PMK 210 Tahun 2022 Pengganti 190 Tahun 2012 SOSIALISASI Tata Cara Pembayaran APBN
PMK 210 Tahun 2022 Pengganti 190 Tahun 2012 SOSIALISASI Tata Cara Pembayaran APBN
Nomor 210/PMK.05/2022
tentang
Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN
Substansi Perubahan
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
03 Perbendaharaan
Penyempurnaan Pengaturan terkait
Perbendaharaan dan
pengelola keuangan APBN.
mendukung
Pejabat
jafung
Hal-Hal Lainnya
Hal-hal lainnya yang menjadi substansi
pengaturan, diantaranya; Ruang Lingkup,
Komposisi dan Amanat Pengaturan
04
2
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Simplifikasi Proses Pembayaran
• Mengutamakan pembayaran secara langsung ke penerima
hak pembayaran
• Simplifikasi pembayaran dengan UP antara lain terkait
batasan besaran UP dan kebutuhan penggunaan UP untuk
kegiatan tertentu.
Simplifikasi Dokumen
• Simplifikasi format dan bentuk dokumen yang diperlukan
dalam proses pembayaran.
Simplifikasi Regulasi
• Substansi pengaturan yang lebih ringkas, umum, tidak rigid,
dan tanpa lampiran PMK sehingga dapat lebih mudah
mengakomodir perkembangan kedepan.
Modernisasi Proses Pembayaran
Penggunaan Dokumen Elektronik dan
Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi.
Penyempurnaan Pengaturan
• Nomenklatur baru Pengelola Basis Data Kepegawaian (PBDK)
• Penunjukan Pelaksana Tugas KPA dalam kondisi KPA berhalangan
• Pengaturan pengangkatan Pejabat Perbendaharaan dari luar
Satker
• Kriteria pengangkatan PPK lebih dari satu
• Pembinaan standar kompetensi Pejabat Perbendaharaan
Ketentuan Lainnya
Ruang Lingkup
Merupakan ketentuan yang berlaku secara umum dalam tata cara
pembayaran atas beban APBN sepanjang tidak diatur secara khusus
dalam PMK sektoral
Komposisi
Lebih ringkas secara komposisi dan tidak memasukkan substansi yang
sudah diatur dalam PMK existing
Terdiri dari
9 BAB, 59 Pasal, 32 Halaman
9
Pengguna Anggaran
1
dan Bendahara Umum Negara
Pemisahan Kewenangan
PENGGUNA
ANGGARAN BUN
Menteri/Kepala
Lembaga
selaku Pengguna
Menteri Keuangan
Anggaran (PA)
selaku BUN
Menetapkan
Menunjuk
Dirjen
PPSPM Kepala KPPN Perbendaharaan
PPK (Pengujian dan SPM SP2D
(Pembuat
SPP Pembebanan
selaku Kuasa BUN selaku Kuasa BUN
Daerah Pusat
komitmen) & Perintah
Pembayaran
15
Pengguna Anggaran Pasal 2-5
Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
Tugas dan Wewenang
dlm hal:
1. Menyusun DIPA;
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
2. Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing masing
satker b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
3. Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
(bersifat ex-officio) d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
4. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya e) Satker Lembaga Negara.
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran yang dikelolanya;
Satuan Kerja (Satker)
Bertanggung jawab secara: 1. Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan
a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang dipimpin
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang
tanggung jawab penggunaan anggaran.
dihasilkan atas beban anggaran negara 2. Standardisasi menjadi satker antara lain; New!
a) diberikan penugasan dan tanggung jawab untuk mengelola
kegiatan dan alokasi kegiatan;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas yang
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
1. Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran. pelaporan, dan akuntansi;
2. Berlaku untuk 1 tahun anggaran. c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian
3. Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat dilampaui. Negara/Lembaga dan/atau melaksanakan tugas fungsi
4. Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak Kementerian Negara/Lembaga;
cukup/tidak tersedia kecuali untuk pembayaran gaji dan d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat
tunjangan yang melekat pada gaji. kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor induknya; dan
5. Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat mendahului e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada
revisi anggaran provinsi/kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor induknya.
3. Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus memenuhi;
syarat dari nomor 2b-2e, ada SK Menteri/Pimpinan Lembaga, mengacu
pada peraturan perundangan.
16
New!
Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka
Kuasa BUN Pusat pencairan dana atas beban DIPA
Bendahara
Umum Negara
Wewenang Paling Sedikit
a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka
pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran
anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.
New!
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada
Kuasa BUN Daerah SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D
Tugas
Pasal 18-19 a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah
distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan
akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas; dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.
