No. urut : 34
Setiap negara pasti memiliki konstitusi, namun tidak setiap negara memiliki konstitusi tertulis. Negara
yang bersifat monarki tetapi tidak memiliki konstitusi tertulis adalah Inggris.
Inggris masuk dalam kategori negara yang memiliki konstitusi tidak tertulis Karena ketentuan mengenai
kenegaraan itu tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup dalam adat kebiasaan masyarakat.
No.Urut : 18
Badan legislatif hasil pemilu 1955 diganti oleh suatu lembaga "tukang
*Inas Naila*
*12*
*Bagaimana realisasi anggaran pendidikan 20% ? Apakah sesuai atau tidak? Jelaskan!*
Alokasi anggaran pendidikan telah memenuhi amanat UUD 1945 yaitu minimal 20% dari belanja negara.
Alokasi anggaran pendidikan dilakukan tiga jalur ;
1. Alokasi Anggaran Pendidikan melalui belanja Pemerintah Pusat meningkat dari Rp96,5 triliun pada
tahun 2010 menjadi Rp154,2 triliun pada tahun 2015. Alokasi anggaran pendidikan pada Pemerintah
Pusat digunakan antara lain untuk penyediaan beasiswa untuk siswa/mahasiswa kurang mampu,
rehabilitasi ruang kelas, pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru, serta pembangunan
prasarana pendukung dan pemberian tunjangan profesi guru.
2. Alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah antara lain terdiri dari bagian anggaran yang
dialokasikan diantaranya :
- bagian anggaran pendidikan dalam DBH yang terdiri atas dbh pertambangan minyak dan gas bumi
- bagian anggaran pendidikan dalam DAU terdiri dari DAU untuk gaji pendidik dan DAU non gaji
- bagian Anggaran pendidikan dalam dana penyesuaian antara lain terdiri atas tunjangan profesi guru
dana tambahan penghasilan guru PNSD dan Bantuan operasional sekolah (BOS)
Pemerintah pusat telah melaksanakan amanat UUD 1945 dan UU no 20 tahun 2003 yang mewajibkan
mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari belanja negara.
Dari tahun 2010-2015, alokasi anggaran pendidikan pada transfer ke daerah juga mengalami
perkembangan yang sangat signifikan, yaitu dari Rp127,7 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp254,9
triliun pada tahun 2015. Alokasi anggaran pendidikan pada transfer ke daerah sebagian besar disalurkan
melalui DAU, Tunjangan Profesi Guru dan BOS.
*24*
*Sebab Sistem Pemilihan Presiden oleh Perwakilan Diubah Menjadi Sistem Pemilihan yang Dipilih
Langsung oleh Rakyat*
Berbeda dengan sebelumnya, konstitusi kini secara jelas mengamanatkan presiden dipilih langsung oleh
rakyat, bukan lagi oleh MPR. Adapun perubahan model pemilihan presiden Indonesia didasari oleh hasil
Amandemen UUD 1945.
Di dalam amandemen tersebut disebutkan adanya pergeseran model pengisian jabatan presiden dan
wakil presiden, yang sebelumnya dilakukan oleh MPRS menjadi pemilihan langsung oleh rakyat (pilpres).
Sebagaimana diatur dalam Pasal 6A Ayat (1), "Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat."
• Presiden yang terpilih akan memiliki mandat dan legitimasi sangat kuat karena didukung oleh suara
rakyat yang memberikan suaranya secara langsung.
• Presiden yang terpilih tidak terkait pada konsesi partai- partai atau faksi-faksi politik yang telah
memilihnya. Artinya, presiden terpilih ada di atas semua kepentingan dan menjembatani berbagai
kepentingan tersebut.
• Sistem ini dipandang lebih accountable dibandingkan dengan sistem sebelumnya, di mana rakyat tidak
harus menitipkan suaranya melalui MPR.
*Jawaban :*
Pada pokoknya, pembentukan Mahkamah Konstitusi diera reformasi perlu dilakukan karena bangsa kita
melakukan perubahan mendasar atas UUD 19459.
Dilakukan reformasi politik pada 1998. Salah satu tuntutannya adalah menegakkan hukum di Indonesia,
tidak membiarkan terjadinya kesewenang-wenangan, penindasan, dan lainnya. Setelah terjadi
amandemen UUD 1945 pada 1999-2002, maka dibentuklah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
pada 13 Agustus 2003.
No.urut:05
Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa hal yaitu :
Agenda utama dari reformasi yang dilakukan saat reformasi pada tahun 1998 yang pertama adalah
melakukan pengadilan terhadap Soeharto dan pengikutnya. Hal tersebut dikarenakan Soeharto telah
menjabat sebagai presiden Inddonesia dalam waktu kurang lebih 32 tahun semasa pemerintahananya
dan merekalah yang melakukan maraknya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang kemudian
menyebabkan kerugian bagi negara hingga triliuan rupiah.
Yang kedua adlah dilakukanya perubahan terhadap UUD 1945 yang dimana pada kondisi tersebut rakyat
Indonesia melihat Soeharto dapat memimpin selama 32 tahun dan Soekarno dapat memimpin seumur
hidupnya dikarenakan tidak memiliki hukum yang menjadi batasan dalam melakukan jabatan atas
sebuah kekuasaan baik itu presiden dan juga menteri. Apabila tidak dilakukan amandemen, maka
pemerintahan selanjutnya dapat melakukan hal yang sama.
3. Otonomi Daerah
Dikarenakan pada masa pemerintahan orde baru hanya dilakukan pengembangan pada satu titik yaitu
pulau Jawa. Maka dharapkan untuk membuka jalan bagi otonomi daerah sebagi salah satu agenda untuk
melakukan reformasi sehingga semua daerah dapat melakukan perkembangan daerahnya sendiri guna
untuk meratakan pembangunan dan juga kesejahteraan.
Pada masa itu, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau dikenal dengan ABRI memiliki dua funsi
yaitu fungsi keamanan dan juga fungsi sosial politik. Pada hal ini, fungsi dari kedua jenis itu
menyebabkan permasalahan pada masa orde baru dimana menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar
dan bukan berada dipihak rakyat sipil. Maka diharapkan dengna dilakukannya perubahan undang-
undang maka tidak akan ada lagi hal yang sama terjadi selanjutnya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, pada masa Soeharto terjadi KKN besar-besaran yang
dimana menyebabkan Indonesia tidak lagi berjalan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. OLeh
sebab itu, maka rakyat Indonesia memberikan tuntutan untuk melakukan penghapusan dalam agenda
reformasi.
Pada masa pemerintahan orde baru, hukum yang dibuat justru hanya untuk menghukum rakyat itu
sendiri dan para penguasa dapat melakukan hal yang sesuai dengan keinginannya sendiri. Oleh karena
itu, pada era selanjutnya supremasi hukum diharapkan untuk berdiri tegak dan tidak hanya menghukum
rakyat saja, tetapi dapat menghukum pemimpin juga.
No. Urut : 29
Pertanyaan :
Apa pengertian dari GBHN dan mengapa MPR tidak lagi menyusun GBHN ?
Jawaban :
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang memberikan arah dan pedoman bagi pembangunan
negara untuk mencapai cita-cita bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
gagasan amendemen UUD 1945 yang bertujuan menghidupkan kembali GBHN harus ditolak karena 5
alasan sebagai berikut.
Dalam naskah sebelum perubahan UUD 1945, GBHN diatur dalam Pasal 3, yang menyebutkan bahwa,
“Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar daripada
haluan negara”.
Kemudian, penjelasan Pasal 3 bahwa menegaskan Presiden wajib melaksanakan GBHN dan apabila
Presiden melanggar, maka MPR bisa memberhentikan Presiden. Implikasi dari perubahan itu adalah
MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara, presiden bukan lagi mandataris MPR, dan tidak ada lagi
pertanggungjawaban presiden kepada MPR atas pelaksanaan GBHN. Sistem presidensial terbukti lebih
tepat dalam membawa Indonesia ke alam yang lebih demokratis karena Presiden bertanggung jawab
langsung pada pemilihnya, bukan pada lembaga lain.
