Anda di halaman 1dari 31

MINGGU KE 10

Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim


Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE

TUGAS

1. Jelaskan secara singkat pengertian dan makna dari jembatan?


Jawaban :
Jembatan adalah suatu bangunan yang menghubung ruas jalan karena melintasi
ngarai, bukit, sungai dan saluran air, atau memasuki persilangan jalan, memiliki duga
bangunan yang tidak sama tinggi permukaanya.
2. Jenis jembatan berdasarkan konstrukasi, dan fungi berdasarkan system komponen
struktur jembatan?
Jawaban :
Jenis jembatan berdasarkan bentuk konstruksi, sebagai berikut
a. Beam Bridge ( Jembatan balok )
b. Cantilever bridge ( Jembatan Kantilever )
c. Arch bridge ( Jembatan lengkung / busur )
d. Suspension bridge ( Jembatan gantung )
e. Cable – stayed bridge ( Jembatan kabel )
f. Truss bridge ( Jembatan rangka )
3. Jelaskan komponen pada bagian jembatan ?
Jawaban :
Komponen konstruksi pada jembatan terdiri dari :
a. Struktur atas
o Plat lantai jembatan ( bridge deck )
o Balok melintang, memanjang dan utama ( girder )
o Oprit landasan memasuki jembatan ( approach slab )
Oprit dirancang untuk memindahkan beban yag diterima oleh lantai jembatan
hingga ke perletakan sedangkan lantai jembatan adalah bagian jembatan yang
menerima beban lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.

1
b. Struktur bawah
o Pondasi ( pile, footing, pile cup )
Yang berfungsi sebagai penerus beban langsung ke tanah dasar.
o Bangunan Bawah ( pangkal jembatan / abutment, pilar, bent cap, retain wall
dan swing wall )
Yang berfungsi memindahkan beban dari perletakan ke pondasi dan biasanya
difungsikan sebagai bangunan penahan tanah.
o Jalan pendekat ( Oproach bridge )
Sebagai penghubung antara ruas jalan dengan struktur jembatan.
o Bangunan pengamanan
Untuk mengamankan jembatan terhadap lalu lintas darat, lalu lintas air,
penggerusan aliran sungai, sloping protector.
4. Pembebanan pada jembatan terdiri dari beban mati, beban hidup sebutkan kelompok
beban tersebut?
Jawaban :
1. Beban primer
a. Beban mati material
b. Beban hidup
o Lantai kendaraan dan Jalur lalu lintas
o Beban T ( Beban terpusan untuk lantai )
4. Pembebanan khusus seperti suhu, rem, angin, gempa, sebutkan maknanya?
Jawaban :
Pembebanan khusus tsb disebut dengan Beban Sekunder. Pembebanan khusus
dilakukan untuk menentukan kemampuan dukung dari masing masing system pada
elemen konstruksi jembatan.
5. Tentukan luas bidang angin pada jembatan H = 6 m Panjang bentang 12 m pada
a) jembatan rangka berapa beban angin pada bidang terbaan tiap simpul dan
b) berapa bidang angin pada jembatan dinding penuh tertutup?
Jawaban :
a. Jembatan Rangka
Diambil sebesar 30% luas bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin
ditambah 15% luas sisi – sisi lainya, tekanan angin (W) = 150 kg/m2

2
- Kendaraan Tanpa Beban Hidup
Q1 = 30% x (6 x 12) x 150 = 3240 kg
Q2 = 15% x (6 x 12) x 150 = 1620 kg
- Kendaraan dengan Beban Hidup
Q3 = 50% x (6 x 12) x 150 = 5400 kg
b. Jembatan Dinding
Diambil Sebesar 100% luas bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin,
ditambah 50% luas bidang sisi lainya
- Kendaraan Tanpa Beban Hidup
Q1 = 100% x (6 x 12) x 150 = 10.800 kg
Q2 = 15% x (6 x 12) x 150 = 1620 kg
- Kendaraan dengan Beban Hidup
Q3 = 50% x (6 x 12) x 150 = 5400 kg
6. Jika jembatan mempunyai lebar 7 m dnan panjang 10 m, berapa momen susut pada
plat arah tumpuan dan plat arah lapangan?
Jawaban :
Beban Mati = Berat sendiri plat + Berat aspal + Berat air hujan
= 500 kg/m + 110 kg/m + 50 kg/m = 660 kg/m
- Momen di Lapangan
= 1/10 x q x L2
=1/10 x 660 x 10 = 6600 kgm
- Momen di Tumpuan
= 1/10 x q x L2

=1/10 x 660 x 10 = 6600 kgm

3
TEST FORMATIF

1. Secara umum bentuk dan bagian-bagian suatu struktur jembatan dapat dibagi bagian
utama, yaitu:
a) struktur atas, struktur bawah, bangunan pelengkap dan, pengaman jembatan,
serta trotoar. sungai, lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll.),
jalan atau lalu lintas lainnya.
b) struktur atas, struktur bawah, bangunan pelengkap dan,pengaman jembatan, serta
trotoar.dan menghubungkan ruas jalan yang terputus oleh suatu rintangan.
c) struktur atas, struktur bawah, bangunan pelengkap dan,pengaman jembatan,
sungai, lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll.), jalan atau
lalu lintas lainnya.
d) struktur atas, struktur bawah, bangunan pelengkap dan,pengaman jembatan, serta
trotoar, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll.), jalan atau lalu lintas
lainnya.
e) struktur atas, struktur bawah, bangunan pelengkap dan,pengaman jembatan, serta
trotoar. sungai, lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll.).

2. Fungsi Jembatan
a) Jembatan untuk pejalan kaki atau penyeberangan bagi pejalan kaki disebut
pedestrian bridge.b) Jembatan untuk jalan kereta ap.c) Jembatan untuk jalan raya.d)
Jembatan darurat .
b) Jembatan untuk pejalan kaki atau penyeberangan bagi pejalan kaki disebut
pedestrian bridge.b) Jembatan untuk jalan kereta ap.c) Jembatan untuk jalan
raya.d) Jembatan darurat , e) Jembatan air .
c)Jembatan untuk pejalan kaki atau penyeberangan bagi pejalan kaki disebut
pedestrian bridge.b) Jembatan untuk jalan kereta ap.c) Jembatan untuk jalan
raya.d) Jembatan darurat.
d) Jembatan untuk pejalan kaki atau penyeberangan bagi pejalan kaki disebut
pedestrian bridge.b) Jembatan untuk jalan kereta ap.c) Jembatan untuk jalan
raya.d) Jembatan darurat .

