Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS

TUGAS : Critical Journal Review (CJR)


Sifat Tugas : Kelompok
Kelas :A
Mata Kuliah : Sumber Belajar dan Media Pembelajaran

Nama Anggota Batas Upload dan


No. Kelompok Tema Individu Tempat Upload
Kelompok Presentasi

(8) Karakteristik Peserta 1. Siti Shafaa’ Nurani Google Classroom


Sumber Belajar Didik dan Warga (222103016)
Belajar 2. Cindy Saputri
(222103024)
3. Ratna Asih
(222103027)
4. Alda Amelia
Nuraini
(222103037)
5. Sinta Purwita
(222103042)
6. Nurul Azmi
Herdianti
(222103045)
7. Philip Berdoansih
(239191024)

Referensi Jurnal:
https://drive.google.com/drive/folders/1oPuAB9Tfu72XeFFZUyBa6B3Ph4MoH45j?usp=drive_link
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 4
Penulis: Nisa Ulmah Mudah
Nama Jurnal : Analisis Karakteristik Gaya Belajar Peserta Didik Kelas X5 IPA SMAN 1 Surakarta
Vol./No.: 8/1
ISBN/ISSN: P-ISSN 2528-6250
Penerbit : Jurnal Muara Pendidikan
Tahun Terbit: 2023
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Modalitas belajar yang sangat Terdapat tiga jenis gaya
Mudah, N. U. (2023). ANALISIS Salah satu karakteristik belajar penting adalah gaya belajar, gaya belajar berdasarkan modalitas
KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR PESERTA yang berkaitan dengan menyerap, belajar memiliki karakteristik yang seorang individu dalam
DIDIK KELAS X5 IPA SMAN 1 SURAKARTA. mengolah, dan menyampaikan berkaitan dengan penyerapan memproses informasi atau
Jurnal Muara Pendidikan, 8(1), 67-73. informasi yang didapatkan dalam informasi, mengolah informasi, biasa disebut dengan gaya
proses pembelajaran yaitu gaya dan penyampaian informasi dalam belajar visual, auditorial, dan
URL: belajar peserta didik. Gaya proses pembelajaran peserta didik. kinestetik. Gaya belajar visual
https://ejournal.ummuba.ac.id/index.php/mp/article/ belajar merupakan modalitas mengandalkan indera
view/1181 belajar yang sangat penting (Catur, penglihatan, gaya belajar
2018). auditori mengandalkan indera
DOI: Pendapat 2: Usaha menentukan seberapa pendengaran, dan gaya belajar
https://doi.org/10.52060/mp.v8i1.1181 Menurut Barbara Prashning dalam banyak seseorang dalam menyerap kinestetik mengandalkan
Chatib (2015) menyatakan bahwa informasi, dua hal ini saling indera peraba karena lebih
penyerapan informasi bergantung bergantung satu sama lain. efektif menggunakan gerakan
pada cara orang fisik dan sentuhan saat
mengusahakannya. menerima dan memproses
Pendapat 3: Seorang guru harus mengetahui informasi. Karakteristik
Menyelaraskan tujuan dan memahami arah tuntutan belajar menuntut
pembelajaran dengan tuntutan pembelajaran sesuai dengan zaman memudahkan guru untuk lebih
zaman maka guru perlu agar pembelajaran yang memahami strategi
memahami arah tuntutan diberikannya lebih efektif, pembelajaran yang efektif
pembelajaran terkini bermakna, dan dapat mencapai bagi peserta didiknya. Peserta
pembelajarannya lebih agar tuntutan pembelajaran yang didik yang menerima materi
bermakna (Sudarisman, 2015) berlaku. menggunakan metode yang
Pendapat 4: Usaha dalam menyesuaikan proses sesuai dengan gaya belajarnya
Pembelajaran berdiferensiasi pembelajaran untuk memenuhi akan lebih mudah dalam
adalah usaha untuk menyesuaikan kebutuhan belajar di kelas adalah proses pemahaman materi
proses pembelajaran di kelas untuk pembelajaran diferensiasi. Namun yang disampaikan oleh
memenuhi kebutuhan belajar pembelajaran diferensiasi tidak gurunya. Peserta didik yang
individu setiap peserta didik. dilakukan dengan cara memahami bagaimana gaya
Namun demikian, pembelajaran memberikan metode pembelajaran belajarnya akan lebih
berdiferensiasi bukan berarti yang berbeda kepada tiap murid termotivasi untuk belajar.