Indonesia pernah menjalankan pola pembangunan berjangka melalui GBHN yang dibentuk oleh MPR,
yakni pada masa pemerintahan Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, hingga Abdurahman Wahid. Bahkan,
Presiden Soekarno dan Presiden Abdurahman Wahid sempat merasakan bagaimana GBHN dijadikan
sebagai dasar oleh MPR untuk melakukan pemakzulan. Penghapusan GBHN dalam ketentuan UUD 1945
bukan tanpa alasan, sehingga apabila tidak belajar dari sejarah dengan membangkitkan GBHN, maka
peluang pengulangan sejarah melalui pemakzulan Presiden besar kemungkinan bisa terjadi lagi.
Amendemen UUD 1945 menjadi upaya satu-satunya untuk membidani kelahiran kembali GBHN.
Padahal, peran dan keberadaan DPR diperlukan untuk melaksanakan berbagai fungsinya, yaitu legislasi,
pengawasan, dan anggaran. DPR periode 2014-2019 hanya berhasil mengesahkan 22 RUU menjadi UU
dari 189 RUU yang direncanakan untuk disahkan pada kurun waktu 2015-2019.
Dinamika melahirkan kembali GBHN melalui amendemen UUD 1945 yang saat ini terjadi bersifat elitis,
yaitu hanya melibatkan kepentingan aktor-aktor partai politik yang agendanya memang saling berebut
kekuasaan. Dalam praktik pemerintahan, yang adalah dibutuhkan keseimbangan agar capaian
pembangunan dilakukan dengan transparan, akuntabel, dan partisipatif. Wacana melahirkan kembali
GBHN saat ini hanya mengakomodasi kepentingan elite partai politik, dan tidak mengakar pada
kebutuhan riil masyarakat. Hal ini terjadi karena proses yang berjalan sampai mewacanakan
amendemen UUD 1945 tidak berakar dari permasalahan riil dalam masyarakat, bahkan cenderung
mengenyampingkan argumentasi atau kepentingan yang menolak dilakukannya amendemen UUD 1945
untuk melahirkan kembali GBHN.
Berdasarkan 5 alasan di atas, gagasan mengembalikan GBHN melalui amendemen UUD 1945 harus
ditolak. Argumentasi-argumentasi di atas juga harus menjadi catatan bagi para elite partai politik, baik
yang sudah mendukung maupun belum bersikap atas gagasan tersebut. Elite politik bukanlah
representasi publik sehingga kelompok-kelompok masyarakat sipil, akademisi, serta publik secara luas
perlu mengedepankan pertimbangan rasional dalam menyikapi gagasan menghidupkan kembali GBHN
melalui amandemen konstitusi tersebut.
No urut : 23
Pertanyaan :
Coba cari tahu negara di dunia ini bersifat Munarki yang berkonsitusi?
Jawab :
Monarki konstitusional adalah pemerintahan konstitusional di mana raja terikat oleh konstitusi nasional.
Sebagian besar monarki konstitusional memiliki sistem parlementer di mana raja atau ratu turun-
temurun atau terpilih sebagai kepala negara dengan kekuasaan eksekutif dan secara langsung atau tidak
langsung dipilih perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Inggris, Belgia, Norwegia, Denmark , spanyol, Monako , Swedia,. Luksemburg, dan belanda
No. Urut: 10
Pertanyaan: apa perbedaan DPR dan DPD dan apa persyaratan untuk masuk DPR dan DPD?
Jawaban:
Keanggotaan
Anggota DPR adalah anggota partai politik peserta pemilihan umum (pemilu) yang dipilih langsung oleh
rakyat dan memenuhi syarat sesuai dengan prosedur pemilu.
Sedangkan, anggota DPD adalah perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.
DPD RI memiliki anggota yang jumlahnya tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. Periode 2019-
2024, anggota DPD RI berjumlah 136 orang.
Tingkat Keterwakilan
Perbedaan lain antara DPR dan DPD adalah hakikat kepentingan yang diwakilinya.
DPR untuk mewakili rakyat. Sedangkan, DPD hadir untuk mewakili daerah, empat orang dari setiap
provinsi.
Menerima RUU yang diajukan DPD terkait otonomi daerah, hubungan pusat daerah, pemekaran daerah,
dan perimbangan keuangan daerah.
Membahas RUU terkait otonomi daerah, hubungan pusat daerah, pemekaran daerah, dan perimbangan
keuangan daerah.
Pada dasarnya, Pasal 172 jo. Pasal 173 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum (“UU Pemilu”) jo. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 53/PUU-XV/2017 menegaskan
bahwa yang dapat menjadi peserta Pemilihan Umum (“Pemilu”) untuk pemilihan anggota DPR, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (“DPRD”) provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah partai politik yang lulus
verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (“KPU”) setelah memenuhi persyaratan tertentu.
Sebelum mengajukan bakal calon, setiap partai politik melakukan seleksi bakal calon anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota secara demokratis dan terbuka sesuai dengan AD dan ART,
dan/atau peraturan internal masing-masing partai politik,[3] dengan tidak menyertakan mantan
terpidana bandar narkoba dan kejahatan seksual terhadap anak.[4]
Adapun syarat menjadi bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota menurut
Pasal 7 ayat (1) Peraturan KPU 20/2018
-Syarat menjadi anggota DPD
Syarat pencalonan peserta Pemilu DPD diatur pada pasal 181, pasal 182, dan pasal 183 UU Pemilu. Pada
pasal 181 disebutkan bahwa peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan.
e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah
kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau sekolah lain yang sederajat;
f. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194s, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal lka;
No urut 11
Pertanyaan:
Sebutkan perbedaan sistem parlementer dan sistem presidensial dan sebutkan kelebihan dan
kelemahannya
Jawaban
sistem pemerintahan adalah sebuah sistem hubungan fungsional antara lembaga negara dalam
menjalankan kekuasaannya di dalam suatu negara. Sederhananya, sistem pemerintahan digunakan
sebagai sarana untuk menjalankan roda pemerintahan untuk menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama. Dengan begitu, sistem pemerintahan dapat menjaga kestabilan masyarakat di berbagai
bidang.
Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang
oleh presiden dan tidak memiliki tanggung jawab terhadap parlemen (legislatif). Sementara itu, menteri
bertanggung jawab kepada presiden karena presiden memiliki kedudukan sebagai kepala Negara
sekaligus kepala pemerintahan.
Menteri dalam kabinet dipilih berdasarkan suara terbanyak di parlemen. Parlemen sendiri merupakan
lembaga legislatif yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat. Hal ini memberi anggapan bahwa
kabinet tersebut dapat mewakili suara rakyat dalam pemerintahan.
Eksekutif dan legislatif yang berasal dari satu partai atau koalisi membuat proses pembuatan kebijakan
menjadi lebih cepat.
Parlemen memiliki kewenangan yang sangat besar terhadap pemerintahan. Hal ini membuat kedudukan
eksekutif menjadi tidak stabil.
Kabinet sangat bergantung pada dukungan parlemen sehingga dapat dijatuhkan sewaktu-waktu.
Kebijakan politik negara menjadi tidak stabil karena sering berganti kabinet.
Parlemen dapat dikendalikan oleh kabinet. Hal ini dapat terjadi jika para anggota kabinet berasal dari
partai mayoritas.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen
Bahwa seorang Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada presiden.
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan, masa jabatan
Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden Indonesia lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga dapat menimbulkan
kekuasaan mutlak
Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif & legislatif
sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu yang lama.
Nama:Rezky Amalia
No.urut:27
Pertanyaan
Jawaban
Mendengar kata konstitusi, tentunya tak bisa dipisahkan dari negara karena tidak ada negara yang tidak
memiliki konstitusi.
Dalam pemerintahan diperlukan adanya konstitusi sebagai sarana untuk memberikan pembatasan dan
pengawasan terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para
penguasa atau memberi batasan kepada para penguasa pemerintahan.
