Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan Vol. 1, No.4, Agustus
2019, hlm.290-293
Tersedia online di http:// ojs.unimal.ac.id/ index.php/ ijevs DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i4.1608
1Postgraduate Doctoral Program, State University of Jakarta, Jl Rawamangun Muka, East Jakarta, Indonesia
dnsjafri@gmail.com ; b unifahr@gmail.com; c netiyupan@yahoo.com
*Penulis yang sesuai
Cara Mengutip: Nofrita, D., Rosyidi, U., Kamati, N. (2019). Urgensi Kebijakan Audit Mutu Akademik Internal Di Perguruan Tinggi. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan
dan Kejuruan, 1(4), 290-293
1. PERKENALAN
Terbitnya Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional kualifikasi lulusan (Olssen, 2004: 194). Penjaminan mutu pendidikan tinggi
Pendidikan Tinggi yang wajib dilaksanakan di seluruh Perguruan Tinggi di secara keseluruhan sangat penting karena tujuan pendidikan tidak hanya bagi
Indonesia, ambon akademisi tetapi seluruh elemen (Adina, 2007: 2). Namun disisi lain
Institut Agama Islam Negeri mengembangkan desain SMM yang merupakan kehadirannya dapat didasari oleh alasan lain seperti ketidakpuasan dari tenaga
perpaduan antara ISO 9001:2008, Borang Akreditasi Program Studi, Borang kependidikan dan peserta didik serta adanya tekanan karena keterbatasan
Akreditasi Institusi dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI). dana dan yang terpenting adalah tuntutan akuntabilitas kepada lembaga
tersebut (Tsui, 2002: 3).
Rencana desain penerapan sistem penjaminan mutu pada Institut Agama
Islam Negeri Ambon, pada prinsipnya merupakan suatu proses sistematis
untuk perbaikan mutu pendidikan tinggi secara terus-menerus yang diwujudkan Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia menurut Achmad Anwar Abidin
dalam bentuk siklus kegiatan penjaminan mutu. (2017:87) masih kalah dibandingkan negara tetangga kita di kawasan Asia
Tenggara. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi
Siklus kegiatan penjaminan mutu di Institut Agama Islam Negeri Ambon perhatian para ahli pendidikan dan pemerintah untuk mewujudkannya. Salah
terdiri dari komponen-komponen yang diterapkan dalam model siklus PPEPP satunya adalah kegiatan penjaminan mutu akademik pada perguruan tinggi
(Penetapan, Penerapan, Evaluasi, Pengendalian, Perbaikan) yang akan yang dilakukan oleh audit internal di setiap unit dan departemen.
menghasilkan perbaikan dan pengembangan secara terus-menerus. Suatu
lembaga pendidikan mempunyai faktor pengendali, informasi dan dokumentasi
merupakan hal yang penting dan mempengaruhi mutu suatu lembaga
pendidikan. Audit dilaksanakan dengan standar untuk mencapai tujuan audit yang
telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menjaga mutu pendidikan tinggi, serta
Penjaminan mutu perguruan tinggi di Indonesia secara formal baru dimulai penjaminan mutu yang lebih kompleks dimasa yang akan datang perlu adanya
pada tahun 2003, yaitu dengan diterbitkannya pedoman penjaminan mutu perencanaan kebijakan audit mutu akademik internal yang berkaitan dengan
pendidikan tinggi. proses mutu di Perguruan Tinggi. Audit dirancang untuk mengetahui
Faktor yang paling memacu gerakan penjaminan mutu adalah perlunya kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu dengan kondisi
perguruan tinggi menyelenggarakan penjaminan mutu, di samping tuntutan yang ditetapkan, untuk menentukan
akuntabilitas dan tanggung jawab.
290
Machine Translated by Google
Nofrita dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No.4, Agustus 2019, hlm.290-293
efektivitas pencapaian sasaran mutu yang telah ditetapkan, untuk bertujuan sebagai alat untuk memantau penerapan sistem manajemen
memberikan peluang yang diaudit untuk meningkatkan sistem mutu yang diterapkan perusahaan apakah sudah sesuai dengan yang
dan untuk memenuhi peraturan dan persyaratan. diinginkan atau masih perlu ditingkatkan, sekaligus memetakan
departemen atau bagian mana yang implementasi dan kinerjanya baik
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:16) penjaminan
dan bagian mana yang kurang baik. , sehingga langkah perbaikan
mutu perguruan tinggi adalah proses perencanaan, pemenuhan,
dapat segera dilakukan.
