Spo Ppi
Spo Ppi
RSMMC/SPO/PPI/007 0 1/3
RS Musi Medika
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 5 Januari 2018
PROSEDUR
PENGERTIAN Infeksi Luka Operasi adalah infeksi yang terjadi pada daerah
sayatan operasi.
Pengambilan Specimen Pada dugaan Infeksi Luka Operasi
adalah Pengambilan specimen (bahan/sampel) dengan cara swab
atau aspirasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Dokter,
Perawat, Analis Kesehatan) pada dugaan infeksi luka operasi.
TUJUAN Untuk mendapatkan specimen dalam menegakkan diagnosa infeksi
pada pasien setelah dilakukan operasi.
KEBIJAKAN Setiap pasien yang diduga infeksi luka operasi harus dilakukan
pengambilan specimen untuk menegakkan diagnosa apakah pasien
termasuk katagori infeksi luka operasi atau tidak.
PROSEDUR A. Persiapan alat :
1. Alkohol 70%
2. Lidi kapas steril
3. Sarung tangn steril
4. Spuit.
5. Spons kapas.
6. Forsep
7. Media transport
8. Plester.
9. Nacl 0,9%
10. Bengkok
11. Kom steril
12. Set perawatan luka steril.
B. Prosedur Apusan
Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan cairan
antiseptik, jika secara kasat mata tangan kita kotor, apabila
tangan tampak bersih cukup menggunakan handsrub.
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI LUKA OPERASI
1. Beritahukan pasien.
2. Pakai masker dan sarung tangan steril
3. Dengan forsep ambil spons kapas, celupkan dalam larutan
NaCl 0,9% dan cuci permlukaan luka sampai bebas dari
eksudat.
4. Ambil lidi kapas steril dari bungkusnya dan tekan ujung lidi
kapas terlalu panjang, patahkan sebagian agar media
transport dapat ditutup.
5. Berikan balutan yang baru sesuai dengan kondisi luka.
6. Tuliskan nama. Tanggal dan nama ruangan pasien di media
transport.
7. Lepaskan sarung tangan dan masker.
8. Lakukan cuci tangan sesuai dengan SOP
9. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
C. Prosedur Aspirasi.
1. Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan
cairan antiseptik.
2. Memberitahukan pasien.
3. Pakai masker dan sarung tangan steril.
4. Ambil spons kapas dengan forseps, basahkan dengan alkohol
70% dan dekontaminasi tepi luka, biarkan alkohol kering dan
ulangi tindakan dekontaminasi sekali lagi.
5. Tusukkan jarum ke daerah tepi luka yang sudah
didekontaminasi tersebut dan aspirasi bahan dari dalam luka.
6. Oleskan sebagian bahan pada lidi kapas steril dan masukkan
lisi kapassteril tersebut kedalam media transport, sisa bahan
di oleskanpada kaca obyek dan dibuat apusan dengan ujung
jarum.
7. Beri balutan baru, sesuai dengan kondisi luka.
8. Lepaskan sarung tangan dan masker.
9. Cuci tangan sesuai dengan SOP
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI LUKA OPERASI
Catatan :
1. Semua petugas kesehatan terutama perawat, petugas
laboratorium dapat mengimplementasikan cara pengambilan
sampel
2. Specimen segera di kirim ke laboratorium, maksimal 1 jam
tiba di laboratorium.
3. Bila waktu pengiriman lebih dari l jam, maka specimen harus
dibawa dalam keadaan temperatur 2 – 8° C.
4. Bila terpaksa disimpan, maka specimen dapat disimpan pada
suhu 4 °C.
5. Semua petugas kesehatan yang mengambil bahan specimen
harus melakukan cuci tangan sesuai SOP.
