Anda di halaman 1dari 3

Renungan Hidup

Dalam sajadah lusuh itu


Raga luluh lantah
Terkenang sudah yang lalu itu
Ketika lupa janji akan dihitung kelak
Dalam sajadah lusuh itu
Teriakan tak lagi terdengar
Mata sayu tak mampu melihat
Telinga terasa kehilangan pendengarannya
Ya allah
Ijinkan diri ini bersimpuh
Di sajadah panjang nan lusuh
Hamba seraya meminta dan meminta
Ampunkanlah segala dosa
Dalam sajadah lusuh
Renungan hidup aku torehkan
Di dinding dinding hatiku
Gemetar hati ini
Lemah segalanya
Membayangkan betapa celakanya diri
Tak mampu merenungi diri
Merenungi hidup
Wahai hati hati yang kosong
Kembali lah kepada cahaNYA
Bermunajatlah
Isi kekosongan itu degan wudhu-wudhu mu
Gemercik lantunan firman Nya Membelai lembut jiwa
Tenanglah…tenanglah Berlari lah kejar cahaya itu
Renunghan hidup Di sajadah lusuh itu
 
Moralitas Generasi Baru
Jarum jarum neraka Satu persatu anak manusia
Dekadensi kehidupan Ronrongan sesat yang terus merayu anak
manusia
Melumpuhkan akal sehat Dan kekosongan ruhani
Membuat tipu daya menguasai hati dan pikirannya Bahwa semua
fartamogana
Sadarlah diri
Sebelum kain putih membalutmu
Orang orang memandikan jenazahmu
Sifat indivisualistis tidak akan ada gunanya
Sadarlah sadar takutlah ketika waktu itu tiba.
Hai anak muda
Jangan siakan usia beliamu dengan rasa manis permen karet yang
sesaat
Raihlah prestasi
Sayangilah orang tuamu dan ukirlah kebanggannya
Janganlah engkau buta dengan ada yang ada disekelilingmu
Pilihlah jalan yang terang agar dirimu tidak sesat kemudian.
Fajar menyisir senja lelah pengganti harap
Nalar beraduk rasa Rebah menanti lelap
Hari berganti minggu Bulan berganti tahun
Kutangguhkan semuanya, buat si buah hatiku
Ia pun tersenyum dan kujadikan alat untuk menuntun
Sambil berenang dilautan dangkal ia menarikku
Akupun begitu, sambil berenang dilautan luas penuh gelombang
dahsyat, kupacu kemudiku
Akupun begitu Sambil berenang dilautan luas penuh gelombang,
kuraih  beruntun
Senyum kecilnya, mimiknya, tulusnya isyarat bagiku
Terasa dekat kemenangan, bangkit dari tidurku
Khayal nan jauh, kugenggam dengan tanganku
Dan jarak Sirna dari pandanganku
 

"Aku Mencintaimu Ya Rasul"

Ya Rabb
Izinkan aku untuk mencintai kekasihmu, Muhammad
Bantu aku untuk terus mengingatnya
Dan bershalawat kepadanya

Ya Muhammad
Andaikan sekarang ini aku masih bisa melihatmu
Mendengarkan nasihat-nasihatmu
Apakah engkau akan menerimaku sebagai umatmu?
Begitu malu diri ini, bila mengharap rahmatmu
Karena aku tahu, diri ini masih belum layak

Tapi
Apapun pendapatmu
Tetap satu yang menjadi panutanku, terhadapmu
Yaitu dengan cara mengingatmu
Meneladanimu, dan bershalawat kepadamu
Karena aku mencintaimu ya Rasul

Anda mungkin juga menyukai