B. Pengertian
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) HMJ PMI UIN Bandung,
adalah untuk:
1. Ketua Umum
1
Berdasarkan GBHO/GBHK
- Berwenang membuat kebijakan financial
- Mengatur sirkulasi keuangan
- Membantu bendahara acara dalam penyusunan RAB dan LPJ
1. Ketua Bidang
2. Sekretaris Bidang
3. Bendahara Bidang
1. Membantu bendum melaksanakan tata pembukuan penerimaan, pengeluaran
dan pembayaran keuangan organisasi.
2. Membantu bendum melakukan pengadaan kebutuhan barang organisasi.
3. Membantu bendum menyusun rencana anggaran dan TOR nya
4. Membantu bendum membuat laporan periodik keuangan organisasi.
5. Berkoordinasi dengan bendahara umum
D. Keaktifan Pengurus
1. Controlling dan monitoring pengurus dilakukan oleh bidang PAO yang di laporkan
oleh ketua atau sekretaris bidangnya masing
2. Keaktifan pengurus dapat dinilai dari keaktifan dalam grup bidang, kehadiran rapat,
kehadiran kegiatan dan keaktifan
3. Keaktifan pengurus ditoleran hingga 3 kali dalam setiap acara, rapat atau pertemuan
4. Apabila yang bersangkutan sudah melebihi 3 kali akan di kembalikan kepada kabid
untuk komunikasi persuasif secara kekeluargaan
5. Apabila yang bersangkutan masih tidak aktif akan di berikan SP 1,2,3 (surat
peringatan)
6. Jika sudah melampaui batas dan berdasarkan keputusan yang ada, maka yang
bersangkutan akan di reshuffhle atau dikeluarkan
BAB III
ALUR KOMUNIKASI
• Job instructions (instruksi pekerjaan), merupakan perintah mengenai apa yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukannya.
• Job rationate (rasio pekerjaan), merupakan penjelasan atau penjabaran bagaimana satu
tugas berkaitan dengan tugas lainnya.
• Procedures and practices (prosedur dan praktis), merupakan sekumpulan informasi
mengenai peraturan, regulasi, kebijakan, dan keuntungan.
• Feedback (umpan balik), merupakan informasi mengenai seberapa efektif kinerja
seseorang
• Indoctrination (indoktrinasi), merupakan informasi yang bertujuan untuk memotivasi
para karyawan dengan memberikan kesan tentang misi organisasi dan secara khusus
bagaimana mereka terhubung dengan misi organisasi
Komunikasi horizontal terdiri dari berbagai pesan antar anggota dalam sebuah
organisasi dengan kekuasaan yang sama atau seimbang. Komunikasi horisontal disebut juga
dengan komunikasi lateral dan memiliki beberapa tujuan, yaitu :
ANG
ANG ANG ANG
c. Komunikasi Horizontal
ANGGOTA ANGGOTA
BIDANG/DIVISI BIDANG/DIVISI
D. Sistem Kordinasi
ANG
1. Ketua Umum ANG
b. kordinasi ketua umum dengan ketua bidang dilaksanakan dalam satu kali
dalam 2 pekan
2. Sekretaris Umum
3. Bendahara Umum
a. Melakukan kordinasi dengan sekretaris dan bendahara bidang satu kali dalam
satu pekan
c. Setiap Koordinator divi melaporkan hasil evaluasi dan kegiatan kepada ketua
bidang
5. Sekretaris Bidang
A. Pengertian
Yang dimaksud dengan surat di dalam panduan ini adalah sarana komunikasi timbal balik
yang mengandung pesan-pesan resmi organisasi yang tertulis diatas kertas yang khusus
diperlukan untuk kepentingan tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan surat yakni Menyampikan atau mengemukakan infrmasi dan
keterangan secara formal.
C. Pedoman Umum
1. Sistematis Surat
Surat menyurat resmi organisasi dengan sistimatika sebagai berikut : (1) Nomor surat
(2) Lampiran surat, diketik Lampiran (3) Perihal surat, ditulis Perihal (4) Alamat surat,
“Kepada Yth dst”. (5) Kata pembukaan surat. “Assalamu’alaikum Warahmatullah
Wabarakatuh”. (6) Kalimat Pengantar, “Teriring salam dan do’a kami sampaikan
kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya
kepada kita semua dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Aamiin.”. (7) Maksud
surat. (8) Kata penutup, “Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh”. (9)
Tempat dan tanggal pembuatan surat. (10) Tanda tangan Nama pengurus beserta
jabatan.
