Anda di halaman 1dari 53

PEMANTAUAN PELAKSANAAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/001 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 05 Januari 2018

PENGERTIAN Pemantauan Pelaksanaan PPI adalah kegiatan mengumpulkan data


atau informasi melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan
program PPI di lapangan untuk memastikan dan mengendalikan
keserasian pelaksanaan program PPI yang telah ditetapkan untuk
kemudian di diseminasikan kesatuan kerja terkait.

Pemantauan pelaksanaan PPI dilaksanakan oleh IPCN sesuai area


supervise, pada hari dan jam kerja, setiap bulan untuk setiap ruangan,
menggunakan Formulir audit PPI yang telah ditentukan.

TUJUAN Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah pemantauan


pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

KEBIJAKAN 1. Program PPI dilaksanakan sesuai kewaspadaan standar dan


kewaspadaan berdasarkan transmisi yang mengacu pada
pedoman yang ditetapkan oleh Centre for Desease Control and
Prevention (CDC), World Health Organization (WHO), Buku
Pedoman Manajerial dan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas kesehatan
lainnya Kementerian Kesehatan RI 2011.
2. Pengawasan program PPI di rumah sakit dilaksanakan oleh
Infection Prevention& Controlling Nursing (IPCN) yang
tersertifikasi.
PEMANTAUAN PELAKSANAAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/001 0 2/2

PROSEDUR 1. Persiapan petugas oleh IPCN sesuai area supervisi.


2. Gunakan Formulir audit PPI yang telah ditetapkan.
3. Observasi pelaksanaan PPI sesuai jadwal audit yang telah
ditetapkan.
4. Beri tanda ceklist sesuai dengan hasil observasi.
5. Kumpulan formulir audit PPI yang sudah diisi.
6. Entri data kedalam sistem komputer yang telah ditentukan.
7. Lakukan analisa data.
8. Laporkan hasil analisa kepada Direktur.
a. Pemberian umpan balik dari Direktu ke Komite PPI.
b. Berikan umpan balik kepada unit kerja terkait.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi Rawat Inap
4. Komite Pencegahan dan Penegndalian Infeksi
5. Komite Mutu Keperawatan
6. Bidang Keperawatan
7. Bidang Pelayanan Medik
IPCN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :

RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/002 0 1/2


Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 5 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Seorang perawat yang memiliki kemampuan untuk ditugaskan dan


diberi wewenang serta tanggung jawab dibagian PPI

TUJUAN Melaksanakan tugasnya dari koordinasi dari Ketua Komite PPI

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 181/SK-DIR-RSMMC/XI/2018


Tentang Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
2. SK Direktur Nomor 182/SK-DIR-RSMMC/XI/2018
Tentang Perberlakuan Pedoman Pengorganisasian Komite
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
3. SK Direktur Nomor 184/SK-DIR-RSMMC/XI/2018
Tentang Infection Prevention Control Nurse ( IPCN )
PROSEDUR 1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian,
infeksi yang terjadi dilingkungan kerjanya baik RS dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan
SPO,kewaspadaan isolasi
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada
komite PPI
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas
kesehatan tentang PPI di RS dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
5. Melakukan ivestigasi terhadap KLB dan bersama-sama
komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah
penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau
sebaliknya
7. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan
memberi konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus-
kasus yang terjadi di RS
IPCN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/002 0 2/2
Cendikia

8. Memonitor kesehatan lingkungan


9. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotik
yang rasional
10. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI
11. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengujung RS tentang
PPI RS.
12. Memorakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan /
pengujung dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang
berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI
14. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi
surveilans infeksi yang terjadi di RS dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
15. Mengaudit PPI terhadap limbah, laundry, gizi
dengan menggunakan daftar klinik
16. Memberikan saran desain ruangan RS agar sesuai
dengan prinsip PPI
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam
mendeteksi mencegah dan mengendalikan infeksi di RS

UNIT TERKAIT 1. Perawat dengan pendidikan D3 dan memilki sertifikasi PPI


2. Memiliki komitmen dibidang pencegahan dan
pengendalian infeksi
3. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara
4. Memiliki kemampuan leadershif, inovatif dan konvident
5. Bekerja purna waktu
IPCLN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/003 0 1/1
Cendikia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 5 Januari 2018

PENGERTIAN Seorang perawat pelaksana yang memiliki kemampuan untuk


ditugaskan dan diberi wewenang serta tanggung jawab dibagian PPI

TUJUAN Kepala ruangan disetiap unit melaksanakan tugas melalui


koordinasi dari IPCN

KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur Nomor 185/SK-DIR-RSMMC/XI/2018


tentang IPCLN

1. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi nosokomial


PROSEDUR KLB, penyuluhan bagi pengujung diruang rawat masing-
masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila
belum paham;
2. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan standar isolasi.
1. IGD
2. Rawat Inap lantai 2
3. Rawat Inap lantai 3
4. VK dan Neonatus
UNIT TERKAIT
5. Poliklinik
6. ICU
7. Kamar bedah
PENGADAAN BAHAN DAN ALAT YANG MELIBATKAN
TIM PPI

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia RSMMC/SPO/PPI/004 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
5 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Perencanaan pengadaan kebutuhan bahan dan alat kesehatan yang


melibatkan TIM PPIRS adalah kegiatan menyusun rencana
anggaran biaya dan persyaratan teknis pengadaan kebutuhan barang
seperti ; cairan pencuci tangan, cairan antiseptik, cairan desinfektan
pencuci alat, APD, tissu/lap handuk, tempat sampahdan fasilitas
atau alat penunjang lain untuk operasional kegiatan di seluruh unit
pelayanan rumah sakit.

TUJUAN Terpenuhinya kebutuhan operasional di Unit Pelayanan sesuai


dengan standar yang berlaku dalam upaya mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit

KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur Nomor 186/SK-DIR-RSMMC/XI/2018


tentang Penetapan Anggaran Komite Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi (PPI)
1. Setiap unit/ruangan bersama Tim PPIRS merencanakan
PROSEDUR kebutuhan rutin sarana dan alat kesehatan yang berhubungan
dengan PPI untuk 1 tahun anggaran.
2. Tim PPIRS memberikan rekomendasi kepada unit/ruangan
mengenai kelayakan akan kebutuhan alat dan sarana yang
akan digunakan di unit pelayanan.
3. Unit/ruangan mengisi Formulir Permintaan Barang sesuai
kebutuhan yang sudah direkomendasi.
4. Unit/ruangan meminta persetujuan dan tanda tangan
Manejer.
5. Unit/ruangan menyerahkan Formulir Permintaan Barang ke
bagian Perlengkapan.
6. Bagian Perlengkapan meneruskan ke Manejer Accounting
untuk mendapatkan persetujuan biaya.
PENGADAAN BAHAN DAN ALAT YANG MELIBATKAN
TIM PPI

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia RSMMC/SPO/PPI/004 0 2/2

7. Setelah mendapatkan persetujuan biaya, bagian Perlengkapan


meneruskan ke Direktur.
8. Setelah disetujui Direktur, bagian Perlengkapan melakukan
pembelanjaan kebutuhan.
9. Kebutuhan atau alat kesehatan yang sudah di beli, di simpan
di gudang material
10. Tim PPIRS kemudian melakukan pengecekan di gudang
sambil menunggu Perintah Pengeluaran Material (PPM).
11. Setelah PPM dikeluarkan, maka bagian Perlengkapan akan
mengeluarkan barang sesuai permintaan/kebutuhan ruangan.
12. Dalam kurun waktu 6 bulan sampai 1 tahun, Tim PPIRS
melakukan evaluasi ulang untuk melihat apakah kualitas
bahan dan barangtersebut masih baik. Apabila masih
memenuhi persyaratan, pengadaan dan penggunaan barang
tersebut akan dilanjutkan.

