Anda di halaman 1dari 15

TAKDIR DAN KEBEBASAN TUHAN

Euis Siti Az Hariyah (1225020045)


Haris Khoirurrijal (1225020063)
Hindun Muzzaiyanah (1225020065)
Ispa Ahwatul Muslimah (1225020074)
M. Irfan Maulana Hasan (1225020084)
 
Problematika takdir merupakan salah satu tema penting yang telah menjadi
topik pembahasan secara luas dalam Islam. Pemahaman mengenai takdir itu
sendiri berbeda-beda tergantung pada perspektif yang digunakan.
Kepercayaan terhadap takdir telah mempengaruhi umat Islam awal untuk
bangkit berjuang menghadapi tantangan yang membentang di hadapannya.
PENGERTIAN TAKDIR
Takdir secara bahasa berasal dari kalimat Qoddaro-
Yuqoddiru–Taqdiroon artinya ketentuan, ukuran,
ketetapan, rumusan. Didalam kehidupan sehari-hari, qada
dan qadar Allah sering disebut dengan takdir. Dalam
aplikasinya, takdir dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq
MACAM-MACAM TAKDIR
1. TAKDIR MUBRAM 2. TAKDIR MU’ALLAQ

Takdir mubram adalah ketetapan Allah kepada Takdir mu’allaq adalah ketentuan Allah
makhluk-Nya yang tidak mengalami terhadap makhluk-Nya yang masih dapat
perubahan. Misalnya, kematian seseorang dan berubah. Perubahan tersebut ditentukan
terjadinya bencana alam ditentukan oleh Allah atas dasar ikhtiar atau
usaha maksimal serta doa yang dilakukan
manusia. Keberhasilan dalam mengubah takdir
Contoh dari takdir mubram yaitu takdir soal
akan banyak dipengaruhi oleh manusia dalam
kelahiran seseorang, kematian manusia, jodoh,
melakukan perubahan.
hingga hari kiamat. Takdir mubram juga
mencakup segala musibah dan bencana yang
terjadi di muka bumi. Contoh takdir mu’allaq dalam kehidupan
sehari-hari misalnya, keberhasilan seorang
siswa dalam meraih prestasi dengan giat
belajar. Atau, seseorang bekerja keras agar
mendapatkan rezeki yang banyak dan hasil
yang memuaskan.
PEMAHAMAN TAKDIR DI MASA NABI
Persoalan-persoalan kalam termasuk tentang takdir, belum muncul di masa Nabi karena dakwah Nabi pada
periode Mekah hanya ditujukan kepada tiga pokok yang amat mendasar yaitu :
1. Memberikan khabar gembira (tabsyir) dan khabar pertakut (tanzir).
2. Menumpas sembahan kepada berhala dalam rangka menanamkan ketauhidan (keesaan Tuhan).
3. Menanamkan keyakinan akan adanya hari berbangkit atau kehidupan akhirat.

Fokus perhatian dakwahnya adalah memantapkan dasar yang pertama yakni mengimani risalahnya. Dengan
pemantapan dasar yang pertama ini diharapkan akan semakin mantap pula dua dasar yang lainnya.Meskipun
persoalan qadha dan qadar belum menjadi pembahasan yang gencar di masa itu, benih-benih ilmu kalam
sudah mulai tampak di kalangan para sahabat Nabi.
Cikal bakal dari pesoalan qadha dan qadar itu sebenarnya sudah tumbuh sejak masa Nabi dan Sahabat atau
khalifah rasyidun (Al-Khulafă` al-Rasyidūn). Meskipun persoalan- persoalan teologis yang mengarah kepada
qadha dan qadar sudah dirasakan oleh sebagian umat Islam di masa itu, namun jawaban atau penjelasan-
penjelasan yang diberikan oleh Nabi dan para khalifah sesudahnya cukup menenteramkan hati mereka.
PERBEDAAN QADHA DAN QADAR
Qada dan Qadar merupakan dua kata yang memiliki perbedaan sangat jelas. Qada dan Qadar merupakan
rukun iman dalam agama Islam yang wajib kita imani. Perbedaan dari Qada dan Qadar sebenarnya dapat
dilihat dari pengertiannya baik menurut istilah ataupun menurut bahasa, meskipun keduanya sama-sama
mengacu kepada takdir Allah SWT.
Qada bisa dipahami sebagai sebuah putusan Allah kepada azali, atau diartikan juga sebagai segala sesuatu
hal yang akan terjadi suatu saat nanti. Sementara, Qadar merupakan sebuah realisasi Allah atas Qadha
pada diri manusia sesuai kehendak Allah SWT.
Secara garis besar, perbedaan Qada dan Qadar bisa dibeda kan menjadi 4, diantaranya adalah pengertian,
ketetapan, dan contoh dari qodo dan qadar.
Qa
7