bahwa guru harus mengajar dan bukan pula memberikan Puncak pemahaman informasi
dengan 32 cara yang berbeda jumlah soal yang banyak bagi merupakan memori jangka
untuk mengajar 32 orang peserta peserta didik yang lebih cepat panjang yang tak terlupakan
didik. Bukan pula berarti bahwa memahami informasi maka dari itu proses
guru harus memperbanyak jumlah pembelajaran dibandingkan mendiferensiasikan pelajaran
soal untuk peserta didik yang lebih peserta didik yang lain. dapat memenuhi kebutuhan,
cepat bekerja dibandingkan yang gaya, dan minat masing-
lain (Tomlinson, 2000). masing peserta didik. Guru
harus dapat memahami
seluruh gaya belajar peserta
didik agar pembelajaran yang
dilakukan menjadi efektif, dan
lebih bermakna.
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 5
Penulis: Dhahana Aris Saputra, Aryo Andri, dan Joko Sulianto
Analisis Penerapan Pembelajaran Diferensiasi Dengan Model Problem Based Learning Terhadap Minat
Nama Jurnal :
Belajar Peserta Didik Di SD
Vol./No.: 9/4
ISBN/ISSN: ISSN Cetak: 2477-5673 / ISSN Online 2614-722X
Penerbit : DIDAKTIK Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang / Universitas Mandiri
Tahun Terbit: 2023
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Rasa suka dan ketertarikan pada Minat merupakan Langkah
Saputra, D. A., Andri, A., & Sulianto, J. (2023). Menurut Slameto (2010), minat suatu aktivitas atau hal yang awal dalam sebuah
Analisis Penerapan Pembelajaran Diferensiasi adalah suatu rasa lebih suka dan dilakukan tanpa adanya paksaan pembelajaran yang
Dengan Model Problem Based Learning Terhadap rasa keterikatan pada suatu hal disebut dengan minat. merupakan dorongan dari
Minat Belajar Peserta Didik Di SD. Didaktik: Jurnal atau aktivitas, tanpa ada yang dalam diri untuk belajar yang
Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(04), 1570-1582. menyuruh. menimbulkan perasaan
Pendapat 2: Pembelajaran berdiferensiasi senang. Minat dapat menjadi
URL: Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha pendidik untuk motivasi seseorang untuk
https://journal.stkipsubang.ac.id/index.php/didaktik/ adalah usaha untuk menyesuaikan menyesuaikan proses belajar apa yang diinginkan.
article/view/1749 proses pembelajaran di kelas untuk pembelajaran yang efektif dan Minat memiliki peran penting
memenuhi kebutuhan belajar tepat untuk setiap peserta didik. dalam proses pembelajaran
DOI: individu setiap peserta didik peserta didik. Peserta didik
https://doi.org/10.36989/didaktik.v9i04.1749 (Tomlinson, 2000). dapat dengan mudah saat
Pendapat 3: Kesiapan belajar, minat, dan profil menghafal dan mencerna
Tomlinson (2014) menyampaikan belajar peserta didik merupakan pembelajaran yang sesuai
bahwa kita dapat mengategorikan kategori dasar dalam aspek dengan minatnya.
kebutuhan belajar peserta didik, kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran diferensiasi
paling tidak berdasarkan 3 aspek. dapat menyesuaikan
Ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang tepat
kesiapan belajar (readiness) untuk peserta didik. Salah satu
peserta didik, minat, dan profil aspek terpenting dalam
belajar peserta didik. strategi pembelajaran peserta
Pendapat 4: Pedoman dalam perancangan didik adalah aspek kesiapan
Model pembelajaran memiliki kurikulum dan serta pelaksanaan belajar. Kesiapan belajar
fungsi sebagai pedoman bagi proses peserta didik merupakan merupakan kapasitas yang
perancang kurikulum ataupun salah satu fungsi dari model dimiliki peserta didik untuk
dalam merencanakan serta pembelajaran. mempelajari suatu materi,
melaksanakan proses tugas dapat
pembelajaran di kelas ( Priansa, mempertimbangkan kesiapan
2017: 188 ). peserta didik dalam
Pendapat 5: Pembelajaran dengan pengalaman menemukan levelnya dalam
Menurut Abidin (2014) dalam autentik dapat menarik peserta mempelajari suatu materi.