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. Unit Rawat Jalan
3. Kamar Operasi
4. Unit Gawat Darurat
5. Apotek
6. Laboratorium
7. Unit Gizi
8. Cleaning Service
9. IPSRS
10. Tim PPIRS
11. Unit Perlengkapan
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS BAGI
KARYAWAN/ PERSONEL DI RS MUSI MEDIKA
CENDIKIA PALEMBANG

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/005 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
5 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan/ personel adalah


pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus
terhadap karyawan/ personel tertentu karena ada indikasi khusus/
bekerja ditempat berisiko.
TUJUAN Untuk mengetahui/ menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap karyawan/ personel atau golongan karyawan/ personel
tetentu yang berisiko.
KEBIJAKAN 1. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087 / Menkes /
SK / VIII / 2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
1. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan terhadap :
PROSEDUR a. Karyawan / personel yang telah mengalami kecelakaan
atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih
dari 2 (dua) minggu.
b. Karyawan/ personel yang diduga mendapat gangguan
kesehatan maupun bekerja dilingkup pekerjaan yang
berisiko.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan di Laboratorium
dan Radiologi RS MMC Palembang atas permintaan
Dep/Bag/Unit yang membutuhkan sesuai dengan
rekomendasi hasil pemeriksaan berkala/rutin.
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS BAGI
KARYAWAN/ PERSONEL DI RS MUSI MEDIKA
CENDIKIA PALEMBANG
RS Musi Medika
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/005 0 2/2

3. Pemeriksaan penunjang rikkes khusus meliputi photo thorax,


HbsAg, urine, faeces dan LFT (Liver Fungsi Test).
4. Komite PPI RS membuat program secara terencana
pemeriksaan khusus bagi karyawan/ personel setiap tahun.
UNIT TERKAIT 1. Komite PPI RS
2. K3
3. Radiologi
4. Laboratorium
SURVEILANS
HOSPITAL ACQUIRED INFECTIONS (HAI’s)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/006 0 1/2
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 5 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Surveilans Hospital Acquired Infections (HAI’s)adalah suatu


proses yang dinamis, terus menerus, dalam pengumpulan,
identifikasi, analisis dan intepretasi dari data infeksi pada pasien
yang dirawat dengan tindakan invasif dan selanjutnya
didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk dapat ditindak lanjuti sebagai usaha
meningkatkan mutu rumah sakit.
Surveilans Hospital Acquired Infections (HAI’s) di Rumah Sakit
Musi Medika Cendikia Palembangdilakukan pada Phlebitis, Infeksi
Saluran Kemih (ISK), Infeksi Daerah Operasi (IDO), Infeksi Aliran
Darah Primer (IADP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Pelaksana harian surveilans HAI’s adalah IPCN (Infection
Prevention and Control Nurse) atau Perawat pengendali infeksi
yang dibantu oleh IPCLN yang berada di setiap ruang / unit bangsal
keperawatan.
TUJUAN 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah surveilans
HAI’s di Rumah Sakit Musi Medika Cendikia Palembang
2. Terindentifikasinya Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi
rumah sakit.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor 189/SK-DIR-RSMMC/XI/2018 Tentang
Surveillans PPI
PROSEDUR 1. Kumpulkan data HAI’s setiap hari oleh IPCN sesuai
wilayah kerja dengan mengunjungi pasien, memeriksa
formulir surveilans infeksi RS, memeriksa hasil
pemeriksaan mikrobiologi.
2. Lakukan hal-hal tersebut di bawahini bila ditemukan tanda-
tandaHAI’s.
3. Catat data pasien HAI’s ke dalam Formulir Daftar Pasien
HAI’s oleh IPCN.
SURVEILANS

HOSPITAL ACQUIRED INFECTIONS (HAI’s)


RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/006 0 2/2

4. Masukkan jumlah pasien HAI’s sebagai Numerator ke


dalam komputer sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan oleh IPCN.
5. Catat data pasien dengan tindakan invasif ke dalam buku
indikator masing-masing ruangan oleh perawat ruangan.
6. Masukkan jumlah lama hari pemasangan alat invasif (kateter
infus, CVL, kateter urine dan Ventilator) sebagai
Denumerator ke dalam komputer sesuai dengan indikator
yang telah ditentukan oleh IPCLN.
7. Masukkan jumlah tindakan operasi sebagai
Denumeratorindikator IDO oleh IPCN berdasarkan Formulir
Monitoring Operasi Cito Instalasi Bedah Sentral dan
Formulir Monitoring Elektif Instalasi Bedah Sentral ke
dalam komputeroleh IPCLN.
8. Validasi data yang sudah dimasukkan ke komputer oleh
IPCN
9. Olah data surveilans HAI’s yang telah divalidasi oleh IPCN
untuk dianalisis.
10. Analisis data untuk mendapatkan rate HAI’s oleh Ketua dan
anggota Sub Komite Surveilans setiap akhir bulan.
11. Laporkan kepada DirekturRumah Sakit Musi Medika
Cendikia Palembang.
12. Berikan umpan balik informasi laporan surveilans HAI’s
yang telah dianalisis dan rekomendasi kepada unit kerja
terkait setiap bulan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi Rawat Inap
4. ICU
5. Rekam Medik
6. Komite Pencegahan dan Penegndalian Infeksi
7. Komite Mutu Keperawatan
8. Bidang Keperawatan
9. Bidang Pelayanan Medik
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI LUKA OPERASI
No Dokumen : No Revisi : Halaman :

RSMMC/SPO/PPI/007 0 1/3
RS Musi Medika
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 5 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Infeksi Luka Operasi adalah infeksi yang terjadi pada daerah
sayatan operasi.
Pengambilan Specimen Pada dugaan Infeksi Luka Operasi
adalah Pengambilan specimen (bahan/sampel) dengan cara swab
atau aspirasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Dokter,
Perawat, Analis Kesehatan) pada dugaan infeksi luka operasi.
TUJUAN Untuk mendapatkan specimen dalam menegakkan diagnosa infeksi
pada pasien setelah dilakukan operasi.
KEBIJAKAN Setiap pasien yang diduga infeksi luka operasi harus dilakukan
pengambilan specimen untuk menegakkan diagnosa apakah pasien
termasuk katagori infeksi luka operasi atau tidak.
PROSEDUR A. Persiapan alat :
1. Alkohol 70%
2. Lidi kapas steril
3. Sarung tangn steril
4. Spuit.
5. Spons kapas.
6. Forsep
7. Media transport
8. Plester.
9. Nacl 0,9%
10. Bengkok
11. Kom steril
12. Set perawatan luka steril.
B. Prosedur Apusan
Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan cairan
antiseptik, jika secara kasat mata tangan kita kotor, apabila
tangan tampak bersih cukup menggunakan handsrub.
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI LUKA OPERASI

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/007 0 2/3

1. Beritahukan pasien.
2. Pakai masker dan sarung tangan steril
3. Dengan forsep ambil spons kapas, celupkan dalam larutan
NaCl 0,9% dan cuci permlukaan luka sampai bebas dari
eksudat.
4. Ambil lidi kapas steril dari bungkusnya dan tekan ujung lidi
kapas terlalu panjang, patahkan sebagian agar media
transport dapat ditutup.
5. Berikan balutan yang baru sesuai dengan kondisi luka.
6. Tuliskan nama. Tanggal dan nama ruangan pasien di media
transport.
7. Lepaskan sarung tangan dan masker.
8. Lakukan cuci tangan sesuai dengan SOP
9. Isi formulir permintaan pemeriksaan.

C. Prosedur Aspirasi.
1. Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan
cairan antiseptik.
2. Memberitahukan pasien.
3. Pakai masker dan sarung tangan steril.
4. Ambil spons kapas dengan forseps, basahkan dengan alkohol
70% dan dekontaminasi tepi luka, biarkan alkohol kering dan
ulangi tindakan dekontaminasi sekali lagi.
5. Tusukkan jarum ke daerah tepi luka yang sudah
didekontaminasi tersebut dan aspirasi bahan dari dalam luka.
6. Oleskan sebagian bahan pada lidi kapas steril dan masukkan
lisi kapassteril tersebut kedalam media transport, sisa bahan
di oleskanpada kaca obyek dan dibuat apusan dengan ujung
jarum.
7. Beri balutan baru, sesuai dengan kondisi luka.
8. Lepaskan sarung tangan dan masker.
9. Cuci tangan sesuai dengan SOP
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI LUKA OPERASI

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/007 0 3/3

Catatan :
1. Semua petugas kesehatan terutama perawat, petugas
laboratorium dapat mengimplementasikan cara pengambilan
sampel
2. Specimen segera di kirim ke laboratorium, maksimal 1 jam
tiba di laboratorium.
3. Bila waktu pengiriman lebih dari l jam, maka specimen harus
dibawa dalam keadaan temperatur 2 – 8° C.
4. Bila terpaksa disimpan, maka specimen dapat disimpan pada
suhu 4 °C.
5. Semua petugas kesehatan yang mengambil bahan specimen
harus melakukan cuci tangan sesuai SOP.
6. Bekerja dengan prinsip steril dan teknik tanpa sentuhan (No
Touch Teknik) pada waktu melakukan prosedur
7. Dilakukan oleh profesi (dokter, perawat yang terlatih)
UNIT TERKAIT 1. Komite PPI RS
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Patologi klinik
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/008 0 1/3
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 5 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi pada saluran
kemih dari kandung kemih hingga ginjal dengan gejala : demam,
anyang-anyangan, disuri, nyeri supra publik.
Pengambilan specimen pada dugaan infeksi saluran kemih
adalah pengambilan sampel pada pasien yang terpasang kateter urin
yang di duga infeksi saluran kemih dengan tanda klinis yang
muncul.
TUJUAN Untuk mendapatkan bahan specimen urine pada pasien dengan
infeksi saluran kemih
KEBIJAKAN Setiap pasien yang terpasang kateter urin dan diduga infeksi saluran
kemih dengan tanda klinis yang jelas harus dilakukan pengambilan
specimen urine untuk diperiksakan dilaboratorium.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Lidocain 1% (untuk aspirasi supra publik).
2. Sarung tangan steril dan bersih.
3. Spuit 5 cc/10cc.
4. Media transport.
5. Plester.
6. Bengkok.
7. Set perawatan kateter steril.
8. Pengalas.
9. Alkohol 70%
10. Urin kolektor.
11. Cairan pembersih
12. Sampiran.
Prosedur :
1. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
2. Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan
cairan antiseptik jika secara kasat mata tangan kita kotor,
apabila tangan tampak bersih cukup menggunakan handsrub
3. Beritahukan pasien.
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
No Dokumen : No Revisi : Halaman :

RSMMC/SPO/PPI/008 0 2/3
RS Musi Medika
Cendikia

4. Atur posisi pasien dengan posisi litotomi dengan menjaga


privacy pasien.
5. Pasang pengalas
6. Pakai sarung tangan bersih.
7. Lakukan perawatan perineum dengan prinsip bersih di mulai
dari labia mayora ke labio minora.

Untuk urine bersih posi tengah


Cara pengambilan : Pada Wanita.
1. Lepaskan celana dalam.
2. Duduk diatas kloset dengan kedua kaki terbuka lebar.
3. Labia mayora diregangkan dengan kedua jari dan di cuci
dengan sabun dan air
4. mengalir.
5. Sambil tetap meregangkan labia mayora pasien berkemih dan
kurang lebih 20 ml urine berikutnya dalam wadah yang
steril, bersih, kering dan bertutup ulir.
6. Segera kirim ke laboratorium.

Cara pengambilan : Pada pria


1. Cucilah glans penis dengan sabun dan bilas dengan air
mengalir
2. Kurang lebih 20 ml urine pertama tidak ditampung
3. Selanjutnya tampung kurang lebih 20 ml urine berikutnya
dalam wadah
4. yang steril, bersih, kering dan bertutup ulir

Cara pengambilan specimen aspirasi supra pubik


1. Dilakukan pada saat kandung kemih dalam keadaan penuh
2. Pasang sarung tangan steril
3. Kulit diatas kandung kemih didesinfektan
4. Lakukan penyuntikan anestesi sebanyak 1 ml larutan lidocain
1%.
5. Gunakan jarum No. 18G untuk mengambil 10 ml urine
6. Segera kirim ke laboratorium
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI SALURAN KEMIH

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/008 0 3/3

Pada pasien yang terpasang urine kateter.


1. Pakai sarung tangan steril
2. Lakukan desinfeksi pada bagian karet sambungan antara
kateter dengan saluran penampung dengan alkohol 70%.
3. Lakukan pengambilan urine dipungsi jika
sambungan/diaspirasi sedikit mungkin ke uretra.
4. Gunakan jarum No. 28 G untuk menusuk pada bagian karet
sambungan tersebut dan lakukan aspirasi.

Kantong Urine :
1. Hanya digunakan untuk bayi.
2. Dengan memakai sarung tangan bersih cuci dengan sabun
dan bilas dengan air mengalir sekeliling alat kelamin bayi
3. Keringkan
4. Pakai sarung tangan steril
5. Tempelkan kantong urine/urine kolektor menutupi bagian
luar alat kelamin bayi, pertahankan tidak ada kebocoran.
6. Ketika bayi berkemih maka kantong urine akan terisi urine
bayi.
7. Tuliskan nama, tanggal dan nama ruangan pasien dimedia
transport.
8. Lepaskan sarung tangan.
9. Lakukan cuci tangan sesuai dengan SPO.
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
UNIT TERKAIT 1. Komite PPI RS
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Patologi klinik
TATALAKSANA PAJANAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/009 0 1/2
Cendikia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 05 Januari 2018

PENGERTIAN Alur kegiatan dalam tatalaksana pajanan.

TUJUAN Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat pajanan

KEBIJAKAN 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal


14 November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya
PROSEDUR JANGAN PANIK !!!

1. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir atau air
dengan jumlah yang banyak dan sabun atau antiseptik, jangan
menekan dan darah dari luka.
2. Tindakan menekan bagian yang tertusuk untuk mengeluarkan
darah tidak ada manfaatnya.
3. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan,
cuci dengan sabun dan air mengalir atau larutan garam dapur.
4. Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur dengan
air beberapa kali.
5. Kalau terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir
(irigasi) atau garam fisiologis.
6. Jika darah memercik kehidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
7. Jari yang tertusuk tidak boleh dihisap dengan mulut
TATALAKSANA PAJANAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/009 0 2/2

Prosedur tatalaksana pajanan


Langkah 1 : Cuci
1. Tindakan darurat pada bagian yang terpajan.
2. Lapor setiap pajanan dan dicatat dalam 24 jam kepada yang
berwenang yaitu atasan langsung dan Panitia Pengendalian
Infeksi atau Panitia K3.

Langkah 2 : Telaah Pajanan


1. Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi; perlukaan kulit,
selaput mukosa, kulit yang tidak utuh, gigitan berdarah.
2. Bahan Pajanan : Darah, cairan bercampur darah, cairan yang
potensial terinfeksi, virus yang terkontaminasi.
3. Status infeksi sumber pajanan ; HbsAG Positif, HCV Positif, HIV
Positif
4. Kerentanan ; Pernah mendapat vaksinasi Hep, B, Status serologi
terhadap HBV, Anti HCV, ALT, Antibody HIV.

Langkah 3 : Berikan profiaksis Pasca Pajanan kepada yang


terpajan yang beresiko tinggi mendapat infeksi. LIHAT SOP PPP

Langkah 4 : Pemeriksaan tes laboratorium lanjutan dan berikan


konseling. Segera periksa kesehatan bila terjadi gejala penyakit
apapun selama tindak lanjut tersebut.