17
2 Pejabat Perbendaharaan
(KPA, PPK, PPSPM, Bendahara)
Kuasa Pengguna Anggaran Pasal 6-9
19
Pejabat Pembuat Komitmen Pasal 11-12
20
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
Pasal 13
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian
Tugas dan Wewenang tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran negara
21
Bendahara Pengeluaran
Pasal 43 (6)
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara
Pasal 15 melakukan pengujian terhadap SPBy yang diterbitkan oleh PPK,
diantaranya;
1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan
Tugas dan Wewenang PPK
2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang
ditunjuk untuk penerima pembayaran, nilai tagihan yang harus
Menerima, menyimpan, membayarkan, dibayar, dan jadwal waktu pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan 4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara spesifikasi
uang untuk keperluan belanja negara dalam teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian perjanjian/kontrak
5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan
Negara/Lembaga klasifikasi anggaran
Dibantu
22
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan Pasal 14-20
Pasal 17
Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi
What’s New? standar Kompetensi mengikuti Peraturan
Menteri Keuangan mengenai standar Lain-lain
kompetensi kerja khusus bagi KPA, PPK, dan
PPSPM
Pasal 14
Masa berlaku
PPK, telah memiliki sertifikat Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir
KPA dapat menetapkan pejabat saat penetapan KPA berakhir
kompetensi PPK
di luar Satuan Kerja sebagai PPK
dan/atau PPSPM dalam hal PPSPM, telah memiliki sertifikat
Berhalangan
kebutuhan organisasi dan diatur kompetensi PPSPM
dalam ketentuan perundang- KPA dapat menetapkan pejabat
KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait dan perbendaharaan pengganti sementara
undangan, dengan ketentuan; menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja
setelah penandatanganan
23
3 Komitmen
Jenis Komitmen Pasal 21-23
Komitmen
! Anggaran yang sudah terikat dengan komitmen tidak
dapat digunakan untuk kebutuhan lain.
Penetapan
Kontrak Terdiri dari
Pasal 21 (3)
Keputusan
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Pasal 22 (2)
Pasal 22 (3)
a) pejabat pembina
a) bukti pembelian/pembayaran; a) surat keputusan; kepegawaian;
b) kuitansi; b) surat perintah; b) KPA;
c) surat tugas; c) PPK; atau
c) surat Perintah Kerja (SPK); Ditetapkan d) pejabat berwenang sesuai
d) surat perjanjian; d) surat keterangan; dan/atau oleh;
dengan ketentuan
e) Surat/bukti pesanan. New! e) surat perjalanan dinas. peraturan perundang-
undangan.
25
Jenis-Jenis Bukti Pembelian/Pembayaran
• Diterbitkan Penyedia
Kontrak
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, Kuantitas
Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran
26
Penatausahaan Komitmen Pasal 30
27
Dokumen Persyaratan
Lainnya
Pengajuan tagihan dilakukan
berdasarkan atas komitmen dan bukti Belanja Pegawai
bukti yang sah untuk memperoleh a) daftar perhitungan gaji pegawai yang ditandatangani
pembayaran, meliputi: oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
b) daftar perhitungan tunjangan kinerja untuk
pembayaran tunjangan kinerja; daftar perhitungan uang
Pengajuan
makan untuk pembayaran uang makan;
c) daftar perhitungan uang lembur untuk pembayaran
a) Prestasi pekerjaan/pengeluaran riil; uang lembur; dan
d) persyaratan lain sebagaimana diatur dalam ketentuan
Tagihan
b) daftar perhitungan/nominatif penerima
pembayaran belanja pegawai.
pembayaran untuk yang lebih dari 1 (satu)
penerima;
c) penyelesaian kewajiban perpajakan dan/atau
kewajiban kepada negara sesuai dengan Belanja Barang, Modal, Bansos, dll
ketentuan peraturan perundangan; dan/atau
a) surat tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah untuk
d) persyaratan lainnya.
pembayaran langganan daya dan jasa;
b) daftar perhitungan/nominatif perjalanan dinas dan
What’s New? Bentuk dokumen pendukunganya untuk pembayaran
perjalanan dinas;
Prestasi Pekerjaan c) jaminan dalam hal barang/jasa belum diterima;
a) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; d) pembayaran pengadaan tanah:
b) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang; 1) berita acara pelepasan hak atas tanah atau
penyerahan tanah;
c) Berita Acara Pembayaran;
2) surat pelepasan hak adat (apabila diperlukan);
Dapat disampaikan secara d) Berita acara kemajuan pekerjaan; dan/atau
3) pernyataan dari pengadilan negeri yang wilayah
e) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai hukumnya meliputi lokasi tanah yang
elektronik dalam hal telah dengan ketentuan mengenai pengadaan disengketakan bahwa pengadilan negeri
interkoneksi sistem barang dan jasa pemerintah. tersebut dapat menerima uang penitipan ganti
kerugian, dalam hal tanah sengketa;
4) persyaratan lainnya
Tagihan e) persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam
Pasal 31 disampaikan ke PPK peraturan menteri keuangan mengenai pembayaran
paling lambat 5 hari belanja barang, belanja modal, bantuan sosial, dan
kerja setelah timbul belanja lainnya.
