Daging adalah bahan pangan yang mengandung nilai gizi yaitu protein yang
mengandung asam amino. Daging merupakan otot yang masih menempel pada
tulang atau kerangka, kecuali pada otot di bagian bibir, hidung, dan telinga yang
dihasilkan dari hewan yang sehat pada saat dipotong.
Protein yang tinggi pada daging disebabkan oleh kandungan asam amino
esensial yang sangat seimbang. Asam amnino esensial adalah zat pembangun
protein bagi tubuh yang berasal dari makanan dan juga tidak bisa dibentuk di
dalam tubuh. Daging sendiri mengandung energi sebesar 250 kkal/100 gram.
Jumlah energi pada daging juga bisa ditentukan oleh lemak intraselular yang
berada didalam serabut otot yang dimaksud yaitu lemak marbling. Daging juga
termasuk sumber mineral, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin B kompleks, dan
daging juga mempunyai kadar vitamin C yang bisa dibilang cukup rendah.
Karkas sendiri adalah bagian tubuh hasil potong setelah dikurangi kepala, kulit,
keempat kaki bagian bawah, darah, saluran pencernaan, usus, jantung, paru-
paru, hati, dan jaringan lemak yang menempel pada tubuh, dan juga ginjal.
Tingginya kualitas karkas sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti faktor lingkungan, factor genetic, dan sifat tersendiri dari sapi tersebut.
2. Macam-macam kelas karkas
Karkas sapi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Bagian bahu, yaitu blade/sampil merupakan daging dengan komposisi
serat yang berukuran tebal +- 5,5% dari berat karkas
b. Bagian punggung,dibagi beberapa bagian yaitu :
1. Sirloin : letaknya dibagian punggung belakang sampai ke tulang rusuk
nomor 3
2. Cube roll/rib eye roll
3. Tenderloin/fillet/has dalam
c. Bagian dada perut
d. Bagian paha belakang
e. Bagian betis
Sedangkan berdasarkan yang ditentukan departemen perdagangan Indonesia
bagian sapi ditentukan menurut kelasnya yaitu :
a. Golongan kelas 1 : has dalam, tunjang, sirloin, cube roll
b. Golongan kelas 2 : paha depan(sengkel), daging paha depan(chunk),
daging iga, daging punuk
c. Golongan kelas 3 : samcan, dll
Jenis pakan juga mempengaruhi citarasa dan aroma. Daging yang berkualitas
baik mempunyai rasa yang relatif gurih dan aroma yang sedap. Faktor-faktor
yang mempengaruhi flavor, aroma dan cita rasa antara lain spesies, bangsa,
pakan, jenis kelamin, umur, kondisi penyimpanan dan kondisi pemasakan
terutama jenis, lama dan suhu pemasakan. Keempukan daging ditentukan oleh
kandungan jaringan ikat. Semakin tua usia hewan, susunan jaringan ikat
semakin banyak, sehingga daging yang dihasilkan semakin liat. Tiga komponen
utama daging yang berperan terhadap keempukan dan kealotan yaitu jaringan
ikat, serabut-serabut otot dan jaringan adipose. Faktor yang mempengaruhi
keempukan antara lain spesies, umur, lokasi daging, marbling, perlakuan
sebelum pemotongan dan pemberian bahan pengempuk.
E. perubahan warna pada daging segar dan daging tidak segar (Agustinus
Agung Dethan, 2020)
F. Perbedaan karakteristik daging sapi dengan daging babi dilihat dari warna,
serat daging, tipe lemak, aroma, dan tekstur. (Nadya Ayu Nafiasari, 2018)
References
Dr.Ir. Sofi Margitje Sembor, M. (2022). Industri Pengolahan Daging.
Ervina Mela, I. S. (2023). Upaya Peningkatan Mutu Abon Sapi UKM ABC.
John Ernst Gustaaf Rompis, J. J. (2022). Bahan Pengikat dan Bahan Pengisi Sosis Daging Sapi.