UNIT TERKAIT Semua unit pemberi pelayanan.


PRAKTEK MENYUNTIK AMAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/010 0 1/2
Cendikia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL 05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Praktek Menyuntik Aman adalah suatu tindakan insersi yang


dilakukan oleh dokter atau perawat kepada pasien dengan menjaga
keamanan pasien dan dokter atau perawat yang melakukan insersi
TUJUAN 1. Untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan
terapi
2. Untuk melindungi dokter atau perawat dalam melakukan
insersi agar tidak terjadi kecelakaan kerja
3. Untuk mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit
dengan meningkatkan kewaspadaan standar.
KEBIJAKAN Praktek menyuntik aman harus dilakukan oleh dokter dan perawat
yang mempunyai kompetensi
PROSEDUR 1. Lakukan kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi (sarung tangan sekali pakai
yang tidak steril)
3. Lakukan desinfeksi pada area insersi.
4. Pakai jarum yang steril, sekali pakai pada tiap suntikan
untuk mencegah kontaminasi pada peralatan dan terapi
5. Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan jarum atau spuit yang
dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose
karena dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat
menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.
7. Lakukan prinsip pemberian obat dengan 7 benar.
8. Lakukan insersi sesuai petunjuk pemberian (IM, IV, SC, IC)
PRAKTEK MENYUNTIK AMAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/010 0 2/2

9. Lakukan desinfeksi pada area setelah insersi


10. Tidak melakukan recapping
11. Buang spuit injeksi kedalam safety box oleh dokter atau
perawat yang melakukan insersi.
12. Lepas APD
13. Lakukan Kebersihan tangan
14. Lakukan pencatatan dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Laboratorium
6. Intensive Care Unit
MEMBERSIHKAN KAMAR YANG ADA PASIEN

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/014 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 05 Januari 2018

Proses pembersihan yang dilakukan oleh petugas cleaning service


atas segala barang-barang yang ada di rangan tersebut.
PENGERTIAN

1. Agar ruangan menjadi bersih


TUJUAN 2. Ruangan menjadi rapi, indah nyaman dan serasi.

KEBIJAKAN Setiap Cleaning Service wajib membersihkan kamar pasien setiap


hari tanpa mengganggu kenyamanan pasien.

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Trolley lengkap
2. Sapu
3. Dustfan
4. Lap umum kotak – kotak 2 pcs
5. Ember sedang
6. Glass cleaner
7. Sikat
8. Desinfectan 1 : 100
9. Teppol ( sabun cair ) 1 : 10
10. Sign ( tanda hati – hati ).
MEMBERSIHKAN KAMAR YANG ADA PASIEN

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia RSMMC/SPO/PPI/014 0 2/2

B. Cara kerja :
1. Ketuk pintu lalu beri salam
2. Lihat sekeliling ruangan searah jarum jam ( untuk
mengecek barang yang ada / rusak yang ada dalam ruangan
).
3. Buka gordyn jendela dan penyekat pasien.
4. Matikan AC ( untuk menghindari debu berterbangan
saat disapu ).
5. Lap debu-debu bagian atas bed pasien, lampu dsb dengan
menggunakan Lysol 1 : 100 dengan lap kering dan basah.
6. Rapikan barang-barang pasien yang ada diruangan
sehingga terlihat rapi
7. Lap kaca-kaca jendela dan pintu dengan menggunakan
serbetdan glass cleaner .
UNIT TERKAIT 1. Cleaning service
2. Komite PPI RS
3. K3
MENYAPU LANTAI (SWEEPING)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/012 0 1/2
Cendikia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 05 Januari 2018

Suatu proses pembersihan lantai dengan menggunakan sapu dan


PENGERTIAN dustpan
Menciptakan 5K Kebersihan, kerapihan, keindahan, keamanan, dan
TUJUAN kenyamanan pada gedung atau bangunan dll, yg dilakukan oleh
seorang cleaner.
Agar supaya lantai menjadi bersih dari debu dan kotoran
KEBIJAKAN

PROSEDUR A. Persiapan Alat


1. Sapu (Broom), bertangkai panjang agar saat mengerjakan tidak
membungkuk.
2. Serokan (Dustpan)
3. Tempat sampah (Garbage)

B. Cara Kerja
1. Usahakan agar ruangan yang akan disapu tidak banyak
perlengkapannya yang dapat menghalangi teknik
pembersihan antara lain cara meletakkan kursi – 2 diatas
meja dengan posisi terbalik (khusus ruang aula seruni)
2. Mulai menyapu dari sudut terjauh dari pintu masuk
3. Peganglah sapu dengan tangan kanan dan sodo (dustpan)
dengan tangan kiri
4. Kumpulkan sampah dan debu ke dalam dustpan
5. Lanjutkan menyapu sehingga keseluruh ruangan atau lantai
bersih dari debu dan sampah
MENYAPU LANTAI (SWEEPING)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/012 0 2/2
Cendikia

6. Perhatikan tempat – tempat tersembunyi /”hidden places”


7. Jika pekerjaan telah selesai, bersihkan sapu dengan cara
mengibaskan di atas bak sampah, agar kotoran/debu lepas
dari bulu-bulu sapu
8. Sampah atau debu yang dikumpulkan pada “dustpan” di
buang kedalam tempat-tempat sampah atau garbage
9. Bersihkan dustpan dengan lap, bila perlu dicuci dengan air
dan sabun cair
10. Gudangkan semua alat –2 pembersih dengan benar, yakni
dalam kondisi bersih, kering dan teratur.
UNIT TERKAIT 1. Cleaning service
2. Komite PPI RS
3. K3
PENCUCIAN KAMAR MANDI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/015 0 1/3
Cendikia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 05 Januari 2018

Adalah proses kamar mandi dengan menggunakan alat-alat dan chemikel


PENGERTIAN agar kamar mandi menjadi bersih.

Menjaga agar kamar mandi menjadi bersih sesuai standar kebersihannya


yaitu : kering, tidak berbau, tidak ada noda dan tidak berdebu.
TUJUAN

KEBIJAKAN Setiap Cleaning Service wajib membersihkan kamar mandi setiap


hari.

Persiapan bahan :
1. Desinfectan ( densol, vixal dll )
PROSEDUR 2. Air
3. Hand soap

Alat – alat yang dibutuhkan :


1. Ember sedang
2. Lap / mopel
3. Ember kecil
4. Sikat tangan
5. Spoon
6. Sikat gagang ( long hand brush )
7. Sikat WC
8. Gayung
9. Stik air ( Squezer )
PENCUCIAN KAMAR MANDI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/015 0 2/3
Cendikia

Prosedur kerja :
1. Masuk ke kamar mandi ( enter the bath room )
 Ketuk pintu saat masuk ruangan / kamar pasien
 Memberi salam kepada pasien maupun keluarganya (
Greeting )
 Masukkan alat perlengkapan maupun chemicel yang
diperlukan
 Tutup pintu saat mencuci kamar mandi
2. Bersihkan bathtube ( Clean the bathtube )
 Bersihkan shower curtain dan tempat sabun
 Cuci bath tube beserta anti slipnya dan drain stopper (
tutup pembuangan air ).
 Lap fixture (pipa dari bahan stell) seperti : tap kran,
shower head / kepala shower dan handle pegangan
shower.
 Bersihkan rak handuk.
3. Bersihkan Closet (Clean toilet bowl)
 Bersihkan tangki closet dibagian dalam dan tutup.
 Bersihkan bagian dalam Closet dengan menggunakan
sikat WC, sampai benar-benar bersih.
 Bersihkan dudukan Closet dan tutup closet luar dalam.
 Bersihkan bagian bawah closet sampai kaki closet.
4. Bersihkan Wastafel (Clean washbasin)
 Lap lampu-lampu yang ada diatas wastafel
 Bersihkan kaca wastafel dengan bahan yang telah
disediakan ( glas cleaner).
 Bersihkan wastafel dengan chemical yang diperlukan
serta tutup pembuangan air.
 Lap wastafel hingga kering.
PENCUCIAN KAMAR MANDI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/015 0 3/3
Cendikia