Agus Rubiyanto (2021:116), didik untuk aktif dalam Model pembelajaran
Problem Based Learning mengonstruksikan pengetahuan merupakan kerangka
merupakan pembelajaran yang serta mengintegrasikan konteks konseptual yang
menyediakan pengalaman autentik belajar disekolah dan dunia nyata menggambarkan langkah
yang mendorong peserta didik secara alami merupakan terencana dan sistematis untuk
untuk belajar aktif, pembelajaran problem based mengorganisasikan proses
mengonstruksikan learning. pembelajaran agar terlaksana
pengetahuannya dan secara efektif. Model
mengintegrasikan konteks belajar pembelajaran yang berkaitan
di sekolah dan belajar di dengan keaktifan peserta didik
kehidupan nyata secara alami. adalah model pembelajaran
based learning. Pembelajaran
based learning mengasah
peserta didik untuk kritis dan
analisis dalam memecahkan
masalah kompleks sehingga
memicu peserta didik untuk
berpikir kritis.
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 4
Penulis: Ahmad Taufik
Nama Jurnal : Analisis Karakteristik Peserta Didik
Vol./No.: 16/1
ISBN/ISSN: 2656-3126
Penerbit : eL~Ghiroh
Tahun Terbit: 2019
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Karakteristik peserta didik Gaya belajar, atau learning
Taufik, A. (2019). Analisis Karakteristik Peserta Karakteristik peserta didik didefi merujuk pada ciri-ciri kualitas style, merujuk pada
Didik. El-Ghiroh : Jurnal Studi Keislaman, 16(01), nisikan sebagai ciri dari individual siswa secara umum, karakteristik dan preferensi
1-13. kualitas perorangan peserta didik termasuk kemampuan akademik, siswa dalam mengumpulkan,
yang ada pada umumnya usia, tingkat kedewasaan, motivasi menafsirkan, mengorganisir,
URL: meliputi antara lain kemampua terhadap mata pelajaran, merespons, dan memikirkan
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el- n akademik, usia dan tingkat pengalaman, ketrampilan, informasi. Keanekaragaman
ghiroh/article/view/71 kedewasaan, motivasi terhada psikomotorik, kemampuan kerja gaya belajar siswa perlu
p mata pelajaran, pengalaman, sama, dan kemampuan sosial. Ini diketahui oleh guru pada awal
DOI: ketrampilan, psikomotorik, mencakup berbagai aspek yang pembelajaran, sehingga guru
https://doi.org/10.37092/el-ghiroh.v16i01.71 kemampuan kerja sama, serta memengaruhi perkembangan dan dapat menentukan pendekatan
kemampuan sosial (Atwi pembelajaran siswa di lingkungan dan media pembelajaran yang
Suparman, 2001: 123). pendidikan. sesuai dengan gaya belajar
Pendapat 2: Keanekaragaman gaya belajar para siswa. Prinsip efektivitas
Gaya belajar atau peserta didik perlu diketahui pembelajaran menekankan
learning style oleh para guru pada awal kesesuaian antara pendekatan
sering diartikan sebagai karakt belajar. Sehingga guru memiliki mengajar guru dengan gaya
eristik dan preferensi atau dasar dalam menentukan belajar siswa untuk mencapai
pilihan peserta didik pendekatan dan media pembelajaran yang efektif.
mengenai cara pembelajaransangat ditentukan Hal ini menunjukkan
mengumpulkan informasi, oleh kesesuaian antara pentingnya memahami dan
menafsirkan, mengorganisir, pendekatan pembelajaran memperhatikan
merespons, dan memikirkan berdasarkan tingkat keanekaragaman gaya belajar
informasi tersebut (Hisyam Zaini, perkembangan psikologis dengan siswa dalam merancang dan
2002: 45). gaya belajar yang disukai oleh melaksanakan pembelajaran.
para peserta didik. Adapun
prinsip efektivitaspembelajaran
adalah kesesuaian pendekatan
mengajar seorang guru dengan
gaya belajar peserta didik.