Jika sebuah negara tidak memiliki konstitusi, maka sulit untuk mereka bertahan. Dengan demikian
tujuan lain adanya konstitusi adalah untuk sarana yang memungkinkan negara bisa mengatur
masyarakatnya secara tertib dan terorganisi
Nama: Khusnul.m
No. Urut : 15
*Pertanyaan:*
*Jawaban*
1) memiliki hak untuk menentukan kebijakan dalam negeri maupun luar negeri
No urut: 09
*Pertanyaan*
Mengapa penjelasan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di Hapus?
*Jawaban*
Penjelasan UUD 1945 dihapus dengan alasan MPR bertujuan untuk menghindarkan kesulitan dalam
menentukan status Penjelasan dari sisi sumber hukum dan tata urusan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, dari sisi historis, diperoleh fakta bahwa Penjelasan UUD 1945 bukan produk BPUPKI atau PPKI.
Nama : Nailan Nabila
No.urut : 22
*Pertanyaan*
Apa yang paling sakral saat ini yang membuat pelanggaran HAM merajalela? Jelaskan Alasannya!
*Jawaban*
Pelanggaran HAM yang sering terjadi yaitu dalam hal politik salah satunya penyalahgunaan kekuasaan.
Karena, para penguasa merasa lebih berkuasa dari pada orang-orang yang dilanggar HAM-nya dan tidak
memperhatikan hak yang dimiliki tiap manusia. Sehingga cenderung bersikap semena-mena.
No. Urut : 13
*Pertanyaan*
*Jawaban*
Ada 9 Indikator perwujudan good governance, yaitu: Partisipasi (Participation), Penegakan hukum (Rule
Of Low),Transparansi (Transparency), Responsif (Responsiveness), Konsensus (Consensus Orientation),
Kesetaraan dan keadilan (Equity), Efektifitas dan efisien, Akuntabilitas dan Visi Strategi (Strategic Vision).
No. Urut : 31
*Pertanyaan*
*Jawaban*
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana
pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan
kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.
No. Urut : 17
*Pertanyaan*
Mengapa tidak ada amandemen UUD 1946 pada masa orde baru (era pemerintahan presiden
Soeharto)??
*Jawaban*
Tidak ada amandemen UUD 1945 pada era tersebut dikarenakan berkenaan dengan pernyataan
pemerintah bahwa menjalankan UUD 1945 dan pancasila secara murni dan konsekuen. Pada era ini juga
UUD 1945 ditegakkan sebagai konstitusi yang paten dan sakral dengan beberapa ketentuan pada TAP
MPR
No. Urut : 16
*Pertanyaan:*
*Jawaban:*
Kekuasaan pemerintah harus dibatasi karena akan menghindari tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap rakyat dan akan menjamin adanya persamaan. Nilai-nilai fundamental yang mendasari
pembatasan kekuasaan adalah untuk mencegah terjadinya dominasi kekuasaan oleh para
penyelenggara negara atau pemerintah.
Selain itu, pembatasan kekuasaan juga bertujuan melindungi harkat dan martabat manusia karena
secara praktis akan berujung pada kesejahteraan rakyat.
*Pertanyaan*
sampai saat ini di bicarakan bahwa ada wacana untuk penambahan periode oleh presiden jokowi
bagaimana pendapat kamu?
*Jawaban*
Dimana, ketentuan Pasal 7 UUD NRI 1945 secara tegas berbunyi: 'Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kali masa jabatan'. Artinya, masa jabatan presiden dan wakil presiden maksimal hanya
diperbolehkan dua periode.
No. Urut: 14
*Pertanyaan*
*Jawaban*
DPA dihapus dari lembaga tinggi negara karena hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
lembaga tersebut tidak terlalu banyak mengerjakan pekerjaan pemerintahan sehingga sangat tidak
efisien dan fungsi DPA dianggap tidak optimal, sebab pendapat dan sarannya tidak mengikat secara
hukum dan DPA banyak diisi para pensiunan pejabat.