5. Bersihkan lantai kamar mandi ( Clean bathroom floor).


 Bersihkan dinding-dinding kamar mandi menggunakan
teepol dan tapas dari bagian atas.
 Siram dinding dengan air hingga benar-benar bersih.
 Sikat lantai kamar mandi.
 Bersihkan lantai kamar mandi, juga pegangan pintunya.
 Lengkapi bathroom supplies, seperti : Bath mat/keset,
shower curtain.
 Lengkapi toilet paper room (HBT/Hygienie bath room
tissue, lap pispot,)
 Periksalah kamar mandi sekali lagi, kalau ada yang
kurang.
 Semprotkan bay fresh seperlunya
 Jika semua sudah beres tutup pintu
6. Waste basket / Keranjang sampah
 Buang sampah yang berada didalam keranjang sampah
ke dalam kantong plastik yang tersedia (Sampah kuning
dari kamar mandi masuk dibuang ke dalam trolley
sampah kuning, sampah non medis dimasukkan ke
dalam trolley plastik besar hitam) dan dibuang ke dalam
trolley kebersihan depan kamar pasien.
 Pasang kembali plastik masing-masing warna hitam
untuk ruangan dan kuning untuk tempat sampah di
kamar mandi.
UNIT TERKAIT 1. Cleaning service
2. Komite PPI RS
3. K3
PENGEPELAN LANTAI

(METODE MOPPING)
RS Musi Medika
Cendikia No Dokumen : No Revisi : Halaman :

RSMMC/SPO/PPI/013 0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Mop adalah sebendel serat/benang yang dipergunakan untuk


membersihkan debu dan kotoran lain yang melekat di lantai.
TUJUAN Agar supaya lantai menjadi bersih dan bebas dari kuman

KEBIJAKAN Setiap Cleaning Service wajib mengepel area rumah sakit setiap
hari.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. Mop
2. Tangkai mop
Pada ujung tangkai mop ada alat penyepit untuk
menjepitmop
3. Dua (2) buah ember
Ember warna merah berisi air putih untuk membilas dan
ember warna biru berisi chemical/bahan kimia
4. Pemeras (metallic presser)
5. Kereta mop (mop trolley)

B. Persiapan Bahan :
1. Air (pure water)
2. Sabun cair
PENGEPELAN LANTAI

(METODE MOPPING)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/013 0 2/3
Cendikia

C. Persiapan memulai pekerjaan


1. Buat larutan air dengan sabun cair pada ember biru dengan
perbandingan 10 liter air :20 cc sabun cair (sos/ladola)
2. Siapkan air bersih (pure water) ke dalam ember merah
sebanyak 10 liter air
3. Pasang mop pada mop yang bersih pada tangkai mop
4. Taruh kedua ember diatas trolley, kemudian dorong
ketempat yang akan dibersihkan
5. Atur perabot kamar/ruangan (furniture), sehingga lantai
bebas dari halangan.

D. Cara Kerja
1. Celupkan mop pada ember yang berisi campuran sabun cair
2. Angkat dan peras dengan alat pemeras (metallic presser)
3. Mulai mopping dari sudut yang terjauh dari pintu masuk
4. Gerakkan mop maju mundur, atau kiri dan kekanan, dengan
mundur, sehingga lantai yang sudah dibersihkan tidak
terinjak lagi
5. Bila mop sudah kotor, celupkan ke dalam ember yang berisi
air saja, sehingga kotoran pada mop akan larut kedalam air
6. Angkat mop dari ember tersebut dan celupkan kedalam
ember yang berisi larutan air dan sabun
7. Angkat mop tersebut dan peras dengan alat pemeras
sehingga mop tersebut tidak terlalu basah namun lembab
8. Lanjutkan mopping dengan gerak seperti tersebut diatas,
sehingga seluruh lantai menjadi bersih
9. Mop yang menyerap kotoran dengan baik, maka cepat kotor,
oleh karena itu aia pembilas harus sering diganti
10. Untuk sabun cair dan air diganti seperlunya

E. Hal – hal yang perlu diperhatikan :


Bila lantai ada kotoran tercemar seperti darah, muntah dll terlebih
dahulu diangkat dengan menggunakan lap khusus Nosokomial,
petugas kebersihan harus menggunakan sarung tangan dan masker,
lalu mopping dengan menggunakan mop khusus dengan campuran
air dengan desinfectan perbandingan 1 : 100 cc.
PENGEPELAN LANTAI

(METODE MOPPING)
RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/013 0 3/3

UNIT TERKAIT 1. Cleaning service


2. Komite PPI RS
3. K3
PERAWATAN JENAZAH
DI KAMAR JENAZAH

No Dokumen : No Revisi : Halaman :

RS Musi Medika RSMMC/SPO/PPI/016 0 1/3


Cendikia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR 05 Januari 2018

PENGERTIAN Seseorang dinyatakan meninggal apabila:


a. Fungsi pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau
irreversibel atau,
b. Bila terbukti telah terjadi kematian batang otak.
TUJUAN Merawat jenazah sesuai tuntunan islam tanpa mengesampingkan
aspek keselamatan terhadap petugas kesehatan terkait resiko
penularan penyakit infeksius
KEBIJAKAN Perawatan jenazah sesuai tuntunan islam.

PROSEDUR 1. Persiapan petugas (Alat Pelindung Diri)


a. Sarung tangan karet sampai ke siku
b. Sepatu bot sampai lutut
c. Masker
d. Kacamata
e. Gaun/apron kedap air
f. Tempat mandi jenazah
2. Persiapan peralatan
a. Waslap
b. Handuk
c. Waskom berisi air, sabun
d. Plester kedap air
PERAWATAN JENAZAH
DI KAMAR JENAZAH

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/016 0 2/3
Cendikia

e. Kapas
f. Pembalut/Pampers
g. Sisir atau sikat
h. Pewangi
i. Wadah barang berharga
j. Brankar jenazah
3. Prosedur perawatan jenazah
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung
tangan.
b. Petugas memakai APD.
c. Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
memahami cara memandikan jenazah, dengan
memperhatikan beberapa hal:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memakai
sarung tangan.
- Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air bila
terkena darah atau cairai tubuh lain.
d. Setelah selesai dimandikan keringkan dengan handuk.
e. Ganti pembalut absorben di perineum dengan yang baru dan
kering, rekatkan dengan plester kedap air.
f. Ganti tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas dan kasa,
kemudian tutup dengan plester kedap air yang transparan.
g. Letakkan jenazah dalam posisitelentang,tangan disisi atau
terlipat didada.
h. Taruh handuk kecil dibawah kepala untukmenampung
rembesan darah.
i. Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkankekantong
plastikinfeksius danpembuangannya dilakukan sesuaitujuan
mencegah infeksi.
j. Setiap percikan atau tumpahan darah/ cairan tubuh di
permukaan segera bersihkan dengan larutan klorin 0,05 %.
k. Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses :
dekontaminasi,pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi.
l. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau linennya.
m. Jenazah yg telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
PERAWATAN JENAZAH
DI KAMAR JENAZAH

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/016 0 3/3
Cendikia

n. Jenazah tidak boleh dibalsem, disuntik untuk pengawetan &


diotopsi kecuali oleh petugas khusus..
o. Otopsi dapat dilakukan setelah disetujui oleh pimpinan rumah
sakit.
p. Melepaskan APD.
q. Cuci tangan dengan sabun.
UNIT TERKAIT Unit kamar jenazah, unit CSSD, unit sanitasi.
PROSEDUR PEMBERIAN SARAN KONSTRUKSI BANGUNAN
(ICRA RENOVASI)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/018 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
05 Januari 2019
PROSEDUR

PENGERTIAN Suatu kegiatan pemberian saran terhadap konstruksi bangunan


mengenai kebersihan, ventilasi udara dan kelembaban udara.

TUJUAN Sebagaiacuan untuk memberikan saran terhadap konstruksi


bangunanagar memenuhi standar kebersihan, ventilasi dan
kelembaban.

KEBIJAKAN Prosedur Pemberian Saran Konstruksi Bangunan(Icra Renovasi)


Berdasarkan SK Direktur nomor : 190/SK-DIR-RSMMC/XI/2018
tentang ICRA RS Musi Medika Cendikia Palembang.

PROSEDUR 1. Sebelum renovasi diadakan rapat koordinasi antara Direksi,


bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS, Unit Sanitasi dan
Tender.
2. Bagian Tehnik mengirimkan surat ke Komite PPI berisi
lokasi perencanaan yang akan direnovasi.
3. Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan membuat
izin renovasi.
4. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan,
Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan
memberikan edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana
proyek (Tender).
5. Sebelumpelaksanaan pembangunan atau renovasi dan
pembongkaran bangunan, pihak pelaksana proyek harus
menutup area kerja, Komite PPIRS akan memastikan dengan
chek list “Renovasi Bangunan” dan memastikan kontraktor
memasang informasi bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai
standar K3RS dan PPI.
PROSEDUR PEMBERIAN SARAN KONSTRUKSI BANGUNAN
(ICRA RENOVASI)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/018 0 2/2

6. Selama proses pembangunan pelaksanaan proyek wajib


mengenakan APD sesuai K3.
7. Setelah pembangunan selesai Komite PPIRS melakukan
evaluasi kembali melalui chek list renovasi bangunan.
UNIT TERKAIT 1. Komite PPIRS
2. Komite K3RS
3. Bagian Pembangunan dan Pemeliharaan
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia RSMMC/SPO/PPI/019 0 1/5

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL
05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Penempatan pasien adalah penatalaksanaan pasien dan pengaturan


ruangan pasien yang memiliki penyakit menular atau suspek dengan
melakukan pemisahan pasien dalam ruangan yang sesuai dan
tersendiri atau khusus (ruang isolasi) untuk meminimalkan resiko
infeksi, mulai dari pasien terdiagnosa infeksi atau suspek sampai
pasien pulang atau meninggal.
TUJUAN Menghindari penularan penyakit melalui kontak langsung, droplet,
dan airborne.
KEBIJAKAN Setiap pasien dengan penyakit menular atau suspek harus dilakukan
penempatan secara terpisah pada tempat tertentu yang sudah
ditetapkan.
Bila kamar untuk satu orang tidak cukup dapat dilakukan
penggabungan (cohorting), dimana hanya pasien yang telah
dipastikan dengan diagnosis laboratorium sebagai pasien yang
terinfeksi oleh pathogen yang sama yang dapat digabungkan
ditempat yang sama.
PROSEDUR A.Penanganan Pasien dengan Penyakit Menular atau Suspek
1. Letakkan pasien di dalam ruangan tersendiri. Jika ruangan
tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah didiagnosis
dengan kasus yang belum didiagnosis (suspek) ke dalam
satu ruangan (cohorting) dengan jarak antara tempat tidur
harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat tidur harus
ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/019 0 2/5

2. Jika memungkinkan upayakan ruangan tersebut dialiri udara


bertekanan negatif yang dimonitor, dengan 6-12 kali pergantian
udara per jam dan sistem pembuangan udara ke luar atau
menggunakan saringan udara partikulasi - efisiensi tinggi (filter
HEPA) yang termonitor sebelum masuk ke sistem sirkulasi
udara lain di rumah sakit.
3. Jika tidak tersedia ruangan bertekanan negatif dengan sistem
filter HEPA, dapat dipasang pendingin ruangan atau kipas angin
dijendela sedemikian rupa agar aliran udara keluar gedung
melalui jendela. Jendela harus membuka keluar dan tidak
mengarah ke daerah publik. Uji untuk tekanan negatif dapat
dilakukan dengan menempatkan sedikit bedak tabur dibawah
pintu dan amati apakah terhisap kedalam ruangan. Jika
diperlukan, kipas angin tambahan didalam ruangan dapat
meningkatkan aliran udara.
4. Jaga pintu tertutup setiap saat dan jelaskan pada pasien
mengenai perlunya tindakan pencegahan ini.
5. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD
yang sesuai.
6. Tempatkan pasien di ruangan terpisah bila terdapat kontaminasi
luas terhadap lingkungan (misalnya luka lebar dengan cairan
keluar, diare, perdarahan masif).
7. Kamar terpisah dengan pintu tertutup, waspadai transmisi
melalui udara ke kontak / sumber luka (misalnya, luka dengan
infeksi kuman gram positif).
8. Kamar terpisah atau cohorting, ventilasi dibuang keluar dengan
exhaust ke area yang tidak dilalui orang (misalnya, kasus TBC).
9. Kamar terpisah dengan udara terkunci bila diwaspadai transmisi
airborne luas(misalnya, kasus varicella).
10. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan
(misalnya, pasien anak, gangguan mental).
11. Bila kamar terpisah tidak memungkinkan untuk difasilitasi,
gunakan sistem cohorting.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia RSMMC/SPO/PPI/019 0 3/5

B. Transport Pasien Infeksius :


1. Transportasi dibatasi, bila perlu saja.
2. Berikan APD pada pasien (masker, baju pelindung)
3. Ingatkan petugas di area tujuan akan kedatangan pasien tersebut
untuk melaksanakan kewaspadaan yang sesuai.
4. Berikan informasi pada pasien untuk dilibatkan kewaspadaannya
agar tidak terjadi transmisi kepada orang lain.
5. Bersihkan semua permukaan yang kontak dengan pasien dengan
desinfektan seperti alkohol 70% atau larutan klorin 0,5%
termasuk ambulans jika menggunakannya.
6. Edukasi keluarga pendamping pasien di rumah sakit tentang
kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan isolasi (kecuali
pemakaian sarung tangan).

C. Pemulangan Pasien
1. Lakukan upaya pencegahan infeksi sampai batas waktu masa
penularan.
2. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, maka pasien
yang masih suspek harus diisolasi di dalam rumah sampai batas
waktu penularan atau sampai diagnosis alternatif dibuat atau
hasil uji diagnosis menunjukkan pasien tidak terinfeksi dengan
penyakit yang dimaksud.
3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tindakan pencegahan
penularan penyakit yang diderita pasien.
4. Bersihkan dan desinfeksi dengan benar, ruangan bekas pasien
yang sudah pulang.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/019 0 4/5

D. Pemulasaraan Jenazah
1. Petugas kesehatan harus menjalankan Kewaspadaan Standar
ketika menangani pasien yang meninggal akibat penyakit
menular.
2. Gunakan APD lengkap saat menangani jenazah jika pasien yang
meninggal dalam masa penularan.
3. Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah
yang tidak mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar
jenazah.
4. Jaga jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian
luar kantong jenazah.
5. Pindahkan jenazah sesegara mungkin ke Kamar Jenazah setelah
meninggal dunia
6. Izinkan keluarga pasien jika ingin melihat jenazah, sebelum
dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan
APD.
7. Jelaskan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus bagi
jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Perhatikan
sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya ketika seorang
pasien dengan penyakit menular meninggal dunia.
8. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
9. Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika
diijinkan keluarga dan Direktur rumah sakit.
10. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
11. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
12. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam disemayamkan di
pemulasaraan jenazah.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/019 0 5/5