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 4
Penulis: Hasby Assdiqi
Nama Jurnal : Membentuk Karakter Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Search, Create, and Share
Vol./No.: 1/1
ISBN/ISSN: 2442-3041
Penerbit : Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika / STKIP PGRI Banjarmasin
Tahun Terbit: 2015
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Karakter merupakan suatu ciri Karakteristik peserta didik
Assidiqi, H. (2015). MEMBENTUK KARAKTER Character (latin) berarti khas yang mampu membedakan merupakan suatu ciri khas,
PESERTA DIDIK MELALUI MODEL instrument of narking, charessein individu satu dengan individu lain. keunikan, ataupun tanda
PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, (prancis) berarti sifat pembawaan yang mana karakter didalamnya identitas yang dapat
AND SHARE. Math Didactic: Jurnal Pendidikan yang mempengaruhi tingkah laku, terdapat sifat, keadaan, atau fitur membedakan satu individu
Matematika, 1.1:45_55. budi pekerti, tabiat, dan berwatak yang mampu diidentifikasi atau dengan individu lain. peserta
(Koesoema,2007:163). diamati. didik yang berkarakter baik
URL: Pendapat 2: Suatu individu tentu akan tentu pada prosesnya ada
https://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math/article/ Individu yang berkarakter baik dan memiliki karakteristik pribadi peran pendidik maupun orang
view/94/85 unggul merupakan seseorang yang yang berbeda – beda. Dengan tua yang senantiasa membantu
berusaha melakukan hal – hal keberagaman karakteristik tersebut dan membimbing peserta
DOI: yang terbaik terhadap dirasa setiap individu perlu didik dalam membentuk
https://doi.org/10.33654/math.v1i1.94 hubungannya dengan tuhan yang memahami karakter apa yang karakternya yang baik. Untuk
maha esa, diri sendiri, sesama dimilikinya dan mampu itu, pendidik maupun orang
manusia, lingkungan, dan mengamati karakter orang lain tua serta lingkungan sangatlah
kebangsaan yang terwujud dalam guna membantu kita untuk berpengaruh besar terhadap
pikiran sikap, perasaan, perkataan, berinteraksi dengan mereka lebih pertumbuhan, perkembangan.,
dan perbuatan berdasarkan norma baik dan membantu kita dalam serta pembentukan
– norma agama, hukum, adat mengidentifikasi kekuatan dan karakteristik setiap peserta
istiadat, tata karma, dan budaya. kelemahan dalam diri itu sendiri didik. Salah satu model
Orang yang perilakunya sesuai serta memperluas wawasan pembelajaran yang
dengan norma – norma tersebut tentang keragaman manusia. ditawarkan pada peserta didik
disebut berkarakter mulia Dengan begitu, karakteristik ialah model pembelajaran
(Gunawan,2014:5) peserta didik sangat bervariasi SSCS yang sistemnya
tergantung pada faktor – faktor mengajarkan peserta didik
seperti usia, latar belakang budaya, untuk mampu menyelesaikan
lingkungan sosial. Dan kebutuhan suatu permasalahan dalam
pendidikan individu. Akan tetapi hidup. Model ini terdiri dari
secara umumnya peserta didik beberapa fase yakni fase
juga bisa memiliki keunikan dalam identifikasi masalah, fase
gaya belajar, tingkat kecerdasan, mendesain solusi, fase
minat, motivasi, serta tingkat memformulasikan hasil, dan
kematangan emosional. Oleh fase mengkomunikasikan
karenanya setiap peserta didik hasil belajar.
dalam membentuk karakter yang
baik tentu membutuhkan adanya
bimbingan dari orang tua maupun
pendidik.
Pendapat 3: Adanya model pembelajaran yang
Karakter mengacu pada kekinian seperti model
serangkaian sikap (attitude) dan pembelajaran SSCS ini tentu
perilaku (behavioris). Karakter dirasa mempermudah pendidik
dapat meliputi sikap seperti maupun orang tua dalam
keinginan untuk melakukan hal mengidentifikasi atau mengamati
yang terbaik, kapasitas intelektual karakteristik yang dimiliki oleh
seperti berpikir kritis dan alasan setiap individu. Seperti halnya
moral, perilaku seperti jujur dan ketika peserta didik dapat berperan
bertanggung jawab, aktif dalam proses pembelajaran
mempertahankan prinsip – prinsip dengan aktif bertanya dan cepat
moral dalam situasi penuh menyelesaikan tugas, hal ini tentu
keadilan, kecakapan interpersonal akan membentuk sikap rasa ingin
dan emosional yang tahu, kerja keras, dan mandiri
memungkinkan seseorang peserta didik dalam belajar. Selain
berinteraksi secara efektif dalam itu, karena model pembelajaran
berbagai keadaan dan komitmen SSCS peserta didik dihadapkan
untuk berkontribusi dengan pada masalah terbuka yang dapat
komunitas dan masyarakatnya. dijawab dengan banyak cara
Karakteristik ialah realisasi ataupun dengan banyak jawab
perkembangan positif sebagai benar sehingga mengundang
individu (intelektual, sosial, potensi intelektual dan
emosional, dan etika). Individu pengalaman peserta didik dalam
yang berkarakter baik adalah proses menemukan sesuatu yang
seseorang yang berusaha baru dan tentu melatih peserta
melakukan hal yang terbaik didik dalam berpikir kritis, kreatif,
(MUsfiroh,2008:25). logis, dan percaya diri.
