Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS BREAK EVEN POIN (TITIK IMPAS)

Bagian 2

Keterbatasan Analisis Break Even Point

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat

dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-

biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan

mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk

diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even

mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu

• Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan

• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu

• Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser

atau berubah apabila:

1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana

perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun

perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP

akan bergeser keatas atau sebaliknya.

Dra. Hj. Evy Ratnasari, M.Si – Akuntansi Manajerial Pertemuan ke 9 Page 1


2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan

menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit

akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

3. Perubahan dalam sales price per unit

Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR).

Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua

biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

4. Terjadinya perubahan dalam sales mix

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka

komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales

mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20%

pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

5. Margin Of Safety

Margin of safety dalam hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk

menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak

menderita kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:

M/S = (Budget sales – BEP)/ Budget sales

Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.

Dra. Hj. Evy Ratnasari, M.Si – Akuntansi Manajerial Pertemuan ke 9 Page 2


ANALISIS RISIKO (bagian 1)

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan /

aktivitas yang idlakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek

konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai

ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan

timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut :

1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat terjadi selama periode

tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).

2. Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William, Smith, Young,

1995).

3. Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi atau

akibatnya (Siahaan, 2007).

Macam Risiko

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali faktor – faktor

ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya dapat menghasilkan berbagai macam

risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu

lain:

1. Risiko berdasarkan sifat

a. Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja

diadakan, agar dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang menguntungkan.

Contoh: Risiko yang disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek,

perjudian, menjual produk, dan sebagainya.

b. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi

Dra. Hj. Evy Ratnasari, M.Si – Akuntansi Manajerial Pertemuan ke 9 Page 3


dapat menimbulkan kerugian secara tiba – tiba. Contoh : Risiko kebakaran,

perampokan, pencurian, dan sebagainya.

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan

a. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai

obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar

sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban)

perusahaan asuransi.

b. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko

spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya

a. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.

Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi,

risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

b. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan

luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan

politik, dan sebagainya.

Dra. Hj. Evy Ratnasari, M.Si – Akuntansi Manajerial Pertemuan ke 9 Page 4

Anda mungkin juga menyukai