E. Pemeriksaan Post Mortem


1. Beritahu petugas kamar jenazah atau tempat pemakaman bahwa
kematian pasien adalah akibat penyakit menular agar
kewaspadaan standar diterapkan dalam penanganan jenazah.
2. Gunakan APD lengkap, apalagi jika pasien meninggal dunia
masih dalam masa penularan.
3. Hindari penggunaan pisau bedah dan gunting dengan ujung
yang runcing.
4. Jangan memberikan instrument dan peralatan dengan tangan,
selalu gunakan nampan.
5. Jika memungkinkan, gunakan instrument dan peralatan sekali
pakai.
6. Hindari penggunaan semprotan air tekanan tinggi.
7. Upayakan jumlah petugas seminimal mungkin dan dapat
menjaga diri masing-masing.
8. Penyiapan jenazah sebelum dimakamkan seperti pembersihan,
pemandian, perapian rambut, pemotongan kuku, pencukuran,
hanya boleh dilakukan oleh petugas khusus kamar jenazah
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Unit Gawat Darurat
4. Kamar Jenazah
5. Ambulans
MONITORING RUANGAN TEKANAN NEGATIF DAN
PENEMPATAN PASIEN SECARA RUTIN

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/020 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL 05 Januari 2018
PROSEDUR

 Langkah-langkah perawat dalam menempatkan pasien diruang


PENGERTIAN isolasi tekanan negative
 Isolasi tekanan negative adalah tekanan udara di dalam ruang
isolasi lebih rendah dibandingkan tekanan udara luar sehingga
udara luar tidak terkontaminasi oleh udara ruang isolasi

TUJUAN 1. Sebagai acuan langkah bagi perawat dalam menempatkan pasien


diruang isolasi tekanan negative
2. Mencegah penularan penyakit melalui udara

KEBIJAKAN 1. Ruang isolasi bertekanan negative digunakan untuk penyakit-


penyakit menular khususnya yang menular melalui udara
(TB,Difteri,Parotitis) atau penyakit infeksius lainnya seperti
hepatitis varicella, morbili.
2. Penempatan pasien diruang isolasi tekanan negative sesuai pesanan
medis
MONITORING RUANGAN TEKANAN NEGATIF DAN
PENEMPATAN PASIEN SECARA RUTIN

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/020 0 2/2

PROSEDUR
1. Pasien ditempatkan diruangan terpisah, bila tidak mungkin
dilakukan kohorting
2. Pasien ditempatkan dengan jarak kurang lebih 1 meter antar
tempat tidur
3. Gerak pasien dibatasi pada saat pemindahan
4. Transportasi pasien hanya kalau perlu saja
5. Petugas memakai sarung tangan bersih saat keruangan pasien
6. Petugas mengganti sarung tangan setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien
7. Petugas melepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar
pasien dan cuci tangan dengan antiseptic
8. Petugas memakai gaun bersih, untuk melindungi baju dari
kontak dengan pasien.
9. Petugas melepaskan gaun sebelum keluar ruangan, jaga agar
tidak ada kontaminasi silang kelingkungan dan pasien lain
10. Petugas menggunakan apron bila gaun tidak ada untuk
mengurangi penetrasi cairan
11. Peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien
dengan mikroba yang sama
12. Peralatan dibersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai untuk
pasien lain
13. Bila bekerja dalam radius 1 m dari pasien petugas
menggunakan masker

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap


PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/022 0 1/3
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Menghilangkan dan mengangkat kotoran dari permukan dengan


menggunakan tekhnik mengurangi/ meminimalkan terjadinya
penyebaran infeksi.
TUJUAN 1. Mencegah dan mengurangi penyebaran mikroorganisme
yang terdapat di lingkungan ruang Isolasi.
2. Mencegah terjadinya penularan infeksi ke pasien lain maupun
petugas yang berasal dari ruang isolasi
KEBIJAKAN 1. Ruang isolasi rumah sakit harus dilakukan pembersihan untuk
mengurangi transmisi mikroorganisme yang menimbulkan
penyakit.
2. Petugas yang melakukan pembersihan harus mematuhi SPO
yang telah ditetapkan.
PROSEDUR Fasilitas & Peralatan:
1. Sarung tangan
2. Masker.
3. Apron.
4. Sepatu boot.
5. Cairan desinfektan.
6. Peralatan kebersihan.
PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/022 0 2/3

Rincian Kegiatan:
I. Pembersihan Rutin:
1. Bersihkan ruang isolasi setelah membersihkan ruang perawatan
pasien
2. Siapkan cairan pembersih: Untuk lap permukaan dan pel lantai
sesuai petunjuk table presept
3. Buka jendela kamar pasien
4. Cuci tangan
5. Gunakan APD dimulai dari apron, masker, sepatu dan sarung
tangan. Gunakan sarung tangan dissposible
6. Lap permukaan dinding yang terjangkau, meja pasien terakhir
wastafel menggunakan cairan detergen
7. Keringkan dengan lap kering
8. Lap ulang arean o6 dengan cairan disinfektan
9. Pel lantai menggunakan larutan presept sesuai aturan
10. Buang sampah medis dan ikat ujungnya, gantikan tong plastic
sampah dengan yang baru
11. Lepas APD mulai dari sarung tangan, sepatu, apron dan
masker, dan buang APD yang tidak digunakan kembali ke
tempat sampah
12. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir Dekontaminasi lap
dan kain pel menggunakan cairan presept sesuai table
pengenceran sebelum digunakan untuk ruangan lain
II. Pembersihan Setelah Pasien Pulang:
1. Bersihkan segera setelah pasien pulang
2. Letakan tanda “Jangan digunakan“ pada luar kamar pasien,
saat pasien pulang.
3. Siapkan cairan pembersih: Untuk lap permukaan dan pel lantai
sesuai petunjuk table presept
4. Buka jendela kamar pasien
5. Cuci tangan
6. Gunakan APD dimulai dari apron, masker, sepatu dan sarung
tangan. Gunakan sarung tangan dissposible.
PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/022 0 3/3

1. Buang alat/ perlengkapan milik pasien yang sudah digunakan


dan tidak dibawa pulang seperti: sikat gigi, waslap ,dll
kesampah medis.
2. Bersih kan sampah dan tempatkan sesuai kategori sampah.
3. Ganti dengan kantong plastik baru sesuai dengan katagori
sampah.
4. Bersihkan ruangan mulai dari dinding atas kearah bawah,
meja pasien, tempat tidur terakhir adalah wastafel dengan
sabun (bila ada kotoran) kemudian dibilas dan dibersihkan
dengan cairan disinfektan (presept/ sodiumhypochlorite) dari
area bersihke kotor.
5. Bersihkan jendela dan pintu dengan cairan disinfektan dan
biarkan kering.
6. Pel lantai dengan cairan disinfektan ( presept/sodium
hypochlorite) dari dalamke arah luar.
7. Gunakan 2 ember untuk membersihkan lantai, yaitu untuk
cairan disinfektan dan untuk cairan pembilas.
8. Buang air kotor bekas membersihkanke saluran pembuangan
9. Masukan kain pel yang telah digunakan untuk mengepel
kedalam kantong plastic
kuninguntukdilakukandekontaminasiditempat pencuciankain
pel(tempatcucimobil)
10. Lepas APD mulaidari sarung tangan, sepatu,
aprondanmasker, dan buang APDyang tidak
digunakankembalike tempatsampah
11. Cucitangan
12. Gunakan ruang isolasi untuk pasien berikutnya jika sudah
dibersihkansecara tepat(1 jamsetelahdibersihkan)
13. Lepas tanda“Jangan digunakan” didepan pintu.
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Cleaning service
PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/023 0 1/3
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Suatu proses yang dilakukan untuk menangani suatu kejadian