4
e)Jembatan untuk pejalan kaki atau penyeberangan bagi pejalan kaki disebut
pedestrian bridge.b) Jembatan untuk jalan kereta ap.c) Jembatan untuk jalan
raya.d) Jembatan darurat .

3. Jenis Jembatan Berdasarkan bentuk Konstruksi meliputi


a) beam bridges (Jembatan balok), cantilever bridges (Jembatan kantilever), Jembatan
Gantung atau suspention brigde, jembatan cable stayed, jembatan arch brigde.
b) beam bridges (Jembatan balok), cantilever bridges (Jembatan kantilever), Jembatan
rangka batang, jembatan cable stayed, jembatan arch brigde.
c) beam bridges (Jembatan balok), cantilever bridges (Jembatan kantilever), Jembatan
rangka batang, Jembatan Gantung atau suspention brigde, jembatan cable stayed,
jembatan arch brigde.
d) cantilever bridges (Jembatan kantilever), Jembatan rangka batang, Jembatan
Gantung atau suspention brigde, jembatan cable stayed, jembatan arch brigde.
e) beam bridges (Jembatan balok), Jembatan rangka batang, Jembatan Gantung atau
suspention brigde, jembatan cable stayed, jembatan arch brigde.

4. Konstruksi jembatan dibagi menjadi bagian yaitu :


a) Struktur Atas ,struktur bawah ,Jalan Pendekat ,Bangunan Pengaman ,Bentang yang
sesuai dengan perlintasan jalan.
b) Struktur Atas ,struktur bawah ,Jalan Pendekat ,Bangunan Pengaman ,Panjang
bentang optimum .
c) Struktur Atas,struktur bawah ,Bangunan Pengaman ,Bentang yang sesuai dengan
perlintasan jalan.Panjang bentang optimum .
d) Struktur Atas,struktur bawah, Jalan Pendekat,Bentang yang sesuai dengan
perlintasan jalan.Panjang bentang optimum .
e) Struktur Atas ,struktur Bawah,

5. Struktur atas terdiri atas komponen konstruksi antara lain:


a) Gelagar-gelagar induk , melintang, Struktur lantai jembatan, Pertambatan arah
melintang dan memanjang , parapet dan trotoar.
b) Gelagar-gelagar induk , Struktur gelegar memanjang, melintang, Struktur lantai
jembatan, parapet dan trotoar.

5
c) Struktur gelegar memanjang, melintang, Struktur lantai jembatan, Pertambatan
arah melintang dan memanjang , parapet dan trotoar.
d) Gelagar-gelagar induk , Struktur gelegar memanjang, melintang, Struktur lantai
jembatan, Pertambatan arah melintang dan memanjang , parapet dan trotoar.
e) Gelagar-gelagar induk , Struktur gelegar memanjang, melintang, Struktur lantai
jembatan, Pertambatan arah melintang dan memanjang .

6. Jembatan berdasarkan bahan konstruksi yang digunakan dapat dibedakan menjadi


beberapa macam, antara lain :
a) Jembatan kayu (log bridge),Jembatan beton prategang (prestressed concrete
bridge), Jembatan baja (steel bridge), Jembatan komposit (compossite bridge),
b) Jembatan kayu (log bridge),Jembatan beton prategang (prestressed concrete
bridge), Jembatan baja (steel bridge), Jembatan komposit (compossite bridge),
jembatan bentang.
c) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge), Jembatan baja (steel
bridge), Jembatan komposit (compossite bridge), jembatan bentang.
d) Jembatan kayu (log bridge),Jembatan beton prategang (prestressed concrete
bridge), Jembatan baja (steel bridge), Jembatan komposit (compossite bridge).
e) Jembatan kayu (log bridge),, Jembatan baja (steel bridge), Jembatan komposit
(compossite bridge).

7. Posisi Letak konstruksi pada lantai kendaraan


a) Lantai diatas rangka , Lantai jembatan di bawah, lantai sejajar bagian tengah
jembatan, dibawah, gelegar – gelegar pemikul.
b)Lantai diatas rangka , Lantai jembatan di bawah, lantai sejajar bagian tengah
jembatan, dibawah, disamping gelegar.
c)Lantai diatas rangka , Lantai jembatan di bawah, lantai sejajar bagian tengah
jembatan, disamping gelegar.
d)Lantai diatas rangka , Lantai jembatan di bawah, dibawah, gelegar – gelegar
pemikul, disamping gelegar.
e) Lantai diatas rangka , Lantai jembatan di bawah.

6
8. Menurut RSNI T-02-2005 Beban mati tambahan adalah berat semua elemen tidak
struktural yang dapat berinteraksi selama umur jembatan seperti:
a) Perawatan permukaan khusus,Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal beton
,Sandaran, pagar pengaman dan penghalang beton,Tanda-tanda (rambu),
perlengkapan umum seperti pipa, listrik,gas.
b) Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal beton ,Sandaran, pagar pengaman
dan penghalang beton,Tanda-tanda (rambu), perlengkapan umum seperti pipa,
listrik,gas.
c) Perawatan permukaan khusus,Sandaran, pagar pengaman dan penghalang
beton,Tanda-tanda (rambu), perlengkapan umum seperti pipa, listrik,gas.
c) Perawatan permukaan khusus,Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal beton
,Tanda-tanda (rambu), perlengkapan umum seperti pipa, listrik,gas.
d) Perawatan permukaan khusus,Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal beton
,Sandaran, pagar pengaman dan penghalang beton,perlengkapan umum seperti
pipa, listrik,gas.
e)Perawatan permukaan khusus,Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal
beton ,Sandaran, pagar pengaman dan penghalang beton,Tanda-tanda (rambu)

9. Beban hidup pada jembatan yang harus ditinjau dinyatakan macam yaitu beban
a) beban “D” yang merupakan beban jalur gelagar, beban angina, beban kejut, beban
gempa.
b) T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar, beban angina, beban kejut.
c) T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar, beban gempa.
d) T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar, beban angina.
e) T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar.

7
10. Dalam menghitung jumlah luas bagian-bagian sisi jembatan yang terkena angin dapat
digunakan ketentuan sebagai berikut:
a) Kendaraan tanpa beban hidup, jembatan gelagar penuh diambil sebesar 100% luas
bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin, ditambah 50 % luas bidang sisi
lainnya, untuk jembatan rangka diambil sebesar 30% luas bidang sisi jembatan
yang langsung terkena angin ditambah 15% luas sisi-sisi lainnya.Kendaraan
dengan beban hidup, untuk jembatan diambil sebesar 50% terhadap luas
bidang.untuk beban hidup diambil sebesar 100% luas bidang sisi yang langsung
terkena angin.
b) Kendaraan tanpa beban hidup, , ditambah 50 % luas bidang sisi lainnya, untuk
jembatan rangka diambil sebesar 30% luas bidang sisi jembatan yang langsung
terkena angin ditambah 15% luas sisi-sisi lainnya.Kendaraan dengan beban hidup,
untuk jembatan diambil sebesar 50% terhadap luas bidang.untuk beban hidup
diambil sebesar 100% luas bidang sisi yang langsung terkena angin.
c) Kendaraan tanpa beban hidup, jembatan gelagar penuh diambil sebesar 100% luas
bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin, ditambah 50 % luas bidang sisi
lainnya,.Kendaraan dengan beban hidup, untuk jembatan diambil sebesar 50%
terhadap luas bidang.untuk beban hidup diambil sebesar 100% luas bidang sisi
yang langsung terkena angin.
d) Kendaraan tanpa beban hidup, jembatan gelagar penuh diambil sebesar 100% luas
bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin, ditambah 50 % luas bidang sisi
lainnya, untuk jembatan rangka diambil sebesar 30% luas bidang sisi jembatan
yang langsung terkena angin ditambah 15% luas sisi-sisi lainnya.Kendaraan
dengan beban hidup,untuk beban hidup diambil sebesar 100% luas bidang sisi yang
langsung terkena angin.
e) Kendaraan tanpa beban hidup, jembatan gelagar penuh diambil sebesar 100% luas
bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin, ditambah 50 % luas bidang sisi
lainnya, untuk jembatan rangka diambil sebesar 30% luas bidang sisi jembatan
yang langsung terkena angin ditambah 15% luas sisi-sisi lainnya.Kendaraan
dengan beban hidup, untuk jembatan diambil sebesar 50% terhadap luas bidang.

8
MINGGU KE 11

Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim


Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE

TEST FORMATIF
1. Balok T memiliki kemampuan berbeda pada balok prismatic pada daerah lapangan
karena
a). Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), Luasan beton pada sayap, beton dan
penulangan berimbang.
b)Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), Luasan beton pada sayap, luas beton
dapat dimanfaatkan sebagai bagian yang menahan tekan.
c) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), beton dan penulangan berimbang,
luas beton dapat dimanfaatkan sebagai bagian yang menahan tekan.
d) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), beton dan penulangan berimbang,
luas beton dpat dimanfaatkan sebagai bagian yang menahan tekan.
e) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), beton dan penulangan berimbang.

2. Dan kekuatan beton sangat cocok untuk mengatasi timbulnya tegangan pada bagian atas
. dalam perhitungan balok tipy T harus dilakukan secara bertahap, meliputi:
a) Pengambaran bentuk dari penampang balok., mengecek kondisi momen kerja dari
akibat beban luar,mengecek kemampuan kekuatan tulangan bagian bawah dan
kemampuan beton dari bagian atas penampang balok.
b) Pengambaran bentuk dari penampang balok., mengecek kondisi momen kerja dari
akibat beban luar, mengecek kemampuan kekuatan tulangan bagian bawah dan
kemampuan beton dari bagian atas, merancang kemampuan tulangan geser .
c) Pengambaran bentuk dari penampang balok., mengecek kondisi momen kerja dari
akibat beban luar, merancang kemampuan kebutuhan tulangan pada bagian bawah
penampang dan bagian atas penampang balok, merancang kemampuan tulangan
geser .

9
d) Pengambaran bentuk dari penampang balok., merancang kemampuan kebutuhan
tulangan pada bagian bawah penampang dan bagian atas penampang balok,
merancang kemampuan tulangan geser .
e) Pengambaran bentuk dari penampang balok., mengecek kondisi momen kerja dari
akibat beban luar, mengecek kemampuan kekuatan tulangan bagian bawah dan
kemampuan beton dari bagian atas. merancang kemampuan kebutuhan tulangan
pada bagian bawah penampang dan bagian atas penampang balok, merancang
kemampuan tulangan geser .

3. Pada tumpuan jembatan sangat diperlukan suatu bentuk tumpuan yang jelas bentuk
dimensi dan ukuran, fungsi tumpuan sederhana:
a) Bentuk abutmen memberikan kemampuan dan kedudukan konstruksi, Stabilitas
jembatan, Konstruksi aman layak digunakan. Estetika jembatan.
b) Bentuk abutmen memberikan kemampuan dan kedudukan konstruksi, Stabilitas
jembatan, Konstruksi aman layak digunakan, bentang jembatan.
c) Bentuk abutmen memberikan kemampuan dan kedudukan konstruksi, Stabilitas
jembatan, Konstruksi aman danlayak digunakan.
d) Stabilitas jembatan, Konstruksi layak digunakan. Estetika jembatan, bentang
jembatan.
e) Bentuk abutmen memberikan kemampuan dan kedudukan konstruksi, Estetika
jembatan, bentang jembatan.

4. Pengukuran bentang teoritis jembatan pada tumpuan abutmen diambil


a) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal
latai kendaraan , jarak bersih termasuk sebagai panjang bentang.
b) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak tepi cup tumpuan luar ditambah
tebal slab lantai jembatan, jarak dari ujung dalam cup tumpuan ditambah tebal slap
lantai jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal lantai kendaraan ,
c) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak tepi cup tumpuan luar ditambah
tebal slab lantai jembatan, jarak dari ujung cup tumpuan ditambah tebal slap lantai
jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal lantai kendaraan, jarak bersih
termasuk sebagai panjang bentang.

10
d) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak tepi cup tumpuan luar ditambah
tebal slab lantai jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal latai kendaraan ,
jarak bersih termasuk sebagai panjang bentang.
e) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak bersih termasuk sebagai panjang
bentang.

5. Rasio tinggi balok dan panjang bentang yang digunakan dalam jembatan balok-T
diantara Tinggi balok yang ekonomis akan diperoleh bila jumlah tulangan desak pada
tumpuan bagian dalam (interior support) sesedikit mungkin.
a) Antara 0,065-0,075
b) Antara 0,068-0,078
c) Antara 0,075-0,085
d) Antara 0,095-0,095
e) Antara 0,055-0,055

6. Jarak gelagar ekonomis biasanya berkisar


a) (± 1,5-2,5 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 1,5 m).
b) (± 1,75-2,75 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (±1,75 m).
c) (± 2-3 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 2 m).
d) (± 2,25-3,25 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 2,25 m).
e) (± 2,5-3,5 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 2,5 m).

7. Bila slab tebal plat kendaraan dibuat menjadi satu kesatuan dengan gelagar maka
ukuran
a) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar. Seperempat dari panjang
gelegar dan 10 kali tebal slab kecil.
b) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, Seperempat dari panjang gelegar dan 10 kali
tebal slab kecil.
c) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12

11
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar. Seperempat dari panjang
gelegar dan 10 kali tebal slab kecil.
d) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar.
e) Seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar. Seperempat dari panjang
gelegar dan 10 kali tebal slab kecil.

8. Untuk gelagar terluar tepi ukuran balok dipengaruhi dari


a)lebar efektif kantilever tidak boleh lebih dari setengah jarak bersih terhadap gelagar
berikutnya, atau seperduabelas panjang bentang atau 6 kali tebal slab.
b) lebar efektif kantilever tidak boleh lebih dari setengah jarak bersih terhadap gelagar
berikutnya, atau seper tiga belas panjang bentang atau 6 kali tebal slab.
c) lebar efektif kantilever tidak boleh lebih dari setengah jarak bersih terhadap gelagar
berikutnya, atau seper empat belas belas panjang bentang atau 6 kali tebal slab.
d) lebar efektif kantilever tidak boleh lebih dari setengah jarak bersih terhadap gelagar
berikutnya, atau seperdua per tigas panjang bentang atau 6 kali tebal slab.
e) lebar efektif kantilever tidak boleh besar dari setengah jarak bersih terhadap gelagar
berikutnya, atau seperduabelas panjang bentang atau 6 kali tebal slab.

9. Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi dangkal jembatan yang harus diperhatikan.
a) Memiliki fungsi mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban
konstruksi yang dipikulnya ke badan tanah, memiliki nilai struktural , tidak
mengalami penurunan dan tidak berubah bentuk saat pembebanan terjadi, Stabilitas
b) Memiliki fungsi mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban
konstruksi yang dipikulnya ke badan tanah, memiliki nilai structural.
c) Memiliki fungsi mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban
konstruksi yang dipikulnya ke badan tanah, tidak mengalami penurunan ,
Stabilitas.
d)Memiliki nilai struktural tidak mengalami penurunan dan tidak berubah bentuk saat
pembebanan terjadi, Stabilitas.

12
e)Memiliki fungsi mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban konstruksi
yang dipikulnya ke badan tanah, memiliki nilai struktural, tidak mengalami
penurunan dan tidak berubah bentuk saat pembebanan terjadi, Stabilitas.

10. Pemilihan jenis pondasi didasarkan pada kemampuan mereduksi beban konstruksi
dalam bentuk kesatuan dalam suatu bangunan, jenis pondasi dibedakan
a) Pondasi dangkal, pondasi dalam, Pondasi permukaan.
b) Pondasi dangkal, pondasi dalam, Pondasi mengambang, pondasi melayang.
c) Pondasi dangkal,Pondasi permukaan, Pondasi mengambang, pondasi melayang.
d) Pondasi dalam, Pondasi permukaan, Pondasi mengambang, pondasi melayang.
e) Pondasi dangkal, pondasi dalam.

13
MINGGU KE 12

Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim


Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE

TEST FORMATIF
1. Beban hidup dalam standart PPJJR No.12/1970 direncanakan dipakai nilai Beban
Muatan 70 %,maksud dari BM adalah:
a) Beban muatan kerja dipakai 100 dari beban rencana yang dibebankan pada
konstruksi.
b) Beban muatan kerja dipakai 80 dari beban rencana yang dibebankan pada
konstruksi.
c) Beban muatan kerja dipakai 70 dari beban rencana yang dibebankan pada
konstruksi.
d) Beban muatan kerja dipakai 75 dari beban rencana yang dibebankan pada
konstruksi.
e) Beban muatan kerja dipakai 85 dari beban rencana yang dibebankan pada
konstruksi.

2. Bahan baja tulangan yang dipakai memiliki kemampuan kuat leleh dan elastisitas bahan
Kuat lelehA 41
a) fy = 360 Mpa
b) fy = 410 Mpa
c) fy = 375 Mpa
d) fy = 395 Mpa
e) fy = 415 Mpa

3. Beban H = P dapat diistilah kan beban horizontal, akibat kendaraan menghamtam


relling jembatan diambil sebesar .
a) = 115 kg/m
b) = 100 kg/m
c) = 90 kg/m
d) = 110 kg/m
e) = 120 km/m

14
4. Persamaan momen nominal pada menghitung penampang beton dipakai
2
a) Mn =φ.b.d .k
2
φ . b . 2. d .k
b) Mn =
2
φ.b.d .k2
c) Mn =
2
φ . 2 b .d .k
d) Mn =
2
φ.b.d .k.2
e ) Mn =

5. Rumusan menentukan Control ρ (ro) minimum pada penulangan pada beton


1,3
a) ρmin = fy
1, 4
b) ρmin = fy
1,2
ρmin = fy
c)

1,1
ρmin = fy
d)

1,5
ρmin = fy
e)

ε
6. Pada rumusan rengangan pada beton dinyatakan ( c = 0,003), fs = fy , NT = NDpada
penampang balok beton dapat dimaknai
a) Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh, pada saat beton mulairetak .
b) Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh, pada saat beton telah retak.
c) Dianggap baja tulangan telah mencapai putus, pada saat beton telah retak.
d) Dianggap baja tulangan telah mencapai putus pada saat beton mulai retak,
e) Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh, pada saat beton sudah retak

15
7. Pada pencarian koefisien ro (ρ) pada penulangan beton dicapai nilai ρperlu< ρmin apa
makna dari nilai
a) koefisien ro ( ρ ) hasil hitungan lebih kecil dari ro (ρ ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) hitungan.
b) Koefisien ro ( ρ) hasil hitungan lebih kecil dari ro (ρ ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) minimal.
c) Koefisien ro (ρ ) hasil hitungan lebih besar dari ro (ρ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) minimal.
d) Koefisien ro (ρ ) hasil hitungan lebih besarl dari ro (ρ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ ) hitungan.
e) Koefisien ro (ρ ) hasil hitungan lebih kecil dari ro (ρ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) hitungan.

Mn
8. Dalam artian rumus M u = 1,424> 1 dapat dinyatakan bahwa penampang beton,
a) Penampang yang tersedia kapasitasnya lebih besar dari kemampuan beban yang
bekerja, dan penampang kondisi aman.
b) Penampang yang tersedia kapasitasnya lebih kecil dari kemampuan beban yang
bekerja, dan penampang kondisi tidak aman.
c) Penampang yang tersedia kapasitasnya lebih besar dari kemampuan beban yang
bekerja, dan penampang kondisi tidak aman.
d) Penampang yang tersedia kapasitasnya lebih kecil dari kemampuan beban yang
bekerja, dan penampang kondisi aman
e) Penampang yang tersedia kapasitasnya lebih besar dari kemampuan beban yang
bekerja, dan penampang kondisi kurang aman.

9. Kenapa dalam menghitung momen desain pada balok dipakai momen kombinasi beban
mati digbung beban hidup digambung beban angin dan Gempa
a) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan seimbang.
b) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan tak seimbang.

16
c) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan lebih kecil dari penampang.
d) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan lebih besar dari penampang
e) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan lebih besar tulangan.

10.Asumsi menentukan panjang (l) dalam menghitung M balok, menumpu pada abutmen/
landasan jembatan dengan tumpuan sendi- rol. Dapat dinyatakan bahwa.
a) Panjang kritis bentang balok berada antara jarak as tumpuan sendi dan as rol.
b) Panjang kritis bentang balok berada antara jarak as tumpuan sendi dan as sendi
c) Panjang kritis bentang balok berada antara jarak as tumpuan sendi dan as jepit
d) Panjang kritis bentang balok berada antara jarak as tumpuan roll dan jepit.
e) Panjang kritis bentang balok berada antara jarak as tumpuan jepit dan as jepit

17
MINGGU KE 13

Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim


Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE

Test Formatif

1. Pembebanan gaya pada tumpuan jembatan yang timbul antara lain


a) Gaya gesek permukaan tumpuan,beban mati, beban hidup beban rem, beban
khusus. Gempa, perbedaan suhu.
b) Gaya gesek permukaan tumpuan,beban mati, beban hidup beban rem, beban
khusus. Gempa .
c) Gaya gesek permukaan tumpuan,beban mati, beban hidup beban rem, beban
khusus. perbedaan suhu.
d) Gaya gesek permukaan tumpuan,, beban hidup bebean rem, beban khusus.
Gempa perbedaan suhu.
e) b) Gaya gesek permukaan tumpuan,beban mati, bebean rem, beban khusus.
Gempa perbedaan suhu.

2. Bahan sebagai landasan tumpuan balok jembatan memiliki nila koesisien gesek untuk
bahan karet dengan baja atau beton adalah
a) 0,15 sampai dengan 0,18.
b) 0, 15 sampai dengan 0,17
c) 0,14 sampai dengan 0,18
d) 0,14 sampai dengan 0,17
e) 0,16 sampai dengan 0,19

18
3. beban-beban yang khususnya bekerja atau berpengaruh terhadap suatu struktur
jembatan.
a) Gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan
pekerjaan struktur jembatan, gaya guling, gaya tekan samping.
b) Gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan
pekerjaan struktur jembatan, gaya guling, gaya longsor.
c) Gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan
pekerjaan struktur jembatan, gaya guling..
d) Gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan
pekerjaan struktur jembatan, gaya longsor. Tekan samping
e) Gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan
pekerjaan struktur jembatan. Gaya guling. Tekan samping

4. Koefisien gesekan pada tumpuan jenis roll dengan 1 sampai 3 rol nilai yang diijinkan:
a) Nilai : 0,01 sampai dengan : 0,05
b) Nilai : 0,001 sampai dengan : 0,05
c) Nilai : 0,02 sampai dengan : 0,05
d) Nilai : 0,015 sampai dengan : 0,05
e) Nilai : 0,01 sampai dengan : 0,06

5. Bahan tumpuan antara tembaga campuran tembaga keras, sebesar;


a) 0,15
b) 0,16
c) 0,17
d) 0,155
e) 0,18

6. Bahan tumpuan antara baja dengan baja atau baja tuang ,sebesar
a). 0,25
b) 0,24
c) 0,23
d) 0,21
e) 0,26

19
7. Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi dangkal yang harus diperhatikan.
a) mampu mendukung dan menyalurkan beban konstruksi, Tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami guling, tidak mengalami berubah bentuk, tidak bergeser
posisi.
b) mampu mendukung dan menyalurkan beban konstruksi, Tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami guling, tidak mengalami berubah bentuk, tidak bergeser
posisi.
c) mampu mendukung dan menyalurkan beban konstruksi, Tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami guling, tidak mengalami berubah bentuk, tidak
melengkung.
d) mampu mendukung dan menyalurkan beban konstruksi, Tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami guling, tidak mengalami berubah bentuk, tidak bergeser
posisi, tidak pecah penampang.
e) mampu mendukung dan menyalurkan beban konstruksi, Tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami guling, tidak mengalami berubah bentuk, tidak bergeser
posisi, tidak melengkung. Tidak melendut.

8. Pemilihan pondasi sebagai landasan /tumpuan berfungsi untuk menyalurkan beban


maka diperlukan pertimbangan.
a) Faktor jenis tanah, kedalaman rencana pondasi (h) yang dipilih, kedalaman tanah
keras letak permukaan air tanah,Faktor beban,tinggi bangunan, bahan dan dimensi
penampang, pelaksanaan kerja , mutu bahan, peralatan kerja, waktu kerja.
b). Faktor jenis tanah, kedalaman rencana pondasi (h) yang dipilih, kedalaman tanah
keras letak permukaan air tanah,Faktor beban,tinggi bangunan, bahan dan dimensi
penampang, pelaksanaan kerja , mutu bahan, peralatan kerja.
c). Faktor jenis tanah, kedalaman rencana pondasi (h) yang dipilih, kedalaman tanah
keras letak permukaan air tanah,Faktor beban,tinggi bangunan, bahan dan dimensi
penampang, pelaksanaan kerja , mutu bahan, , waktu kerja.
d) Faktor jenis tanah, kedalaman rencana pondasi (h) yang dipilih, kedalaman tanah
keras letak permukaan air tanah,Faktor beban,tinggi bangunan, bahan dan dimensi
penampang, pelaksanaan kerja , peralatan kerja, waktu kerja.
e) Faktor jenis tanah, kedalaman rencana pondasi (h) yang dipilih, kedalaman tanah
keras letak permukaan air tanah, Faktor beban,tinggi bangunan, bahan dan dimensi
penampang.
20
9. Pengukuran bentang teoritis jembatan pada tumpuan abutmen diambil
a) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal
latai kendaraan , jarak bersih termasuk sebagai panjang bentang.
b) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak tepi cup tumpuan luar ditambah
tebal slab lantai jembatan, jarak dari ujung dalam cup tumpuan ditambah tebal slap
lantai jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal lantai kendaraan ,
c) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak tepi cup tumpuan luar ditambah
tebal slab lantai jembatan, jarak dari ujung cup tumpuan ditambah tebal slap lantai
jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal lantai kendaraan , jarak bersih
termasuk sebagai panjang bentang.
d) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak tepi cup tumpuan luar ditambah
tebal slab lantai jembatan, jarak dari tepi cup terluar ditambah tebal latai kendaraan
, jarak bersih termasuk sebagai panjang bentang.
e) jarak dari ½ lebar cup tumpuan jembatan, jarak bersih termasuk sebagai panjang
bentang.

10. Gaya horizontal berupan Beban yang bekerja sebagai beban khusus dari pengaruh
antara lain:
a) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi
b) Gaya horisontal akibat gempa bumi
c) Gaya horisontal akibat tekanan tanah aktif
d) Gaya gesek pada tumpuan, turberlin air pada pangkal jembatan.
e) Semua jawaban benar.

21
Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim
Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE

Test Sumatif
1. Jembatan darurat adalah
a) Jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan darurat dan dibuat
hanya sementara bila terjadi kerusakan jalur lalu lintas atau perbaikan pada
jembatan utama konstruksi.
b) jembatan darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama
harus dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah
jembatan baru dapat berfungsi.
c) Jembatan darurat jika terjadi bencana pada suatu wilayah.
d) Jembatan dengan bahan sesuai kekuatan dan dapat dibuilt up sesuai kondisi.
e) jawaban a,b,c,d benar

2. Jembatan berdasarkan bahan konstruksi mutu tinggi yang digunakan pada bentang
Panjang yaitu :
a) Jembatan kayu (log bridge),
b) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
c) Jembatan baja suspension (steel bridge).
d) Jembatan beton konvensional.
e) Jembatan rangka kayu.

3. Jembatan gantung, tetapi kabel penggantungnya langsung diikatkan pada menara


jembatan.konstruksi jembatan ini terbuat dari material kabel baja sebagai struktur
utamanya, baja tegangan tinggi (High Strength Steel) merupakan pemikul utama, dan

22
dibantu dengan kabel penarik konstruksi pada elemen lantai jembatan dan bagian
lainnya. Jembatan ini disebut
a) Jembantan suspension.
b) Jembatan rangka baja bentang panjang
c) Jembatan pelengkung baja.
d) Jembatan Cable stayed
e) Jembantan baja kantilever
4. Jenis bangunan atas jembatan pada umumnya ditentukan berdasarkan:
a) Bentang yang sesuai dengan perlintasan jalan, sungai atau keadaan lokasi
jembatan.
b) Panjang bentang optimum untuk menekan biaya konstruksi total.
c) Pertimbangan yang terkait pada pelaksanaan bangunan-bangunan bawah dan
pemasangan bangunan atas untuk mencapai nilai yang ekonomis.
d) Pertimbangan segi pandang estetika.
e) Jawaban a,b,c,d benar

5. Struktur atas terdiri atas komponen konstruksi antara lain:


a) Gelagar-gelagar induk
b) Struktur gelegar memanjang, melintang.
c) Struktur lantai jembatan, pertambatan arah melintang dan memanjang , parapet
dan trotoar
d) Jawaban a,b,c
f) Jawaban a,b

6. Analisa struktur ini harus dipertimbangkan mampu menahan semua gaya-gaya yang
bekerja, begitu pula tinjauan terhadap stabilitas sehingga aman terhadap penggulingan
dan penggeseran dengan angka keamanan yang cukup serta daya dukung tanahnya
masih dalam batas yang diijinkan.disebut

a) balok induk gelegar – gelegar pemikul.


b) Lantai dan penopang gelegar balok .
c) kepala jembatan.
d) Tiang jembatan.
e) Pondasi jembatan.

23
7. Dalam menghitung momen-momen maksimum akibat beban hidup (beban terbagi dan
beban garis) pada gelagar menerus di atas beberapa perletakkan digunakan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :

a) Satu beban garis untuk momen positif yang menghasilkan pengaruh maksimum.
b) Dua beban garis untuk momen negatif yang menghasilkan pengaruh maksimum.
c) Beban terbagi rata ditempatkan pada beberapa bentang/bagian bentang yang
menghasilkan momen maksimum.
d) Jawaban a,b,c
e) Jawaban a,c

8.Beban akibat muatan oleh kendaraan yang mempunyai beban roda disebut.
a) Benan Garis (P) dan beban merata.(D).
b) Beban T titik dari roda kendaraan.
c) Beban Mati..
d) Beban tambahan tetap.
e) Beban sementara tetap

9.Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atasMenurut RSNI
T-02-2005 tergolong beban:

a) Beban primer pada jembatan.


b) Beban sekunder pada jembatan.
c) Beban Tersier pada jembatan.
d) Beban tak tetap pada jembatan
e) Beban mati pada jembatan.

10. Peninjauan diadakan terhadap timbulnya tegangan-tegangan struktural karena adanya


perubahan bentuk akibat adanya perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan, baik
yang menggunakan bahan yang sama maupun dengan bahan yang berbeda. Perbedaan
suhu ditetapkan sesuai dengan data perkembangan suhu setempat.disebut

a) Beban akibat perubahan suhu.


b)Beban akibat perubahan cuaca..
c)Beban akibat perubahan panas.
d) Beban akibat perubahan uluran penampang..

24
e) Beban akibat tekan tarik penampang..

11. Jenis-jenis jembatan balok-T berdasarkan fabrikasinya, antara lain:


a) Jembatan balok-T dengan balok dan lantai dicetak ditempat (cast in place) secara
monolit.
b) Jembatan balok-T dengan balok pracetak dan lantai dicetak ditempat.
c) Jembatan balok-T dengan balok dan lantai pracetak.
d) Jawaban a,b,c benar:
e) Jawaban a, c benar

12.Jika diperolehi Lebar efektif balok ( b ), dipilih yang mana :


a) b = ¼ x L = ¼ x 1000 = 250 mm
b) b = bw + 16 hf = 4000 + (16 x 200) = 3600 mm
c) b = jarak p.k.p = 2000 mm
d) jawab c dan b
e) jawab a dan b

13. Pada bagian ini balok pada ujung akan menerima moment negative karena balok
berada pada tumpuan jepit elastic. bagian tumpuan beton T bagian atas menerima
tarik sehingga tidak berfungsi sebagai balok T secara keseluruhan karena bagian
sayap plat tidak mampu untuk menahan timbulnya tarikan sesuai sifat mekanis
beton. Kondisi ini dapat diasumsikan bawah
a). Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (bo), dapat dihitung sebagai balok
prismatis beton dan penulangan berimbang.
b) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (bo), Luasan beton pada sayap, luas
beton dapat dimanfaatkan sebagai bagian yang menahan tekan.
c) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (bo), beton dan penulangan berimbang,
luas beton dapat dimanfaatkan sebagai bagian yang menahan tekan.
d) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), beton dan penulangan berimbang,
luas beton dpat dimanfaatkan sebagai bagian yang menahan tekan.
e) Sayap dari beton plat dengan lebar efektif (be), beton dan penulangan berimbang.

25
14. Penentuan jenis dan macam pondasi serta bentuk model pondasi didasarkan pada
beban, kemudahan pengerjaan dan pembiayaan konstruksi, letak daya dukung
tanahyang baik dari sisi tegangan bahan tanah merupakan faktor utama untuk
menentukan macam dan model/ bentuk., kealaman pondasi kurang dari 2 meter
dipakai jenis dan bentuk
a) Pondasi batu kali, beton cetak menerus.
b) Pondasi footplate setempat atau footplate menerus.
c) Pondasi sumuran, cakar ayam, boorpile .
d) Pondasi pancang, pondasi sarang laba laba.
e) Pondasi sumuran, boopile , pondasi franki pile

15. Pondasi dangkal dapat dikategorikan berdasarkan bentuk dan kedalaman dari muka
tanah asal.jenis pondasi dangkal antara lain
a) Batu kali, footplate, sumuran, pancang dalam,boorpile.
b) Pondasi sumuran cakar ayam, sarang laba laba, footplate.
c) Pondasi boopile dalam, pancang jenis frankipile, pondasi caisson, footplate.
d) Pondasifoot plate, sarang laba laba, cakar ayam, pondasi rakit (raf pondation).
e) Pondasi boor pile,pondasi pancang

16. Abutment adalah bangunan bawah pondasi dari jenis pasangan batu kali dan perekat
bawah bangunan jembatan.. Fungsinya sebagai penerima atau pemikul beban-baban
yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasidan ke
permukaan tanah. stabilitas abutment Syarat aman terhadap guling Guling akan
terjadi jika momen yang menyebabkan guling melampui momen yang menahan.

SF =
∑ Mx > 2, makna jika lebih dari nilai 2, maka
∑ My
a) Jika momen kerja lebih besar dari momen yang dimiliki oleh kemampuan
penampang dan bagian penahan gaya tekanan pasif.
b) Jika momen kerja lebib kecil dari mamen kemampuan penampang yang didukung
bagian penahangaya tekanan pasif.
c) Jika momen kerja sama dari kekuatan momen kemampuan penampang yang
didukung bagian gaya tekanan pasif.
d) JIka momen kerja lebih kecil dari kemampuan penampang .

26
e) Jika momen kerja tidak memberikan pengaruh pada kemampuan tahanan
penampang.

17.Walaupun secara teoritis tidak perlu sengkang tetapi dan peraturan mensyaratkan
dipasang tulangan minimum sengkang dengan jarak (spasi maksimum).Smaksimum =
1 1
d ×450
2 =2 = 225 mm atauSmaksimum = 600 mm, Kenapa
a) Menyatukan kedudukan tulangan atas dan tulangan bawah pada penampang saat
melakukan aksi gaya dalam untuk mereduksi akibat gaya luar, menyatukan beton
dengan tulangan menjadi kompak,retak dan crack saat pengerasan beton.
b) Menyatukan kedudukan tulangan atas dan tulangan bawah pada penampang saat
melakukan aksi gaya dalam untuk mereduksi akibat gaya luar, menyatukan beton
dengan tulangan menjadi kompak.
c) Menyatukan kedudukan tulangan atas saja dan tulangan bawah saya pada
penampang saat melakukan aksi gaya dalam untuk mereduksi akibat gaya luar,
agar tidak,retak dan crack saat pengerasan beton.
d) Menyatukan kedudukan tulangan atas dan tulangan bawah pada penampang saat
melakukan aksi gaya dalam untuk mereduksi akibat gaya luar.
e)Menyatukan kedudukan tulangan atas dan tulangan bawah pada penampang saat
melakukan aksi gaya dalam untuk mereduksi akibat gaya luar, agar tidak lepas.

18.Perhitungan untuk mendapatkan berat konstruksi upper jembatan terhadap abutmen


sesuai model dari rencana bentuk dengan materil dan dimensi serta bagian lainnya
yang menyatu dalam konstruksi dan membebani bagian abutmen, dikelompokan
dalam.
a) Beban tetap
b) Beban sementara
c) Beban mati
d) Beban hidup
e) Beban gempa.

19. Beban yang bekerja sebagai beban khusus dari pengaruh antara lain:

a) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi, gempa,taekanan tanah aktif,gesek
tumpuan, turbelin air pangkal jembatan, hidup.
b) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi, gempa,taekanan tanah aktif,gesek
tumpuan, turbelin air pangkal jembatan, mati.

27
c) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi, gempa,taekanan tanah aktif,gesek
tumpuan, turbelin air pangkal jembatan, kendaraan.
d) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi, gempa,taekanan tanah aktif,gesek
tumpuan, turbelin air pangkal jembatan.
e) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi, gempa,taekanan tanah aktif,gesek
tumpuan, turbelin air pangkal jembatan, pemeliharaan.

20. Kestabilan konstruksi diperiksa terhadap kombinasi pembebanan yang paling


maksimum pada tiap kombinasi. dengan maksud
a).Memperoleh komposisi beban minimum yang dipakai sebagai dasar desain
pembebanan.
b). Memperoleh komposisi kombinasi beban minimum yang sering bekerja pada
konstruksi.
c). Memperoleh komposisi beban kombinasi beban maksimum sebagai dasar desain
pembebanan.
d) Memperoleh komposisi beban kombinasi maksimum yang sering bekerja.
e).Memperoleh komposisi beban yang paling sering bekerja untuk desain
pembebanan.

21. Bahan baja tulangan yang dipakai memiliki kemampuan kuat leleh dan elastisitas
bahan Kuat leleh A 36
a) fy = 360 Mpa
b) fy = 410 Mpa
c) fy = 375 Mpa
d) fy = 395 Mpa
e) fy = 415 Mpa

22. Kenapa dalam menghitung momen desain pada balok dipakai momen kombinasi
beban mati digbung beban hidup digambung beban angin dan Gempa
a) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan seimbang.
b) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan tak seimbang.

28
c) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan lebih kecil dari penampang.
d) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan lebih besar dari penampang
e) Agar memperoleh momen maksimum dan mendapatkan kemampuan beton dan
tulangan lebih besar tulangan.

23. Beban hidup pada jembatan yang harus ditinjau dinyatakan macam yaitu beban

a) beban “D” yang merupakan beban jalur gelagar, beban angina, beban kejut, beban
gempa.
b)T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar, beban angina, beban kejut.
c)T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar, beban gempa.
d)T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar, beban angina.
e) T“ yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang
merupakan beban jalur gelagar.

24. Rasio tinggi balok dan panjang bentang yang digunakan dalam jembatan balok-T
diantara Tinggi balok yang ekonomis akan diperoleh bila jumlah tulangan desak pada
tumpuan bagian dalam (interior support) sesedikit mungkin.
a) Antara 0,065-0,075
b) Antara 0,068-0,078
c) Antara 0,075-0,085
d) Antara 0,095-0,095
e) Antara 0,055-0,055

25. Jarak gelagar ekonomis biasanya berkisar


a) (± 1,5-2,5 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 1,5 m).
b)(± 1,75-2,75 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (±1,75 m).
c) (± 2-3 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 2 m).
d)(± 2,25-3,25 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 2,25 m).

29
e)(± 2,5-3,5 m) dengan slab yang menonjol (overhang) maksimal (± 2,5 m).

26. Bila slab tebal plat kendaraan dibuat menjadi satu kesatuan dengan gelagar maka
ukuran
a) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar. Seperempat dari panjang
gelegar dan 10 kali tebal slab kecil.
b) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, Seperempat dari panjang gelegar dan 10 kali
tebal slab kecil.
c) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar. Seperempat dari panjang
gelegar dan 10 kali tebal slab kecil.
d) lebar efektif dalam desain tidak boleh lebih dari jarak pusat ke pusat gelagar,
seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar.
e) Seperempat panjang bentang gelagar, seperempat panjang bentang gelagar atau 12
kali tebal slab terkecil ditambah lebar badan gelagar. Seperempat dari panjang
gelegar dan 10 kali tebal slab kecil.

ε
27. Pada rumusan rengangan pada beton dinyatakan ( c = 0,003), fs = fy , NT = NDpada
penampang balok beton dapat dimaknai
a) Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh, pada saat beton mulai retak .
b) Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh, pada saat beton telah retak.
c) Dianggap baja tulangan telah mencapai putus, pada saat beton telah retak.
d) Dianggap baja tulangan telah mencapai putus pada saat beton mulai retak,
e) Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh, pada saat beton sudah retak

28. Pada pencarian koefisien ro (ρ) pada penulangan beton dicapai nilai ρperlu< ρmin apa
makna dari nilai

30
a) koefisien ro ( ρ ) hasil hitungan lebih kecil dari ro (ρ ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) hitungan.
b) Koefisien ro ( ρ) hasil hitungan lebih kecil dari ro (ρ ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) minimal.
c) Koefisien ro (ρ ) hasil hitungan lebih besar dari ro (ρ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) minimal.
d) Koefisien ro (ρ ) hasil hitungan lebih besarl dari ro (ρ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ ) hitungan.
e) Koefisien ro (ρ ) hasil hitungan lebih kecil dari ro (ρ) minimal, bahwa untuk
menentukan luas tulangan dipakai ro (ρ) hitungan.

29. Koefisien gesekan pada tumpuan jenis roll dengan 1 sampai 3 rol nilai yang diijinkan:
a) Nilai : 0,01 sampai dengan : 0,05
b) Nilai : 0,001 sampai dengan : 0,05
c) Nilai : 0,02 sampai dengan : 0,05
d) Nilai : 0,015 sampai dengan : 0,05
e) Nilai : 0,01 sampai dengan : 0,06

30. Bahan tumpuan antara baja dengan baja atau baja tuang ,sebesar

a). 0,25
b) 0,24
c) 0,23
d) 0,21
e) 0,26

31

Anda mungkin juga menyukai