pengendalian dan pengembangan standar pendidikan tinggi secara
konsisten, sehingga pemangku kepentingan internal dan eksternal Pada perguruan tinggi yang harus menerapkan berbagai standar
pendidikan tinggi dapat memperoleh kepuasan terhadap kinerja dan Dikti, yang dimaksud dengan audit internal yang utama adalah audit
keluaran perguruan tinggi. (Ahmad Sulaiman & Udik Budi Wibowo, internal yang bertujuan untuk terus meningkatkan mutu perguruan
2016: 28). Perguruan tinggi melakukan upaya peningkatan mutu tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan visi
pendidikan tinggi antara lain melalui penerapan sistem penjaminan setiap audit. Tujuan dilakukannya audit mutu internal bukan untuk
mutu internal (Kadek Hengki Primayana, 2015: 7). Penjaminan mutu mencari kesalahan pihak yang diaudit, melainkan untuk mencocokkan
pendidikan tinggi dilakukan untuk mengukur seberapa efektif kebijakan kesesuaian standar pendidikan tinggi yang ditetapkan PT dengan
akademik yang diterapkan dan seberapa tinggi mutu lulusan yang kenyataan di lapangan, serta dimaksudkan untuk mencari peluang
dihasilkan, selain itu juga untuk meningkatkan daya saing antar peningkatan mutu internal masing-masing pihak. program belajar.
perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
Hal ini untuk mencapai mutu yang sesuai dengan harapan seluruh
pemangku kepentingan pendidikan tinggi sesuai dengan Undang-
Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi khususnya
Pasal 52 ayat 2 “Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat
2. METODE PENELITIAN (1) dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian
dan peningkatan standar pendidikan tinggi.”Dan evaluasi sebagaimana
Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis urgensi kebijakan
dimaksud dalam Pasal 52 ayat 2 UU Pendidikan Tinggi di atas dapat
audit mutu akademik internal Institut Agama Islam Negeri Ambon.
dilakukan dengan evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi
Dalam penelitian ini dihasilkan data deskriptif yang bertujuan untuk
sumatif dan Audit Mutu Internal (AMI).
memberikan gambaran rinci mengenai urgensi kebijakan audit mutu
akademik internal pada perguruan tinggi khususnya di Institut Agama
Islam Ambon.
Mutu dalam lingkup pendidikan pada perguruan tinggi berarti
bahwa fungsi, tujuan, dan standar yang ditetapkan dan dilaksanakan
Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
dalam lingkup pendidikan tinggi telah tepat, memenuhi persyaratan,
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi,
harapan, dan kepuasan pemangku kepentingan. Perguruan tinggi
dan informasi yang telah didokumentasikan sebelumnya dalam
yang tidak bersih akan ditinggalkan oleh pemangku kepentingannya
penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus dapat menentukan
(Muhammad Khoiri, 2010: 208).
apakah penelitian ini bersifat naratif atau deskripsi dan dijelaskan
Kualitas lulusan berkaitan dengan karakteristik yang ditentukan oleh
secara lisan dan tertulis. Perilaku subjek yang diamati di lapangan
universitas dan menunjukkan kesiapan lulusan untuk terjun dan
juga menjadi bagian data dalam penelitian ini. Teknik analisis data
bekerja langsung di bidangnya.
yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknik ini menurut Miles dan
masyarakat dan dunia kerja sesuai dengan harapan pelanggan dan
Huberman diterapkan dengan menggunakan tiga metode, yaitu (1)
pemangku kepentingan. Sejalan dengan penjelasan Dikti (2003:8)
Reduksi data; (2) Penyajian data, dan; (3) Penutupan.
yang perlu dikemukakan karena evaluasi pemangku kepentingan
selalu berkembang, maka penjaminan mutu juga harus disesuaikan
dengan perkembangan tersebut secara berkelanjutan. Berdasarkan
hasil penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Reddy Siram (2015:54), mengungkapkan bahwa perguruan tinggi
perlu memperhatikan manajemen penjaminan mutu lulusan karena
A. Tujuan Audit Mutu Internal masih banyak lulusan yang terserap dunia kerja namun tidak sesuai
Audit bertujuan untuk melihat kesesuaian antara kondisi sebenarnya dengan kebutuhan.
dengan apa yang tertulis dalam dokumen, kondisi sebenarnya dapat kualifikasi dan latar belakang pendidikan yang mereka tempati.
berupa catatan atau catatan mutu atau observasi dengan melihat
prosedur seseorang melakukan pekerjaannya sesuai dengan apa B. Urgensi kebijakan Audit mutu akademik internal di perguruan tinggi
yang ada. tertulis dalam Prosedur/Instruksi Kerja. Audit juga bertujuan
untuk melihat potensi perbaikan (efektivitas & efisiensi) a
Menurut Pasal 53 dan Pasal 52 ayat UU Pendidikan Tinggi, SPM Dikti
terdiri atas sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dan sistem
proses. penjaminan mutu eksternal (SPME) (Ristekdikti, 2010: 8; 2016: 7).
