KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pemanasan
dilakukan sebelum latihan atau aktivitas fisik dengan keyakinan bahwa latihan ini
akan meningkatkan kinerja latihan dan mencegah atau meminimalisir cedera yang
dalam rangkaian program pengajaran olahraga atau latihan fisik. Pada dasarnya
kepada tugas latihan berikutnya. Atau dapat dikatakan pemanasan sangat berguna
aspek terpenting dalam sesi latihan. Para pelaku olahraga perlu melakukannya
yang sangat penting dari pemanasan. Pemanasan secara harfiah adalah proses
menaikkan suhu tubuh inti. Pemanasan dapat melakukan lebih dari sekadar
xviii
melemaskan otot-otot yang kaku bila dilakukan dengan benar, itu sebenarnya
dapat meningkatkan kinerja. Di sisi lain, pemanasan yang tidak tepat atau tidak
ada pemanasan sama sekali, dapat meningkatkan risiko cedera dalam melakukan
dan efisiensi yang lebih besar dari sistem pernafasan dan kardiovaskular (Alter,
2018).
Perbedaan ini dapat dikaitkan dengan usia dan status latihan subjek, durasi
pemanasan, intensitas dan volume, serta faktor-faktor lain seperti durasi latihan
dalam sehari. Pemanasan statis adalah aktivitas pasif dan karena itu kemungkinan
aktivitas aktif, yang dapat menghasilkan peningkatan suhu otot (Ben Maaouia,
2018: 11-12).
xix
Pemanasan yang divariasikan dalam pembelajaran PJOK sangatlah tepat
diberikan bagi siswa di sekolah. Agar siap untuk aktivitas fisik yang kuat, siswa
mempersiapkan otot untuk apa yang akan datang dan memungkinkan siswa untuk
fokus pada tugas yang ada (Walter, 2011). Bentuk-bentuk pemanasan yang
menarik dapat dikemas dalam sebuah permainan. Kesiapan mereka ditandai oleh
dilakukan akan menuntut pesertanya untuk bergerak cepat dan bersifat terus
dalam hal kecepatan dan kekuatannya, serta tidak kalah pentingnya adalah
kelincahan dan daya tahannya, termasuk daya tahan kecepatan (speed endurance).
mudah di atur dan melibatkan semua siswa dalam waktu yang sama, variasikan
baru, dan berhentilah pada puncak kegiatan sehingga peserta akan kembali
2. Bentuk-bentuk Pemanasan
xx
a. Passive Warm-up
khusus. Di sini melibatkan berbagai peralatan dengan beberapa cara dari luar
ditempelkan, mandi uap, mandi sauna dan pancuran panas atau mandi air panas.
kinerja fisik akan meningkat di bandingkan dengan tanpa pemanasan sama sekali
jika suhu tubuh cukup meningkat dengan metode ini. Keuntungan yang diperoleh
seberapa.
b. General Warm-up
Pemanasan ini menggunakan beberapa gerakan yang bervariasi dan secara tidak
langsung berhubungan dengan gerakan yang dipakai dalam olahraga itu sendiri.
Yang termasuk dalam pemanasan ini adalah gerakan calisthenics, jalan cepat,
jogging, dan lompat tali. Proses pemanasan dengan intensitas latihan harus
Akibatnya aliran darah akan meningkat, suhu tubuh naik dan ini akan merangsang
xxi
organisme. Peningkatan suplai O2 dan aliran darah akan melebarkan potensi kerja
organisme, yang dapat membantu pelaku olahraga melakukan unjuk kerja secara
lebih efektif. Seiring dengan meningkatnya temperatur tubuh dari gerakan yang
efektif.
Alat yang umumnya dipakai dalam pemanasan adalah kegiatan otot itu
sendiri, di mana atlet melakukan beberapa bentuk latihan dan dengan berpakaian
olahraga, kering dan hangat. Pemanasan yang efektif di mulai dari intensitas
rendah ke menengah serta dalam waktu yang relative lama. Sedangkan untuk
sendiri, dalam latihan biasanya dilihat dari keringat yang timbul. Dengan keringat
dapat dikatakan suhu tubuh telah naik dari organ dalam, untuk itu pemanasan
seperti skating, loncat indah, anggar, dan peloncat ski sering melakukan
hendaknya antara 15-30 menit atau bahkan lebih lama lagi dan diakhiri 5-10 menit
xxii
akan dipengaruhi oleh persiapan fisik, daya tahan umum, daya tahan khusus, dan
suhu lingkungan.
intensitas, dan waktu yang diperlukan sampai dia dapat berkeringat. Keringat
mungkin akan keluar setelah beberapa menit (12’) dari keadaan aktivitas yang
tidak terputus-putus. Jika suhu lingkungan luar berada pada 8º C atau bahkan
suhunya 10º C, waktu 9 menit sudah cukup untuk berkeringat, suhu lingkungan
luar 14º C, waktu 6 - 6,5 menit melakukan latihan pemanasan keringat sudah akan
keluar. Sedangkan apabila suhu luar 16º C, keringat akan keluar dalam waktu 1
keringat akan keluar setelah 2-3 menit, namun demikian hal ini belum dapat
yang mencukupi.
tubuh yang dapat dipertimbangkan selama pemanasan, yang lebih pentimg adalah
atau pertandingan serta bentuk latihanya harus khusus, artinya memiliki kesamaan
dengan teknik yang akan ditampilkan. Frekuensi dan jumlah pengulangan bentuk
latihan atau teknik tertentu harus diatur sesuai dengan suhu lingkungannya,
harus dimulai dengan berlari-lari pelan serta beberapa variasi (ke samping, ke
xxiii
darah, juga dapat memacu suhu tubuh meningkat lebih tinggi pada seluruh tubuh
Selama fase ini, pelaku olahraga juga harus mempersiapkan mental serta
c. Formal Warm-up
contoh: pelari jarak jauh melakukan pemanasan dengan berlari kecil sampai
berkonsentrasi pada otot syaraf di bagian tubuh yang akan digunakan pada
aktivitas selanjutnya yang lebih keras. Hal ini juga akan meningkatkan temperatur
bagian tubuh (terutama pada otot dan jaringan penghubungnya) yang langsung
pengulangan gerakan yang akan dipakai dalam otot syaraf tersebut, sehingga
koordinasi khusus.
sangat menonjol dari suatu kerja yang dilakukan dalam latihan intinya, fase
pengarahan pada pemanasan ini tidak hanya ditunjukan pada persiapan mentalnya
xxiv
saja atau koordinasi dari bentuk latiahan tertentu, tetapi juga mempersiapkan
latihan pemanasan khusus yang digunakan, sangat tergantung pada jenis bentuk
latihan yang ada pada bagian inti atau pertandingan. Pesenam, pegulat, atlet
sebagai bagian dari serangkaian pemanasannya. Hal yang sama terjadi pada
wind sprint dengan irama serta intensitas yang pendek, bahkan bisa sama dengan
dikatakan bahwa volume kerja lebih tinggi atau lebih lama pada suatu
fisik umum yang baik dan daya tahan umumnya. Hanya yang benar-benar fit,
3. Manfaat Pemanasan
badan merasa lebih enak. Sehingga mereka dapat dikatakan lebih mementingkan
xxv
kesehatan oleh aktivitas fisik yang teratur. Maka perlu diketahui, dengan melihat
a. Fisiologis.
pada kinerja olahraga berikutnya, seperti peningkatan aliran darah dan pengiriman
meningkat yang merupakan salah satu faktor yang memudahkan dalam unjuk
kerja. Kurang lebih 30 tahun yang lalu pemanasan dilakukan tanpa menekankan
integral dari persiapan untuk menghadapi latihan yang lebih keras. Oleh sebab itu,
akan dapat memberi motivasi pada dirinya atau dimotivasi dan didorong
kerja fisiknya cenderung meningkat pada temperatur tubuh yang lebih tinggi.