BERDASARKAN PENGERTIAN
Pengertian Qada
Menurut istilah, kata Qada bisa diartikan sebagai suatu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali atau diartikan
juga sebagai segala sesuatu hal yang akan terjadi suatu saat nantinya, dan berkaitan dengan makhluk ciptaan
Allah SWTQada itu ada sesudah Qadar.
Qada masih bisa diubah melalui adanya suatu usaha, tawakal, ikhtiar secara sungguh-sungguh supaya
memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diinginkannya
Pengertian Qadar
Menurut istilah, kata Qadar bisa diartikan sebagai bentuk perwujudan atas ketetapan Allah SWT atau Qadha
mengenai keseluruhan yang berhubungan dengan makhluk-makhluknya yang telah ada sejak di dalam
kandungan. Sedangkan berdasarkan bahasa, kata Qadar diartikannya sebagai suatu peraturan, atau kepastian,
atau juga ukuran.
Qadar bisa mencakup takdir yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi di kemudian hari
nantinya. Berbeda halnya dengan Qada, Qadar ini sudah tidak bisa diubah lagi, bagaimanapun caranya.
8

BERDASARKAN KETETAPAN
Allah SWT sudah menetapkan bahwa Allah SWT sudah menetapkan bahwasannya Qadar adalah sebuah
takdir yang masih bisa dirubah oleh seseorang dengan berbagai cara, diantaranya yaitu berusaha secara
sungguh-sungguh, berikhtiar, supaya segala sesuatu bisa tercapai sesuai dengan keinginan.
Sedangkan Qadar adalah suatu ketetapan Allah SWT yang sudah tidak bisa lagi diubah oleh makhluknya.
9

BERDASARKAN CONTOH QADHA DAN QADAR


Contoh dari Qada yaitu apabila seseorang menginginkan suatu rezeki yang melimpah atau banyak, dan
berkah maka seseorang perlu untuk berusaha secara sungguh-sungguh dengan diiringi berdoa, Lalu
berikhtiar, dan kemudian bertawakal kepada Allah SWT. Hal itu dilakukannya supaya dapat mengubah
nasib seseorang, sehingga seseorang dapat memperoleh keinginan sesuai dengan apa yang dia harapkan.

Sementara itu, contoh dari Qadar adalah ajal seorang manusia. Seseorang itu tidak akan pernah tahu kapan
dirinya akan meninggal dunia, sebab itu merupakan suatu ketetapan Allah SWT yang sudah tidak bisa lagi
diubahnya, bagaimanapun caranya.
10

DASAR-DASAR PEMAHAMAN TENTANG TAKDIR


Dalam teologi Islam terdapat 3 paham yang berbeda tentang takdir yaitu :

PAHAM JABARIYAH PAHAM QADARIYAH PAHAM ASWAJA


11

PAHAM
JABARIYAH
Istilah Jabariyah berasal dari kata Jabara yang berarti al-zamahu bi fi’lih, yaitu berkewajiban atau terpaksa
dalam perbuatannya.
Jabariyah berpendapat bahwa qada dan qadar Tuhan yang berlaku bagi segenap alam tidak memberi
peluang bagi adanya kebebasan manusia untuk berbuat sesuai kehendaknya. Paham ini menganggap semua
takdir itu dari Allah dan semua sudah diatur oleh Allah swt, sehingga tidak ada ruang bagi ikhtiar manusia.
Manusia hanya menjalani nasib.
Misalnya dalam kasus wabah corona, mereka berkata “takutlah kepada Allah jangan takut sama corona”.
Dalam kasus Covid-19 banyak mereka yang berpendapat bahwa jika Allah menghendaki, walaupun shalat
Jum’at atau Tarawih di Masjid, atau bergaul dengan banyak orang, dan tidak menjalankan prokes, virus
corona tidak akan menyerang kita.
12

PAHAM QADARIYAH
Qodariyah punya pandangan ekstrem bahwa kita, manusialah yang sepenuhnya menguasai dan
menentukan apa yang terjadi pada kita, bukan Tuhan. Qodariyah adalah sebuah firqah yang mengingkari
ilmu Allah terhadap perbuatan hamba Nya.
Qodariyah adalah satu aliran dalam teologi Islam yang berpendapat bahwa manusia memiliki
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Qodariyah berasal dari kata Qodaro
artinya berkuasa.. Manusia mempunyai kebebasan atau kekuasaan untuk mewujudkan
perbuatannya.Manusia mempunyai Qodrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendak Nya, Bukan
tunduk pada takdir Tuhan.
Menurut mereka manusia bebas memilih apa saja yang akan dikerjakan maupun yang ditinggalkan. Tidak
ada yang memiliki kuasa atas kemauannya. Ia bisa beriman atau kafir jika mau dan mengerjakan apa saja
yang diinginkannya. Karena kalau tidak, maka dia bagaikan sebuah alat atau sama halnya seperti benda-
benda mati lainnya. Sehingga asas Takhlif atau pemberian tanggung jawab, pemberian pahala dan siksa
tidak ada gunanya
13

PAHAM ASWAJA
Paham Aswaja merangkum pendapat keduanya, yaitu sebenarnya Tuhan sudah mempunyai garis-garis
ketentuan takdir. Namun kita manusia diberi kebebasan untuk berusaha dengan sebaik-baiknya. Secara umum
perbuatan manusia menurut paham Aswaja adalah diciptakan oleh Tuhan bukan diciptakan oleh manusia.
Untuk mewujudkan suatu perbuatan, manusia membutuhkan dua daya, yaitu daya Tuhan dan daya manusia.
Hubungan perbuatan manusia dan kehendak Tuhan dapat dijelaskan melalui teori Kasab. Yakni berbarengnya
perbuatan manusia dengan kuasa Tuhan. Al Kasab mengandung arti usaha atau kekuatan. Karena itu manusia
bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan.
Menurut paham Aswaja segala sesuatu itu dijadikan Tuhan, tetapi Tuhan juga menciptakan ikhtiar dan Kasab
bagi manusia. Sesuatu yang diperbuat manusia adalah pertemuan ikhtiar manusia dengan takdir-Nya. Ikhtiar
dan Kasab adalah sebagai sebab saja, bukan yang mengadakan atau yang menciptakan sesuatu.
KESIMPULAN
Takdir itu merupakan sebuah ketetapan atau keputusan Allah sejak azali
(awal), tapi takdir tidak boleh menghalangi manusia untuk berusaha dan tidak
pula mengharuskan manusia bergantung kepadanya. Dengan demikian seorang
hamba akan mendapatkan apa yang telah ditetapkan baginya sesuai usahanya
masing-masing. Bila seseorang telah memunculkan sebab itu, maka Allah swt
akan menyampaikannya kepada takdir yang telah ditetapkan-Nya pada Lauhul
Mahfuzh. Tidak ada alasan bagi seseorang menyandarkan segala perbuatannya
kepada takdir Allah, karena takdir itu dalam rahasia-Nya. Tidak seorangpun
yang dapat mengetahui takdir apa yang sudah ditetapkan Allah. Kesungguhan
dalam menempuh jalan menuju ridha-Nya justru akan semakin membukakan
berbagai alternatif dalam meraih cita-citanya.
CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai