Anda di halaman 1dari 7

Tetap saja, ada hal-hal itu

tidak sembuh meski waktu berlalu

Hatiku sedih malam ini

Karena aku tidak bisa mencintai diriku sendiri sepenuhnya

Aku merasa canggung saat melihat wajahku di cermin

Tutup mata kau dengan tenang seperti kebiasaan

Saat sudah malam, aku ingin cepat dan pindah ke hari esok

Dengan begitu banyak keinginan untuk memiliki impian yang berbeda

Kau sudah lama di sana.

Apakah kau capek menjadi aku?

Ini satu hari lagi dari tumpukan

Aku tidak berpikir kita bisa menebusnya

Aku tidak berpikir ini akan menjadi lebih baik

Aku akan berada di sini selama sisa hidupku

Ada laut yang bukan jalan buntu

Sekarang hanya ada jejak yang tersisa, dan ada titik samar

Dengan suara nafasku yang dipenuhi dengan kegembiraan

angin sepoi-sepoi yang bertiup di atas kepalaku

Aku ingin menjadi gelombang dan lari kemana-mana

Buka matamu perlahan di bawah sedikit ketakutan

Begitulah dunia setiap saat

Datanglah padaku dan jadilah hadiah yang brilian

Aku sudah lama curiga padamu, tapi baru sekarang

Aku pikir kau bisa menjawabku


1.Di luar batas,

memori…

Mereka memanggilku.

untuk waktu yang sangat lama

Dengan suara yang telah saya lupakan,

Bahkan jika aku terhanyut dan tersesat

Aku tidak menutup mata terhadap kegelapan yang mengunciku lagi

Anda tidak berpura-pura tidak mengenalku lagi.

Tapi terkadang tetap saja,

Akan ada hari-hari dimana hidup kalah.

Aku tahu jalan kembali, bahkan jika aku mengembara lagi

Jauh sebelum kata-kata

Menciptakan dirinya sendiri

Kesunyian telah lebih dulu merangkai

Tubuh manusia menjadi wujud

Sebelum kalimat-kalimat merangkai

Tubuhnya menjadi narasi yang utuh

Kesunyian telah lebih dulu bermukim

Dalam tubuh adam dan hawa Jauh setelah manusia tecipta

Kesunyian masih terus tumbuh

Dalam getar-getir kegelisahan

Kesunyian masih terus tumbuh

Menjadi cahaya terang

Yang bersembunyi dibalik pekat malam

2. Kedamaian

Harus ku tunggu datangnya purnama

Ketika ku tanyakan padanya

Wajah ayu bergaun biru


Di matanya dan

Dalam jiwanya

Apa yang kau rindukan?

Dalam kegelapan sulit kubicara,

Katanya. Karena alam lenggang

Menuntunku ke bukit hampa

Tanpa raga Dan jiwa yang merana

Bukankah kegelapan hati tidak ada?

Dalam jiwa yang merdeka?

Dan peita harapan

Tetap bersinar di alam redup, dalam

Cahaya keabadian

3. Tuhan, Izinkan aku Berontak

Tatkala dunia dalam hiruk pikuk

Tak berdaya yang kian takluk

Kini benar adanya nurani ubah kian bak terpuruk

Kini tepancar antara yang suci yang tak diiringi

Khianat yang semakin teriringi

Seitar yang kian seram

Pikiran tetutup gelap gulitanya malam yang kelam

Tak sanggup aku bayangkan tatlaka gundam

Terkaget dan penuh muram

Pada tiap yang dibenarkan

Rasa lawan selau dihujatkan

4. Aku adalah Aku

Malam ini,

Kutatap lagi cermin usang itu,

Berkaca, tajamkan mata,

Perlahan hati berbisik padanya,


Tentang apa yang kupunya,

Dan yang selalu jadi angan.

Aku adalah aku, Bukan dia, bukan pula mereka,

Bukan sepercik harap yang menyembah,

Bukan segelintir asa yang tergantung,

Bukan pula angan yang samar.

Aku adalah aku,

Seorang manusia yang sadar,

Akan kurang dan lebih,

Akan keluh dan sukur,

Tentang segala yang terjadi,

Tanpa berontak di hati.

Aku Mencintai diriku sendiri,

Dengan jati yang kupunya,

Dengan harapan dan perjuangan,

Tentang gapai dan hampa,

Memberanikan diri untuk,

Melangkah di atas bumi.

5. Jadilah Diri Sendiri

Secangkir kopi terjepit,

Disela-sela telunjuk kiri,

Kala mereka saling berhimpit,

Berkobar glamor dan sensasi.

Sebuah gitar lapuk,

Dengan bunyi nada nyaring,

Kuhantarkan diri ke dalam tenang,

Bersama lantunan senar genting.

Aku diriku, Dia dan mereka,

Jangan paksakan aku seauai,

Jangan tuntut aku terbuai.


Sekali tidak, aku tetaplah aku.

Menjadi diri sendiri,

Tak perlu menjadi orang lain,

Mencari jati sendiri,

Mengikuti arah angin.

Hiruk-piruk yang meronta,

Lalu-lalang di pelupuk mata,

Aku mencintai diriku sepenuhnya,

Tanpa mendengar ocehan mereka

7. Aku Bukan Mereka

Aku bukanlah mereka,

Bukan orang yang sibuk,

Akan kemilau dunia yang menipu,

Bukan orang yang hanyut,

Akan pesona sensasi penuh dusta.

Aku tak ingin seperti mereka,

Yang melalaikan hal wajib demi ego,

Mengorbankan kodrat demi pengakuan,

Entah apa tujuan dan maksud,

Namun mereka berlomba terhadapnya.

Aku tetaplah disini,

Menjalani sisa hidup yang ada,

Menikmati hari-hari sederhana,

Apa adanya tanpa tuntutan ego,

Dan permainan ciamik dunia.

Aku menjadi diri sendiri,

Mensyukuri yang kupunya,

Memperbaiki kekurangan di jiwa,

Melupakan cakap dan cibiran mereka.


8. Kebodohan yang Hakiki

Orang terbodoh adalah yang menyia-nyiakan potensi diri sendiri,

yang melukai diri sendiri,

yang mengkhianati diri sendiri,

yang tak percaya diri sendiri,

yang menipu diri sendiri,

yang tak mencintai diri sendiri.

9. Harus Tetap Melangkah

Derasnya hujan dan kencangnya angin,

Menerpa setiap sudut rasa ingin,

Dia datang seraya hantam batin,

Di pagi ini yang amat dingin.

Lalu, bagaimana ?

Akankah semangat pudar ?

Apakah hati kehilangan sabar ?

Tidak, kau tak perlu menjadi kasar.


Tempuhlah, hadapilah,

Hujan dan badai hanya sementara,

Tunggulah pelangi yang memesona,

Kan datang dan menampakkan muka,

Untuk kau si pejuang asa.

Anda mungkin juga menyukai