*Pembahasan:*
Pada Amandemen atau Perubahan Keempat (Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002)
terjadi perubahan yang menghapus DPA (Dewan Pertimbangan Agung).
DPA dahulunya merupakan lembaga tinggi negara yang keberadaanya berdasarkan UUD 1945 yang asli,
tepatnya Pasal 16 UUD 1945. Menurut peraturan, DPA bertugas memberi pertimbangan dan menjawab
pertanyaan presiden.
Dalam kenyataanya DPA tidak berjalan efektif. Pendapat dan sarannya tidak memiliki ikatan hukum
apapun dan sering diabaikan presiden. Anggotanya berisi para pensiunan pejabat dan sering dianggap
diisi orang dekat presiden. DPA kemudian sering dijulukin "Dewan Pensiunan Agung". Kondisi ini tidak
sepadan dengan status DPA sebagai lembaga tinggi negara.
*No.urut : 33*
*Alasan peran UUD NRI tahun 1945 lebih proporsional terhadap lembaga negara*
Karena UUD NRI tahun 1945 sudah berperan dalam pengaturan kelembagaan negara. Terutama setelah
terjadi amandemen atau perubahan UUD 1945 yang mana telah melahirkan perubahan yang mendasar
dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia, seperti perubahan yang bersifat peralihan kekuasaan, perubahan yang
bersifat penegasan pembatasan kekuasaan, perubahan yang bersifat pengembangan kekuasaan.
Perubahan mengenai kedudukan,
susunan dan kekuasaan lembaga negara, pembentukan lembaga negara yang baru
dan meniadakan lembaga negara yang sudah ada, serta perubahan terhadap sistem pengisian jabatan
lembaga-lembaga negara. Contohnya adalah dalam pengaturan lembaga kepresidenan yang mana telah
mengatur kewenangan, tugas, dan hak presiden.
No. Urut : 8
Pertanyaan 2:
Apa Sifatnya Konstitusional
JAWABAN :
Dalam Teori Hukum, Konstitusi Dikenal Memiliki Sifat Yang Flexible ( Luwes ) atau Rigid ( Kaku ), Tertulis
dan Tidak Tertulis.
No urut : 01
Pertanyaan 2
Jawaban
No.urut: 21
Mengapa negara kesatuan Republik Indonesia tidak boleh diubah oleh siapapun (pasal 37 ayat 5)
Jawab:
Penjelasan:
Seperti dulu pada saat Konstitusi RIS berlangsung, rakyat Indonesia merasa bahwa bentuk pemerintahan
tersebut tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila sehingga masyarakat memilih
untuk kembali ke bentuk negara Republik.
```Pertanyaan 1```
Berapa partai politik era soeharto dan apa alasannya dibatasi berdirinya politik pada saat itu?
Jawaban: Terdapat 3 partai politik di era soeharto. Dibatasinya partai politik tersebut alasannya yaitu
soeharto berpendapat tak perlu banyak partai di Indonesia. Dia berkaca pada kegagalan konstituante
tahun 1955-1959, dimana seluruh partai politik cuma berdebat dan ngotot sehingga tak ada keputusan
yang bisa diambil. Maka di DPR kemudian terbentuklah tiga fraksi yaitu Partai Persatuan Pembangunan,
Partai Demokrasi Indonesia dan Golongan Karya.
```Pertanyaan 2```
Apakah kontrol kekuasaan presiden menjadi lebih ketat apakah otoriter atau tidak jelaskan alasannya!
Jawaban: Pasca reformasi, siapapun presiden termasuk jokowi tidak mudah berlaku otoriter karena
diawasi oleh DPR (Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden). Berbeda dengan masa orde baru
pada era pemerintahan soeharto yang bersifat otoriter yang menekankan pada pengawasan dan kontrol
yang ketat terhadap media, organisasi kemasyarakatan, parta politik, kegiatan ekonomi, serta
penggunaan sumber daya alam dan investasi asing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kontrol kekuasaan
presiden saat ini tidak seketat pada era orde baru dan tidak otoriter.