Disusun oleh:
As Syifa Ameilia Putri
C3401201059
Kelompok 6
Asisten:
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi kegiatan 10
2 Daftar pembagian tugas 11
3 Hasil analisis statistik hedonik 12
1
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan ikan asap
serta mengetahui pengaruh waktu pengasapan terhadap kualitas ikan asap melalui
uji aktivitas air dan organoleptik.
2
II METODE
Ikan lele
- Analisis Aw
- Analisis Ikan lele asap
hedonik
Hasil pengujian aktivitas air (Aw) pada ikan lele asap menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan dari kedua perlakuan. Perlakuan dengan lama pengasapan
selama 2 jam menghasilkan aktivitas air (Aw) yang lebih rendah dibandingkan
perlakuan lama pengasapan 1,5 jam. Perbedaan kadar Aw ini tentunya dipengaruhi
oleh beberapa faktor penting. Hasil pengujian ini tidak jauh berbeda dengan hasil
pengujian aktivitas air yang dilakukan oleh Yuliastri et al. (2015), yaitu berkisar
antara 0,78 hingga 0,82. Penelitian lain juga membuktikan adanya kemiripan dari
hasil aktivitas air yang dihasilkan. Aktivitas air dari semua perlakuan pengasapan
ikan lele berkisar antara 0,78 hingga 0,86 (Sari et al. 2017).
Hasil nilai aktivitas air (Aw) yang diperoleh pada pengujian dipengaruhi
oleh beberapa faktor penting. Selama pengasapan, ikan menyerap aroma asap dan
panas yang akan mengeringkan ikan sehingga aktivitas air pada ikan akan menurun
serta membuat ikan menjadi lebih awet (Sari et al. 2017). Penurunan nilai Aw ini
menjadi penentuan untuk menentukan lamanya daya awet produk ikan asap yang
dihasilkan. Semakin rendah nilai aktivitas air (Aw) yang didapat, semakin panjang
waktu simpan dan daya awet produk ikan asap tersebut. Panas yang terdapat selama
proses pengasapan menyebabkan kadar air menurun serta adanya komponen asap
yang mengendap pada ikan selama pengasapan akan bersifat antibakteri sehingga
jumlah bakteri menurun (Irwanda et al. 2022). Selain itu, faktor lain yang
mempengaruhi aktivitas air (Aw) adalah lama pengasapan dilakukan, ketebalan
daging ikan, jenis bahan bakar atau kayu yang digunakan. Ikan asap yang tidak
dimasak secara sempurna akan mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti
bakteri (Kester et al. 2013).
5
Hasil analisis pada pengujian hedonik ikan lele asap menunjukkan adanya
pengaruh berbeda nyata antara perlakuan perbedaan lama waktu yang digunakan
untuk pengasapan dengan kenampakan, bau, rasa, tekstur, jamur, dan lendir pada
produk yang dihasilkan (p>0,05). Pengaruh perbedaan nyata ini dibuktikan melalui
analisis hasil hedonik menggunakan metode Kruskal-Wallis. Nilai pada seluruh
parameter tersebut membuktikan bahwa perlakuan dengan lama pengasapan 2 jam
memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan pengasapan selama 1,5 jam. Nilai
uji hedonik pada parameter kenampakan dengan perlakuan 1,5 jam adalah sebesar
7,57, sedangkan pada perlakuan 2 jam adalah sebesar 8,14. Ikan lele asap yang
melalui proses pengasapan selama 11 jam lebih disukai panelis dengan nilai 4,06
dibandingkan dengan ikan asap dengan lama pengasapan 7 jam dengan nilai sebesar
3,11 (Irwanda et al. 2022). Hasil dari penelitian tersebut sesuai dengan data yang
didapatkan bahwa kenampakan ikan asap dengan waktu pengasapan yang lebih
lama lebih diminati oleh konsumen. Penilaian kenampakan yang baik harus
memiliki kenampakan yang utuh dan warna mengkilap sehingga produk layak
untuk dipasarkan dan didistribusikan (Yuliastri et al. 2015).
