Solusi: Memperketat komitmen pembayaran dengan memberlakukan penalti untuk
keterlambatan.

● Aturan Skrap Kapal (Lain-lain)


Masalah: Aturan terkait skrap kapal masih tidak jelas.
Solusi: Menetapkan aturan teknis yang jelas untuk mendukung peremajaan kapal dan
industri besi-baja.

Masukan Kadin
● Jembatan ke Pemerintah
Memperkuat dialog dan memasukkan asosiasi industri ke dalam perencanaan kebijakan
untuk memastikan kepentingan semua pihak dipertimbangkan.

● Advokasi kebijakan
Mengadvokasi kepentingan para asosiasi terutama dalam memperjelas regulasi dan
menghindari tumpang tindih dengan menyelaraskan regulasi antara kementerian.

14
Kelompok 6: Asosiasi-Asosiasi Industri Pengolahan Lain-Lainnya

Undang-Undang
● UU no. 06 tahun 2023, Pasal 64 Mengenai penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
Masalah: Pembatasan pekerjaan yang dapat dialihdayakan dibatasi dengan kriteria tertentu
yang belum ada revisi PP 35/2021.
Solusi: Berikan waktu transisi selama 1 tahun kepada pengusaha untuk beradaptasi dengan
perubahan regulasi dan menghitung risiko dampaknya.

● UU 3/2014 tentang Perindustrian • PP 29/2018 tentang Pemberdayaan industri


Masalah: Kurangnya konsistensi penerapan prioritas produk dalam negeri untuk alat
kesehatan.
Solusi: Pemerintah perlu konsisten menerapkan prioritas produk dalam negeri untuk alat
kesehatan yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri.

Peraturan Pemerintah
● PP 36 Tentang Devisa Hasil Ekspor SDA
Permasalahan: Kewajiban retensi DHE 30% selama 3 bulan menghambat ekspor, terutama
untuk usaha kecil.
Solusi: Revisi retensi DHE agar lebih fleksibel, disesuaikan dengan jenis industri, dan
memberikan insentif bagi pelaku usaha.

● PP no. 05 tahun 2021 Penyelenggaraan perizinan Berusaha berbasis risiko


Permasalahan: Batasan industri besar menyebabkan lambatnya proses perizinan di daerah
pusat industrialisasi dan kurangnya pemahaman di daerah yang belum maju.
Solusi: Bagi kewenangan perizinan berusaha secara lebih merata, berdasarkan nilai investasi
dan melibatkan kriteria baru.

● INPRES no 2 tahun 2022 tentang Produk Dalam Negeri


Permasalahan: Implementasi tentang TKDN sulit karena keterbatasan sumber daya bahan
baku lokal.
Solusi: Fokus pada pengembangan industri bahan baku dan melibatkan perusahaan besar
untuk bertanggung jawab pada produksi bahan baku.

● Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Jaminan Produk


Halal
Permasalahan: Perubahan penandaan yang memerlukan sertifikat halal dan izin edar
produk.
Solusi: Koordinasi yang lebih baik antar lembaga pemerintah untuk memudahkan proses
sertifikasi halal.

● PP 51 Tahun 2023 tentang Pengupahan


Permasalahan: Tidak diberikan detail, mungkin memunculkan ketidakpastian dalam industri.

15
Solusi: Menyediakan detail lebih lanjut untuk memastikan pemahaman dan kepastian di
kalangan pelaku usaha.

● Perpres 12 Tahun 2021 Perubahan Atas Perpres 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Permasalahan: Diperlukan detail lebih lanjut untuk memastikan kejelasan dan kepastian
hukum.
Solusi: Menyediakan panduan yang lebih rinci untuk implementasi perubahan ini.

Peraturan Menteri/Lembaga

● Bea cukai
Permasalahan: Kebijakan kenaikan cukai yang berdampak negatif pada industri.
Solusi: Kenaikan cukai tidak melebihi angka inflasi, penetapan tarif cukai yang telah
direncanakan, konsistensi dalam penindakan rokok ilegal.

● Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2022


Permasalahan: Keberatan atas Kewajiban DMO (Domestic Market Obligation) untuk Ekspor
limbah.
Solusi: Penghapusan Kewajiban DMO untuk ekspor limbah, seiring perlakuan serupa dengan
produk komoditas

● Permenperin Nomor 20 Tahun 2020


Permasalahan: Rendahnya implementasi sertifikasi SNI kertas dan karton untuk kemasan
pangan.
Solusi: Pengawasan ketat terhadap implementasi sertifikasi SNI, penentuan kriteria khusus
untuk kemasan kontak langsung, dan edukasi kepada pihak terkait.

● Permendag Nomor 25 Tahun 2022


Permasalahan: Banyak barang impor yang sulit masuk namun mengakibatkan beredar
luasnya barang impor tersebut melalui jalur ilegal, sehingga pelaku usaha yang taat
peraturan dan taat pajak kalah bersaing
Solusi: Kelonggaran terhadap barang impor yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri,
terutama bagi kebutuhan bahan baku pelaku industri

● Keputusan Kepala LKPP 122 Th 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog
Elektronik
Permasalahan: Pembatalan sepihak dalam e-purchasing menyebabkan kerugian pada
penyedia.
Solusi: Memberikan ganti rugi dengan pembuktian singkat sesuai KUHP PERDATA pasal 1243
dan 1267.