Audit juga dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi Kegiatan penjaminan mutu pendidikan tinggi dilaksanakan dalam
auditor dan auditee itu sendiri karena mereka dapat mempelajari suatu sistem yang disebut sistem penjaminan mutu internal universitas
prosesnya dari bagian lain, sekaligus dapat menularkan ilmunya yang bertujuan untuk menjamin mutu
kepada bagian yang diaudit. khususnya audit ini
291
Machine Translated by Google
Nofrita dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No.4, Agustus 2019, hlm.290-293
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masing-masing PT, sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan perguruan tinggi
melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, guna mencakup 10 standar, yaitu standar: isi, proses, kompetensi lulusan,
mewujudkan visi dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, manajemen,
internal dan eksternal universitas (Debby Willar, 2015: 193). pembiayaan, penilaian, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Berbicara mengenai kualitas bukanlah suatu perkara yang Menurut I Gusti Ngurah Triyana (2017:120) menjelaskan bahwa
sederhana dan mudah, karena kualitas bersifat abstrak. Tjiptono & setiap perguruan tinggi dapat mengembangkan SPMI masing-masing
Diana (1995: 2) menjelaskan konsep kualitas sendiri sering dianggap sesuai dengan latar belakang sejarah, nilai dasar yang menjiwai
sebagai ukuran kebaikan relatif suatu produk yang terdiri dari kualitas berdirinya perguruan tinggi, jumlah program studi dan sumber daya
desain dan kualitas kesesuaian. sebenarnya adalah topik yang menarik manusia, fasilitas universitas. dan infrastruktur tanpa campur tangan
pihak lain. Lebih lanjut penjelasan dari I Gusti Ngurah Triyana
perkembangan sebuah perguruan tinggi. Peningkatan mutu (2017:120) bahwa walaupun setiap perguruan tinggi dapat
sebenarnya merupakan permasalahan yang erat kaitannya dengan mengembangkan SPMI secara mandiri, namun ada hal-hal mendasar
kebijakan, komitmen, dan prioritas pengembangan perguruan tinggi. yang harus ada dalam SPMI masing-masing perguruan tinggi. Oleh
Edward Sallis (2012:52) menjelaskan bahwa kualitas adalah suatu karena itu untuk menganalisis urgensi kebijakan audit mutu akademik
standar untuk menunjukkan kualitas keunggulan suatu hal. Dalam internal penulis bermula dari konsep mutu, urgensi audit mutu akademik
kompleks mutu perguruan tinggi, mutu itu sendiri akan diperhatikan internal penulis maksudkan lebih pada manfaat SPMI, karena terdapat
apabila mampu 1) memenuhi kebutuhan masyarakat; 2) menghadirkan beberapa manfaat kebijakan mutu akademik internal. khalayak, untuk
tokoh-tokoh yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap menjamin standar mutu: 1) pendidikan; 2) penelitian, dan 3) pengabdian
pembangunannya; 3) mencetak tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kepada masyarakat. Ketiga konsep ini menarik untuk dikaji lebih jauh.
dunia kerja; 4) melahirkan manusia kreatif; 5) produktif dan inovasi Karena pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
tinggi dalam membuka lapangan kerja, dan 6) melahirkan tenaga dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi.
profesional dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya sesuai
dengan kualifikasinya (Mulyono Agus, dkk., 2007: ix). Kualitas berarti
derajat keunggulan suatu produk baik berupa barang maupun jasa.
Oakland (1993: 5) menyatakan bahwa kualitas digunakan untuk Upaya pencapaian mutu yang diharapkan tentunya tidak terlepas
menunjukkan keunggulan a dari dukungan kepemimpinan dan proses manajerial yang baik untuk
produk atau layanan. Konsep kualitas menurut Tilaar (2012:36) bahwa meningkatkan etos kerja civitas akademika guna menciptakan
kualitas mempunyai banyak arti seperti derajat tindakan, sesuai lingkungan akademik yang kondusif. Kemampuan manajerial merupakan
kebutuhan, karakteristik kepuasan secara keseluruhan dalam faktor penting dan strategis dalam rangka peningkatan mutu dan
penggunaan produk. Macdonald (1993: 6) menyatakan bahwa kualitas kemajuan perguruan tinggi yang dipimpinnya.
berarti kepatuhan terhadap persyaratan.
Persyaratan yang memungkinkan untuk mengukur kualitas dengan Pimpinan perguruan tinggi yang bertanggung jawab harus
mengetahui bahwa sesuatu memenuhi syarat tertentu untuk dikatakan menyadari bahwa pengembangan dan peningkatan kualitas pengelolaan
berkualitas. Oleh karena itu dalam meningkatkan mutu pendidikan organisasi sangatlah penting. Oleh karena itu, untuk dapat
tinggi, penulis ingin menyampaikan bahwa hal tersebut bukanlah suatu mengungkapkan kinerja, hasil dan dampak perguruan tinggi secara
produk yang mudah dan membutuhkan proses yang panjang karena periodik dan berkala, maka harus dilakukan evaluasi sebagai bagian
yang utama yang dibutuhkan adalah: 1) perencanaan yang benar- dari pola pengelolaan pendidikan tinggi (Ernawati dan Hilwati, 200: 40)
benar matang, dan 2) komitmen yang tinggi. untuk mencapai visi, misi, dan tujuan.
Kebijakan audit/monitoring dan evaluasi internal bergantung pada Melalui proses audit mutu internal harus dipastikan bahwa program
kebijakan Perguruan Tinggi. Tim audit/monitoring internal ditentukan studi mempunyai standar penilaian, teknik dan instrumen penilaian,
berdasarkan prosedur kelembagaan yang tercantum dalam dokumen mekanisme dan prosedur penilaian hingga laporan penilaian sehingga
Kebijakan Mutu yang harus dimasukkan dalam kalender akademik dua melalui hasil audit mutu internal maka standar proses tersebut akan
minggu sebelumnya.
terus meningkat. .
Pendekatan penjaminan mutu berarti bahwa proses tersebut saling Dalam lingkup pendidikan tinggi, tenaga kependidikan yang
terkait, dan terintegrasi untuk menjadikan keseluruhan. Penyelenggaraan mempunyai kualifikasi sebagai pendidik disebut sebagai dosen,
penjaminan mutu akademik di IAIN Ambon dirinci dalam Manual Mutu. sedangkan tenaga kependidikan lainnya disebut sebagai tenaga
1) Rincian kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan pembukaan penunjang pendidikan. Dosen yang telah memenuhi kualifikasi
AMAI. 2) akademik dan profesi akan diajukan menjadi dosen tetap, sedangkan
Inspeksi lapangan. Jika terdapat indikasi yang mengarah pada bila diperlukan program studi akan memanfaatkan dosen tidak tetap
pencatatan ketidaksesuaian, meskipun tidak dimasukkan dalam untuk memenuhi kebutuhan penjaminan mutu program akademik.
checklist dan diselidiki lebih lanjut, maka hasil wawancara harus diuji Dalam hal ini SPMI akan memastikan program studi memiliki sistem
dengan mencari informasi serupa dari sumber independen lainnya. seleksi, sistem pengembangan, sistem retensi dan pemberhentian
dosen dan tenaga kependidikan mengacu pada Permendikbud Nomor
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang 49 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Tinggi pasal 53 menyatakan bahwa
292
Machine Translated by Google
Nofrita dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No.4, Agustus 2019, hlm.290-293
standar dosen dan tenaga kependidikan. Adina, Bloom Lewkowicz. (2007). Mengajarkan Kecerdasan Emosional,
Strategi dan Kegiatan untuk Membantu Siswa Membuat Pilihan yang
Dalam rangka memenuhi pencapaian pembelajaran pascasarjana,
Efektif. California: Corwin Press.
standar sarana dan prasarana mempunyai peranan penting untuk menunjang
kebutuhan proses belajar mengajar. SPMI harus memastikan standar sarana
Alba Cecep. (2011). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Perguruan
dan prasarana yang disiapkan perguruan tinggi sesuai dengan Permendikbud
Tinggi.Jurnal Sosioteknologi
Dari Edisi 24 Tahun 10, h. 1184-1190.
No. 49 Tahun 2014. Melalui SPMI, standar sarana dan prasarana pendidikan
akan terus dievaluasi agar selalu memadai, berkualitas, mudah diakses dan
Fitrah, M. (2017). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
digunakan setiap saat serta selalu mengalami perkembangan untuk
Pendidikan. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(1), 31-42.
memenuhi kebutuhan sivitas akademika.
REFERENSI
Beck, U, (2000). Apa itu Globalisasi? Cambridge. Pemerintahan
Tekan.
293