Analisis uji hedonik pada parameter bau menghasilkan nilai sebesar 7,71
pada perlakuan pengasapan selama 1,5 jam dan nilai sebesar 8,00 pada perlakuan
pengasapan selama 2 jam. Nilai yang diperoleh berbanding terbalik dengan hasil
dari penelitian Irwanda et al. (2022) bahwa semakin lama pengasapan maka nilai
yang didapatkan semakin rendah, yaitu hanya sebesar 2,80 untuk lama pengasapan
11 jam. Hasil pengujian ini menunjukkan nilai yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai aroma pada penelitian yang dilakukan oleh Umar et al.
(2018), yaitu hanya sebesar 1,80 hingga 1,83. Bau dan rasa ikan asap sangat spesifik
kuat menandakan baiknya tingkat kualitas produk. Pengasapan menimbulkan
intensitas aroma atau bau yang fatty dan rasa manis yang lebih tinggi (Yuliastri et
6
al. 2015). Nilai tekstur pada hasil analisis praktikum ikan lele asap adalah sebesar
7,14 pada perlakuan pengasapan selama 1,5 jam dan sebesar 7,57 pada perlakuan
pengasapan selama 2 jam. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan asap berada pada
tekstur yang baik. Pernyataan tersebut dikuatkan karena ikan asap dengan nilai 5-6
memiliki tekstur yang kurang padat, kurang kompak, dan antar jaringan kurang erat
(BSN 2013). Hasil pengujian tekstur pada penelitian yang dilakukan oleh Sari et al.
(2017) mendapatkan nilai dengan kisaran antara 721,1 hingga 835,20 gf. Perbedaan
tekstur ini diduga terjadi karena adanya perbedaan kadar air dari setiap perlakuan.
Penilaian pada parameter rasa dengan lama waktu pengasapan 1,5 jam
menghasilkan nilai 7,07, sedangkan dengan lama waktu 2 jam menghasilkan nilai
7,79. Meningkatnya tingkat kesukaan konsumen seiring dengan lamanya
pengasapan diakibatkan karena rasa spesifik dari ikan asap akan semakin terasa.
Kontribusi paling penting dalam pembuatan ikan asap adalah kelembutan daging
yang didapatkan dan rasa khas ikan asap (Usman 2017). Rasa spesifik atau khas
dari ikan asap didapatkan karena pada proses pengasapan terbentuk senyawa
disinfektan seperti formaldehida untuk membasmi bakteri gram negative serta
senyawa yang memberi flavor (Sari et al. 2017). Nilai jamur dan lendir
menunjukkan angka maksimal dalam kedua perlakuan sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perlakuan yang menyebabkan timbulnya jamur dan lendir. Jamur
dan lendir dapat tumbuh apabila produk ikan asap masih mengandung kadar air
yang terlalu tinggi. Pertumbuhan jamur pada ikan dapat menyebabkan bau tengik
dan perubahan tekstur (Yuliastri et al. 2018).
7
4.1 Simpulan
Proses pembuatan ikan asap dilakukan dengan melakukan perendaman ikan
lele di dalam larutan garam dan kemudian dilakukan pengasapan dengan dua
perlakuan. Perlakuan pengasapan dengan lama waktu 2 jam menghasilkan nilai
aktivitas air yang lebih rendah. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa kedua
perlakuan menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap seluruh parameter.
Perlakuan dengan lama pengasapan 2 jam lebih diminati oleh konsumen
berdasarkan hasil uji.
4.2 Saran
Praktikum selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan pembagian tugas
yang jelas antar sesama praktikan. Materi diharapkan dibagikan sebelum praktikum
dimulai sehingga dapat lebih dipahami.
8
DAFTAR PUSTAKA
Yuliastri V, Suwandi R, Uju. 2015. Hasil penilaian organoleptik dan histologi lele
asap pada proses pre-cooking. JPHPI. 18(2): 190-204. doi:
10.17844/jphpi.2015.18.2.190
Zuraidah S. 2018. Analisis usaha pengasapan ikan lele (Clarias) Ud. Saroha
Kecamatan Binjai Utara, Sumatra Utara. Jurnal Perikanan Terpadu. 1(1):
87-98. doi: 10.35308/jupiter.v1i1.754.
10
LAMPIRAN