SK Menteri
● Permen LHK No. 75 Tahun 2019 Lampiran 1 Tabel B

16
Permasalahan: Pembatasan kemasan botol minuman dari PET bertentangan dengan
pertumbuhan industri dan permintaan konsumen.
Solusi: Revisi Permen LHK No. 75 dan pembangunan sarana pabrik daur ulang.
Tidak memberikan seluruh tanggung jawab lingkungan pada pengusaha.

● Kemenhub terbitkan SE 21 Tahun2019 ttg pengawasan terhadap mobil barang ODOL


(Over Dimension Overloading)
Permasalahan: Penundaan ODOL sampai tahun 2023 dan perintah pembatasan truk tidak
efektif menyelesaikan masalah ODOL.
Solusi: Melakukan penyesuaian secara berkala dan memberikan insentif/kemudahan bagi
industri yang menyesuaikan ODOL. Mengusulkan UU No. 2 Tahun 2022 tentang Jalan serta
mengadakan pembahasan bersama roadmap ODOL.

Permasalahan Berusaha:
● Pembiayaan
Permasalahan: Kurangnya akses pembiayaan untuk UMKM di ritel.
Solusi: Membuka akses pembiayaan untuk produksi dan distribusi produk UMKM dengan
prinsip 5C (condition, character, capital, collateral, dan capacity). Segmentasi area yang
dapat didukung oleh UMKM, BUMN, dan perusahaan besar.

● Perpajakan (Konsultan)
Permasalahan: Mayoritas UMKM dan Koperasi tidak memiliki konsultan perpajakan dan
berisiko financial report tidak terstandarisasi.
Solusi: Setiap KPP menyediakan pendamping yang memberikan training tentang awareness
dan kepatuhan pajak.

● Perpajakan (Pendampingan)
Permasalahan: Pemeriksaan laporan pajak pada tahun terakhir untuk mendapatkan denda
maksimal.
Solusi: Memperhatikan waktu pemberian denda, memberikan kejelasan kategori, dan
kemudahan prosedur dalam pengajuan keringanan denda.

● Perpajakan (Insentif)
Permasalahan:Pemberian insentif untuk mesin-mesin import dalam mendukung produksi
industri.
Solusi: Memberikan bebas pajak import untuk mesin pendukung produksi.

● Perpajakan (Bea masuk)


Permasalahan: Pemerintah meninjau kembali nilai Bea Masuk untuk kategori industri,
membuat harga produk dalam negeri tidak bersaing.
Solusi: Menetapkan Bea Masuk yang kompetitif untuk mendukung harga produk dalam
negeri.

17
● Bahan Baku
Permasalahan: Mayoritas bahan baku produksi industri masih diimpor.
Solusi: Melakukan grouping dan klasifikasi bahan baku yang diperlukan dengan business
matching dan kerjasama antar asosiasi dan pelaku industri serta upaya hilirisasi.

● Supply Chain
Permasalahan: Komponen untuk produk maupun alat-alat masih bergantung pada produk
impor.
Solusi: Membangun database terintegrasi untuk informasi ketersediaan pabrikan komponen
di Indonesia dan memfasilitasi kerjasama antara perusahaan produksi dan pabrikan
komponen.

● Harga Pasar
Permasalahan: Metode konsolidasi pada penetapan harga tidak memiliki dasar hitungan
faktornya.
Solusi: Menetapkan struktur harga yang disepakati oleh auditor dan penegak hukum.

● Telat Bayar
Permasalahan: Pembelian pemerintah maupun BUMN dengan pembayaran lewat tahun
anggaran.
Solusi: Menetapkan sanksi tegas bagi yang telat bayar.

● Perlindungan Produk Dalam Negeri


Permasalahan: Potensi banjir barang sejenis impor dari negara pesaing industri Indonesia.
Solusi: Diskusi mengenai perlindungan bagi industri dalam negeri dan analisis instrumen
hambatan non tariff.

Masukan Kadin

● Pelatihan untuk UMKM


Peningkatan jaminan kualitas produk dengan mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan
UMKM, fokus pada pemahaman proses produksi, pengendalian kualitas, dan perhitungan
harga pokok produksi.

● Formulasi TKDN
KADIN memiliki akses dan menaungi asosiasi industri dan komoditas, termasuk namun tidak
terbatas pada industri elektronik, teknologi informatika yang memiliki formulasi perhitungan
TKDN yang lebih fleksibel. Diharapkan KADIN dapat membantu menjembatani kolaborasi
untuk FGD reformulasi perhitungan TKDN khususnya pada industri alat kesehatan.

● Jembatan Dunia Usaha dan Pemerintah


Memaksimalkan peran Kadin sebagai rumah bagi para pelaku usaha di Indonesia untuk
menjembatani dan menyampaikan keluhan, masukan, dan keinginan dunia usaha serta

18
mengadvokasikan kepentingan-kepentingan dunia usaha agar dapat berkembang dan
berdampak pada kenaikan ekonomi Indonesia secara merata.

19
Kelompok 7: Asosiasi-Asosiasi Jasa Perdagangan dan Jasa Expor-Impor

Peraturan Pemerintah
● Regulasi Export (Perikanan/Pertanian/dll)
Permasalahan: Kesulitan ekspor karena regulasi membutuhkan modal tinggi, perubahan
KBLI yang sering, dan persetujuan KBLI yang sulit.
Solusi: Sederhanakan regulasi ekspor, kurangi persyaratan modal, dan percepat proses
persetujuan KBLI.

