Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

Peningkatan risiko penyakit prostat yang dipicu oleh Testosterone Replacement Therapy (TRT)
tetap menjadi perhatian dunia. Peneliti meninjau keamanan TRT di bidang Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) dan Prostate Cancer (PCa) dalam temuan klinis. Bukti kuat berdasarkan
meta-analyses of randomized and observational menunjukkan keamanan untuk TRT pada pasien
yang menderita gangguan prostat seperti BPH dan PCa, dan pada saat yang sama dapat
memperbaiki Lower Tract Urinary Symptoms (LUTS). Dengan demikian, hubungan berbahaya
pada androgen dan BPH tampaknya dilebih-lebihkan karena TRT memiliki keamanan yang
cukup baik dan, jika diresepkan dengan benar, dapat menangkal beberapa masalah
metabolisme. Bahkan setelah pengobatan PCa, manfaat TRT bisa lebih besar daripada risiko
kekambuhan,

Kata kunci: androgens; benign prostatic hyperplasia; prostate cancer; testosterone; testosterone
replacement therapy.
INTRODUCTION
Penurunan kadar testosteron serum (T) adalah masalah klinis, terutama pada pria lanjut
usia, dan oleh karena itu upaya ilmiah telah dilakukan untuk mengatasi efek farmakologis dan
nonfarmakologis yang lebih. Penurunan T terjadi dari usia dekade kelima. Defisiensi T terjadi
sebanyak 20% di antara pria berusia 60-70 tahun, 30% di antara pria berusia 70-80 tahun, dan
50% di antara pria berusia di atas 80 tahun. Selain penuaan, kondisi patologis lainnya dapat
menyebabkan hipogonadisme primer dan sekunder, seperti penyakit infertilitas, testis dan
pituitary trauma, varikokel, kriptorkismus, orkitis, hiperprolaktinemia, obesitas, dan beberapa
sindrom genetik lainnya.
Studi epidemiologis menunjukkan hubungan antara hipogonadisme pria dengan prevalensi
yang lebih besar serta menimbulkan risiko gangguan kardiometabolik seperti dislipidemia,
obesitas, diabetes, dan hipertensi. Beberapa studi meta-analisis telah menunjukkan bahwa laki-
laki dengan hipogonadisme memiliki peningkatan risiko semua penyebab kematian dan penyakit
kardiovaskular. Testosterone Replacement Therapy (TRT) dapat memperbaiki parameter
kardiometabolik dan mengurangi risiko kejadian penyakit kardiovaskular.
Peningkatan kesejahteraan dan kebutuhan seksual tidak terbantahkan saat pasien pria yang
menderita hipogonadisme menjalani TRT. Tampaknya, TRT tidak memiliki efek yang besar
untuk level Prostate-Specific Antigen (PSA); namun, efek samping TRT pada pembesaran
prostat dan gangguan terkait tetap menjadi perhatian, khususnya BPH dan PCa, sehingga PCa
adalah kanker paling sering kedua dan penyebab kematian utama kelima terkait kanker pada
laki-laki, yang terutama menyerang pasien paruh baya hingga lanjut usia. Dengan demikian,
peneliti melakukan narrative review dalam upaya untuk memastikan besarnya temuan klinis
TRT pada BPH dan PCa, dengan fokus utama pada keamanan.

Anda mungkin juga menyukai