6. Bekerja dengan prinsip steril dan teknik tanpa sentuhan (No
Touch Teknik) pada waktu melakukan prosedur
7. Dilakukan oleh profesi (dokter, perawat yang terlatih)
UNIT TERKAIT 1. Komite PPI RS
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Patologi klinik
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
RS Musi Medika
RSMMC/SPO/PPI/008 0 1/3
Cendikia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL 5 Januari 2018
PROSEDUR
PENGERTIAN Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi pada saluran
kemih dari kandung kemih hingga ginjal dengan gejala : demam,
anyang-anyangan, disuri, nyeri supra publik.
Pengambilan specimen pada dugaan infeksi saluran kemih
adalah pengambilan sampel pada pasien yang terpasang kateter urin
yang di duga infeksi saluran kemih dengan tanda klinis yang
muncul.
TUJUAN Untuk mendapatkan bahan specimen urine pada pasien dengan
infeksi saluran kemih
KEBIJAKAN Setiap pasien yang terpasang kateter urin dan diduga infeksi saluran
kemih dengan tanda klinis yang jelas harus dilakukan pengambilan
specimen urine untuk diperiksakan dilaboratorium.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Lidocain 1% (untuk aspirasi supra publik).
2. Sarung tangan steril dan bersih.
3. Spuit 5 cc/10cc.
4. Media transport.
5. Plester.
6. Bengkok.
7. Set perawatan kateter steril.
8. Pengalas.
9. Alkohol 70%
10. Urin kolektor.
11. Cairan pembersih
12. Sampiran.
Prosedur :
1. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
2. Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan
cairan antiseptik jika secara kasat mata tangan kita kotor,
apabila tangan tampak bersih cukup menggunakan handsrub
3. Beritahukan pasien.
PENGAMBILAN SPECIMEN PADA DUGAAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
RSMMC/SPO/PPI/008 0 2/3
RS Musi Medika
Cendikia
Kantong Urine :
1. Hanya digunakan untuk bayi.
2. Dengan memakai sarung tangan bersih cuci dengan sabun
dan bilas dengan air mengalir sekeliling alat kelamin bayi
3. Keringkan
4. Pakai sarung tangan steril
5. Tempelkan kantong urine/urine kolektor menutupi bagian
luar alat kelamin bayi, pertahankan tidak ada kebocoran.
6. Ketika bayi berkemih maka kantong urine akan terisi urine
bayi.
7. Tuliskan nama, tanggal dan nama ruangan pasien dimedia
transport.
8. Lepaskan sarung tangan.
9. Lakukan cuci tangan sesuai dengan SPO.
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
UNIT TERKAIT 1. Komite PPI RS
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Patologi klinik
TATALAKSANA PAJANAN
1. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir atau air
dengan jumlah yang banyak dan sabun atau antiseptik, jangan
menekan dan darah dari luka.
2. Tindakan menekan bagian yang tertusuk untuk mengeluarkan
darah tidak ada manfaatnya.
3. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan,
cuci dengan sabun dan air mengalir atau larutan garam dapur.
4. Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur dengan
air beberapa kali.
5. Kalau terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir
(irigasi) atau garam fisiologis.
6. Jika darah memercik kehidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
7. Jari yang tertusuk tidak boleh dihisap dengan mulut
TATALAKSANA PAJANAN
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Trolley lengkap
2. Sapu
3. Dustfan
4. Lap umum kotak – kotak 2 pcs
5. Ember sedang
6. Glass cleaner
7. Sikat
8. Desinfectan 1 : 100
9. Teppol ( sabun cair ) 1 : 10
10. Sign ( tanda hati – hati ).
MEMBERSIHKAN KAMAR YANG ADA PASIEN
B. Cara kerja :
1. Ketuk pintu lalu beri salam
2. Lihat sekeliling ruangan searah jarum jam ( untuk
mengecek barang yang ada / rusak yang ada dalam ruangan
).
3. Buka gordyn jendela dan penyekat pasien.
4. Matikan AC ( untuk menghindari debu berterbangan
saat disapu ).
5. Lap debu-debu bagian atas bed pasien, lampu dsb dengan
menggunakan Lysol 1 : 100 dengan lap kering dan basah.
