Anda di halaman 1dari 8

FASE TERBENTUKNYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

KHUSUSNYA DI PULAU SUMATERA DAN JAWA PADA ABAD KE 13-16 M

Disusun Oleh :

1. Adit Maulana (01)


2. Nabella Audiana Putri (24)

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blora


Madrasah Aliyah Negeri Blora Jl. Gatot Subroto Km.04, Tunjungan, Blora Tugas
Sejarah Indonesia Kelas XII MIPA 1 Tahun Pelajaran 2023/2024

Abstract
Islam is the most widely held belief by the people of Indonesia. The entry of Islam in Indonesia is
inseparable from the role of scholars and Muslim traders to form various Islamic kingdoms in
Indonesia. We have encountered traces of the spread of Islam in the country, one of them being the
various traces of the Islamic Empire in Indonesia, especially those found on the islands of Sumatra
and Java.

Keywords: Kingdom, Islam, Sumatra, Java

Abstrak
Islam menjadi kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Masuknya Islam di
Indonesia tidak terlepas dari peran para ulama dan pedagang muslim hingga terbentuklah berbagai
kerajaan Islam di Indonesia. Jejak-jejak adanya persebaran Islam di tanah air pun sudah banyak kita
jumpai salah satunya yakni berbagai jejak kerajaan Islam di Indonesia, khususnya yang terdapat di
Pulau Sumatera dan Jawa.

