Anda di halaman 1dari 5

PPKn

Nama : Ayudya Pramesti


Kelas : 12

No Contoh perilaku yang dilakukan

1. Belajar dengan tekun serta menanamkan tujuan membangun negara sebagai

bukti cinta tanah air Indonesia

2. Mempelajari budaya Indonesia sehingga dapat memahami dan mengenalkan

budaya Indonesia pada masyarakat atau pun warga dunia internasional

3. Menghargai segala perbedaan yang merupakan bagian dari kesatuan wilayah

Indonesia

4. Menjaga kelestarian lingkungan, flora, dan fauna Indonesia

5. Menunjukkan rasa bangga terhadap produk yang diproduksi oleh masyarakat

Indonesia
Indonesia dikenal sebagai bangsa dengan Bhineka Tunggal Ika yang kaya akan
budaya mulai dari Sabang sampai Merauke. Dan saat ini, pada kalangan remaja,
generasi penerus Indonesia, memiliki sebuah budaya baru, yakni budaya tawuran.
Hal ini dapat disebut sebagai budaya antara lain karena sering dilakukan, menjadi
tren dan menjadi identitas pelajar masa kini. Budaya tawuran ini juga diiringi dengan
pemikiran, “enggak tawuran, enggak keren.”

Pada data tahun 2018, angka tawuran meningkat hingga 0,65%. Meski sempat
menurun pada tahun 2021, angka-angka tersebut kembali mengalami fluktuatif mulai
dari tahun 2022 hingga sekarang 2024. Sekitar 136 kasus kekerasan terdeteksi pada
survei lingkungan pendidikan. Di samping itu, masih ada kasus-kasus yang sulit
terdeteksi karena aksi tawuran yang bersifat rahasia.

Tawuran sendiri terjadi hampir di semua wilayah Indonesia, bahkan kota pelajar
seperti Yogyakarta. Pada sumber informasi media massa, sekitar kasus 4 tawuran
terdeteksi di daerah Yogyakarta bahkan salah satu korbannya ada yang meninggal
dunia. Hal ini pun yang menjadikan tawuran sebagai fokus permasalahan pada dunia
pendidikan saat ini. Yang mana berfokus pada pengurangan serta antisipasi
terhadap semua pelajar.

Pengebab tawuran sendiri sangat bervariasi, seperti kekurangan kasih sayang,


kurangnya perhatian orang tua, persaingan pelajar antar sekolah, dan lain-lain. Di
antara banyaknya penyebab, kelebihan waktu kosong juga merupakan salah satu
alasan tawuran terjadi di kalangan pelajar. Penyebab itu juga didukung dengan
keadaan psikologi pada remaja yang mana pada usia tersebut sedang mengalami
sebuah fenomena ingin diakui. Karena fenomena tersebut, pelajar melakukan
segala hal yang membuat dirinya dapat diakui dan terlihat, termasuk tawuran.

Upaya penanganan mulai dari orang tua, guru, sekolah, instansi pendidikan, bidang
keamanan lingkungan pendidikan hingga yang bersangkutan telah digerakkan. Mulai
dari melakukan seminar, konseling, mempelajari perilaku pelajar, dan penanganan
dari pelajar atau pelakunya sendiri. Semua yang bergerak di bidang pendidikan juga
menggelarkan banyak kegiatan positif mulai dari ekstrakurikuler, perlombaan, dan
hal bermanfaat lainnya sehingga semangat pelajar jatuh pada hal yang tepat.

Selain itu, dinas pendidikan juga mengupayakan kepada semua pelajar untuk
berhati-hati dalam berkegiatan di luar. Hal itu dikarenakan tidak sedikitnya kasus
korban di luar peserta tawuran. Mulai dari menyelaraskan seragam, tidak
mendatangi tempat sepi, dan meningkatkan lingkungan di sekitar sekolah. Demikian
artikel ini saya tulis berdasarkan literasi dari data, artikel, serta analisis terhadap
kasus tawuran yang sedag marak terjadi. Semoga kita semua tidaklah menjadi
korban terlebih lagi pelaku dari pada tawuran.

Anda mungkin juga menyukai