2. Jenis Surat
Surat-surat resmi organisasi dikelompokkan kedalam dua jenis surat, yakni Umum dan
Khusus. Surat umum adalah surat biasa yang rutin diterbitkan sebagai sarana
komunikasi tertulis dikalangan internal maupun eksternal organisasi. Surat khusus
adalah jenis surat yang menyatakan penetapan keputusan organisasi, produk normatif
organisasi dan landasan pijak organisatoris, jenis tersebut diklasifikasikan ke dalam dua
sifat; intern dan ekstern.
4. Operasional pengiriman surat yakni Hari senin-jumat pukul 07.00 s/d 16.00 WIB
D. Pedoman Teknis
A. Penomoran
Sebelum proses pengetikan surat, sedapat mungkin membuat draf atau konsep untuk
surat terlebih dahulu guna menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam pengetikan .
b) Agar mempermudah pemantauan dan pengecekan surat, maka seluruh jenis
surat harus dibuatkan copy atau salinannya buat di file atau di arsip. c) Dalam
pembuatan surat resmi organisasi yang harus diperhatikan adalah kode terkandung
dalam nomor surat.
Pembatasan pada setiap item kode ditandai dengan garis miring.
1. Nomor Surat
2. Kode Tujuan Surat
- Huruf A : Untuk Intern Organisasi (Tingkat jurusan, fakultas dan universitas)
- Huruf B : Untuk Ekstren Organisasi (Instansi/organisasi di luar UIN)
- Huruf SK : Surat Keputusan
- Huruf SP : Surat Peringatan
- Huruf MT : Surat Mandat
3. Kode Asal Surat
- Sekretaris Umum = “Sekum”
- Sekretaris Panitia = “Sek-Pan”
- Bendahara Umum = “Bendum”
4. Kode Jenis Surat (Khusus Kepanitiaan)
5. Bulan
6. Tahun
Contoh penulisan :
A. Sekretaris Umum
Nomor : 001/A/Sekum/HMJ-PMI/IV/2021
B. Kepanitiaan
Nomor : 001/A/Sek-Pan/Upgrading-PMI/HMJ-PMI/IV/2021
Note : Jika perihal sama maka cukup satu nomor untuk beberapa surat, dan jika perihal
berbeda maka nomor berbeda
B. Penandatanganan
Contoh Penandatanganan Surat yang dikeluarkan oleh Sekretaris Umum :
Sekretaris Umum,
Ketua Umum,
Fadzlan Ferdiansyah
Ikbal Mutaqin
NIM. 1184040111
NIM. 1184040111
Mengetahui,
Ketua Umum
Himpunan mahasiswa Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam
Periode 2020-2021
Ikbal Mutaqin
NIM. 11840400053
Note : Jika surat tertuju kepada birokrasi fakultas maka wajib Ketua Jurusan Mengetahui
Contoh :
Mengetahui,
Ketua Umum Ketua Jurusan
Himpunan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
Pengembangan Masyarakat Islam,
Contoh:
Agenda Surat Keluar
D. Inventaris
Inventaris menunjuk pada barang/benda yang secara resmi menjadi milik organisasi.
Sedangkan inventarisasi merupakan suatu proses penghitungan, pencatatan, penggolongan,
pengklasifikasian, pengkodean, terhadap barang/sarana prasarana yang dimuat dalamsuatu
daftar.
E. Buku Kas
a. Seluruh jenis kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran dana organisasi,
harus tercatat dalam buku kas, terdiri atas:
1) Buku Harian
2) Neraca Bulanan
3) Neraca Tahunan
Segala penerimaan dana harus dicatat di dalam Buku Kas bagian kiri (debet) dan
pengeluaran dana bagian kanan (kredit). Kelebihan atau kekurangan dalam penjumlahan
uang disebut saldo.
b. Pengurus yang berwenang menyimpan dan mempergunakan Buku Kas adalah Bendahara
Umum, pada setiap jenjang kepengurusan organisasi
Contoh Buku Kas Bendahara Umum :
A. Pendahuluan
Keuangan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam mendukung
keberlangsungan jalannya program kerja dan kegiatan HMJ yang akan dilaksanakan. Oleh
karena itu, perlu diatur prosedurnya sehingga lebih tertata dengan rapi secara administrasi.
Berbicara pengaturan keuangan HMJ , akan selalu berhubungan dengan bendahara, baik itu
bendahara umum maupun bendahara bidang. Administrasi keuangan bukanlah suatu hal yang
sulit, namun perlu untuk diatur secara jelas sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
pengadministrasian keuangan dan sebagai pembelajaran pengurus.
B. Sumber Keuangan
Sumber keuangan HMJ berasal dari :
1. Saldo kepengurusan HMJ sebelumnya
2. Dana IUK Pengurus HMJ
3. Dana IUK Aljamiah
4. Sponsor, donatur dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat
2. Bendahara Bidang
a. Bendahara bidang merupakan pihak yang membantu bendahara untuk mengelola
keuangan HMJ PMI dan berwenang terhadap pengaturan keluar masuknya uang
berdasarkan otorisasi dari bendahara.
b. Tugas dari bendahara bidang:
1) Mengelola proses keluar masuknya uang setiap bidang yang telah di otorisasi oleh
bendahara
2) Melakukan pencatatan bersama dengan bendahara umum
3) Melakukan tugas bendahara di setiap kepanitiaan Kegiatan
F. Profit Sharing
1. Yang dimaksud dengan profit adalah netprofit, yaitu keuntungan bersih dari kegiatan
yang mendapatkan sponsorship setelah dikurangi dana-dana operasional kepanitiaan yang
dibebankan kepada HMJ PMI. Kemudian netprofit yang masuk ke kas HMJ PMI
dikurangi terlebih dahulu dengan dana ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqoh) sebesar 2,5% dari
netprofit
2. Sisa dana kegiatan harus sudah dilaporkan dan diserahkan masuk kas HMJ PMI
maksimal 2 minggu setelah berakhirnya kegiatan
G. Loss Sharing
1. Loss sharing dilakukan apabila pendapatan yang diterima kepanitiaan lebih kecil
daripada pengeluarannya
2. Persyaratan Loss Sharing sebagai berikut :
a. Panitia melaporkan indikasi adanya Loss Sharing paling lambat H-1
sebelum kegiatan
b. Bendahara berhak mengintervensi sampai ke konsep acara, yang ditujukan
untuk menghindari loss
c. Apabila loss tidak dapat dihindarkan lagi, maka kekurangan dana akan
ditutupi oleh HMJ PMI dengan menggunakan dana dari anggaran proker yang lain
yang masih tersisa (subsidi silang)
H. Aturan Tambahan
Bukti-Bukti Pemasukan/Penerimaan dan Pengelaran harus memadai. Laporan
keuangan yang dibuat harus didukung oleh bukti- bukti/dokumen yang valid.Bukti-bukti yang
memadai tersebut dijelaskan sebagai berikut
1. Umum
Agar dapat dilaporkan dalam Laporan Keuangan, semua jenis pendapatan dan
pengeluaran harus disertai dengan bukti-bukti yang valid dan memadai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam HMJ PMI
3. Bukti Pengeluaran
a. Dokumen bukti pengeluaran uang harus ada untuk membuktikan eksistensi suatu
pengeluaran uang sehingga memudahkan pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan
b. Dokumen bukti pengeluaran uang terdiri dari Bon, struk, kwitansi, nota, faktur atau
bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan
c. Dokumen bukti pengeluaran uang ditulis dengan alat yang bersifat permanen (pulpen,
boxy, spidol, tinta) dan atau diprint (dicetak) dan mudah untuk dibaca
d. Dokumen bukti pengeluaran uang harus memiliki tulisan yang jelas tanpa coretan atau
tip-X, alat penghapus lain yang bermaksud untuk mengoreksi segala informasi yang
terdapat di dalamnyae. Dokumen bukti pengeluaran uang harus dalam keadaan utuh
(tidak ada sobekan yang signifikan, tidak boleh disambung, tidak rusak, tidak basah,
bisa terbaca dengan menggunakan alat bantu atau dengan bantuan orang lain)
e. Dokumen bukti pengeluaran uang harus dalam keadaan utuh (tidak ada sobekan yang
