Anda di halaman 1dari 15

Jual Beli

Dalam Islam
Ibadah Dan Muamalah
Destian Dwi Setyani

Anggota (20230420127)
Sofwah Fauziatur Rahmani

Kelompok (20230420128)
Dini Fitria Nuraini
(20230420131)
Pengertian
Jual Beli Jual beli dalam Islam merupakan
pertukaran sebuah barang untuk
mendapatkan barang lainnya, atau
mendapat kepemilikan dari suatu barang
Dalam bahasa Arab, jual beli berasal dari kata “Al Bay” , yang pembayarannya melalui suatu
yang secara harfiah memiliki makna pertukaran atau kompensasi atau iwad (ganti) yang
mubadalah. Kata tersebut untuk menyebut penjualan dibenarkan sesuai syari’ah.
maupun pembelian.
Dalam Islam, jual beli disebut dengan al bai’. Al bai’
memiliki pengertian secara bahasa yaitu memindahkan
kepemilikan sebuah benda dengan akad saling mengganti.
Bisa pula, al bai’ dimaknai dengan tukar menukar barang.
Jual beli dalam Islam diatur berdasarkan Al-Qur’an dan
1 hadis. Hukum asal jual beli adalah mubah, atau
diperbolehkan.

Hukum Jual Beli dalam Islam Menurut Al-Qur’an


Menurut Al-Qur'an, jual beli merupakan kegiatan halal
dilakukan dalam agama Islam. Hal ini tercantum dalam surat
2 Al-Baqarah pada ayat 275. Adapun arti ayat tersebut adalah
sebagai berikut.
ۚ‫َو َأَحَّل ُهَّللا اْلَبْي َع َوَحَّرَم الِّرَبا‬
Hukum “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.” (Al-Baqarah:275)

Jual Beli Hukum Jual Beli dalam Islam Menurut Hadis


Menurut hadis riwayat Al-Bazzar, Nabi Muhammad SAW.
pernah bersabda mengenai hukum jual beli. Dalam hadis ini,
dinyatakan bahwa jual beli yang mabrur adalah salah satu
pekerjaan terbaik. Adapun mabrur merujuk kepada kegiatan
3 yang terhindar dari tindakan menipu orang lain.
“Dari Rifa’ah bin Rafi’ Ra., bahwasanya, Rasulullah pernah
ditanya mengenai mata pencaharian yang paling baik. Beliau
menjawab, Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap
jual beli yang mabrur." (H.R. Al-Bazzar)
Rukun &
Syarat Sah
Syarat jual beli dalam Islam antara lain:
Jual Beli 1. kedua belah pihak harus saling ridha.
2. Pelaku jual beli harus baligh dan
Rukun Jual Beli dalam Islam, yaitu: berakal sehat.
1. Harus ada penjual dan pembeli 3. Transaksi dilakukan secara sadar dan
(aqidain) kerelaan dari kedua belah pihak,
2. Harus ada barang yang akan tanpa paksaan dari siapapun.
dijual (ma’qud alaih) 4. Orang yang melakukan akad jual beli
3. Harus ada nilai adalah orang yang berbeda, tidak bisa
tukar/harga(Thaman) yang menjadi penjual atau pembeli dalam
dapat menggantikan barang
waktu yang bersamaan.
(muthaman)
4. Harus ada shighah/ijab kabul
atau ucapan serah terima antara
penjual dan pembeli.
Prinsip-prinsip jual beli dalam islam :
1. Hukum asal jual beli adalah mubah (boleh)
menurut Al-Quran, sunnah, dan ijmak ulama.
Jual beli adalah kebalikan dari perbuatan riba
yang diharamkan, jadi tidak boleh
mengandung riba.
2. Barang yang dijual harus halal, bukan barang
haram seperti khamar (minuman keras), babi,
obat terlarang, dan barang yang dilarang

Prinsip Jual Beli lainnya.


3. Tidak ada unsur penipuan atau gharar
(ketidakjelasan) dalam transaksi jual beli
4. Kedua belah pihak harus berorientasi pada
prinsip saling menguntungkan dan saling rela
atau ridha satu sama lain.
3
Bai’ al-Salam
Bai’ al-Salam yaitu jual beli barang dengan cara ditangguhkan penyerahan
barang yang telah dibayar secara tunai. Praktik jual beli jenis ini dapat
Jual beli yang diperbolehkan digambarkan dengan seorang penjual yang hanya membawa contoh atau
gambar suatu barang yang disertai penjelasan jenis, kualitas dan harganya,
sedangkan barang yang dimaksudkan tidak dibawa pada saat transaksi
terjadi. Contoh: membeli perabotan rumah tangga, seperti kursi, meja atau
1 2 almari dari seorang sales yang menawarkan barang dengan membawa contoh
Bai’ al-Sil’ah bi al-Naqd Bai’ al-Muqayadhah gambar/foto barang.
Bai’ al-Sil’ah bi al-Naqd yaitu Bai’ al-Muqayadhah yaitu jual
menjual suatu barang dengan alat beli suatu barang dengan barang 4
tukar resmi atau uang. Jenis jual beli tertentu atau yang sering Bai’ al-Murabahah
ini termasuk salah satu jenis jual beli disebut dengan istilah barter. Bai’ al-Murabahah yaitu menjual suatu barang dengan melebihi harga
yang paling banyak dilakukan dalam Contoh Bai’ al-Muqayadhah pokok, atau menjual barang dengan menaikkan harga barang dari harga
masyarakat dewasa ini. adalah menukar beras dengan aslinya, sehingga penjual mendapatkan keuntungan sesuai dengan tujuan
Contoh: membeli pakaian atau jagung, pakaian dengan tas, atau bisnis (jual beli), namun dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli
makanan dengan uang rupiah sesuai binatang ternak dengan barang masyarakat.
dengan harga barang yang telah tertentu lainnya. Contoh: menjual baju yang harga aslinya Rp. 55.000,- menjadi Rp.60.000,-.
ditentukan. Dengan demikian, penjual mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 5000,-.
3
Bai’ al-Inah
Bai’ al-Inah yaitu jual beli yang terjadi antara dua belah pihak (penjual dan

Jual beli yang diperbolehkan pembeli), di mana seseorang menjual barangnya kepada pihak pembeli dengan
harga tangguh lebih tinggi, dan menjual dengan harga lebih murah jika
dibayar secara tunai (cash). Dalam fikih Islam, jenis jual beli seperti ini
sering juga disebut dengan “al-bai’ bitsamanin ‘ajil” atau jual beli dengan
sistem kredit, atau jual beli dengan pembayaran yang ditangguhkan.
1 2
Bai’ al-Wadhiah Bai’ al-Tauliah 4
Bai’ al-Wadhiah yaitu kebalikan dari Bai’ al-Tauliah yaitu jual beli suatu Bai’ al-Istishna’
jual beli Murabahah, yaitu menjual barang sesuai dengan harga pokok, Bai’ al-Istishna’ yaitu jenis jual beli dalam bentuk pemesanan (pembuatan)
barang dengan harga yang lebih tanpa ada kelebihan atau keuntungan barang dengan spesifikasi dan kriteria tertentu sesuai keinginan pemesan.
murah dari harga pokoknya. Sebagai sedikitpun. Praktik jual beli seperti ini Pemesan barang pada umumnya memberikan uang muka sebagai bentuk
contoh misalnya, seorang menjual digambarkan dengan seseorang yang komitmen dan keseriusan. Setelah terjadinya akad atau kesepakatan
hand phone (HP) yang baru dibelinya membeli sebuah motor baru dengan tersebut, kemudian penjual memproduksi barang yang dipesan sesuai
dengan harga Rp.2.500.000,- Namun harga Rp. 450.500.000. Mengingat ia kriteria dan keinginan pemesan.
karena adanya kebutuhan tertentu, memiliki kebutuhan lainnya yang lebih Contoh Bai’ al-Istishna’ adalah pemesanan pembuatan kursi,
maka ia menjual HP tersebut dengan penting atau pertimbangan tertentu, almari dan lain sebagainya kepada pihak produsen barang.
harga Rp. 2.000.000,. maka motor tersebut dijual dengan
harga yang sama
9 Bai’ al-Sharf
Bai’ al-Sharf yaitu jual beli mata uang dengan mata uang yang
sama atau berbeda jenis (currency exchange), seperti menjual
rupiah dengan dolar Amerika, rupiah dengan rial dan sebagainya.
Jual beli mata uang dalam fikih kontemporer disebut “tijarah an-
naqd” atau “al-ittijaar bi al-‘umlat”. Abdurrahman al-Maliki
mendefinisikan bai’ al-sharf sebagai pertukaran harta dengan

Jual beli harta yang berupa emas atau perak, baik dengan sesama jenis dan
jumlah yang sama, maupun dengan jenis yang berbeda dan jumlah
yang sama ataupun tidak.
yang diperbolehkan Menurut para ulama fikih, termasuk Majelis Ulama Indonesia,
transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan);
2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan);
3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis, maka
nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh);
4. Apabila berlainan jenis, maka harus dilakukan dengan nilai
tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan
secara tunai.
Jual beli dengan riba: Jika terdapat
Jual beli yang Dilarang 2
tambahan harga pada saat pembayaran
hutang, maka transaksi tersebut
dianggap riba dan dilarang

