Pada saat fetus, paru2 paru tidak berkembang dengan baik, sehingga yang mensupply
oksigen ke seluruh tubuh adalah plasenta Ibu. Saat bayi lahir, dipotong tali pusat, paru
berkembang.
Beberapa struktur pada jantung fetus yg perlu diingat!
Ductus arteriosus : kalo tidak menutup dalam 72 jam kehidupan : PDA (Patent
Ductus Arteriosus)
Foramen Ovale : normal menutup selama 72 jam usia kehidupan, tidak
menutup : Persisten Foramen Ovale. Kalau ukuran >3mm disebut ASD (Atrial
Septal Defect)
Perbedaan foramen ovale dengan ductus arteriosus dilihat dari ukuran dan
strukturnya. Foramen ovale bentuknya seperti katup dan ukurannya <3mm.
Duktus venosus : Menghubungkan vena cava inferior ke tali pusat, normalnya
menutup setelah lahir.
Aliran darah pada fetus : Pada jantung janin, karena paru tidak berkembang dengan
baik, darah akan melewati foramen ovale dan duktus arteriosus. Begitu lahir, paru
akan berkembang, duktus arteriosus dan foramen ovale seharusnya menutup.
CHD
Adanya lubang antara atrium kanan dan atrium kiri. Darah dari LA=>
RA=>RV=>Lung, kemudian akan mengalami lesi kongestif, darah terlalu banyak
ke paru=> HEART FAILURE
Insidence : -+ 10%
Pria : Wanita = 1,5 to 2 : 1
Anatomy :
- Sinus Venosus : Defect on SVC and RA junction, harus operasi, tidak bisa menutup
secara spontan
- Secundum : Defect on foramen ovale, bisa transkateter, bisa menutup spontan pada
usia pra sekolah
- Primum : Defect on ostium primum, harus operasi, tidak bisa menutup secara
spontan
Pada ASD, aliran darah dari LA akan banyak menuju RA sehingga darah dari RA
akan banyak menuju ke paru-paru.
Bising jantung yang akan ditimbulkan pada ASD ini adalah bising sistolik. Yaitu
yang terjadi bukan karena perbedaan gradien RA dengan LA, tetapi karena
banyaknya jumlah volume darah yang masuk ke arteri pulmonal=> paru-paru.
Makanya bising pada ASD itu terjadi oleh karena yang disebut dengan
“Pulmonary Stenosis Relative”.
Pada pemeriksaan foto toraks : yang membesar adalah sisi kanan yaitu RA dan
RV. Sedangkan pada PDA dan VSD yang membesar adalah sisi kiri. Terjadi juga
peningkatan vaskular paru.
Clinical Findings
Biasanya asymptomatic : mulai bergejala pada usia remaja
Pada anak biasanya BB sulit naik, batuk pilek berulang
Ketika sudah dewasa, biasanya datang dengan hipertensi pulmonal
Pada auskultasi : Dijumpai adanya bising sistolik, suara bising jantung yang tidak
tunggal baik pada fase inspirasi maupun ekspirasi yang disebut dengan “Widely
split and fixed” pada S2.
Pada pemeriksaan EKG dijumpai : RBBB (Right Bundle Branch Block dan
Ventricular Hypertrophy)
Differential Diagnosis
1. Primary Atrial Septal Defect, ECG : LAD
2. Partial Anomalous Pulmonary Vein Drainage : Vena Pulmonal tidak semuanya
menuju ke atrium kiri, bisa kemana-mana. Bisa ke V. cava superior, V. cava inferior.
3. Pulmonary Stenosis
4. Innocent Murmur
Management
Atasi ggal jantung : obat, tutup usia diatas 1 tahun
Surgery : Preschool age 3-4 tahun => kemungkinan secara persentasi penutupan
spontan dari kelainan jantung ASD ini sudah sangat kecil
Recent treatment : transcatheter closure using ASO ( Amplatzer septal occluder)
=> melakukan penusukan pada vena femoral, dimasukkan kateternya dan ditutup
TAMBAHAN
Anamnesis Ayu
Keluhan utama :
Mudah lelah
Sesak napas
Riwayat infeksi paru berulang?
Lahir tidak biru, langsung menangis
Riwayat tumbuh kembang : Kesan tumbuh kembang kurang normal. Pasien anak
pertama dari tiga bersaudara, namun perkembangan tidak sesuai dengan saudara
pasien.
Di sekolah dibandingkan dengan teman-temannya, aktivtas fisiknya cenderung
lebih lemah dan mudah lelah
Riwayat merintih saat menyusui saat pasien berusia muda ?
Ibu selama hamil apakah ada penggunaan obat-obatan? Alkohol? Dll dan apakah
pernah terinfeksi virus?
RPT Ayu : Sebelumnya sudah pernah didiagnosa dengan ASD dan hipertensi
pulmonal
Pemeriksaan fisik
T2 mengeras :ICS2 Lineasternalis sinistra
Anamnesis Sulidah
Keluhan utama :
ASD: wide fixed split
Paradoxical emboli : Trombus dari kanan nyebrang ke kanan. RA, LA, LV,
Aorta, Kepala, STROKE => Eko : RA, LV dilatasi,
Pemeriksaan fisik : pansystolic murmur grade 3/6 di ICS 4 linea parasternalis
sinistra, wide fixed split di S2.
ASD : 4 klasifikasi
Primum
Secundum : Paling sering
Sinus venosus => bisa superior defect, bisa inferior defect
Arteri coroner sinus : Jarang sekali
Tata Laksana
Ketika pasien datang masih bayi, lihat ada gagal jantung apa engga.
Bila terdapat tanda gagal jantung, berikan obat diuretic dan vasodilator
Nanti bisa ditutup usia lebih dari 1 tahun
Kalo tidak ada tanda gagal jantung, tunggu sampai umur 3-4 tahun. Kalau tidak
menutup juga, baru ditutup pada saat usia 3-4 tahun (usia prasekolah).
Memasukkan device dari vena paha ke bagian jantung yang ada defect.
Pasien anak/ dewasa : lakukan penyadapan jantung, kalo rasio FR (Flow Ratio)
nya > 1,5
Kalo udah ada tanda hipertensi pulmonal, tidak usah ditutup
ASD => Echo => lihat RV Volume overload, terlihat dari dilatasi RV. Kalo kanan
lebih besar dari kiri => Apakah ada tanda hipertensi paru? => Berapa PVR
(Pulmonary Vascular Resistence ) didapat dari kateterisasi jantung menggunakan alat
=> Apakah ada masalah jantung kiri? Kalo ada, ditutup. Kalo tidak ada,