6. Rapikan barang-barang pasien yang ada diruangan
sehingga terlihat rapi
7. Lap kaca-kaca jendela dan pintu dengan menggunakan
serbetdan glass cleaner .
UNIT TERKAIT 1. Cleaning service
2. Komite PPI RS
3. K3
MENYAPU LANTAI (SWEEPING)
B. Cara Kerja
1. Usahakan agar ruangan yang akan disapu tidak banyak
perlengkapannya yang dapat menghalangi teknik
pembersihan antara lain cara meletakkan kursi – 2 diatas
meja dengan posisi terbalik (khusus ruang aula seruni)
2. Mulai menyapu dari sudut terjauh dari pintu masuk
3. Peganglah sapu dengan tangan kanan dan sodo (dustpan)
dengan tangan kiri
4. Kumpulkan sampah dan debu ke dalam dustpan
5. Lanjutkan menyapu sehingga keseluruh ruangan atau lantai
bersih dari debu dan sampah
MENYAPU LANTAI (SWEEPING)
Persiapan bahan :
1. Desinfectan ( densol, vixal dll )
PROSEDUR 2. Air
3. Hand soap
Prosedur kerja :
1. Masuk ke kamar mandi ( enter the bath room )
Ketuk pintu saat masuk ruangan / kamar pasien
Memberi salam kepada pasien maupun keluarganya (
Greeting )
Masukkan alat perlengkapan maupun chemicel yang
diperlukan
Tutup pintu saat mencuci kamar mandi
2. Bersihkan bathtube ( Clean the bathtube )
Bersihkan shower curtain dan tempat sabun
Cuci bath tube beserta anti slipnya dan drain stopper (
tutup pembuangan air ).
Lap fixture (pipa dari bahan stell) seperti : tap kran,
shower head / kepala shower dan handle pegangan
shower.
Bersihkan rak handuk.
3. Bersihkan Closet (Clean toilet bowl)
Bersihkan tangki closet dibagian dalam dan tutup.
Bersihkan bagian dalam Closet dengan menggunakan
sikat WC, sampai benar-benar bersih.
Bersihkan dudukan Closet dan tutup closet luar dalam.
Bersihkan bagian bawah closet sampai kaki closet.
4. Bersihkan Wastafel (Clean washbasin)
Lap lampu-lampu yang ada diatas wastafel
Bersihkan kaca wastafel dengan bahan yang telah
disediakan ( glas cleaner).
Bersihkan wastafel dengan chemical yang diperlukan
serta tutup pembuangan air.
Lap wastafel hingga kering.
PENCUCIAN KAMAR MANDI
(METODE MOPPING)
RS Musi Medika
Cendikia No Dokumen : No Revisi : Halaman :
RSMMC/SPO/PPI/013 0 1/3
KEBIJAKAN Setiap Cleaning Service wajib mengepel area rumah sakit setiap
hari.
B. Persiapan Bahan :
1. Air (pure water)
2. Sabun cair
PENGEPELAN LANTAI
(METODE MOPPING)
D. Cara Kerja
1. Celupkan mop pada ember yang berisi campuran sabun cair
2. Angkat dan peras dengan alat pemeras (metallic presser)
3. Mulai mopping dari sudut yang terjauh dari pintu masuk
4. Gerakkan mop maju mundur, atau kiri dan kekanan, dengan
mundur, sehingga lantai yang sudah dibersihkan tidak
terinjak lagi
5. Bila mop sudah kotor, celupkan ke dalam ember yang berisi
air saja, sehingga kotoran pada mop akan larut kedalam air
6. Angkat mop dari ember tersebut dan celupkan kedalam
ember yang berisi larutan air dan sabun
7. Angkat mop tersebut dan peras dengan alat pemeras
sehingga mop tersebut tidak terlalu basah namun lembab
8. Lanjutkan mopping dengan gerak seperti tersebut diatas,
sehingga seluruh lantai menjadi bersih
9. Mop yang menyerap kotoran dengan baik, maka cepat kotor,
oleh karena itu aia pembilas harus sering diganti
10. Untuk sabun cair dan air diganti seperlunya
(METODE MOPPING)
RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/013 0 3/3
e. Kapas
f. Pembalut/Pampers
g. Sisir atau sikat
h. Pewangi
i. Wadah barang berharga
j. Brankar jenazah
3. Prosedur perawatan jenazah
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung
tangan.
b. Petugas memakai APD.
c. Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
memahami cara memandikan jenazah, dengan
memperhatikan beberapa hal:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memakai
sarung tangan.
- Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air bila
terkena darah atau cairai tubuh lain.
d. Setelah selesai dimandikan keringkan dengan handuk.
e. Ganti pembalut absorben di perineum dengan yang baru dan
kering, rekatkan dengan plester kedap air.
f. Ganti tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas dan kasa,
kemudian tutup dengan plester kedap air yang transparan.
g. Letakkan jenazah dalam posisitelentang,tangan disisi atau
terlipat didada.
h. Taruh handuk kecil dibawah kepala untukmenampung
rembesan darah.
i. Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkankekantong
plastikinfeksius danpembuangannya dilakukan sesuaitujuan
mencegah infeksi.
j. Setiap percikan atau tumpahan darah/ cairan tubuh di
permukaan segera bersihkan dengan larutan klorin 0,05 %.
k. Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses :
dekontaminasi,pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi.
l. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau linennya.
m. Jenazah yg telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
PERAWATAN JENAZAH
DI KAMAR JENAZAH
C. Pemulangan Pasien
1. Lakukan upaya pencegahan infeksi sampai batas waktu masa
penularan.
2. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, maka pasien
yang masih suspek harus diisolasi di dalam rumah sampai batas
waktu penularan atau sampai diagnosis alternatif dibuat atau
hasil uji diagnosis menunjukkan pasien tidak terinfeksi dengan
penyakit yang dimaksud.
3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tindakan pencegahan
penularan penyakit yang diderita pasien.
4. Bersihkan dan desinfeksi dengan benar, ruangan bekas pasien
yang sudah pulang.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK
D. Pemulasaraan Jenazah
1. Petugas kesehatan harus menjalankan Kewaspadaan Standar
ketika menangani pasien yang meninggal akibat penyakit
menular.
2. Gunakan APD lengkap saat menangani jenazah jika pasien yang
meninggal dalam masa penularan.
3. Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah
yang tidak mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar
jenazah.
4. Jaga jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian
luar kantong jenazah.
5. Pindahkan jenazah sesegara mungkin ke Kamar Jenazah setelah
meninggal dunia
6. Izinkan keluarga pasien jika ingin melihat jenazah, sebelum
dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan
APD.
7. Jelaskan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus bagi
jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Perhatikan
sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya ketika seorang
pasien dengan penyakit menular meninggal dunia.
8. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
9. Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika
diijinkan keluarga dan Direktur rumah sakit.
10. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
11. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
12. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam disemayamkan di
pemulasaraan jenazah.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
ATAU SUSPEK
PROSEDUR
1. Pasien ditempatkan diruangan terpisah, bila tidak mungkin
dilakukan kohorting
2. Pasien ditempatkan dengan jarak kurang lebih 1 meter antar
tempat tidur
3. Gerak pasien dibatasi pada saat pemindahan
4. Transportasi pasien hanya kalau perlu saja
5. Petugas memakai sarung tangan bersih saat keruangan pasien
6. Petugas mengganti sarung tangan setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien
7. Petugas melepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar
pasien dan cuci tangan dengan antiseptic
8. Petugas memakai gaun bersih, untuk melindungi baju dari
kontak dengan pasien.