● Regulasi Impor
Permasalahan: Produk ilegal membanjiri pasar, API-P baru muncul tanpa fungsi yang jelas.
Solusi: Buka kembali impor dengan ketentuan yang berlaku, kembalikan fungsi sebenarnya
dari API-P. Mudahkan industri untuk mendapatkan bahan baku yang tidak bisa didapatkan di
dalam negeri

● PP28 dan PP46


Permasalahan: PP28 melarang pemegang APIU mengimpor, PP46 memperbolehkan tetapi
implementasinya tertunda.
Solusi: Revisi PP28, segera terbitkan PerMen dan PerDirjen untuk implementasi PP46.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Peraturan Menteri/Lembaga: Permenkes 14/2021
Permasalahan: Perizinan distributor alat kesehatan risiko rendah diklasifikasikan sebagai
risiko tinggi.
Solusi: Klasifikasikan perizinan sesuai dengan risiko yang sebenarnya, hindari
ketidaksesuaian.

● Peraturan Menteri TENTANG PENGELOLAAN LOBSTER, KEPITING, DAN RAJUNGAN


DI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA (sering berubah setiap tahun)
Permasalahan: Kurangnya kajian komprehensif, kurang melibatkan pelaku usaha, dan
ketidaksinkronan dengan pasar.
Solusi: Libatkan pelaku usaha, lakukan kajian komprehensif, dan lakukan konsultasi publik
sebelum merubah regulasi.

Permasalahan Berusaha
● Bahan Baku
Permasalahan: Pengusaha asing langsung membeli ke petani, merusak tata niaga, dan
ukuran yang diperbolehkan terlalu tinggi.
Solusi: Batasi akses pengusaha asing, atur tata niaga, dan sesuaikan ukuran kepiting,
lobster, dan rajungan dengan kebutuhan pasar.

● Ketergantungan Terhadap Hasil Tangkapan


Permasalahan: Ketergantungan tinggi, ukuran yang diperbolehkan terlalu tinggi, dan tidak
sesuai dengan permintaan pasar.

20
Solusi: Dorong budidaya, sesuaikan ukuran dengan usaha budidaya, dan kembangkan
konsep bisnis budidaya.
Permasalahan Berusaha: Pengawasan Penyelundupan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

● Pengawasan penyelundupan kurang, proses pengelolaan lingkungan minim, dan


belum ada budidaya massif.
Solusi: Perketat pengawasan, berikan hukuman berat bagi penyelundup, dorong
pembenihan, dan tingkatkan pengelolaan lingkungan.
Masukan Kadin: Hubungan dengan Pelaku Usaha Perikanan dan Biaya Transportasi Tinggi

Masukan Kadin

● Hubungan dengan ALB


Tingkatkan komunikasi dengan para asosiasi anggota Kadin, berikan kemudahan menjadi
anggota, dan berikan manfaat yang jelas dengan adanya keanggotaan.

21
Kelompok 8: Asosiasi-Asosiasi Jasa Konstruksi dan Properti

Undang-Undang
● UU No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi (PASAL 5):
Permasalahan: Pembinaan pemerintah belum dilaksanakan seperti amanat UU JAKON.
Solusi: Mendorong pembinaan pemerintah, mengharmonisasi kebijakan pembinaan, dan
memperkuat eksport konstruksi.

● Harmonisasi antara UU 3/2014 dan UU 17/2019 terkait prioritas penggunaan sumber


daya air untuk industri.
Permasalahan: Perbedaan peraturan pada kedua UU
Solusi: Perlu harmonisasi melalui peraturan pelaksanaan.

Peraturan Pemerintah
● PP No. 20/2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar:
Permasalahan: Dinamika pembebasan tanah dan penjualan kavling industri membutuhkan
waktu lama.
Solusi: Kategori lokasi Kawasan Industri yang terlantar perlu diperjelas melalui peraturan
yang lebih spesifik.

● PP No. 14/2021 Perubahan Atas PP No. 22/2020 tentang Pelaksanaan UU No. 2/2017
tentang Jasa Konstruksi:
Permasalahan: Pembatasan saling merangkap jenis usaha Jasa Konstruksi.
Solusi: Mengembalikan ketentuan sesuai PP No. 22/2020 untuk memperbolehkan saling
merangkap.

Peraturan Menteri/Lembaga

● Permen Agraria/Kepala BPN No. 12/2020:


Permasalahan: Kawasan Industri ditetapkan sebagai Lahan Sawah Dilindungi (LSD).
Solusi: Lokasi industri sesuai dengan RTRW harus dikecualikan dari penetapan LSD.

● Permen ATR/BPN No. 21/2021 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang:


Permasalahan: Kewenangan pengawasan Pemerintah Daerah yang tidak sesuai dengan
kebijakan pembinaan industri.
Solusi: Pengaturan standar teknis kawasan industri sebaiknya tetap menjadi kewenangan
Kementerian Perindustrian.

Permasalahan Berusaha
● Kebutuhan Gas untuk Kawasan Industri
Permasalahan: Harga gas tidak kompetitif.
Solusi: Forum mediasi untuk membahas harga gas bagi Kawasan Industri.

22
Lain-lain
● Kelembagaan Kawasan Industri
Permasalahan: Kompleksitas penanganan Kawasan Industri di tingkat pusat dan daerah.
Solusi: Pembentukan Badan Kawasan Industri Nasional.