signifikan, tidak boleh disambung, tidak rusak, tidak basah, bisa terbaca dengan
menggunakan alat bantu atau dengan bantuan orang lain)
f. Dokumen bukti pengeluaran uang harus berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan,
baik secara operasional maupun non- operasional dari kegiatan yang sedang
dilaksanakan dan memiliki keterlibatan terhadap bidang/seksi yang membelinya
g. Bukti yang memadai dianggap reliable (dapat diandalkan) dan harus memiliki kriteria
serta mencantumkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kepala (kop) surat
2) Mencantumkan tanggal pengeluaran kas
3) Jumlah pengeluaran kas beserta deskripsinya yang jelas
h. Untuk membuktikan biaya telepon melalui wartel, maka bukti tersebut harus
mengungkapkan :
1) Nama wartel
2) Jumlah biaya telepon
3) Nomor telepon yang dituju
4) Nama penelepon
5) Siapa yang dituju
6) Untuk keperluan apa
i. Untuk pembuktian biaya telepon selain melalui wartel (voucher atau kartu telepon)
maka diwajibkan membuat catatan tiap kali melakukan komunikasi telepon dengan
menggunakan point (c), (d), (e) dan (f)
j. Untuk pembuktian biaya perjalanan, harus dicatat :
1) Nama yang melakukan perjalanan dan tanda tangan
2) Program kerja yang dilakukan
3) Tanggal perjalanan
4) Tujuan perjalanan
5) Sarana serta biaya
Contoh :
Nama : ............
Kegiatan :............
Tanggal : ............
Tujuan :............
Rute : .......................................................................................(biaya)
Bandung, ,......
(TTD)
Nama
NIM.
k. Untuk pembuktian transaksi lainnya yang tidak ada bukti transaksinya, maka harus
dibuat memo
l. Kwitansi yang dikeluarkan bendahara dari bukanlah suatu bukti valid. Bukti valid
diperoleh dari panitia yang meminta reimbursent (penggantian uang) serta
melampirkan bon-bon pendukungnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kwitansi tersebut hanya merupakan dokumentasi bendahara.
m. Bendahara dapat menggunakan kwitansi yang dibuatnya sebagai bukti pengeluaran
jika penerima uang tidak dapat menyediakan nota kontan yang valid dengan catatan
nama dan tanda tangan penerima uang serta jumlah uang harus jelas (sesuai syarat di
atas)
n. Dalam setiap bukti tidak diperkenankan adanya coretan, catatan tambahan atau catatan
dengan tinta yang lain yang dapat mengaburkan keandalan bahan bukti. Jika hal
tersebut terdapat dalam tanda bukti, maka tanda bukti tersebut tidak valid
o. Tiap tanda bukti harus diberi nomor bukti yang jelas dan dikelompokkan beserta
bidangnya serta berdasarkan urutan tanggal transaksi.
BAB VI
PELAKSANA KEGIATAN
A. Kepanitiaan
1. Ketua bidang menunjuk ketua panitia (OC UMUM) berdasarkan rekomendasi atau hasil
rapat bidang untuk melaksanakan kegiatan tertentu di HMJ PMI
2. OC umum dan SC umum memilih anggota panitia berdasarkan kesesuaian kompetensi
dengan bidang kegiatan yang akan dilakukan. Jumlah panitia bersifat kondisional
sesuai kebutuhan.
3. OC Umum boleh melakukan open recruitmen dalam mencari SDM panitia baik di
lungkup pengurus atau mahasiswa PMI
4. Kepanitiaan yang terbentuk harus di setujui oleh Ex-Officio dan diketahui oleh ketua
jurusan
5. Kepanitian wajib menyusun agenda rapat panitia, penyusunan TOR, merencanakan
pencapaian hingga pembuatan LPJ
6. SC umum bertanggung jawab atas kordinasi dengan ex-officio dan OC umum
betanggungjawab atas panitia pelaksana (OC Bidang dan jajarannya)
7. Membaca dan memaham setiap jobdes panitia pelaksana
B. Penyusunan TOR Kegiatan
Prosedur penyusunan dan pembuatan TOR sebagai berikut.