Kata kunci: Kerajaan, Islam, Sumatera, Jawa


Pendahuluan Namun menurut Uka Tjandrasasmita dalam
buku Badri Yatim, menyatakan bahwa
Islam bukan hanya sekedar agama atau kemunculannya sebagai kerajaan Islam
keyakinan, tetapi merupakan asas dari sebuah diperkirakan mulai awal atau pertengahan
peradaban. Sejarah telah membuktikan bahwa abad ke-13, sebagai hasil dari proses
dalam kurun waktu 23 tahun Nabi Muhammad islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah
SAW mampu membangun peradaban Islam di disinggahi pedagang-pedagang Muslim
jazirah Arabia yang berdasarkan pada prinsip- sejak abad ke-7 dan seterusnya.
prinsip persamaan dan keadilan. Dalam waktu Berdasarkan berita dari Ibnu Batutah,
yang singkat pengaruh peradaban Islam dikatakan bahwa pada tahun 1267 telah
tersebut segera menyebar ke berbagai belahan berdiri kerajaan Islam yaitu Kerajaan
dunia termasuk ke wilayah nusantara. Samudra Pasai. Hal ini dibuktikan dengan
Ada berbagai macam teori yang menyatakan adanya batu nisan makam Sultan Malik Al
tentang masuknya Islam ke Nusantara. Saleh (1297) Raja pertama samudra pasai.
Beberapa teori tersebut ada yang menyatakan Malik Al Saleh, Raja pertama Kerajaan
bahwa Islam masuk ke nusantara sekitar abad Samudra Pasai, merupakan pendiri kerajaan
ke-7 abad ke-11 dan sebagainya. Dari teori tersebut. Dalam Hikayat Raja-raja Pasai
tersebut proses sentuhan awal masyarakat disebutkan nama Malik Al-Saleh sebelum
nusantara dengan Islam terjadi pada abad ke-7 menjadi raja adalah Merah Sile atau Merah
melalui proses perdagangan kemudian pada Selu. Ia masuk Islam setelah mendapatkan
abad selanjutnya Islam mulai tumbuh dan seruan dakwah dari Syaikh Ismail beserta
berkembang selanjutnya melahirkan kerajaan- rombongannya yang datang dari Mekkah.
kerajaan yang bercorak Islam seperti kerajaan- Pendapat bahwa Islam sudah berkembang di
kerajaan Islam di Sumatera antara lain sana sejak awal abad ke-13 didukung oleh
samudra pasai Aceh Minangkabau kerajaan- berita Cina dan pendapat Ibnu batutah yang
kerajaan Islam di Jawa antara lain Demak mengunjungi Samudra Pasai pada
pajang Mataram Cirebon dan Banten. pertengahan abad ke-14 M ( 746 H/1345
Semua kerajaan tersebut memiliki andil dalam M). Dalam kisah perjalanannya ke pasai ibn
mengembangkan khazanah peradaban Islam di Battutah menggambarkan Sultan Malikul
nusantara khususnya peradaban Islam di Zhahir sebagai raja yang sangat Saleh
wilayah kekuasaan Kerajaan tersebut pemurah rendah hati dan mempunyai
perhatian kepada fakir miskin meskipun ia
telah menaklukkan banyak kerajaan Malikul
Zhahir tidak pernah bersikap sombong.
Pembahasan
Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang
Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera raja saat menyambut rombongan Ibnu
Battutah.
1. Samudra pasai
Samudra Pasai ketika itu merupakan
Kerajaan Samudra Pasai terletak di pusat studi Agama Islam dan tempat
Aceh dan merupakan kerajaan islam berkumpul ulama-ulama dari berbagai
pertama di Indonesia. Kerajaan ini terletak negeri Islam untuk berdiskusi berbagai
di pesisir Timur Laut Aceh. Kapan masalah keagamaan dan keduniaan. Selain
berdirinya Kesultanan Samudera Pasai itu Sultan Malikul Zhahir juga mengutus
belum bisa dipastikan dengan tepat dan para ulama untuk berdakwah ke berbagai
masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. wilayah Nusantara. Kehidupan masyarakat
Samudra Pasai diwarnai oleh agama dan menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-
kebudayaan Islam. Pemerintahannya kerajaan kecil tersebut kemudian
berdasarkan ajaran Islam, rakyatnya ditaklukan dan dimasukkan ke dalam
sebagian besar memeluk agama Islam, raja- wilayah kerajaannya. Sejak saat itu,
raja Pasai membina persahabatan dengan Kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama
Campa, India, Tiongkok, Majapahit, dan Aceh Darussalam dengan wilayah yang
Malaka. luas, hasil dari penaklukan kerajaan-
kerajaan kecil di sekitarnya.
Selama abad 13 M sampai awal abad
16 M Samudra Pasai dikenal sebagai salah Peletak dasar kebesaran Kerajaan Aceh
satu kota dengan bandar pelabuhan yang adalah Sultan Alaudin Riayat Syah. Pada
sangat sibuk. Samudra Pasai menjadi pusat masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan
perdagangan internasional dengan lada Aceh Darussalam semakin meluas sampai
sebagai salah satu komoditas ekspor utama. di Bengkulu di Pantai Barat, seluruh Pantai
Bukan hanya perdagangan ekspor impor Timur Sumatera dan tanah Batak di
yang maju. Sebagai bandar dagang yang pedalaman. Kegiatan perdagangan
maju, Samudra Pasai mengeluarkan mata berkembang dengan pesat, terutama dengan
uang sebagai alat pembayaran. Salah Gujarat, Arab, dan Turki. Puncak
satunya yang terbuat dari emas dikenal kekuasaan Kerajaan Aceh terletak pada
sebagai uang dirham. masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1948-1637). Pada masa ini merupakan
2. Kerajaan Aceh masa paling gemilang bagi Aceh, di mana
Kurang diketahui kapan Kerajaan ini kekuasaannya meluas dan terjadi
sebenarnya berdiri. Anas Machmud penyebaran Islam hampir di seluruh
berpendapat sebagaimana yang dikutip Sumatera. Di masa pemerintahan Sultan
dalam buku Badri Yatim, bahwa Kerajaan Iskandar muda Aceh Darussalam menjadi
Aceh berdiri pada abad ke-15, di atas salah satu pusat pengembangan Islam di
puing-puing Kerajaan Lamuri, oleh Indonesia. Di Aceh dibangun Masjid
Muzaffar Syah (1465-1497). Dialah yang Baiturrahman, rumah-rumah ibadah dan
membangun kota Aceh Darussalam. lembaga-lembaga pengkajian Islam. Di
sana tinggal ulama-ulama tasawuf yang
Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh terkenal seperti Hamzah Fansuri,
ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Syamsudin Syekh Nuruddin Ar-Raniri, dan
besar yang dipimpin oleh ayah Ali Abdul Rauf As-Sinkili.
Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah
naik tahta menggantikan ayahnya, ia 3. Kerajaan Minangkabau
berhasil memperkuat kekuatan dan
Kerajaan Pagaruyung disebut juga
mempersatukan wilayah Aceh dalam
sebagai Kerajaan Minangkabau, merupakan
kekuasaannya, termasuk menaklukan
salah satu Kerajaan Melayu yang pernah
Kerajaan Pasai. Saat itu, sekitar tahun 1511
berdiri, meliputi provinsi Sumatra Barat
kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di
sekarang dan daerahdaerah di sekitarnya.
Aceh dan pesisir Timur Sumatera seperti
Kerajaan ini pernah dipimpin oleh
Peurela (Aceh Timur), Pedir. (Pidie), Daya
Adityawarman sejak tahun 1347. Sekitar
( Aceh Barat Daya), dan Aru (Sumatera
tahun 1600- an, kerajaan ini menjadi
Utara ) sudah berada di bawah pengaruh
Kesultanan Islam. Munculnya nama
kolonial Portugis. Mughayat Syah dikenal
Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan
sangat anti pada Portugis, karena itu untuk
Melayu tidak dapat diketahui dengan pasti.
Namun dari beberapa prasasti yang
ditinggalkan oleh Adityawarman,
menunjukan bahwa Adityawarman memang Kerajaan-kerajaan Islam Di Pulau Jawa
pernah menjadi raja di negeri tersebut. 1. Kerajaan Demak
Pengaruh Islam di Pagaruyung Kerajaan Demak merupakan kerajaan
berkembang kira-kira pada abad ke-16, Islam pertama di Pulau Jawa. Demak
yaitu melalui para musafir dan guru agama sebelumnya merupakan daerah bawahan
yang singgah atau datang dari Aceh dan dari Majapahit. Daerah ini diberikan
Malaka. Salah satu murid ulama Aceh yang kepada Raden Patah, keturunan Raja
terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Majapahit yang terakhir. Ketika kekuasaan
Syiah Kuala), yaitu Syaikh Burhanuddin kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah
Ulakan, adalah ulama yang dianggap memisahkan diri sebagai bawahan
pertama-tama menyebarkan agama Islam di Majapahit pada tahun 1478. Dengan
Pagaruyung. Pada abad ke-17, Kerajaan dukungan dari para adipati, Raden Patah
Pagaruyung akhirnya berubah menjadi mendirikan kerajaan Islam Demak dengan
kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman
dalam tambo adat Minangkabau disebutkan Panembahan Palembang Sayidin
bernama Sultan Alif. Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan
Dengan masuknya agama Islam, maka Demak berkembang menjadi kerajaan
aturan adat yang bertentangan dengan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas,
ajaran agama Islam mulai dihilangkan dan hampir meliputi sepanjang pantai utara
hal-hal yang pokok dalam adat diganti Pulau Jawa. Sementara itu, daerah
dengan aturan agama Islam. Pepatah adat pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti
Minangkabau yang terkenal: "Adat basandi ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.
syarak, syarak basandi Kitabullah", yang Dalam masa pemerintahan Raden
artinya adat Minangkabau bersendikan pada Patah, Demak berhasil dalam berbagai
agama Islam, sedangkan agama Islam bidang, di antaranya adalah perluasan dan
bersendikan pada Al-Quran. pertahanan kerajaan, pengembangan Islam
Islam juga membawa pengaruh pada dan pengamalannya, serta penerapan
sistem pemerintahan kerajaaan Pagaruyung musyawarah dan kerja sama antara ulama
dengan ditambahnya unsur pemerintahan dan umara (penguasa). Keberhasilan Raden
seperti Tuan Kadi dan beberapa istilah lain Patah dalam perluasan dan pertahanan
yang berhubungan dengan Islam. Penamaan kerajaan dapat dilihat ketika ia
Nagari Sumpur Kudus yang mengandung menaklukkan Girindra Wardhana yang
kata kudus yang berasal dari kata Quduus merebut tahta Majapahit (1478), hingga
(suci) sebagai tempat kedudukan Rajo dapat menggambil alih kekuasaan
Ibadat dan Limo Kaum yang mengandung Majapahit. Selain itu, Patah juga
kata qaum jelas merupakan pengaruh dari mengadakan perlawanan terhada Portugis,
bahasa Arab atau Islam. Selain itu dalam yang telah menduduki Malaka dan ingin
perangkat adat juga muncul istilah Imam, mengganggu Demak. Ia mengutus pasukan
Katik (Khatib), Bila (Bilal), Malin di bawah pimpinan putranya, Pati Unus
(Mu'alim) yang merupakan pengganti dari atau Adipati Yunus atau Pangeran Sabrang
istilahistilah yang berbau Hindu dan Lor (1511), meski akhirnya gagal.
Buddha yang dipakai sebelumnya.
Perjuangan Raden Patah kemudian bantuan dari kadipatenkadipaten lainnya
dilanjutkan oleh Pati Unus yang yang juga tidak menyukai Arya
menggantikan ayahnya pada tahun 1518. Penangsang, Jaka Tingkir akhirnya berhasil
Dalam bidang dakwah Islam dan membunuh Arya Penangsang. Sebagai raja
pengembangannya, Raden Patah mencoba Pajang, Jaka Tingkir bergelar Sultan
menerapkan hukum Islam dalam berbagai Adiwijaya (1568-1582). Gelar itu disahkan
aspek kehidupan. Selain itu, ia juga oleh Sunan Giri, dan segera mendapat
membangun istana dan mendirikan masjid pengakuan dari para adipati di Jawa
(1479) yang sampai sekarang terkenal Tengah dan Jawa Timur.
dengan masjid Agung Demak. Pendirian
masjid itu dibantu sepenuhnya oleh Sebagai langkah pertama peneguhan
Walisongo. Di antara ketiga raja Demak, kekuasaan, Adiwijaya memerintahkan agar
Sultan Trenggana-lah yang berhasil semua benda pusaka Demak dipindahkan
menghantarkan Kesultanan Demak ke masa ke Pajang. Setelah itu, ia menjadi salah satu
jayanya. Pada masa Trenggana, daerah raja yang paling berpengaruh di Jawa.
kekuasaan Demak meliputi seluruh Jawa Sultan Adiwijaya memperluas
serta sebagian besar pulaupulau lainnya. kekuasaannya di Jawa pedalaman ke arah
timur sampai daerah Madiun, di aliran anak
2. Kerajaan Pajang Bengawan Solo yang terbesar. Tahun 1554,
Blora, dekat Jipang, diduduki pula. Kediri
Kesultanan ini merupakan kerajaan ditundukannya pada tahun 1577. Tahun
Islam pertama yang terletak di daerah 1581, sesudah usia sultan Adiwijaya
pedalaman. Sebelumnya, kerajaan Islam melampaui setengah baya, ia berhasil
selalu berada di daerah pesisir, karena mendapatkan pengakuan sebagai sultan
Islam datang melalui para pedagang dari Islam dari raja-raja terpenting di Jawa
Asia Barat yang berlabuh di pesisir. Sultan Timur.
pertama Pajang adalah Mas Kerebet. Ia
berasal dari Pangging, desa di lereng 3. Kerajaan Mataram
Gunung Merapi sebelah tenggara. Mas
Karebet memiliki nama lain, yakni Jaka Pada waktu Sultan Adiwijaya berkuasa di
Tingkir. Tingkir adalah nama tempat Mas Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik
Karebet dibesarkan. Oleh Raja Demak menjadi adipati di Mataram sebagai imbalan
ketiga, Jaka Tingkir diangkat menjadi atas keberhasilannya membantu menumpas
penguasa di Pajang, setelah sebelumnya Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng
dinikahkan dengan anak perempuannya. Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan
Adiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan
Setelah Sultan Trenggana meninggal wafat pada tahun 1575, Sutawijaya diangkat
pada tahun 1546, anaknya yang bernama menjadi Adipati di Mataram. Setelah menjadi
Sunan Prawoto diangkat sebagai Adipati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan
penggantinya. Akan tetapi, ia kemudian ingin menjadi raja yang menguasai seluruh
meninggal terbunuh dalam perebutan Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit
kekuasaan oleh keponakannya sendiri, pada tahun 1528 yang menyebabkan Sultan
yaitu Arya Panangsang. Selanjutnya, Arya Adiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi
Penangsang menjadi penguasa Demak. perebutan kekuasaan di antara para
Namun karena Kadipaten Pajang juga telah bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran
beranjak kuat dan memiliki wilayah yang Pangiri yang membuat Pangeran Pangiri
luas terjadilah pertentangan antara Jaka beserta pengikutnya diusir dari Pajang,
Tingkir dan Arya Penangsang. Dengan Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran
Benawa (putra Adiwijaya) menyerahkan Setelah Syarif Hidayatullah wafat pada tahun
tahtanya kepada Sutawijaya yang kemudian 1568, terjadilah kekosongan jabatan pimpinan
memindahkan pusat pemerintahannya ke tertinggi kerajaan Islam Cirebon. Pada
Kota Gede pada tahun 1568. Sejak saat itu mulanya, calon kuat penggantinya adalah
berdirilah Kerajaan Mataram. pangeran Dipati Carbon, putra Pengeran
Pasarean, cucu Syarif Hidayatullah. Namun,
Dalam menjalankan pemerintahannya, Pangeran Adipati Carbon meninggal lebih
Sutawijaya, Raja Mataram banyak dahulu pada tahun 1565. Kosongnya
menghadapi rintangan. Para adipati di pantai kekuasaan itu kemudian diisi dengan
utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus mengukuhkan pejabat istana yang memegang
yang dulunya tunduk pada Pajang kendali pemerintahan selama Syarif
memberontak ingin lepas dan menjadi Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati
kerajaan merdeka. Akan tetapi, Sutawijaya melaksanakan dakwah. Pejabat tersebut adalah
berusaha menundukkan adipati-adipati yang Fatahillah atau Fadillah Khan. Fatahillah
menentangnya dan Kerajaan Mataram kemudian naik tahta, secara resmi menjadi
berhasil meletakkan landasan kekuasaannya Sultan Cirebon sejak tahun 1568. Setelah
mulai dari Galuh (Jawa Barat) sampai wafat, Fatahillah digantikan berturut-turut
Pasuruan (Jawa Timur). Kehidupan oleh Pangeran Dipati Ratu, Pangeran Dipati
masyarakat di kerajaan Mataram, tertata Anom Carbon, dan Panembahan Girilaya.
dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa
meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Panembahan Girilaya memiliki tiga
Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram putra, yaitu Pangeran Murtawijaya, Pangeran
Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan Kartawijaya, dan Pangeran Wangsakerta. Pada
tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah penobatan ketiganya di tahun 1677, kesultanan
pejabat kerajaan. Di bidang pengadilan, Cirebon terpecah menjadi tiga. Ketiga bagian
dalam istana terdapat jabatan jaksa yang itu dipimpin oleh tiga anak Panembahan
bertugas menjalankan pengadilan istana. Girilaya, yakni:

Kebudayaan yang berkembang pesat a. Pangeran Martawijaya atau Sultan Kraton


pada masa Kerajaan Mataram berupa seni Kasepuhan, dengan gelar Sepuh Abi
tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk Makarimi Muhammad Samsudin (1677-
kebudayaan yang berkembang adalah upacara 1703).
Kejawen yang merupakan akulturasi antara b. Pangeran Kartawijaya atau Sultan
kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di Kanoman, dengan gelar Sultan Anom
samping itu, perkembangan di bidang Abil Makarimi Muhammad Badrudin
kesusastraan memunculkan karya sastra yang (1677-1723).
cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending c. Pangeran Wangsakerta atau Panembahan
yang merupakan perpaduan dari hukum Islam Cirebon, dengan gelar Pangeran Abdul
dengan adat istiadat Jawa yang disebut Kamil Muhammad Nasarudin atau
Hukum Surya Alam. Panembahan Tohpati (1677-1713)

4. Kerajaan Cirebon 5. Kerajaan Banten

Kerajaan Cirebon didirikan oleh Sunan Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf,
Gunung Jati. Ia kemudian diyakini sebagai Banten mengalami puncak kejayaan. Keadaan
pendiri kesultanan Cirebon dan Banten, serta Banten aman dan tenteram karena kehidupan
menyebarkan Islam di Majalengka, Kuningan, masyarakatnya diperhatikan, seperti dengan
Kawali Galuh, Sunda Kelapa, dan Banten. dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang
pertanian juga diperhatikan dengan membuat membuka ladang-ladang baru, perluasan
saluran irigasi. Banten tumbuh menjadi pusat sawah, dan perbaikan pengairan.
perdagangan dan pelayaran yang ramai karena
menghasilkan lada dan pala yang banyak.
Pedangang Cina, India, Gujarat, Persia, dan
Arab banyak yang datang berlabuh di Banten.
Kehidupan sosial masyarakat Banten Kesimpulan
dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan
Masuknya Islam ke wilayah Nusantara,
Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di
khususnya ke Sumatera dan Jawa, telah
lingkungan daerah perdagangan, tetapi meluas
memberikan sebuah warna baru dalam
hingga ke pedalaman.
peradaban kedua wilayah tersebut. Islam tidak
Sultan Maulana Yusuf mangkat pada hanya dianggap sebagai sebuah agama saja, akan
tahun 1580. Setelah mangkat, terjadilah tetapi lebih jauh daripada itu, telah mampu
perang saudara untuk memperebutkan tahta di memasuki aspek-aspek kehidupan manusia,
Banten. Setelah peristiwa itu, putra Sultan salah satunya dalam bidang budaya. Hal ini
Maulana Yusuf, Maulana Muhammad yang menyebabkan akulturasi antara peradaban
baru berusia sembilan tahun diangkat menjadi dengan Islam, dan salah satu hasilnya adalah
Raja dengan perwalian Mangkubumi. Masa berupa kerajaan-kerajaan. Pada tahap
pemerintahan Maulana Muhammad selanjutnya, kerajaan-kerajaan inilah yang
berlangsung tahun 1580- 1596. Kemudian berperan penting dalam penyebaran dan
digantikan oleh Abdul Mufakir yang masih pembentukan budaya Islam.
kanak-kanak didampingi oleh Pangeran
Ranamenggala. Setelah pangeran Rana
Menggala wafat, Banten mengalami Daftar Pustaka
kemunduran.
A. Hasymy, Sejarah Masuk Dan Berkembangnya
Kesultanan banten mulai bangkit Islam Di Indonesia: Kumpulan
kembali, ketika dipimpin oleh Sultan Ageng Prasaran Pada Seminar Di Aceh, PT
Tirtayasa yang berkuasa pada tahun 1651- Al Ma’arif, Aceh: 1993.
1680. Cita-cita Sultan Ageng Tirtayasa adalah
mempersatukan wilayah Pasundan di bawah Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam: Sejak Zaman
kekuasaan Banten dan memajukan agama Nabi Adam Hingga Abad XX, Judul
Islam. Untuk memajukan agama Islam, Sultan asli: At-Tarikh Al-Islami, penerjemah:
bekerjasama dengan ulama-ulama tasawuf Samson Rahman, Akbar Media,
yang mumpuni, salah satunya adalah Syaikh Jakarta: 2010.
Yusuf Al-Makassari. Menetapnya Syaikh di
Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara,
Kesultanan Banten menyebabkan banten
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta: 2010.
berkembang menjadi salah satu pusat
pengajaran tarekat Khalwatiyah dan Rifa’iyah. Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam
Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, pelabuhan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Banten mampu berkembang menjadi Jakarta: 2005.
pelabuhan ekspor internasional. Dari
pelabuhan Banten, banyak komoditi dagang Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam :
yang diekspor ke Persia, India, Arab, Manila, Perspektif EtnoLinguistik dan Geo-
Tiongkok, Jepang. Di sektor pertanian, beliau Politik, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta: 2009.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta:
2010.

Anda mungkin juga menyukai