9. Petugas melepaskan gaun sebelum keluar ruangan, jaga agar
tidak ada kontaminasi silang kelingkungan dan pasien lain
10. Petugas menggunakan apron bila gaun tidak ada untuk
mengurangi penetrasi cairan
11. Peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien
dengan mikroba yang sama
12. Peralatan dibersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai untuk
pasien lain
13. Bila bekerja dalam radius 1 m dari pasien petugas
menggunakan masker
Rincian Kegiatan:
I. Pembersihan Rutin:
1. Bersihkan ruang isolasi setelah membersihkan ruang perawatan
pasien
2. Siapkan cairan pembersih: Untuk lap permukaan dan pel lantai
sesuai petunjuk table presept
3. Buka jendela kamar pasien
4. Cuci tangan
5. Gunakan APD dimulai dari apron, masker, sepatu dan sarung
tangan. Gunakan sarung tangan dissposible
6. Lap permukaan dinding yang terjangkau, meja pasien terakhir
wastafel menggunakan cairan detergen
7. Keringkan dengan lap kering
8. Lap ulang arean o6 dengan cairan disinfektan
9. Pel lantai menggunakan larutan presept sesuai aturan
10. Buang sampah medis dan ikat ujungnya, gantikan tong plastic
sampah dengan yang baru
11. Lepas APD mulai dari sarung tangan, sepatu, apron dan
masker, dan buang APD yang tidak digunakan kembali ke
tempat sampah
12. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir Dekontaminasi lap
dan kain pel menggunakan cairan presept sesuai table
pengenceran sebelum digunakan untuk ruangan lain
II. Pembersihan Setelah Pasien Pulang:
1. Bersihkan segera setelah pasien pulang
2. Letakan tanda “Jangan digunakan“ pada luar kamar pasien,
saat pasien pulang.
3. Siapkan cairan pembersih: Untuk lap permukaan dan pel lantai
sesuai petunjuk table presept
4. Buka jendela kamar pasien
5. Cuci tangan
6. Gunakan APD dimulai dari apron, masker, sepatu dan sarung
tangan. Gunakan sarung tangan dissposible.
PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI
PENGERTIAN Five Moment/ Lima waktu kebersihan tangan adalah suatu tindakan
menggosok tangan dengan menggunakan cairan berbasis alkohol.
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
antiseptik dan air.
TUJUAN 1. Tersedianya acuan penerapan langkah–langkah pelaksanaan
hand hygiene..
2. Tercapainya patient safety.
KEBERSIHAN TANGAN
RS Musi Medika No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Cendikia
RSMMC/SPO/PPI/028 0 2/2
PROSEDUR
PENGERTIAN Aturan dan tata cara dalam memberikan edukasi dan sosialisasi
mengenai pencegahan dan pengendalian kejadian infeksi Nosokomial
atau sekarang disebut dengan infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
difasilitas pelayanan kesehatan (Healthcare Associated Infections –
HAIs).
TUJUAN 1. Salah satu program kerja KPPI.
2. Upaya dari PPI untuk senantiasa menerapkan konsep PPI.
3. Upaya PPI untuk senantiasa melaksanakan dan mengingatkan
tentang kegiatan PPI kepada seluruh karyawan.
4. Memberi informasi terbaru dari ilmu PPI.
5. Bagian dari upaya evaluasi dan monitoring terhadap PPI.
KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada seluruh karyawan
2. Kegiatan bersifat wajib
3. Salah satu aspek dalam penilaian karyawan.
4. Jadwal edukasi dan sosialisasi diatur oleh Diklat.
5. Pemberi materi bisa bersifat internal dari KPPI atau eksternal.
6. Konsepedukasi mengacu pada keilmuan terbaru.
PROSEDUR 1. Bahan materi edukasi dibuat dalam bentuk presentasi yang mudah
dimengerti dan di pahami.
2. Ketua KPPI menugaskan ketua tim atau anggota komite sebagai
pembicara.
3. Menginformasikan ke Diklat jika ada perubahan pembicara atau
materi yang akan diberikan.
4. Memberikan materi sesuai dengan program edukasi dari KPPI.
5. Melakukan evaluasi selama edukasi dengan melakukan sesi tanya
jawab.
PENATALAKSANAANKEGIATAN EDUKASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI