AKTIVITAS JASMANI
Usman Adi Prabowo
19604221080
usmanadi.2019@student.uny.ac.id
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Abstract
“Latihan itu sendiri yang mendukung semangat, dan menjaga pikiran tetap
dalam semangat.” - Marcus Tullius Cicero
Fungsi/Manfaat Pemanasan
Dari kecil sudah biasa melakukan aktivitas pemanasan atau warming
up sebelum berolahraga. Pada waktu sekolah dulu diajarkan untuk melakukan
pemanasan terlebih dahulu sebelum masuk ke pelajaran praktik olahraga di
lapangan. Minimal dengan melakukan lari-lari kecil keliling lapangan atau
keliling di jalan-jalan luar sekitar sekolah. Ketika senam pagi bersama pun
gerakan awal senam pasti pemanasan bagi yang datang tidak terlambat.
Beberapa manfaat dari pemanasan sebelum melakukan aktivitas fisik yang
berat antara lain:
a. Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.
b. Menaikkan aliran darah melalui otot-otot yang aktif.
c. Meningkatkan kerja jantung sehingga dapat mempersiapkan bekerjanya
sistem cardiovascular.
d. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
e. Meningkatkan pertukaran oksigen dalam hemoglobin.
f. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan
gerakan tubuh.
g. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprokalinnervation.
h. Meningkatkan kapasitas kerja fisik seseorang.
i. Mengurangi ketegangan.
j. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan
memanjang. (Michael J Aster, 2003:17)
Dari berbagai manfaat dari pemanasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan utama pemanasan adalah untuk mempersiapkan tubuh kita agar siap untuk
melakukan aktifitas fisik yang lebih berat dan untuk mencegah terjadinya cedera.
Efek Akibat Kurangnya Pemanasan
Tanpa melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan aktivitas
olahraga yang dominan menggerakkan otot, sendi dan tulang dapat
mengakibatkan cedera otot dan cedera sendi. Sudah barang tentu cedera tersebut
akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin akan sangat menyakitkan
sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut. Cedera otot bisa berbentuk keseleo,
salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.
Tahapan pemanasan
Pemanasan bertujuan meningkatkan aliran darah dan suhu tubuh atau otot-
otot agar siap untuk dibebani dengan gerakan-gerakan olahraga. Peregangan
bertujuan untuk memanjangkan otot-otot tertentu untuk menambah fleksibilitas
tubuh atau otot. Contoh pemanasan seperti jogging ringan atau berjalan kurang
lebih 5 menit diikuti dengan peregangan dinamis kurang lebih 30 detik per bagian
otot. Sementara peregangan statis dapat dilakukan di akhir aktivitas olahraga 30-
90 detik per bagian otot.
Sebagian besar cedera olahraga dapat diobati secara efektif. Untuk cedera
biasa seperti otot atau sendi, yang harus diingat adalah prinsip RICE (Rest, Ice,
Compression, dan Elevation). Sebaliknya, pemijatan sebaiknya dihindari karena
dapat memperburuk kondisi cedera.
Do RICE
Rest (Istirahat)
Compression (Penekanan)
Beri pelindung atau bungkus sendi dengan perban elastis pada sekitar
sendi atau pergelangan. Hal ini berfungsi untuk meminimalkan peradangan,
menyangga daerah tersebut, dan memberikan rasa nyaman. Balutan harus mantap,
namun tidak boleh terlalu kencang agar tidak sampai mengganggu aliran darah.
Kompres biasanya dapat digunakan satu sampai dua hari untuk cedera ringan, dan
dua minggu untuk cedera yang lebih parah.
Elevation (Peninggian)
Tinggikan anggota gerak yang keseleo lebih tinggi dari jantung, hal ini
akan mengurangi atau meminimalkan pembengkakan.
Don’t HARM
Heat (Panas)
Alcohol (Alkohol)
Running (Lari)
Massage (Urut)
DAFTAR PUSTAKA
Kovacs, Mark (2010: 8-11). Dynamic stretching. United States: Ulysses Press.
Samson, M., Button, D. C., Chaouachi, A., & Behm, D. G. (2012). Effects of
dynamic and static stretching within general and activity specific warm-up
protocols. Journal of sports science & medicine, 11(2), 279.
O'Hora, J., Cartwright, A., Wade, C. D., Hough, A. D., & Shum, G. L. (2011).
Efficacy of static stretching and proprioceptive neuromuscular facilitation
stretch on hamstrings length after a single session. The Journal of Strength &
Conditioning Research, 25(6), 1586-1591.
Behm, D. G., & Chaouachi, A. (2011). A review of the acute effects of static and
dynamic stretching on performance. European journal of applied physiology,
111(11), 2633-2651.
McHugh, M. P., & Cosgrave, C. H. (2010). To stretch or not to stretch: the role of
stretching in injury prevention and performance. Scandinavian journal of
medicine & science in sports, 20(2), 169-181.
Jahan, Carol (2010), Physical Education Lesson Plans for Classroom Teachers:
Grades 4-6.
Kamkin, Andre dan Irina Kiseleva (2012). Mechanical Stretch and Cytokines.
New
York: Springer Science.
Taylor, David (2014). Brand stretch. Kanada: John Wiley & Sons.
Quinn, Elizabeth. 2011. When to stretch - experts recommend static stretching
after exercise. Static stretching best after exercise; dynamic warm up best
before. Diakses pada 16 Desember 2019 pukul 04.27 WIB dari
http://sportsmedicine.about.com/cs/flexibility/a/aa022102a.htm
Ajim, Nanang (2017). Latihan kelenturan dinamis dan statis. Diakses pada 16
Oktober 2019 pukul 03.18 WIB, di situs
https://www.mikirbae.com/2017/01/latihan-kelenturan-dinamis-dan-
statis.html