Pendahuluan
1
Serikat, Interdepartmental Programme in Islamic Studies (MA, 1988), S3
University of California, Los Angeles (UCLA) di Amerika Serikat,
Interdepartmental Programme in Islamic Studies (Ph.D, 1991)
(https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2016/10/biografi-din-syamsuddin-
ketua-umum.html)
Sedangkan riwayat intelektual dan ilmu agama yang dimiliki pria asal
Sumbawa ini mengantarkannya tampil di pentas nasional dan internasional.
Din Syamsuddin memimpin Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia,
hingga Forum Perdamain Dunia. (https://www.viva.co.id/siapa/read/150-din-
syamsuddin)
Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, alias Din Syamsuddin atau Pak Din, lahir
di Sumbawa, NTB, 31 Agustus 1958. Masa pendidikan dasar dan menengah
diselesaikan di madrasah Ibtidaiyah dan tsanawiyah Nahdhatul Ulama (NU)
Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selesai dari sana, Din hijrah ke
Jawa Timur. Ia mondok di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Jawa Timur
dan menyelesaikannya pada tahun 1975, dalam usia 17 tahun.
2
Muhammadiyah (IMM), berlanjut ke Pemuda Muhammadiyah, bahkan
sampai ke organisasi induknya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Salah satu sumber spirit Din adalah mertuanya sendiri, Darnelis binti Thaher.
Dalam ranah kecil keluarganya, istri dan putra putrinya mengenal sososk Din
Syamsuddin sebagai ayah dan suami pendidik yang santun nan kaya teladan.
Tak heran, jika seluruh aktivitasnya mendapat dukungan penuh dari
keluarganya. Pada kesempatan terakhir saat melepas jenazah sang mertua, Din
Syamsuddin mengungkapkan bahwa ibu mertuanya selalu mendukung gerak
hidupnya. Bahkan, saat hendak memulai studi di Amerika hingga ketika akan
mencalonkan diri menjadi ketua umum PP Muhammadiyah.
Ketekunan belajar dalam girah Islam yang pantang surut itu, berhasil
mengantar Din Syamsuddin menempuh pasca sarjana Interdepartmental
3
Programme in Islamic Studies di University of California Los Angeles
(UCLA) USA hingga meraih gelar MA, dan menyandang gelar doktor di
universitas yang sama pada tahun 1996. Setelah kembali ke tanah air, Din
Syamsuddin sempat bersinggungan dengan dunia politik praktis dengan
mengomandani litbang Golkar. Dan sebagai akademisi, sehari-harinya Din
Syamsuddin malang-melintang menggeluti profesi Dosen di berbagai
Perguruan Tinggi seperti Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ),
UHAMKA dan Universitas Indonesia (UI). Pada tahun-tahun berikutnya,
berkesempatan pula mendapat berbagai tugas kenegaraan yang cukup penting,
diantaranya sebagai Anggota Dewan Riset Nasional, Dirjen Binapenta
Departemen Tenaga Kerja RI, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia
(MUI) hingga tugas lain yang tak kalah penting seperti Sekretaris Dewan
Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Iindonesia, ICMI.(
https://m.merdeka.com/din-syamsuddin/profil/)
Sebagai cendekiawan muslim yang cukup konsen mendorong proses
demokratisasi, Din Syamsuddin merasa berkepentingan untuk turut mengawal
arah perkembangan dan kemajuan proses demokrasi di negara yang memiliki
pemeluk Islam terbesar di dunia ini. Ikhtiar mulia ini, tercermin dalam sebuah
statemennya: Kemenangan politik Islam di Indonesia tidak hanya ditandai
oleh perolehan suara partai-partai Islam dan penguasaan posisi politik
kenegaraan. Tapi pada sejauh mana nilai-nilai Islam seperti keadilan,
kebenaran dan persamaan dapat menjadi bagian dari watak bangsa. Ini yang
harus terus diperjuangkan bersama seluruh komponen bangsa.
4
dalam usahanya merajut relasi konstruktif dan menyuarakan urgensi hubungan
damai antar pemeluk agama melalui berbagai forum yang domotorinya seperti
World Peace Forum/ WPF, Asian Committee on Religions for Peace/ ACRP,
Tokyo. World Conference on Religions for Peace/ WCRP, New York. World
Council of World Islamic Call Society, Tripoli. World Islamic People’s
Leadership, Tripoli. Strategic Alliance Russia based Islamic World. UK-
Indonesia Islamic advisory Group.
5
krisis-krisis global selama ini harus diakui adalah akibat kegagalan sistem
dunia yang didukung negara-negara maju. Demikian hal ini ditegaskan Din
Syamsuddin dalam kapasitasnya sebagai Presiden Kehormatan WCRP dan
Presiden ACRP pada momentum World Summit on Peace (WSP) dan
International Leadership Conference (ILC) dihadapan lebih dari 300 tokoh
dunia dari berbagai negara yang diselenggarakan di New York (2009).
“Inilah saatnya bagi bangsa-bangsa cinta damai dan keadilan untuk bangkit
dan bekerjasama membangun perdamaian sejati, menghentikan kezaliman dan
penjajahan baru dalam berbagai bentuknya. Maka perlu ada sistem altermatif
terhadap sistem dunia yang rusak selama ini untuk berorientasi memecahkan
masalah umat manusia, seperti mengentaskan kemiskinan dan pengangguran,
melenyapkan penyakit menular, memperbaiki kerusakan lingkungan,
menghentikan perang dan berbagai bentuk kekerasan lainnya. Dalam kaitan
ini, agama penting sekali berperan dengan mendorong etika agama itu sendiri
untuk perubahan, perbaikan dan kemajuan. Namun hal ini hanya mungkin
terjadi jika agama menampilkan misi sucinya sebagai penebar rahmat bagi
alam semesta (rahmatan lil 'alamin).” Serunya dalam kesempatan yang lain.
6
Muhammadiyah bukan hanya ormas Islam terbesar di dunia dilihat dari
spektrum amal usahanya. Namun juga, mampu meneguhkan eksistensi dan
peran kekinian Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan dan
pencerahan menuju masyarakat utama yang menjunjung tinggi perdamaian
dan kebersamaan umat manusia semesta.
Agus Salim
Daftar Pustaka
http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-169-det-prof-dr-h-m-din-
syamsuddin.html
https://www.viva.co.id/siapa/read/150-din-syamsuddin
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2016/10/biografi-din-syamsuddin-
ketua-umum.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Din_Syamsuddin
https://m.merdeka.com/din-syamsuddin/profil/
https://www.kompasiana.com/dasmandjamaluddin/5bbc02a212ae94271a1134d2
/mengenal-lebih-dekat-tokoh-muhammadiyah-din-syamsuddin