Menurut Zenal Arifin (2014: 668) “Dengan pemanasan detak jantung dan
sirkulasi darah akan meningkat secara perlahan, jika sirkulasi darah meningkat suplai
xxvi
nutrisi dan oksigen otot akan meningkat”. Mekanisme fisiologis yang terlibat dalam
tingkat kritis untuk terjadinya reaksi kimia yang penting. Hal ini berarti
penggunaan substrat akan efisien dan keadaan ini penting bagi penyediaan
hemoglobin.
syaraf (fungsi sistem syaraf meningkat). Hal ini penting bagi atlet yang
kompleks.
pada tempat tertentu. Sebagai contoh aliran darah ke otot yang sedang bekerja
dari otot yang bekerja akan bertambah. Pemanasan dengan intensitas cukup
xxvii
dapat menyebabkan penggeseran awal dari aliran darah. Aliran darah ke alat
b. Psikologis
bahwa:
Sehingga secara psikologis dia telah siap untuk menghadapi tugas yang
harus dilaksanakannya. Hal ini menegaskan apa yang diyakini oleh para
olahragawan atau pelaku selama ini bahwa, pemanasan dapat menjaga diri dari
c. Pencegahan Cedera
elastisitas otot tergantung dari baik buruknya aliran darah. Otot yang tidak panas,
volume darahnya rendah sehingga lebih rentan terhadap cedera atau kerusakan
dibanding dengan otot yang volume darahnya tinggi. Luas gerak sekitar sendi juga
xxviii
dari tendon, ligamen, dan jaringan ikat yang lain. Merupakan hal penting agar
pemanasan agar: (1) mendapatkan hasil terbaik dan (2) mengurangi risiko cedera
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering
Scheunemann, 2012).
Pada orang yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang
normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit. Jika didapatkan denyut jantung
yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi
jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya, ujar
xxix
jumlah denyut jantung seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat kebugaran
seseorang, suhu udara disekitar, posisi tubuh (berbaring atau berdiri), tingkat
Dari denyut nadi dapat diketahui intensitas atau seberapa keras seseorang
melakukan latihan. Atau seberapa keras jantungnya bekerja. Secara umum, yang
Denyut nadi maksimal adalah denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat
kebutuhan, yaitu :
Menurut dr. Ade Tobing, Sp.KO. dari bagian llmu Kedokteran Olahraga
fisik yang benar dan terukur. Salah satu metode yang dianggap efektif untuk
menentukan denyut nadi adalah Formula Karvonen. Menurut metode ini, denyut
nadi dapat diukur melalui pembuluh arteri radialis yang ada di pergelangan tangan
atau pembuluh arteri carotis yang ada di leher. Tetapi, yang umum digunakan
xxx
1) Tempel dan tekankan (jangan terlalu keras) tiga jari (telunjuk, tengah, dan
manis) salah satu tangan pada pergelangan tangan yang lain, temukan denyut
adalah 70% - 85% dari denyut nadi maksimal. Terkait dalam penelitian ini,
suhu tubuh naik 1-2º C, keluar keringat di dahi, punggung, dan tangan, serta detak
dasar dari program permulaan yang terdiri dari sekelompok aktivitas fisik yang
dilakukan pada saat hendak melakukan latihan. Pemanasan ini umumnya dipakai
dalam rangkaian program pengajaran olahraga atau latihan fisik, pada dasarnya
hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan
potensi yang dimiliki sehingga ada perubahan yang signifikan bagi dirinya dan
lingkungan sekitar dalam perubahan ke arah yang lebih baik. Berdasarkan apa
xxxi
yang menjadi hakikat fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan
untuk membentuk karakter siswa agar sehat jasmani dan rohani, serta
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
xxxii
a. Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang
terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. Oleh karena itu, pendidikan jasmani
berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi
manusia seutuhnya.
pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Selain itu pendidikan
jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak anak mampu
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Selain itu pendidikan
jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak anak mampu
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogik, dan tidak
ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak
xxxiii
sebagai aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih yang
membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
memiliki tradisi yang kuat, termasuk keyakinan bahwa olahraga dan pendidikan
jasmani membantu pengembangan karakter pada masa muda (Dichter, 2012: 789).
malu, sedih, takut, jijik, marah, putus asa) selama interaksi mereka dengan siswa
lain (Lu, 2014: 29). Bisa dikatakan, pendidikan jasmani secara keseluruhan tidak
xxxiv
b. Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
dalam aktivitas fisik sedang hingga kuat untuk setidaknya 75% dari waktu kelas
(Adkins, 2017). Sementara, Otsuka, et.all (2015) menyebutkan bahwa, salah satu
olahraga, dan kesehatan di sekolah bertujuan agar membuat badan menjadi sehat
dan bugar serta perkembangan dalam hal pola hidup sehat. Selanjutnya menurut
menurut semboyan mens sana in corpore sano, dengan pengertian di dalam tubuh
yang sehat diharapkan terdapat jiwa yang sehat. Dengan semboyan itulah, antara
jasmani dan rohani tidak bisa dipisahkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam
kegiatan fisik bisa dibilang salah satu tantangan paling berat yang dihadapi oleh
berdasarkan tingkat kinerja dan memberikan pengalaman belajar yang lebih maju
kepada siswa yang berkinerja lebih tinggi, atau memberikan lebih banyak
pengalaman belajar yang diarahkan pada anak sehingga siswa memiliki pilihan
xxxv
Menurut Knothe (2018) dalam pendidikan jasmani sekolah menengah,
mengelola stresor adalah komponen afektif yang sangat penting yang harus selalu
terbatas hanya pada pemahaman aktivitas fisik, tetapi pemahaman yang lebih luas
ranah kognitif dan ranah afektif. Pendekatan semacam itu penting dalam
pendidikan jasmani, karena setiap siswa diperlakukan sebagai makhluk utuh, yang
samping itu, jika dilihat dari segi pengajar, guru pendidikan jasmani memerlukan
xxxvi
ruangan, kolam renang, atau gimnasium) untuk menjaga lingkungan belajar yang
aman dan sehat serta untuk meningkatkan pembelajaran siswa (Cardina, 2018).
neuro muscular, intelektual, dan emosional. Pendidikan ini berpusat pada siswa
juga merupakan suatu sarana atau wadah untuk mendidik siswa melalui aktivitas
fisik agar dapat berkembang dengan baik. Selain itu, pendidikan jasmani juga
mendidik siswa melalui rohani sehingga siswa memiliki kepribadian yang baik
adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang
sebagai berikut:
negara yang baik, produktif, memiliki karakter positif, serta bertaqwa atas
xxxvii
4) Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam berbagai aktivitas
jasmani.
pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
sebagai berikut:
sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan dan/atau permainan tradisonal
3) Aktivitas Atletik, misalnya: keterampilan gerak jalan, lari, lompat, dan lempar,
4) Aktivitas Beladiri, misalnya: olahraga dan seni bela diri pencak silat, karate,
xxxviii
7) Aktivitas Gerak Berirama, meliputi: keterampilan gerak langkah, gerak dan
kegawatdarutan.
berikut:
1) Aspek Organik
a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat
xxxix
c) Meningkatkan daya tahan otot, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot
melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu yang
relatif lama.
cidera.
2) Aspek Neuromuskuler
menggulirkan, memvoli.
xl
g) Mengembangkan potensi diri melalui aktivitas jasmani dan olahraga,
3) Aspek Perseptual
antara sisi kanan atau kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri
tubuhnya sendiri.
4) Aspek Kognitif
xli
b) Meningkatkan pengetahuan tentang peraturan permainan, keselamatan, dan
etika.
dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan
5) Aspek Sosial
kelompok.
kelompok.
anggota masyarakat.
6) Aspek Emosional
xlii
c) Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.