1. SC umum bertanggungjawab atas pembuatan TOR kegiatan
2. TOR berisi cover, latar belakang, landasan kegiatan, nama kegiatan, tema kegiatan,
tujuan kegiatan, target kegiatam, waktu pelaksanaan kegiatan, peserta kegiatan,
penutupm lembar pengesahan dan lampiran (Susunan kepanitiaan, rondown, RAB)
3. TOR sudah disetujui oleh ketua umum, ketua jurusan selanjutnya diserahkan kepada
sekretaris dan bendahara umum paling lambat H-10 sebelum kegiatan
C. Timeline Kegiatan
Batas Waktu Akhir (H-) Perihal
20 menit Persiapan
D. Evaluasi
1. Evaluasi wajib dilaksanakan setelah acara berlangsung
2. Evaluasi berisi bagaimana, indikator pencapaian, kebijakan setelah evauasi untuk
acara beikutnya
3. Notulen evaluasi wajib dicatat sebagai arsip
E. Penyusunan LPJ
1. LPJ wajib dibuat sebagai tanda akhir kegiatan
2. LPJ dikerjakan dalam jangka waktu maksimal 2 pekan
3. Dalam LPJ wajib menertakan dokumentasi kegiatan dan pengeluaaran dana anggaran
4. LPJ diserahkan kepada sekretaris umum sebagai arsip
Perencanaan yang baik tidak dilakukan oleh banyak orang, tetapi hanya dilakukan oleh
mereka yang dalam posisi sebagai konseptor. Semakin banyak kepala yang berpikir, belum
tentu menjadi nilai lebih. Tetapi terkadang malah memperlama proses pengonsepan kegiatan
karena semakin banyak pihak yang terlibat, akan semakin sulit menyatukan pandangan.
2. Organizing
Pada setiap jabatan yang ada dalam kepanitiaan pasti memiliki tugas, tanggung jawab,
wewenang dan uraian jabatan (Job Description) yang berbeda-beda. Semakin tinggi suatu
jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Dengan pembagian
tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan
keahliannya masing-masing.
3. Actuating
“Ribuan langkah besar tidak akan terwujud tanpa adanya satu langkah kecil
yang pertama”
Pelaksanaan dari sebuah kegiatan merupakan puncak dari hasil kerja sama
sebuah kepanitiaan, dengan harapan sebuah tim kepanitiaan dapat saling membantu
dan memberikan solusi terhadap suatu masalah yang terjadi antara panitia satu dengan
yang lain. Sehingga, dalam keadaan seperti apapun, kegiatan dapat berjalan dengan
lancar dan sukses.
Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang
telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan dengan
penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
4. Controlling
“Lelah itu pasti, namun menyerah adalah pilihan. Sesungguhnya banyak orang tidak
tahu betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka memutuskan untuk
menyerah”
Pengontrolan terhadap suatu kegiatan juga salah satu aspek yang amat penting
saat kegiatan tersebut berlangsung. Pengontrolan disini adalah tugas dari seorang
pemimpin. Pengontrolan dilakukan dari berbagai segi yaitu kerja serta emosi tim
kepanitiaan, kondisi kegiatan, kenyamanan peserta, waktu berlangsungnya tiap sesi
dari susunan acara yang telah dibuat, dsb. Tujuan dari adanya pengontrolan ini adalah
agar kegiatan dapat berjalan sesuai susunan acara dan konsep yang telah disepakati
sebelumnya, sehingga kegiatan tersebut membuahkan hasil yang maksimal.
5. Evaluating
ika seluruh kegiatan telah selesai, maka yang dilakukan selanjutnya adalah
evaluasi. Mengapa hal ini diperlukan, karena dengan adanya setiap permasalahan atau
kekurangan yang terjadi dapat diketahui dan dikumpulkan sebagai arsip, sehingga pada
kegiatan serupa yang selanjutnya dapat dijadikan pelajaran dan diharapkan untuk
kegiatan yang selanjutnya tidak terulang permasalahan yang serupa. Evaluasi minimal
dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan
pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan. Evaluasi juga merupakan
salah satu sarana “controling” ketika kegiatan berlangsung.
BAB VII
PENUTUP