Anda di halaman 1dari 1

MALAIKATKU

DAN TETESAN AIR MATA

Rasanya seperti di sangat matahari di musim dingin saat mendengar tentang nya, Kakaiku tak
lagi sanggup melangkah, bibirku tak lagi sanggup berkata kata bertanya dalam hati apakah ini
benar ataukah hanya mimpi..

Sore itu seperti biasa aku duduk di teras rumahku sambil menikmati indahnga matahari yang
hamper terbenam dan membuat hu terlena dengan tiupan angin yang sepol sepol membuatku
juga masuk dalam lamunan yang indah tanpa kusadari aku telah tertidur bersellmuthan angin
sore it..

Sebelum mimpi mengajakku berincang bincang tiba tiba suara dari kejauhan membangunkan
ku suara itu semakin mendekat kearah rumahku diiringi juga dengan orang orang berbondong
bonding..di balik keramalan itu ada seseorang yang di bopong seperti sudah tak bernyawa
lagi jiwaku rasanya tak lagi berada dalam tubuhku Ketika melihat sosok yang lemah tak
berdaya itu..apa yang terjadi dalam benakku aku tak lagi mampu bertanya pada mereka,,
rasanya seperti mimpi tak percaya Malaikatku terlicka parah
Rosanaya separuh jiwaku hilang dalam hati bertanga (Ayah) apa yang terjadi..??air mata pun
tak lagi mampu menetes untuk mewakili perasaanku saat itu, aku terdiam,kaku, memandang
ayahkum saut itu Perlahan lahan orang? gang tadinya menemani ku satu persatu
meninggalkanku,, rasa sepi mutat
menghantulku sasa kwatir mulai menakut nakuti ku seakan berbisik dan mengejekku…..(ühat
kini malaikatma
telah terluka kini hidupmu akan susah)......
Namun cinta masih ada di hatiku saudara pengharapan menghampiriku mencoba
menenagkunku, dan berbisik...bukankah kamu masih punya cinta dan Iman, sekarang
mintalah pada Bapa untuk kesembuhan ayahmu,,namun aku mengabaikannya aku masih
dikuasai perasaan ku
Hari,miggu, bulan telah berlalu, aku tak sanggup melihat malaikatku terus
terluka,,suatukatika malaikathu bachata padaku.. Bila ayah pergi jangan sedih ya nang)
jantungku seperti tertusuk tombak dalam hati aku tariak, tidakkkkk...itu tidak mungkin
ahirnya akupun menyerah aku belum siap kehilangan malaikatku kini aku mendengarkan
saudara pengharapan.

Anda mungkin juga menyukai