● Akselerasi Pengembangan Smart Eco Industrial Park


Permasalahan: Kurangnya insentif untuk pengembangan Smart Eco Industrial Park.
Solusi: Rumusan insentif untuk mendukung transformasi digital dan transisi energi.

● Standarisasi Pelaksanaan OVNI di Kawasan Industri


Permasalahan: Tidak seragamnya pelaksanaan OVNI di Kawasan Industri.
Solusi: Penegasan status OVNI untuk seluruh Kawasan Industri yang direkomendasikan HKI.

● Aplikasi Online Single Submission (OSS)


Permasalahan: Tidak stabilnya aplikasi, hilangnya SBU, dan perubahan data.
Solusi: Stabilisasi aplikasi dan sinkronisasi dengan Pusdatin PUPR.

Masukan Kadin
● Pencatatan atau Pendataan untuk Kantor Perusahaan Perwakilan Asing (KPPA)
Melakukan pencatatan atau pendataan secara efektif untuk KPPA sehingga memudahkan
pelaku usaha untuk mencari database terkait.

23
Kelompok 9: Asosiasi-Asosiasi Jasa Keuangan dan Jasa Profesi

● Profesi Konsultan Pajak


Permasalahan: Belum adanya Undang-Undang yang mengatur profesi Konsultan Pajak.
RUU Konsultan Pajak masih mandeg di DPR.
Solusi: Mendorong percepatan pembahasan dan pengesahan RUU Konsultan Pajak.
Menjelaskan urgensi Undang-Undang untuk perlindungan, kepastian hukum, dan
peningkatan mutu profesi.

● Penerapan PPN di Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi


Permasalahan: Penerapan PPN oleh KPP sebelum PMK 69/22 diundangkan.
Solusi: Audiensi dan pendampingan kepada DJP dan BKF untuk keseragaman penerapan
PPN di industri Layanan Pendanaan Bersama dan mendorong kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku.

● Dugaan Kartel Bunga di Industri Fintech P2P Lending


Permasalahan: Dugaan kartel bunga di industri Fintech P2P Lending.
Solusi: Mengacu pada regulasi OJK (Roadmap LPBBTI 2023-2028 dan SEOJK Nomor
19/2023) sebagai acuan pengaturan bunga. Mendorong agar penyelidikan dihentikan jika isu
kartel bunga tidak tepat.

● Manfaat Ekonomi LPBBTI


Permasalahan: Pembatasan maksimum tingkat Manfaat Ekonomi LPBBTI.
Solusi: Meminta ruang advokasi berkala terkait penetapan nilai maksimum tingkat Manfaat
Ekonomi LPBBTI.

● Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK)


Permasalahan: Kejelasan perizinan dan peraturan turunan untuk ITSK. Revisi UU No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Solusi: Penyusunan peraturan turunan yang mendukung ITSK. Penguatan nomenklatur dan
ketentuan di UU ITE.

● Perlindungan Data Pribadi


Permasalahan: Definisi dan perlindungan data pribadi dalam Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2022.
Solusi: Harmonisasi definisi dengan peraturan lain. Penguatan perlindungan terhadap Data
Privacy Officer.

● Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan


Permasalahan: Penyesuaian terhadap regulasi terbaru dalam POJK Perlindungan Konsumen.
Penyesuaian besaran sanksi administratif.
Solusi: Penyesuaian regulasi untuk ITSK yang masih tercatat di Regulatory Sandbox.
Mekanisme sanksi yang sesuai dengan UU Perlindungan Data Pribadi.

24
● Penerapan Program Anti Pencucian Uang di Sektor Jasa Keuangan
Permasalahan: Klarifikasi status dan peran Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD).
Klarifikasi parameter pemberian sanksi.
Solusi: Penjelasan lebih lanjut terkait status dan peran IKD. Penyesuaian parameter
pemberian sanksi administratif.

● Jasa Konsultansi Non Konstruksi


Permasalahan: Belum diatur dengan perundang-undangan. Permasalahan regulasi usaha.
Solusi: Usulan pembuatan Undang-Undang Jasa Konsultansi Non Konstruksi. Tindaklanjuti
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

● Permasalahan Berusaha Umum


Standarisasi Biaya Layanan Jasa Konsultansi Non Konstruksi. Sertifikasi Tenaga Ahli dan
Tenaga Terampil Jasa Konsultansi Non Konstruksi.

● Penguatan Asosiasi dalam Membangun Industri


Permasalahan: Keterbatasan wewenang asosiasi.
Solusi: Mempertimbangkan model Self-Regulated Organization (SRO). Mendorong regulasi
yang memberikan wewenang lebih kepada asosiasi.

● Perlindungan Konsumen di Industri Asuransi


Permasalahan: Perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan yang diatur oleh OJK.
Penyesuaian Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Solusi: Penegasan bahwa OJK mengatur perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Mengusulkan revisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

● Manajemen Risiko Teknologi pada Layanan Keuangan Berbasis Teknologi


Permasalahan: Minimnya regulasi yang membahas manajemen risiko teknologi.
Solusi: Penyusunan regulasi yang mengatur manajemen risiko teknologi pada layanan
keuangan berbasis teknologi. Pelibatan aktif lembaga pengawas dan asosiasi industri.