7) Aspek Rehabilitasi
b) Rehabilitasi terhadap cacat fisik dan penyakit fisik yang bersifat sementara.
aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Di mana tujuan utama PJOK adalah
psikologis, dan sosial peserta didik. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini
a. Pengertian Pembelajaran
interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
perubahan yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas berperilaku
pengalamanlainnya.
xliii
Dimyati dan Mudjiono (2013) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
yang serasi dalam suatu keseluruhan. Setiap unsur bersifat esensial, dan
manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat manusia, seperti
sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah
mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa dapat belajar secara
xliv
efisien dan efektif. Proses mendesain sistem pembelajaran, perancang
yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik dan kondisi agar siswa dapat
belajar dengan efektif dan efisien. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat
dan terencana serta suatu perubahan dari peristiwa atau situasi yang dirancang
b. Pengertian Model
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Metzler (2011: 17)
orang lain dengan memberikan contoh. Model biasanya digunakan untuk hal-hal
xlv
Model dapat diartikan sebagai suatu desain yang disederhanakan dari
suatu sistem kegiatan dan dapat mewakili sistem yang sesungguhnya. Dari
beberapa pengertian model menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
model adalah suatu bentuk dari konsep atau desain yang dapat mewakili suatu
c. Pengembangan Pembelajaran
dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
tujuan yang hendak dicapai baik tujuan proses maupun tujuan hasil.
bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik.
telah atau sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebih baik.
xlvi
operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang
(4) support system, merupakan segala sarana, bahan, atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran, dan (5) instructional and nurturant effects, adalah hasil
dilihat sebagai pilihan guru untuk melihat manfaat dari pendidikan jasmani
terhadap siswa.
7. Hakikat Permainan
a. Pengertian Permainan
Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada usia 12-17 tahun
adalah seorang anak mampu untuk menyesuaikan diri dengan teman sebayanya.
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan anak harus berkomunikasi dan
berinteraksi dengan teman sebayanya selama masa remaja, salah satu caranya
kelompok teman sebaya dan karena hal ini terjadi dalam kegiatan bermain. Laas
xlvii
Permainan membuat anak menguasai kecemasan dan konflik. Karena
upaya sukarela untuk mengatasi hambatan yang tidak perlu (dalam Casey, 2015:
6). Terlebih, para ahli percaya bahwa siswa dapat melakukan dengan mahir dalam
hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus
selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani,
Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang dengan tetap
yang menyenangkan. Unsur ini dapat berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi,
emosi dan perilaku yang tepat sesuai dengan konteks yang dihadapi dan diterima
xlviii
meliputi keingintahuan dan hasrat akan informasi tentang sesuatu yang baru atau
tidak biasa. Permainan adalah suatu alat bagi anak-anak untuk menjelajahi dan
mencari informasi baru secara aman, sesuatu yang mungkin anak tidak lakukan
bila tidak ada suatu permainan. Permainan mendorong perilaku penjelajahan ini
adalah suatu hal yang menyenangkan dan mengasyikan bagi anak untuk dapat
mempelajari sesuatu, dengan sebuah permainan anak akan belajar suatu hal tanpa
disadari akan tetapi selalu diingat dan disimpan dalam memorinya karena sifat
permainan, anak tidak akan merasa bosan dan selalu antusias untuk mempelajari
xlix
dan kemajuan. Anak harus menerima umpan balik yang positif dari pengalaman
bosan dan tidak senang, maka evaluasi segera dilakukan untuk mengetahui
bahwa permainan yang berfokus pada taktik dan strategi sangat membantu dalam
pembelajaran permainan.
terstruktur atau terkondisi yang ditentukan oleh aturan dan batasan tugas. Dalam
l
hanya satu atau dua putaran, dan 7) hindari penekanan yang berlebihan dalam
sebuah kompetisi.
c. Bentuk-bentuk Permainan
kreatif.