Pendapat 4: Pembentukan karakter peserta
Berdasarkan grand design yang didik dalam lingkup sosial budaya
dikembangkan Kemendiknas, tentu akan selalu melibatkan
secara psikologis dan sosial pengaruh dari nilai - nilai atau
kultural pembentukan karakter norma dan tradisi yang ada dalam
dalam diri peserta didik lingkup masyarakat. Pengaruh dari
merupakan fungsi dari seluruh pembentukan karakter disini tentu
potensi individu manusia (kognitif, akan membantu peserta didik
afektif, dan psikomotorik) dalam untuk tumbuh dan berkembang
konteks sosial kultural (dalam sesuai dengan potensi yang
keluarga, sekolah, masyarakat) dimiliki, mencakup proses
dan berlangsung sepanjang hayat. internalisasi dan pembentukan
sikap, perilaku, dan moralitas yang
sesuai dengan nilai-nilai sosial dan
budaya yang dominan dalam
lingkungan mereka.
Pendapat 5: Model pembelajaran SSCS ini
Model pembelajaran SSCS tentu akan memudahkan peserta
(search, solve, create, and share) didik untuk membentuk
merupakan model yang karakteristik maupun kepribadian
mengajarkan suatu proses nya yang mandiri terutama dalam
pemecahan masalah dan memecahkan suatu persoalan.
mengembangkan keterampilan Model pembelajaran SSCS dapat
pemecahan masalah (Pizzini dkk, dilakukan dimana pun peserta
1988:23). Model SSCS ini didasari didik berada baik dikelas maupun
oleh teori kognitif dan dilingkungan masyarakat. Oleh
konstruktivisme yang berasumsi karenanya dengan model
anak memiliki rasa ingin tahu pembelajaran seperti ini
bawaan dan secara terus menerus memudahkan peserta didik untuk
berusaha memahami dunia tumbuh dan berkembang
sekitarnya dan menganggap bahwa membentuk kepribadian yang
kelas ialah cermin masyarakat mandiri yang mampu
yang lebih besar dan berfungsi menyelesaikan suatu persoalan
sebagai laboratorium untuk belajar dengan sendiri. Model
memecahkan masalah kehidupan pembelajaran seperti ini juga
nyata (Rizki dalam Parwati, memberikan pemahaman serta
2011:281 pengalaman bagi setiap individu
untuk memahami bahwa setiap
individu tentu memiliki
karakteristik yang beragam dan
memungkinkan dirinya untuk bisa
memahami dunia sekitarnya
termasuk diri nya sendiri.
Meskipun model pembelajaran ini
menjadi perantara bagi setiap
peserta didik untuk tumbuh,
namun dirasa peran pendidik dan
orang tua juga perlu diperhatikan
guna bisa membimbing dan
mengarahkan setiap peserta didik
untuk dapat melakukan atau
menyelesaikan suatu persoalan itu
dengan baik.
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 3
Penulis: Sultan Jadid
Evaluasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Muhammadiyah Pakel Plus
Nama Jurnal :
Yogyakarta
Vol./No.: 14/1
ISBN/ISSN: 2089-5003
Penerbit : JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
Tahun Terbit: 2023
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Sumber daya manusia yang Beberapa hal dilakukan yang
Jadid, S. (2023). Evaluasi Program Penguatan Pendidikan karakter dapat terlibat dalam pelaksanaan bertujuan untuk meningkatkan
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar dipengaruhi dengan beberapa pendidikan karakter terdiri dari Pendidikan karakter siswa
Muhammadiyah Pakel Plus Yogyakarta. JURNAL institusi dan kelompok seluruh stakeholder atau civitas seperti menerapkan metode
PENDIDIKAN KARAKTER Masyarakat. Seluruh pelaksanaan akademika sekolah, orang tua, dan pembelajaran scientific
program yang bermaksud untuk masyarakat sekitar sekolah. Jika cooperative learning, dan
URL: menaikkan kualitas karakter siswa. berjalan dengan baik, dan siswa snowball throwings yang
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/ dapat menerima nilai karakter. meningkatkan kemampuan
53206/pdf Semua pihak yang terlibat dalam siswa yang dibutuhkan siswa
pelaksanaan program penguatan abad ke-21. Bukan hanya
DOI: pendidikan karakter di lapangan menerapkan metode
https://doi.org/10.21831/jpka.v14i1.53206 dikenal sebagai sumber daya pembelajaran hal penting
manusia, menurut Kemendikbud yang harus diperhatikan
(2016, p. 56). adalah sarana dan prasarana
Pendapat 2: Menurut Matin dan Nurhattati yang dapat membantu
Seluruh program penguatan (2016), sarana dan prasarana pelaksaan metode
Pendidikan karakter dapat berhasil pendidikan dapat didefinisikan pembelajaran secara
secara menyeluruh jika kualitas sebagai semua barang dan jasa maksimal. Dalam hal ini
sarana dan prasarana Pendidikan yang telah diputuskan dan peran Masyarakat dapat
meningkat dan dibantu juga oleh direncanakan oleh satuan menjadi pendorong lebih
kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan untuk mendukung dengan menyesuaikan peran
pengetahuan. Setiap sekolah harus kegiatan pembelajaran dan mereka di dalam sarana dan
memperhatikan kualitas aktivitas pendukungnya. Tanpa prasarana sekolah. Mereka
Pendidikan dengan melakukan fasilitas yang juga ikut berperan sebagai
menjadikan pendukung kegiatan kolaborator yang dapat
pembelajaran dan program sebagai Program penguatan pendidikan memberikan penilaian
pendukung Pendidikan karakter karakter tidak akan berhasil secara karakter terhadap siswa.