kesakitan/kematian di rumah sakit yang jumlah kasusnya meningkat 3
(tiga) kali lipat melebihi keadaan biasa dan pada waktu tertentu.
TUJUAN 1. Agar kejadian KLB dapat dikendalikan.
2. Agar diketahui faktor penyebab KLB dan dianalis sehingga dapat
ditindaklanjuti.
3. Agar kejadian KLB tidak terulang lagi.
KEBIJAKAN 1. KLB infeksi RS ditetapkan oleh Direktur berdasarkan
pertimbangan Komite PPIRS.
2. Selama terjadi KLB, petugas ruangan/bagian terkait, Kepala
Ruangan, dan IPCLN, harus berkoordinasi secara intensif dengan
Tim dan Komite PPI Rumah Sakit untuk menangani KLB tersebut.
PROSEDUR 1. Analilis data surveilans infeksi rumah sakit yang mengalami
peningkatan tiga bulan berturut-turut.
2. Komite PPIRS bersama IPCO/IPCN melakukan investigasi
bersama di tempat terjadinya KLB, meliputi:
- Mencatat setiap kejadian infeksi di ruangan sesuai prosedur
Surveilans Infeksi Rumah Sakit.
- Berkoordinasi dengan IPCLN dan Kepala ruangan serta dokter
yang bertanggung jawab menangani pasien, untuk melakukan
verifikasi diagnosis infeksi rumah sakit, penegakan diagnosis
IRS dan mengkonfirmasi sebagai kasus KLB.
- Investigasi terhadap kemungkinan sumber penularan, cara
penularan dan kemungkinan penyebarannya, serta aspek lain
yang diperlukan untuk penanggulangan atau memutuskan rantai
penularan.
PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/023 0 2/3

- Berkoordinasi dengan Bagian Laboratorium untuk


melakukan:
 Swab ruang/alat yang diduga terkontaminasi bakteri
 Pengambilan bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber
infeksi untuk dibiakkan dan antibiogram
 Pemasangan label di tempat penampungan bahan
pemeriksaan laboratorium pasien penyakit menular. Label
bertuliskan ”Awas Bahan Menular”.
- Berkoordinasi dengan seluruh personil di bagian terkait
untuk memberikan klarifikasi-klarifikasi perihal yang terkait
dengan KLB, misalnya pelaksanaan prosedur tetap secara
benar.
3. Komite PPIRS menyimpulkan hasil investigasi.
4. Komite PPIRS menetapkan status siaga bencana KLB dan
melaporkan kepada Direktur RS.
5. Direktur berdasarkan pertimbangan Komite PPIRS menetapkan
adanya KLB.
6. Komite PPIRS melakukan dokumentasi tentang kejadian dan
tindakan yang telah diambil terhadap data atau informasi KLB.
7. Komite PPIRS terus melakukan monitoring dan evaluasi
sampai KLB berhasil diatasi.
8. Komite PPI bersama IPCLN dan perawat ruangan melakukan
langkah-langkah pencegahan dan pembatasan dengan cara:
 Melaksanakan dan mengawasi secara ketat pelaksanaan cuci
tangan yang benar dan tepat.
 Menggunakan dan mengawasi penggunaan sarung tangan dan
APD lain sesuai indikasi.
 Melakukan dan mengawasi pembuangan limbah dengan
benar.
 Melakukan pemisahan pasien yang terinfeksi, disatukan
dengan pasien yang sama-sama terinfeksi/kohorting dan
menentukan staf yang akan memberikan penanganan
(dipisahkan dengan staf lainnya)
PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

NoDokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/023 0 3/3

 Mengawasi ketat penerapan Kewaspadaan Standar.


 Ruangan yang terjadi KLB harus didisinfeksi.
9. Status KLB dilaporkan ke dinas kesehatan setempat.
10. Komite PPI menyatakan KLB selesai jika dua kali masa
inkubasi terpanjang tidak ditemukan kasus baru
UNIT TERKAIT Seluruh Unit
FIVE MOMENT / LIMA WAKTU
KEBERSIHAN TANGAN

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS Musi Medika
Cendikia RSMMC/SPO/PPI/028 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL 05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Five Moment/ Lima waktu kebersihan tangan adalah suatu tindakan
menggosok tangan dengan menggunakan cairan berbasis alkohol.
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
antiseptik dan air.
TUJUAN 1. Tersedianya acuan penerapan langkah–langkah pelaksanaan
hand hygiene..
2. Tercapainya patient safety.

1. Pencegahan dan pengendalian infeksi dan Patient Safety di


KEBIJAKAN rumah sakit Hand Hygiene wajib dilaksanakan oleh seluruh
pegawai yang mendukung penyelenggaraan operasional
rumah sakit dan mengacu pada pedoman WHO.
2. Cuci tangan dilakukan bila tangan tampak kotor karena
terkena darah, cairan tubuh atau kotoran lainnya dengan
criteria bernoda atau terasa lengket, lama cuci tangan 40-60
detik, menggunakan antiseptic Sodium Laureth sulfate 6% dan
Triclosan 0,05% untuk semua petugas yang berada di area
pelayanan pasien dan menggunakan sabun untuk semua orang
yang berada di luar area pelayanan pasien.
FIVE MOMENT / LIMA WAKTU

KEBERSIHAN TANGAN
RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/028 0 2/2

PROSEDUR

Five moment / lima saat melakukan kebersihan tangan

1. Sebelum kontak dengan pasien.


2. Sebelum melakukan tindakan/ prosedur apa saja.
3. Setelah kontak/ terkena darah dan cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
UNIT TERKAIT Seluruh unit kerja di rumah sakit.
PENATALAKSANAAN KEGIATAN EDUKASI PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI

RS Musi Medika NoDokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/030 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


OPERASIONAL 05 Januari 2018
PROSEDUR

PENGERTIAN Aturan dan tata cara dalam memberikan edukasi dan sosialisasi
mengenai pencegahan dan pengendalian kejadian infeksi Nosokomial
atau sekarang disebut dengan infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
difasilitas pelayanan kesehatan (Healthcare Associated Infections –
HAIs).
TUJUAN 1. Salah satu program kerja KPPI.
2. Upaya dari PPI untuk senantiasa menerapkan konsep PPI.
3. Upaya PPI untuk senantiasa melaksanakan dan mengingatkan
tentang kegiatan PPI kepada seluruh karyawan.
4. Memberi informasi terbaru dari ilmu PPI.
5. Bagian dari upaya evaluasi dan monitoring terhadap PPI.
KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada seluruh karyawan
2. Kegiatan bersifat wajib
3. Salah satu aspek dalam penilaian karyawan.
4. Jadwal edukasi dan sosialisasi diatur oleh Diklat.
5. Pemberi materi bisa bersifat internal dari KPPI atau eksternal.
6. Konsepedukasi mengacu pada keilmuan terbaru.
PROSEDUR 1. Bahan materi edukasi dibuat dalam bentuk presentasi yang mudah
dimengerti dan di pahami.
2. Ketua KPPI menugaskan ketua tim atau anggota komite sebagai
pembicara.
3. Menginformasikan ke Diklat jika ada perubahan pembicara atau
materi yang akan diberikan.
4. Memberikan materi sesuai dengan program edukasi dari KPPI.
5. Melakukan evaluasi selama edukasi dengan melakukan sesi tanya
jawab.

PENATALAKSANAANKEGIATAN EDUKASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :


Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/030 0 2/2
6. Pemberi materi menyampaikan laporan hasil kegiatan edukasi
kepada ketua KPPI disertai dengan daftar absensi kehadiran
peserta.
7. Laporan selanjutnya di laporkan ke Direktur beserta saran dan
rekomendasi.
8. Melakukan analisa dari hasil kegiatan edukasi dengan
melakukan monitoring atau evaluasi dilapangan sesuai dengan
program dan kebijakan KPPI.
UNIT TERKAIT 1. Diklat
2. HRD
3. KPPI

Anda mungkin juga menyukai