Masukan Kadin
● Badan Akreditasi Kadin Indonesia
Tugas Pokok KADIN yang ditetapkan dalam Pasal 10 Anggaran Dasar KADIN yang disahkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2022 Tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri
diantaranya memberikan akreditasi kepada Organisasi Perusahaan yang akan menerbitkan
sertifikat sesuai dengan kriteria dan prosedur yang ditetapkan KADIN Indonesia. Kepada
Dewan Pengurus KADIN Indonesia diusulkan untuk menata kembali dan mengembangkan
Badan Akreditasi KADIN Indonesia.

● Produk Kredit: UMKM Kolaboratif dari kerjasama antara Bank dengan KADIN
Dukung keuangan dan pertumbuhan UMKM anggota KADIN dengan suku bunga rendah
untuk mencapai UMKM Naik Kelas

25
Kelompok 10: Asosiasi-Asosiasi Jasa Perhubungan dan Logistik

Undang-Undang
● Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
Permasalahan:
-Pekerjaan bongkar muat masih dilakukan oleh anak perusahaan yang tidak memiliki izin.
-Tarif usaha jasa terkait ditetapkan berdasarkan kesepakatan, bukan penetapan pemerintah.
Solusi: Penyusunan peraturan turunan yang menegaskan izin khusus dan penetapan tarif.

● Undang-Undang RI Nomor 6 tahun 2023


Permasalahan: Kegiatan bongkar muat masih dilakukan oleh perusahaan yang tidak didirikan
khusus untuk itu.
Solusi: Konsisten dengan ketentuan bahwa bongkar muat hanya dilakukan oleh badan usaha
khusus.

Peraturan Pemerintah
● Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2012 Pasal 54
Permasalahan: Ukuran Kendaraan Bermotor diganti menjadi Kerangka Landasan Kendaraan
Niaga, membingungkan dengan Pasal 55 yang mengatur tata Pembuatan Karoseri.
Solusi: Perlu klarifikasi atau revisi untuk menghindari kebingungan.

● PP No. 85 Tahun 2021 Jenis & Tarif Atas Jenis PNBP Yang Berlaku Pada KKP
Permasalahan: Keberatan dengan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Laut (PKKPRL) karena bertentangan dengan PP 15 Tahun 2016 pada BUP.
Solusi: Melakukan review dan penyesuaian terhadap ketentuan yang bertentangan.

● PP No. 41 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan


Pelabuhan Bebas
Permasalahan: Kewenangan lembaga BP membuatnya menjadi lembaga super yang dapat
melebihi kewenangan kementerian lainnya.
Solusi: Review menyeluruh terhadap isi PP 41 Tahun 2021 dan penyesuaian terhadap
kewenangan lembaga BP.

● PP No. 31 Tahun 2021


Permasalahan:
- Kegiatan bongkar muat masih dilakukan oleh perusahaan bukan badan usaha khusus.
- Pekerjaan di terminal multipurpose dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki izin.
Solusi: Konsisten dengan ketentuan bahwa bongkar muat hanya dilakukan oleh badan usaha
khusus.

● PP No. 20 Tahun 2010 Angkutan di Perairan


Permasalahan: Kegiatan bongkar muat di pelabuhan dilakukan oleh pihak yang tidak
didirikan khusus untuk itu.

26
Solusi: Menyesuaikan pelaksanaan dengan ketentuan Undang-Undang yang mengharuskan
badan usaha khusus.

● PP No. 15 Tahun 2015


Permasalahan: Pengenaan PPN pada pembelian bahan bakar untuk kapal di dalam negeri.
Solusi: Penerbitan Peraturan Pemerintah untuk pemberlakuan hal yang sama dalam
pembelian BBM untuk pengangkutan laut di dalam negeri.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Peraturan Dirjen KP 4404/AJ502/DRJD/2020
Permasalahan: Batasan tinggi bak terbuka bertentangan dengan UU 22-2009.
Usulan Solusi: Revisi untuk menyesuaikan dengan ketentuan UU.

● PM 48 Tahun 2021 Konsesi & Kerja Sama Bentuk Lainnya


Permasalahan: Pasal 36 ayat 2, 3, 4, 7 memberikan kewenangan yang mungkin melanggar
prinsip persaingan usaha.
Usulan Solusi: Evaluasi kembali kewenangan yang diberikan.

● PMK 186/PMK.03/2019 dan PMK 234/PMK.03/2022


Permasalahan: PBBKB dikenakan pada pembelian bahan bakar biodiesel/B30 di kapal laut.
Usulan Solusi: Tidak memberlakukan PBBKB untuk kapal laut.

● Peraturan Menteri Perdagangan No. 65 Tahun 2020


Permasalahan: Pembatasan penggunaan kapal berbendera Indonesia dalam ekspor dan
impor.
Usulan Solusi: Revisi untuk meningkatkan persyaratan ukuran kapal.

● Peraturan Menteri Perhubungan No. 57 Tahun 2015


Permasalahan:
- Penetapan perairan wajib pandu yang lebih mengandalkan unsur komersial.
- Praktek penggunaan jasa tunda yang seharusnya opsional.
Solusi: Revisi kriteria penetapan perairan wajib pandu dan klarifikasi status penggunaan jasa
tunda.

SK Menteri
● Surat Keputusan Bersama 2 (dua) Dirjen dan 1 (satu) Deputi
Permasalahan: SKB dianggap tidak sesuai dengan peraturan di atasnya, namun masih
dianggap berlaku.
Usulan Solusi: Klarifikasi status dan keberlakuan SKB.

Permasalahan Berusaha
● Perpajakan (PPh 22)
Permasalahan: PPh 22 dikenakan terhadap impor barang kedalam negeri melalui pelabuhan.
Usulan Solusi: Tidak memberlakukan PPh 22 pada impor barang melalui pelabuhan.

27
Masukan Kadin
● Mitra Pemerintah
Permasalahan: Asosiasi non-anggota Kadin dapat menjadi mitra kerja di pemerintah.
Usulan Solusi: Kerja sama dengan pemerintah sebaiknya melibatkan anggota Kadin.

● Eksklusifitas
Permasalahan: Kadin menampung asosiasi sejenis.
Usulan Solusi: Peningkatan selektivitas terhadap asosiasi yang bergabung.

28
Kelompok 11: Asosiasi, Perposan, Media Massa,
Teknologi Komunikasi dan Informasi

Undang-Undang
● Undang-Undang KADIN
Permasalahan: ALB harus melakukan munas untuk merubah AD ART.
Solusi:
-Penjelasan ke KemenKUM HAM oleh KADIN Pusat tentang persyaratan AD ART
perkumpulan.
-Perubahan AD ART pada munas rutin tanpa MunasLub/Munasus

Peraturan Pemerintah
● TKDN Software
Permasalahan: Kesulitan menyusun komponen TKDN software.
Solusi: Penyelarasan Permen TKDN dengan PP 28/2018 dan basis perhitungan ASPILUKI.

● Diversifikasi TKDN Produk Telekomunikasi


Permasalahan: Belum ditindaklanjuti.
Solusi: Prioritaskan dan tindak lanjuti diversifikasi TKDN produk telekomunikasi.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Revisi Permen 29/2017
Permasalahan: Lebih dari 2 tahun berhenti.
Solusi: Dorong penyelesaian revisi Permen 29/2017.

● Revisi Permen 108/2012


Permasalahan: Lama berhenti, baru dimulai lagi.
Solusi: Percepat proses revisi Permen 108/2012.

● Revisi Permen 29/2017 yang Berhenti atau Ditunda

Permasalahan: Revisi Permen 29/2017 berhenti, revisi Permen 108/2012 baru dimulai lagi.
Solusi: Percepat penyelesaian revisi dan harmonisasi regulasi.

SK Menteri

Permasalahan Berusaha
● Perpajakan - Kompleksitas
Permasalahan: Kompleksitas perpajakan dan dampaknya pada cashflow.
Solusi: Pajak software diusulkan fix seperti kontraktor.

● Pajak Royalti Software


Permasalahan: Pajak royalti software produksi Indonesia 15%.

29
Solusi: Usulkan dihapuskan untuk penjualan software produksi Indonesia.

● Akses Pembiayaan
Permasalahan: Sulitnya akses pembiayaan bagi pengusaha dan pengembang software.
Solusi: Implementasi dan ketentuan HAKI sebagai jaminan pembiayaan.

Masukan Kadin
● Iuran Anggota ALB
Iuran anggota ALB terlalu mahal.

● Manfaat Menjadi Anggota KADIN


Penjelasan lengkap dari KADIN tentang manfaat keanggotaan, terutama terkait PMDN dan
TKDN.

30
Kelompok 12: Asosiasi-Asosiasi Pariwisata, Hotel & Restoran, MICE

● Minim Sosialisasi Visa Pameran Internasional


Permasalahan: Kurangnya sosialisasi Visa pameran internasional dan detail prosedur.
Solusi:
-Sosialisasi ke Kedubes negara asing, Organizer, dan travel agen.
-Penyelarasan informasi dari Kedutaan Indonesia.

● Persyaratan dan Biaya Visa B211A


Permasalahan:
-Peserta diminta guarantor ID dari perusahaan lokal.
-Harga Visa B211A dianggap mahal. Tidak jelas informasi di website imigrasi.
Solusi:
-Evaluasi persyaratan guarantor.
-Revisi harga Visa B211A.
-Klarifikasi informasi di website imigrasi.

● Penggunaan Visa VOA B213


Permasalahan:
-Double informasi di website molina dan imigrasi.
-Kekurangan informasi apakah sebagai visitor atau exhibitor/speaker.
Solusi:
-Klarifikasi penggunaan VOA B213.
-Penjelasan jelas di website imigrasi.

● Kesulitan Sponsor dan Kebijakan Perlindungan Data


Permasalahan:
-Kesulitan mencari sponsor bagi perusahaan baru.
-Kebijakan perlindungan data perusahaan.
Solusi:
-Evaluasi persyaratan sponsor.
-Alternatif penjaminan.

● Pengecekan Visa dan Penalti


Permasalahan:
-Kedutaan menyarankan VOA dan tidak mengeluarkan business visa.
-Tindakan imigrasi terkait pengecekan dan penalti.
Solusi:
-Klarifikasi kebijakan business visa.
-Tindakan imigrasi sejalan dengan aturan yang berlaku.

31
Kelompok 13: Asosiasi-Asosiasi Penyedia Jasa Tenaga Kerja

Undang-Undang
● Undang-Undang Cipta Kerja:
Permasalahan: Pengurusan izin sesuai Undang-Undang Cipta Kerja yang mengalami
kesulitan pada saat implementasinya.
Solusi: Minta asistensi dari pihak terkait untuk mempermudah proses pengurusan izin.

Peraturan Pemerintah
● PP 35 2021 tentang PKWT dan PP 36 tentang Pengupahan
Permasalahan: Banyak ketidaksesuaian di lapangan
Solusi: Agar dikaji ulang dan melibatkan asosiasi

Peraturan Menteri/Lembaga
● Peraturan Menteri BUMN
Permasalahan: Proyek di bawah 1 miliar seharusnya diserahkan kepada swasta, namun anak
perusahaan BUMN terlibat dalam pekerjaan pest control di lingkungan BUMN.
Solusi: Penertiban sesuai dengan ketentuan Menteri BUMN agar proyek sesuai dengan
aturan.
● Peraturan Menteri BUMN
Permasalahan: Banyak anak perusahaan BUMN yang membuat anak usaha dan bersaing
dengan perusahaan kecil yang tidak terkait dengan lingkup usaha BUMN
Solusi:
-Mendesak peraturan baru atau revisi terhadap aturan yang ada mengenai pendirian anak
perusahaan BUMN, membatasi bisnis anak perusahaan hanya pada lingkungan induk
sehingga tidak mengganggu sektor pendukung terutama dalam sektor pengelolaan jas a
kebersihan dan keamanan.
-Menyuarakan kebutuhan peraturan setingkat Menteri yang mewajibkan kerjasama
pengelolaan antara anak perusahaan BUMN dan perusahaan swasta, khususnya anggota
Asosiasi seperti Apklindo dan Abujapi.
-Meminta peraturan yang melarang anak perusahaan BUMN mengikuti tender atau
pengadaan di luar core bisnis induk perusahaan, seiring dengan upaya meningkatkan peran
swasta dalam pembangunan nasional.
-Mendorong keterlibatan lebih luas perusahaan swasta dalam proses pengadaan BUMN,
dengan aturan yang memastikan kompetisi yang sehat dan mengatur Management Fee
dengan ambang batas minimum 10%.
-Menekankan perlunya kerjasama erat antara LKPP, LPSE, dan Asosiasi, serta partisipasi
Asosiasi dalam penyusunan RAB.

Lain-Lain
● Modul Pembelajaran
Permasalahan: Jumlah putus sekolah, PHK, dan lulusan yang semakin bertambah harus
bersaing dengan perkembangan teknologi.

32
Solusi: Menjembatani penyelenggara pelatihan dengan dunia industri agar modul
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan industri.

● Instruktur
Permasalahan: Banyak instruktur yang belum bersertifikasi.
Solusi: Sosialisasi kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk sertifikasi
instruktur dan bantuan program pelatihan.

● AI (Artificial Intelligence)
Permasalahan: Diperlukan instruktur atau pelayanan yang massif untuk mendukung sosial
media hingga ke mancanegara.
Solusi: Pembuatan modul pembelajaran dengan pendekatan kecerdasan buatan (AI) dan
pembentukan tim khusus untuk fokus pada pembelajaran AI.

Masukan Kadin
● Jembatan ke Pemerintah
KADIN bisa memfasilitasi ALB bertemu dengan kementerian terkait dan DPR untuk
menyampaikan keluhan, mendapatkan solusi, dan memperbaiki regulasi di lapangan.

● Pembinaan
KADIN sebagai induk asosiasi dapat memberikan pembinaan terkait permodalan dan
keterampilan pengusaha untuk pengembangan bisnis di Indonesia.

● Pendirian KADIN Institute


Mendirikan KADIN Institute sebagai wadah untuk menggali ilmu dari pelaku usaha dengan
standar pelaksanaan yang dibutuhkan oleh dunia industri. Merekrut ahli dari perguruan
tinggi atau praktisi, serta membentuk pengurus dan pelaksana Kadin Institute.

33
Kelompok 14: Asosiasi-Asosiasi Penyedia Jasa Lainnya

Undang-Undang
● Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan)
Permasalahan: Pegawai Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) yang
dipekerjakan berdasarkan PKWT menuntut diangkat sebagai pegawai tetap.
Solusi: Pemahaman yang konsisten antara PJPUR dan APJATIN dengan Kementerian
Ketenagakerjaan untuk keseragaman penerapan hukum ketenagakerjaan.

Peraturan Pemerintah
● Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko
Permasalahan: Permohonan pengecualian atas ketentuan minimum nilai investasi.
Solusi: Pengaturan batas bawah biaya jasa PJPUR untuk menjaga persaingan usaha yang
sehat.

● Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Subsektor Keamanan


Permasalahan: Persyaratan "Surat Kepala Departemen Pengelolaan Uang oleh Bank
Indonesia" yang tidak sesuai dengan kondisi industri.
Solusi: Revisi persyaratan menjadi "Sertifikat Keanggotaan APJATIN" saja.

● Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang PKWT, Alih Daya, Waktu Kerja
dan Waktu Istirahat, dan PHK:
Permasalahan: Merujuk ke UU Ketenagakerjaan.
Solusi: Memperbarui peraturan sesuai dengan UU Ketenagakerjaan yang baru.

Peraturan Menteri/Lembaga
● Peraturan Polri Nomor 6 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pertahanan dan
Keamanan Subsektor Keamanan:
Permasalahan: Persyaratan pengawalan tetap dari Polri yang sulit dipenuhi.
Solusi: Ubah pengaturan agar mengakomodir kebutuhan industri APJATIN terkait tenaga
pengawalan tetap.

● Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Audit untuk
Penerbitan Surat Rekomendasi dan Surat Izin Operasional BUJP:
Solusi: Cabut dan gantikan dengan peraturan yang lebih baru yang sesuai dengan kondisi
industri terkini.

● Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan


Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah:

34
Solusi:
Cabut dan gantikan dengan peraturan yang lebih baru sesuai dengan kondisi industri.

● Peraturan Kapolri Nomor Pol.17 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembinaan BUJP:
Solusi:
Cabut dan gantikan dengan peraturan yang lebih baru sesuai dengan kondisi industri.

● Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelayanan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Fasilitas Penanaman Modal:
Solusi:
● Revisi sesuai dengan perubahan dalam PP 5/2021.

SK Menteri

Permasalahan Berusaha
● Persaingan Usaha:
Permasalahan: Persaingan usaha yang tidak sehat karena "perang harga."
Solusi: Pengaturan batas bawah biaya jasa PJPUR oleh regulator untuk menjaga persaingan
usaha yang sehat.

● Pembiayaan:
Permasalahan: Kurangnya akses pembiayaan untuk pelaku UMKM di ritel vape.
Solusi: KUR Mikro di Bank BUMN dapat dijadikan solusi, mendorong Kadin untuk membantu
memfasilitasi.

● SDM
Permasalahan: Ketersediaan SDM berkemampuan mumpuni sangat rendah
Solusi: Pelatihan dan peningkatan kapasitas

Masukan Kadin
● Advokasi
Untuk permasalahan yang sudah disampaikan agar dapat dilakukan advokasi kebijakan ke
Pemerintah dan Instansi Berwenang (Regulator) terkait.

● Jembatan ke pemerintah
Kadin dapat memainkan peran penting dalam menyuarakan kepada Pemerintah baik itu
Kementerian maupun lembaga yang terlibat dalam harmonisasi peraturan-peraturan. Penting
untuk mengadvokasi pengaturan yang seimbang dan berorientasi pada masa depan.
Pemahaman atas kajian ilmiah dan landasan keilmuan perlu ditanamkan dalam proses
perumusan peraturan, sehingga regulasi tersebut dapat mengakomodasi kegiatan industri
dan memberikan stimulus ekonomi dalam jangka waktu yang cukup panjang.

35
Kelompok 15: Himpunan dan Dewan Bisnis

Undang-Undang
● UU Koperasi
Permasalahan: Peraturan terkait simpan-pinjam yang sebelumnya berada di bawah
pengawasan pemerintah, khususnya Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini telah dialihkan
ke OJK. Tidak terdapat perbedaan dalam regulasi antara bank, BPR, dan koperasi.
Solusi: Harus ada diskusi untuk pembahasan RUU koperasi terhadap simpan – pinjam agar
koperasi dapat menjalani peran sebagai sokoh guruh Indonesia.

Peraturan Pemerintah
● Permen Ketenagakerjaan No. 8 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 34
Tahun 2021 tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing
Permasalahan: Proses dan waktu yang sama untuk RPTKA untuk pekerjaan bersifat
sementara, umum, dan singkat serta lebih dari 1 tahun sehingga menghambat tenaga ahli
asing untuk datang ke Indonesia dalam rangka layanan purna jual maupun layanan lainny a
untuk industri yang perlu mendatangkan tenaga ahli asing
Solusi: Dievaluasi kembali

Permasalahan Berusaha
● Perpajakan
Permasalahan: UMKM belum siap untuk rutin untuk membayar pajak. Untuk Para UMKM
yang melakukan bisnis melalui online, dapat kunjungi tiba-tiba oleh tugas pajak tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu.
Solusi: Literasi Perpajakan untuk UMKM.

Masukan Kadin
● UMKM Naik Kelas
Setiap kementrian mempunyai anggaran untuk UMKM baik pembinaan capacity building
maupun pengembangan UMKM untuk naik kelas, tetapi tidak ada hasil yg signifikan dengan
biaya tersebut. Kami usulkan agar Kadin sesuai dengan programnya UKM naik kelas, agar
membicarakan ke Pemerintah mengenai anggaran dari masing2 kementrian tersebut dapat
dikoordinasi oleh Kadin, bukan ingin mengontrol anggaran pemerintah utk dikelola Kadin
tapi program Kadin tentang peningkatan naik kelas tersebut dideskripsikan pembinaan dan
penggunaan anggaran tersebut lebih terarah contohnya
1. Capacity building oleh kemenkop
2. Proses produksi Kementerian Perindustrian
3. Marketing/pemasaran oleh kementerian Perdagangan
4. Pembiayaan oleh BI

● Advokasi sesama anggota


Supply barang ke Supermarket/Modern Market/Perusahaan memiliki metode pembayaran
dengan tunggakan lebih 45 – 60 hari, sementara kemampuan supply barang dari pad a
Koperasi modal kerja hanya 14 hari untuk digunakan kembali. Diharapkan Kadin dapat

36
memperjuangkan jika Supermarket/Modern Market/Perusahaan adalah anggota Kadin agar
membayar lebih cepat.

● Jembatan ke Pemerintah
Untuk dapat menyampaikan dan mengkomunikasikan masalah para Asosiasi pad a
Kementerian dan Pemerintahan terkait.

● Keterbukaan dan transparansi


Kurang terbuka informasi untuk pelaku usaha yang menjadi anggotanya. Diharapkan KADIN
lebih inklusif dan mampu berkolaborasi lebih baik dengan para anggotanya terutama
asosiasi.

37

Anda mungkin juga menyukai