Anda di halaman 1dari 4

Kerajaan – kerajaan Islam di Sumatera

1. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan yang pertama kali di Indonesia. Kerajaan Perlak berdiri
pada abad ke-3 H (9 M). Dikatakan bahwa pada tahun 173 H, ada sebuah kapal layar
berlabuh di Bandar Perlak membawa angkatan dakwah. Dalam rombongan itu di pimpin oleh
nahkoda khalifah.

Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid Abdul Aziz (raja pertama Kerajaan Perlak) dengan gelar
Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah. Pada akhir abad ke 12, di Pantai Timur
Sumatera terdapat negara Islam yang bernama Perlak. Tapi nama itu kemudian dijadikan
sebutan Peureulak.

Negara Islam ini didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Persia, Maroko, Gujarat yang
menetap di wilayah tersebut. Pendirinya adalah orang Arab dari suku Quraisy. Semenjak
awal abad ke 12, pedagang Arab itu menikah dengan putri asli daerah tersebut, keturunan raja
Perlak.

Dari perkawinannya dia mendapatkan seorang anak yang bernama Sayid Abdul Aziz. Sayid
Abdul Aziz inilah yang menjadi raja pertama negeri Perlak.

Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik
Muhammad Amin Syah II Johan berdaulat. Pada era pemerintahannya, kerajaan Perlak
mengalami kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah
Islamiah.

2. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan samudera pasai terletak di Aceh dan di pesisir timur Laut Aceh. Berdirinya
Kerajaan Samudera Pasai belum bisa di pastikan dengan tepat. Dan masih menjadi
perdebatan para ahli sejarah.
Malik Al-Saleh adalah raja pertama kerajaan Samudera Pasai, dia juga pendiri kerajaan
tersebut. Dalam hikayat raja-raja pasai disebutkan bahwa nama Malik Al-Saleh sebelum
menjadi seorang raja adalah merah Sile atau merah Selu. Malik Al-Saleh masuk Islam setelah
mendapatkan seruan dakwah dari Syekh Ismail beserta rombongan yang datang dari Makkah.

Samudera Pasai ketika itu adalah pusat belajar agama Islam dan tempat berkumpul para
ulama dari berbagai negeri Islam. Untuk berdiskusi berbagai masalah keagamaan dan
keduniaan. Selain itu, Sultan Maliku Zhahir juga mengutus para ulama untuk berdakwah ke
berbagai wilayah Nusantara.

Kehidupan masyarakat Samudera Pasai diwarnai oleh agama dan kebudayaan Islam.
Pemerintahnya bersifat Teokrasi (berdasarkan ajaran Islam) rakyatnya sebagian besar
memeluk agama Islam. Raja raja Pasai membina persahabatan dengan Campa, India,
Tiongkok, Majapahit dan Malaka.

Selama abad ke-13 sampai awal abad ke-16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota
dengan Bandar Pelabuhan yang sangat sibuk. Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan
Internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.

Bukan hanya perdagangan ekspor impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju,
Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran. Salah satunya yang
terbuat dari emas dikenal sebagai uang dirham.

3. Kerajaan Aceh

Pada awalnya, wilayah Kerajaan Aceh ini hanya mencakup daerah Banda Aceh dan Aceh
Besar. Yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Saat Mughayat Syah naik kedudukan
menggantikan ayahnya, beliau berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah
Aceh dalam kekuasaannya. Termasuk menaklukkan kerajaan Pasai.

Kerajaan-kerajaaan kecil yang berada disekitar Aceh juga di taklukan Mughayat Syah.
Seperti Kerajaan Peurelak, Pedir, Daya dan Aru. Sejak saat itu kerajaan Aceh lebih dikenal
dengan nama Aceh Darussalam.

Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1608-1637 M). Pada masa ini merupakan masa paling cerah bagi Aceh. Dimana
kekuasaannya berkembang dan terjadi penyebaran Islam hampir di seluruh Sumatera.

Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh Darussalam menjadi salah satu pusat
pengembangan Islam di Indonesia. Di Aceh dibangun Masjid Baiturrahman, rumah-rumah
Ibadah, dan lembaga-lembaga pengkajian Islam. Di Aceh tinggal ulama-ulama tasawuf yang
terkenal, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Syaikh Nuruddin Ar-Raniri, dan Abdul Rauf
As-Sinkili.

4. Kerajaan Minangkabau

Kerajaan Minangkabau juga di kenal dengan sebutan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan


Minangkabau adalah salah satu Kerajaan Melayu yang pernah berdiri. Meliputi Provinsi
Sumatra Barat saat ini, dan daerah-daerah di sekitarnya. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh
Adityawarman sejak tahun 1347. Dan sekitar tahun 1600-an, kerajaan ini menjadi Kesultanan
Islam.

Pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira pada abad ke-16 H. Yaitu melalui para
musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah satu murid
ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala).

Syaikh Burhanuddin Ulakan, adalah ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama
Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17 H, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi
kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam riwayat adat Minangkabau disebutkan
bernama Sultan Alif.

Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama
Islam mulai dihilangkan. Dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan aturan agama
Islam. Pepatah adat Minangkabau yang terkenal adalah Adat Basandi Syarak dan Syarak
Basandi Kitabullah. Yang artinya adat Minangkabau berdasarkan pada agama Islam.
Sedangkan agama Islam bersendikan pada Al-Quran dan Hadits.

Pengaruh agama Islam membawa perubahan secara mendasar terhadap adat Minangkabau.
Islam juga membawa pengaruh pada sistem pemerintahan kerajaaan Pagaruyung. Hal itu
dibuktikan dengan ditambahnya unsur pemerintahan, seperti Tuan Kadi dan beberapa istilah
lain yang berhubungan dengan Islam.

5. Kerajaan Riau
Sebelum masuknya agama Islam wilayah Riau, tidak ada satu pun dari penduduk Riau yang
memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah Anismisme, yang percaya ruh nenek
moyang dan para leluhur. Kemudian menyusul pada sebagian penduduk mereka yang
beragama Budha dan sekali berkembang menjadi Hindu-Budha.

Wilayah Riau Kuntu-Kampar adalah daerah pertama di Riau yang berhubungan dengan
orang-orang Islam (pedagang). Hal ini dimungkinkan karena sejak zaman Bahari, daerah ini
telah berkaitan erat dengan pedagang-pedagang asing dari negeri Cina, India, dan Arab
(Persia).

Hubungan tersebut didasarkan oleh kepentingan perdagangan. Karena daerah lembah Sungai
Kampar kanan atau kiri merupakan daerah penghasil lada terpenting di dunia. Oleh karena
itu, tidak mengherankan kalau daerah Kuntu-Kampar yang pertama kali dimasuki agama
Islam.

6. Kesultanan Palembang

Pada waktu itu daerah Palembang menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit. Di daerah ini
ditempatkan seorang Adipati bernama Ario Damar pada tahun 14-15 H (1447 M). Pada
awalnya dia memeluk agama hindu, lalu kemudian masuk agama islam.

7. Kerajaan Kesultanan Jambi

Kesultanan Jambi adalah Kerajaan Islam yang berkedudukan di Provinsi Jambi sekarang ini.
Kerajaan Jambi ini berbatasan dengan Kerajaan Indragiri dan Kerajaan-Kerajaan
Minangkabau seperti Siguntur dan Lima Kota di Utara.

Di selatan kerajaan ini berbatasan dengan Kesultanan Palembang (Keresidenan Palembang).


Kesultanan Jambi juga menguasai Lembah Kerinci, meskipun pada masa akhir kekuasaannya
tidak lagi diperdulikan lagi. Ibukota Kesultanan Jambi terletak di Kota Jambi, yang terletak di
pinggir Sungai Batanghari.

Sumber : https://qudsfata.com/kerajaan-islam-di-sumatera/

Anda mungkin juga menyukai