Jual beli gharar: Jual beli yang Jual beli dengan maisir atau judi seperti
mengandung unsur-unsur penipuan dan jual beli kupon togel dimana uang yang
1 3
penghianatan, baik karena diperoleh dari untung-untungan,
ketidakjelasan dalam objek jual beli atau spekulasi, dan ramalan atau terkaan dan
ketidakpastian dalam cara bukan diperoleh dari bekerja.
pelaksanaannya. Hukum jual beli ini
adalah haram
4

Jual beli yang berkaitan dengan hukum syara seperti : Jual beli Tadlis: dapat diartikan tidak menjelaskan
5
1. jual beli saat azan sebagaimana Firman Allah SWT sesuatu, menutupinya, dan penipuan.
dalam Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat 2 yakni“Hai Tadlis diklasifikasikan menjadi 4 yakni :
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk 1. tadlis dalam kuantitas dimana penjual menutupi
menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka kuantitas yang sebenarnya.
2. tadlis dalam kualitas atau Ghisy dimana penjual
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
menutupi kualitas produk yang sebenarnya.
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih
3. tadlis dalam harga atau Ghabn, biasanya terjadi
baik bagimu jika kamu mengetahui.”
saat suatu barang dijual dengan harga yang lebih
2. jual beli untuk kejahatan tinggi atau sebaliknya yakni lebih rendah dengan
3. Talaqi Rukban atau samsaran dimana memanfaatkan ketidaktahuan lawan baik dari
menghadang penjual sebelum mereka sampai penjual maupun pembeli.
ketempat jual beli seperti pasar demi menutupi 4. tadlis dalam waktu semisal seorang penjual
harga pasar dan dapat membeli dengan harga yang berkata bahwa ia akan mengirimkan barangnya
lebih murah. besok padahal ia menyadari bahwa ia tidak
mampu menyelesaikan barang tersebut besok.
Khiyar
dalan Jual Beli
Secara lughah (bahasa), khiyar berarti memilih,
menyisihkan atau menyaring.
Secara semantik kebahasaan, kata khiyar berasal Macam-macam Khiyar:
dari kata khair yang berarti baik. 1. Khiyar Majlis
Khiyar dalam pengertian bahasa dapat berarti 2. Khiyar Syarat
memilih dan menentukan sesuatu yang terbaik dari 3. Khiyar Aib
dua hal (atau lebih) untuk dijadikan pegangan dan
pilihan.
Menurut istilah, khiyar adalah hak yang dimiliki
seseorang yang melakukan perjanjian usaha (jual-
beli) untuk menentukan pilihan antara meneruskan
perjanjian jual-beli atau membatalkannya.
Khiyar Majlis
1 Pemilihan jenis ini adalah pemilihan yang dilakukan dalam satu
majelis akad jual beli. Diantara kedua belah pihak memiliki hak
untuk memilih. Selain itu juga dapat meneruskan jual beli yang
telah disepakati atau di akadkan dalam majelis tersebut.

Khiyar Syarat
2 Khiar syarat adalah hak memilih berdasarkan persyaratan. Pada
saat akad jual beli, maka pembeli atau penjual dapat memilih atau
meneruskan atau membatalkan proses transaksi jual beli denan

Khiyar batasan waktu yang ditentukan. Setelah waktu yang ditentukan


tiba, maka proses transaksi jual beli itu wajib dipastikan apakah
dilanjut atau tidak.

Dalam Jual Beli 3


Khiyar Aib
Khiyar aib adalah halk pilih karena adanya cacat pada barang. Hak
ini untuk memilih, bisa membatalkan atau menerusan akad jual beli
jika ada kecacatan (aib) pada objek atau barang yang diperjual
belikan. Hal ini terjadi karena pembeli tidak mengetahui adanya
kecacatan pada saat akad berlangsung.
Jika pembeli saat mengandung kecacatan barang dan baru
mengetahuinya seelah terpisah, maka si pembeli memiliki hak untuk
kembali pada penjual dan meminta ganti barang yang lebih baik
sesuai perjanjian awal atau meminta kembalikan uang sesuai dengan
perbandingan kerusakannya.
Permasalahan
Kontemporer
Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah
ketidakadilan dalam transaksi online. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan antara barang yang dijual

dalam Jual Beli dengan barang yang diterima oleh pembeli. Selain itu,
keamanan transaksi online juga menjadi permasalahan
yang sering terjadi. Hal ini terjadi karena adanya
penipuan dan kejahatan siber yang dapat merugikan
konsumen. Oleh karena itu, perlu adanya aturan yang
mengatur jual beli kontemporer ini agar tidak
melampaui batas.
Semoga
Bermanfaat Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai