Oleh
Kelompok 1:
1. Alifya Zasa Kusuma Diningrum (04)
2. Galang Cahaya Terang (13)
3. Rediva Dwi Mahesta (20)
4. Yussir Andika Pratama (31)
5. Zulfa Nur Hafifah (32)
Jenis kelamin, sengsara atau bahagia, rezeki, ajal telah ditentukan Allah Swt.
sejak manusia berada dalam kandungan ibunya. Beriman kepada qada' dan
qadar merupakan rukun iman yang keenam. Iman kepada qada' dan qadar
dalam ungakapan sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan iman kepada
takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di
alam semesta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan
jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt.
ُہّٰللَا َیۡع َلُم َم ا َتۡح ِم ُل ُک ُّل ُاۡن ٰث ی َو َم ا َتِغ ۡی ُض اَاۡلۡر َح اُم َو َم ا َتۡز َداُدؕ َو ُک ُّل َش ۡی ٍء ِع ۡن َدٗہ ِبِم ۡق َداٍر
Artinya:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang
kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu
ada ukuran di sisi-Nya. (Q.S. ar-Ra'du/13:8)
Ayat tersebut menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini telah
ditentukan ukurannya oleh Allah Swt. Segala sesuatu yang akan terjadi telah
dietahui dan direncanakan oleh Allah Swt. Tak satu pun makhluk-Nya yang
mengetahui ketentuan Allah ini. Baik itu dari golongan malaikat, jin maupun
manusia, semuanya tak ada yang mengetahui. Takdir baru dapat diketahui
oleh manusia setelah terjadinya sebuah kenyataan atau peristiwa.
a. Takdir muallaq
Mullaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Takdir muallaq
yaitu ketentuan Allah Swt. yang mengikut sertakan peran manusia melalui
usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, hasil akhirnya
akan ditentukan oleh Allah Swt. Perhatikan Q.S. ar-Ra'd/13:11 berikut ini:
ۗ َلُه ُمَع ِّقَباٌت ِم ْن َبْيِن َيَد ْيِه َو ِم ْن َخ ْلِفِه َيْح َفُظوَنُه ِم ْن َأْم ِر ِهَّللاۗ ِإَّن َهَّللا اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّتٰى ُيَغِّيُروا َم ا ِبَأْنُفِس ِهْم
َو ِإَذ ا َأَر اَد ُهَّللا ِبَقْو ٍم ُسوًء ا َفاَل َم َر َّد َلُهۚ َو َم ا َلُهْم ِم ْن ُدوِنِه ِم ْن َو اٍل
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S. ar-
Ra'd/13:11)
Berikut ini adalah contoh-contoh takdir muallaq:
1. Kepandaian
Seseorang yang ingin pandai maka harus berusaha meraihnya. Usaha-usaha
tersebut antara lain dengan cara rajin belajar dan disiplin membagi waktu.
2. Kesehatan
Seseorang yang ingin sehat harus berusaha dengan cara berolahraga teratur,
menjaga kebersihan, menjaga gizi dan pola makan. Jika melakukan usah-usaha
tersebut, tubuh akan sehat.
3. Kemakmuran
Kemakmuran bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah,
rajin menabung, dan hemat. Agar seseorang menjadi pandai, sehat, dan hidup
makmur maka harus berusaha meraihnya, bukannya pasrah menunggu nasib.
Tidak mungkin seseorang menjadi pandai kalau malas belajar, tidak mungkin
seseorang menjadi sehat kalau tidak pernah olah raga, dan tidak mungkin
seseorang menjadi kaya kalau malas belajar. Jadi meskipun Allah Swt. telah
menentukan segalanya, manusia tetap harus berusaha mengubah nasibnya.
b. Takdir Mubram
Mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau
sudh pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang
pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh
takdir mubram diantaranya jenis kelamin manusia, ajal, panjang/pendek usia,
api memiliki sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya gravitasi, kejadiaan
kiamat dan sebagainya. Perhatikan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-A'raf/7:34
berikut ini:
َو ِلُك ِّل ُأَّمٍة َأَج ٌلۖ َفِإَذ ا َج اَء َأَج ُلُهْم اَل َيْسَتْأِخ ُروَن َس اَع ًةۖ َو اَل َيْسَتْقِدُم وَن
Artinya: Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba,
mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (Q.S. al-
A'raf/7:34)
1. Menenangkan jiwa
2. Senantiasa bersikap sabar dan syukur
3. Menumbuhkan sifat optimis
4. Menjauhkan diri dari sifat sombong