siswa. keseluruhan. Ini memperkuat Beberapa hal seperti Lembaga
pendapat Gusni (2019), yang dan komunitas dapat
menyatakan bahwa sarana dan mendorong sarana dan
prasarana pendidikan merupakan prasarana menjadi lebih
sumber daya yang menentukan maksimal.
kualitas sekolah dan perlu
peningkatan terus-menerus seiring
dengan kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan.
Setiap sekolah harus
mempertahankan sarana dan
prasarana yang ada, terutama jika
sarana dan prasarana tersebut
berfungsi sebagai pendukung
kegiatan pembelajaran dan
program sekolah lainnya.
Pendapat 3: Di SD Muhammadiyah Pakel Plus,
Pembelajaran scientific, dan guru menggunakan metode
snowball throwing dapat pembelajaran scientific
membantu guru untuk membuat cooperative learning, dan
siswa lebih aktif dalam kegiatan snowball throwings. ini dipilih
belajar-mengajar. Kegiatan karena dapat membantu guru
belajar-mengajar dapat menjadi mengaktifkan siswa dalam
lebih baik dan efektif dengan kegiatan pembelajaran. Akibatnya,
mencapai tujuan pembelajaran. kegiatan pembelajaran dapat
Guru dapat melakukan metode dilakukan dengan lebih baik dan
pembelajaran untuk mencapai lebih efektif bagi siswa. Metode
tujuan belajar. Beberapa poin yang pembelajaran adalah cara guru
harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pembelajaran di
membangun karakter yaitu dengan kelas (Ulfa & Saifudin, 2018).
meningkatkan kemampuan Metode pembelajaran yang
berpikir kritis dan kreatif, mampu digunakan untuk pembentukan
bekerja sama dan berkomunikasi karakter harus dapat membantu
baik dengan sesama. pendidik mempersiapkan siswa
untuk menghadapi abad ke-21
dengan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, bekerja sama, dan
berkomunikasi dengan baik
(Kemendikbud, 2016: 29).
Pendapat 4: Dalam konteks masyarakat,
Peranan Masyarakat sangatlah penguatan pendidikan berbasis
penting dan beragam. Masyarakat masyarakat berarti bahwa
dapat berkontribusi dalam masyarakat terlibat dalam program
menguatkan Pendidikan karakter penguatan pendidikan karakter.
siswa dengan melakukan Oleh karena itu, SD
kolaborasi dengan pihak sekolah Muhammadiyah Pakel Plus
dan beberapa Lembaga yang dapat berkontribusi pada orang tua,
menjadi nilai tambah dalam lembaga lain, dan masyarakat
melakukan penguatan karakter. sekitar dalam melaksanakan
penguatan pendidikan karakter
peserta didik. Menurut Sultan
Jadid dan Hendro Widodo 88
Jurnal Pendidikan Karakter
pelaksanaan penguatan pendidikan
karakter (Kemendikbud, 2016, pp.
41-42), kolaborasi dengan
masyarakat, lembaga, dan
komunitas sangat penting.
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 2
Penulis: Rony
Nama Jurnal : Urgensi Manajemen Budaya Organisasi Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik
Vol./No.: 2/1
ISBN/ISSN: ISSN 2723 - 4975
Penerbit : Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education
Tahun Terbit: 2021
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Dalam KBBI dijelaskan bahwa Karakter merupakan sifat-
Rony, R. (2021). Urgensi Manajemen Budaya Menurut Kamus Besar Bahasa karakter ialah sifat yang sifat, perilaku yang terdapat
Organisasi Sekolah Terhadap Pembentukan Indonesia, karakter adalah sifat- membedakan antara individu satu dalam diri seseorang yang
Karakter Peserta Didik: The Urgency of School sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti dan lainnya. Karakter ini akan membedakannya dengan
Organizational Culture Management Against yang membedakan seseorang dari merupakan hal yang unik yang orang lain. Karakter terdiri
Character Building Students. Tafkir: orang lainnya. Karakter pasti ada dalam diri individu yang dari 2 pengertian yang
Interdisciplinary Journal of Islamic Education, merupakan nilai-nilai unik yang diimplementasikan dalam perilaku menunjukkan perilaku baik
2(1), 98-121. terpatri dalam diri dan sehari-hari. dan buruk.
terejawantahkan dalam perilaku.
URL: Karakter secara koheren
https://pasca.jurnalikhac.ac.id/index.php/tijie/article/ memancar dari hasil pola pikir,
view/26 olah hati, olah rasa dan karsa serta
olah raga seseorang atau
DOI: sekelompok orang.
https://doi.org/10.31538/tijie.v2i1.26
Pendapat 2: Dalam Bahasa Inggris Karakter
Karakter dalam bahasa Inggris disebut juga “Character” yang
adalah “character”, yang berasal berasal dari bahasa Yunani yang
dari bahasa Yunani character atau memiliki arti tajam dan disebutkan
charassain yang berarti membuat juga dalam kamus
tajam, membuat dalam. Dalam Poerwardarminta bahwa karakter
kamus Poerwardarminta, karakter ini adalah sifat yang ada dalam diri
diartikan sebagai tabiat, watak, individu yang membedakannya
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau dengan orang lain.
budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan orang lain.
Seperti hal-hal yang meliputi
perilaku, kebiasaan, kesukaan,
ketidaksukaan, kemampuan,
potensi, nilai- nilai, dan pola-pola
pikiran.
Pendapat 3: Scerenko menjelaskan bahwa
Menurut Scerenko, karakter adalah karakter ialah ciri-ciri yang
ciri-ciri yang membentuk dan terbentuk dan berfungsi untuk
membedakan ciri pribadi, ciri etis membedakan antara individu satu
dan kompleksitas mental dari dan lainnya. Menurut Winnie
seseorang. Sedangkan menurut karakter mempunyai 2 pengertian
Winnie, istilah karakter memiliki yaitu menunjukkan perilaku buruk
dua pengertian. Pertama, ia dan perilaku baik.
menunjukkan bagaimana perilaku
buruk. Jika apabila seseorang
berperilaku jujur, suka menolong,
tentulah orang tersebut termasuk
perwujudan dari karakter mulia.
Kedua, istilah karakter erat
kaitannya dengan personality.
Seseorang baru bisa dikatakan
sebagai orang yang berkarakter
apabila tingkah lakunya sesuai
dengan kaidah moral seseorang,
berperilaku tidak jujur, kejam atau
rakus, tentu orang tersebut
memanifestasikan
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 5
Penulis: Muhammad Anas Ma’rif dan Indri Cahyani
Nama Jurnal : Pendidikan Multikultural Sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik
Vol./No.: 2/2
ISBN/ISSN: E-ISSN 26210460
Penerbit : Ta’lim-Jurnal Studi Agama Islam
Tahun Terbit: 2019
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Pendidikan Budi pekerti yang Pendidikan karakter pesta
Maarif, M. A. (2019). Pendidikan Multikultural Menurut Thomas Lickona yang mendorong agar seseorang ialah suatu pendidikan yang
Sebagai Pembentukan Karakter Peserta dikutip pada jurnal Johansyah, memiliki pribadi yang berperilaku mendidik atau mengajarkan
Didik. TA'LIM: Jurnal Studi Pendidikan pendidikan karakter adalah baik, bertanggung jawab jujur peserta didik mengenai nilai-
Islam, 2(2), 136-152. pendidikan budi pekerti luhur agar serta peka terhadap keadaan sosial nilai kebaikan, jujur serta
terciptanya seseorang yang di sekitarnya merupakan bentuk bertanggung jawab dalam
URL: memiliki pribadi baik yang dari pendidikan karakter. kehidupan sehari harinya.
https://ejurnal.unisda.ac.id/index.php/talim/article/vi memiliki hasil yang dapat dilihat
ew/1413 nyata dari perilakunya, yang
berupa tingkah laku baik,
DOI: bertanggung jawab, peka terhadap
https://doi.org/10.52166/talim.v2i2.1413 sosial, jujur, dan lain sebagainya.