1) Bermain eksploratif
mengeanl dunianya. Dunia anak mencakup diri sendiri, ruangan, serta benda-
benda di sekelilingnya.
2) Bermain konstruktif
dengan balok-balok kayu dari berbagai bentuk dan ukuran dan dengan bahan-
bahan lain, seperti tongkat, batu, biji-bijian, tanah liat, dan pasir. Dengan
3) Bermain destruktif
membanting sesuatu. Suara dari sesuatu yang runtuh, roboh, jatuh, pecah dan
li
menyusun suatu menara dan merobohkannya kembali. Anak dapat merusak
4) Bermain kreatif
perasaannya.
d. Teori Permainan
1) Teori surplus energi yang dikemukakan oleh Friedrich Schiller dan Herbert
Spencer yang mengatakan bahwa mengapa ada perilaku bermain karena ada
surplus energi. Maksudnya adalah bahwa anak itu bermain, karena di dalam
diri anak tersimpan tenaga lebih, sehingga harus disalurkan. Sehingga sangat
wajar bila anak sangat aktif dalam bergerak atau bermain, karena itu
2) Teori praktis dikemukakan oleh Karl Groos yang meyakini bahwa permainan
lii
3) Teori kognitif Jean Piaget mengemukakan teori yang terperinci mengenai
e. Manfaat Permainan
permainan juga memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan
memberi tempat berteduh yang aman bagi perilaku yang secara potensial
dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama interaksi ini, anak-anak
f. Tipe-tipe Permainan
liii
memiliki penguasaan fisik ataupun mental dan mengoordinasi keterampilannya
teman-teman sebaya.
terjadi ketika melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk
Usia siswa SMA termasuk dalam usia remaja, di mana usia remaja
merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia yang terentang
sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal (life span development).
Masa remaja berlangsung dari usia 13 tahun hingga 16 tahun (Izzaty, 2008).
a. Jasmani
liv
2) Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik.
diperlihatkan.
7) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang lebih baik dari
anak perempuan.
c. Sosial
lv
berdasarkan tingkat kesulitan tertentu yang disesuaikan dengan tahap
perkembangan motorik.
Penelitian yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian ini adalah:
tradisional pada peserta didik smp. Metode penelitian ini adalah penelitian
pengembangan yang mengacu pada model pengembangan dari Borg & Gall.
Modal.
dan Gall, penelitian ini bertujuan untuk menemukan jalan keluar dari
pengujian diperoleh bahwa t hitung 23.79 lebih besar dari tl α (2.002), kriteria
lvi
pengujian adalah tolak Ho jika t > tl – α pada taraf nyata α = 0.05 dengan (dk)
= 52. Dalam hal ini t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Jadi Ho ditolak
dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari permainan
jasmani.
C. Kerangka Pikir
kerangka pemikiran yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Adapun
kemungkinan cedera lebih kecil saat melakukan aktivitas inti. Salah satu cara
lvii
Melihat perlunya diadakan pengembangan dan modifikasi dalam
sekolah yang ada, sehingga berbagai bentuk pemanasan permainan maupun dapat
sederhana, yaitu : tembak aku, lempar aku, operan beranting, lompat katak, harus
pengembangan model oleh pakar yang ahli dalam bidangnya serta dilakukan
revisi terhadap produk awal sampai menunjukkan bahwa produk awal tersebut
valid dan layak diujicobakan; 4. uji coba produk skala kecil dalam
dilakukan revisi terhadap produk; 5. proses pada tahap uji coba lapangan skala
besar serupa dengan proses yang dilakukan pada tahap uji coba skala kecil serta
lviii
dilakukan revisi terhadap produk; 6. proses revisi produk dilakukan untuk
dan tujuan. Dalam hal ini Lutan (dalam Husdarta, 2011: 179) menyatakan
dalam sebuah permainan yang bertujuan untuk menyiapkan diri secara fisik dan
D. Pertanyaan Penelitian
pemanasan dalam bentuk permainan pada pembelajaran PJOK bagi siswa SMA?
lix