hak tagih
28
Prinsip
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme
LS kepada penerima hak pembayaran
Mekanisme
Tujuan Pembayaran
Digunakan untuk pembayaran
Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung
LS Pasal 33-34
kepada: kepada penerima, maka dapat melalui;
Aparatur negara, Penyedia, dan/atau 1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium, perjadin
atas dasar SK, belanja pegawai kepada pegawai
Pihak lain (meliputi perseorangan, negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya
kelompok masyarakat, lembaga setelah mendapat persetujuan dari Kuasa BUN)
pemerintah, lembaga non pemerintah, 2. Bank/Pos/Lembaga Keuangan bukan Bank
organisasi internasional, dan/atau (Belanja Bansos, Belanja Banper, sesuai
What’s New? peraturan perundangan)
badan usaha.
Pelaksanaan
Dapat dilakukan melalui:
Penjabaran pihak lain selaku Bendahara pengeluaran,
penerima pembayaran Bank/Pos/Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
Sesuai ketentuan
perundang undangan
28
Mekanisme
Prinsip
Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker dan
pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS,
Besaran New!
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan
What’s New? UP dan paling banyak sebesar Rp500 juta
Jenis Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain
• Besaran UP
• Maksimum Pembayaran Revolving
• Dispensasi UP
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling sedikit
50% dan dilakukan minimal 1x per bulan
Pasal 31
Maksimal Pembayaran New!
Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima, apabila
Bentuk UP melebihi harus mendapatkan izin Dirjen Perbendaharaan
New!
Batasan besaran pembayaran f) pengadaan barang/jasa penyedia di
UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai dikecualikan untuk: luar negeri;
kepada BP/BPP melalui rekening BP/BPP a) pembayaran honorarium; g) iuran organisasi internasional;
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk b) perjalanan dinas; h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan
batasan belanja (limit) kredit kepada BP/BPP c) kegiatan di luar negeri; DPD, DPRD;
d) kegiatan kepresidenan/wakil i) penanganan terorisme;
presiden; j) pengadaan alutsista/alpalhankam;
e) kegiatan yang menyangkut rahasia dan
negara/intelejen; k) penanganan bencana.
28
Tambahan Dalam hal UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia
Uang Persediaan
untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak/tidak dapat
ditunda, KPA dapat mengajukan permohonan persetujuan TUP kepada
Kepala KPPN
Ketentuan
30
Pengujian dan Penyelesaian
4
Tagihan
Pengujian Pasal
Mekanisme Uang Persediaan (UP) What’s New?
Tagihan
• SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
40-47 Pengajuan UP dan SPBy diterbitkan menggunakan
1. Bendahara Pengeluaran membuat daftar kebutuhan sistem aplikasi yang dikelola
UP Kementerian Keuangan
• SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
2. KPA menyampaikan permohonan persetujuan dan SPBy disahkan menggunakan
besaran UP ke KPPN berdasarkan daftar kebutuhan UP TTE tersertifikasi sesuai peraturan
Mekanisme Langsung (LS) 3. KPPN memberikan persetujuan permohonan besaran perundang-undangan
UP
• PPK melakukan pengujian materiil
4. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP kepada Pertanggungjawaban
terhadap tagihan yang diterima dan
KPA berdasarkan persetujuan besaran UP
kelengkapannya UP
5. Penerbitan dan penyampaian SPP-UP paling lama 2
• Pengujian dilakukan secara elektronik
hari kerja. 1. Revolving dilakukan selama
terhadap kelengkapan dokumen,
dan yang dibayarkan dengan
kebenaran data penerima, dan kebenaran
Penggunaan UP UP masih tersedia
perhitungan kewajban
2. Pengajuan penggantian UP
• Tagihan yang tidak disampaikan dalam
1. Pengujian PPK terhadap tagihan UP berlaku mutatis disertai dengan SPBy dan
bentuk elektronik akan diuji secara manual
mutandis dengan pengujian tagihan LS kelengkapannya
• Selain menguji hal tersebut diatas, juga
2. PPK Melakukan pengujian materil terhadap tagihan 3. Penggantian UP terdiri dari
terhadap spesifikasi teknis, kebenaran dan
dan kelengkapan, kemudian menerbitkan Surat Penggantian UP (GUP) untuk
keabsahan bukti tagih, serta ketepatan
Perintah Bayar (SPBY) revolving, dan GUP Nihil
waktu
3. Pada penggunaan UP untuk uang muka, SPBy disertai untuk pertanggungjawaban
• Dalam hal pengujian tagihan sudah sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan dan Rincian Kebutuhan UP
ketentuan, PPK dapat menerbitkan SPP-LS
Dana
Penyampaian SPP paling lambat;
4. Pengujian SPBy oleh BP/BPP meliputi; Kelengkapan
1. 3 hari kerja >> aparatur negara perintah, kebenaran hak tagih, Ketersediaan dana,
2. 5 hari kerja >> pihak ke-3 dan pihak spesifikasi teknis, dan ketepatan klasifikasi anggaran.
lainnya 5. Bendahara dapat melakukan pembayaran apabila
3. Tanggal 10 sebelum bulan SPBy sudah benar
pembayaran untuk gaji
induk/bulanan Penerima Uang Muka
mempertanggungjawabkan
penggunaan maksimal 5 hari
kerja
32
Pengujian SPP dan Penyampaian SPM Pasal 48-49
Pengujian SPP
• Dalam rangka penyelesaian tagihan, PPSPM melakukan Jangka waktu pengujian SPP dan
pengujian formal atas SPP beserta kelengkapannya yang Penerbitan SPM;
1. 2 hari kerja >> SPM UP/TUP
disampaikan dari PPK 2. 3 hari kerja >> SPM PTUP
• Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap; 3. 4 hari kerja >> SPM GUP/GUP
a) kelengkapan dokumen pendukung SPP; Nihil
b) kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik PPK; 4. 4 hari kerja >> SPM LS
5. Tanggal 15 sebelum bulan
c) kebenaran pengisian format SPP; Pembayaran >> Gaji
d) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan Induk.Bulanan
DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
e) kebenaran formal bukti yang menjadi pembayaran;
f) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di
bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak
Penyampaian
SPM ke KPPN New
tagih;
g) kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran
1. SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
kepada negara
disahkan menggunakan TTE
h) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan tersertifikasi sesuai peraturan
pembayaran dalam perjanjian/kontrak; dan perundang-undangan yang dikelola
i) ketepatan penggunaan kode bagan akun standar antara Kementerian Keuangan
SPP dengan DIPA/POK/ RKA Satker. 2. Pengesahan SPM-
• Pengujian atas kelengkapan SPP yang disampaikan tidak LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
secara elektronik akan dilakukan secara manual menggunakan menggunakan TTE
• Dalam hal SPP telah sesuai, PPSPM dapat menerbitkan tersertifikasi sesuai peraturan
SPM perundang-undangan
33
Pengujian SPM oleh KPPN dan Penerbitan SP2D
Pasal 50 (2)
Penelitian SPM
Meliputi
a) kelengkapan SPM; dan
b) kebenaran SPM meliputi:
i. kebenaran dan keabsahan tanda tangan New!
elektronik pada SPM;
ii. kesesuaian penulisan/pengisian jumlah angka
dan huruf pada SPM; dan Pasal 51
iii. kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk tidak
boleh terdapat cacat dalam penulisan.
Penerbitan SP2D
a) Penelitian dan pengujian secara elektronik sebagaimana
Pasal 50 (3) Secara dimaksud dilakukan terhadap data/informasi pada sistem
aplikasi.
Pengujian SPM Elektronik b) Penerbitan SP2D dilakukan sesuai dengan prosedur standar
operasional dan norma waktu yang ditetapkan oleh Direktur
Meliputi: Jenderal Perbendaharaan
a) menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN
yang tercantum dalam SPM, yaitu kebenaran jumlah Pasal 52
hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
belanja/pengeluaran dikurangi dengan jumlah Koreksi/Ralat mengakibatkan:
potongan/penerimaan dengan jumlah bersih dalam SPM; /Pembatalan a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM, dan
b) menguji ketersediaan dana pada DIPA dengan yang SP2D SP2D;
dicantumkan pada SPM; b) sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi minus;
c) menguji kesesuaian tagihan dengan data atau
perjanjian/kontrak atau perubahan data pegawai yangtelah c) perubahan kode bagian anggaran, eselon I, dan
disampaikan kepada KPPN; dan Satker.
d) menguji persyaratan pencairan dana.
34
Pasal 57
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tata cara
penandatanganan, pengujian tanda tangan, dan penyampaian SPP dan
SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 masih tetap berlaku sepanjang belum dapat dilakukan
penerapan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi.
Pasal 54-56
LAIN-LAIN
• Dalam rangka mempersiapkan sistem aplikasi dan Tanda Tangan
Elektronik tersertifikasi, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan dapat menetapkan penahapan implementasi
pembayaran dengan sistem aplikasi dan Tanda Tangan Elektronik
tersertifikasi.
• Dalam hal sistem dan/atau tanda tangan elektronik tersertifikasi
belum tersedia atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
tata cara pembayaran atas beban APBN diatur oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembayaran atas
beban APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 58
KETENTUAN PENUTUP
Mencabut PMK Nomor 190/PMK.05/2012 jo. PMK 178/PMK.05/2018
35
Terima Kasih