Pertemuan 2
IDENTITAS JURNAL Utama

Halaman Sampul (cover/sampul):

Sinta: 4
Penulis: Riswanda
Pengaruh Karakteristik Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Social, Humanities, and
Nama Jurnal :
Educational Studies
Vol./No.: 6/4
ISBN/ISSN: E-ISSN 2620 9292
Penerbit : Universitas Sebelas Maret
Tahun Terbit: 2020
TEMA KELOMPOK: Karakteristik Peserta Didik dan Warga Belajar
HASIL KERJA KELOMPOK PENDAPAT PHARAFRASE KESIMPULAN
Daftar referensi: Pendapat 1: Pendidikan karakter peserta didik Pendidikan karakter adalah
Riswanda. (2020). Pengaruh Karakteristik Peserta Menurut Wayan Eka Santika 2020 merupakan upaya penerapan nilai- sebuah usaha untuk
Didik terhadap Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Pendidikan karakter pada peserta nilai agama, moral, dan etika pada menerapkan nilai-nilai agama,
Social, Humanities, and Educational Studies, 3(4), didik adalah sebuah usaha untuk diri peserta didik melalui ilmu moral, etika pada peserta
823–823. doi:10.20961/shes.v3i4.54408 menerapkan nilai-nilai agama, pengetahuan dalam pembentukan didik melalui ilmu
moral, etika pada peserta didik dan pengembangan karakter pengetahuan dibantu oleh
URL: melalui ilmu pengetahuan dalam peserta didik dibantu oleh orang orang tua, pendidik, sangat
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/view/54408/32 pembentukan dan perkembangan tua, guru, sangat penting dalam penting dalam pembentukan
579 karakter peserta didik. pembentukan dan perkembangan dan perkembangan karakter
karakter peserta didik setiap peserta didik. setiap peserta
DOI: peserta didik memiliki potensi didik memiliki potensi yang
https://doi.org/10.20961/shes.v3i4.54408 yang baik sejak lahir, namun baik sejak lahir namun potensi
potensi tersebut harus terus diasah tersebut harus terus diasah
dan dapat di implementasikan dan dapat di
dengan baik agar karakter setiap implementasikan dengan baik
anak terbentuk dan berkembang agar karakter setiap anak
secara maksimal proses yang tak terbentuk dan berkembang
berakhir, setiap anak bersifat secara maksimal. Mengenali
individual dan berkembang semua karakteristik peserta didik
aspek perkembangan saling merupakan hal yang perlu
berkaitan, perkembangan dilakukan oleh seorang
berlangsung dari kemampuan pendidik. Salah satu kasus
bersifat umum menuju ke bersifat yang terjadi dalam
khusus serta perkembangan pembelajaran yaitu rendahnya
peserta didik dapat terarah agar minat belajar peserta didik.
memiliki karakteristik. Hal ini menjadi kasus yang
Pendapat 2: Kini hampir semua peserta didik sering terjadi dalam
Menurut Miftah Nurul Annisa, akrab dengan gadget yang pembelajaran di sekolah.
Ade Wiliah, Nia Rahmawati 2020 digunakan untuk memudahkan Pandemi Covid – 19
perkembangan karakteristik pada peserta didik dalam pembelajaran menimbulkan kebiasaan baru
peserta didik di zaman serba hal ini dapat bermanfaat di satu pada karakteristik peserta
digital ini juga anak dengan sisi dan membahayakan di sisi didik yaitu bermain gadget
mudahnya menggunakan media lainnya bermanfaat karna yang digunakan untuk daring
digital. pembelajaran mudah diakses dengan berbagai aplikasinya
dengan aplikasi sehingga peserta menimbulkan dilema karena
didik dapat mengerjakan PR dapat menurunkan motivasi,
dengan mudah akan tetapi dengan minat belajar peserta didik,
keseringan seorang pendidik dalam hal ini Pendidikan
memberikan tugas dalam bentuk karakter adalah upaya
daring dapat menurunkan motivasi mewujudkan generasi bangsa
peserta didik, perkembangan yang cerdas, memiliki akhlak
kognitif, minat belajar peserta mulia. Keberhasilan
didik, perkembangan motorik, pendidikan karakter
minat belajar peserta didik. mengisyaratkan pembelajaran
tidak serta merta dilihat dari
perspektif ranah kognitif saja
melainkan bagaimana
keseimbangan ranah kognitif,
afektif agar peserta didik
memiliki karakter dalam diri
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai