Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan setiap manusia pasti melakukan aktivitas . Aktivitas ini
tersusun dari berbagai system. Supapa makhluk hidup tersebut dapat bertahan hidup.
Diantara aktivitas makhluk hidup adalah proses pencernaan dan pernafasan. Untuk
mengatur mekanismenya,setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat sisa
metabolisme menghasilkan sampah ( sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran
materi baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti halnya oksigen diangkut
dan diedarkan ke seluruh jarigan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral .Mineral memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik pada tingkat sel ,jaringan ,organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan .Mineral juga berperan dalam berbagai tahap
metabolism terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim .Kekurangan mineral
dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti : anemia ,gondok ,osteoporosis dan
osteomalasia .Pemenuhan kebutuhan mineral pada manusia dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi bahan pangan baik yang berasal dari tumbuhan ( mineral nabati ) maupun
hewan ( mineral hewani ) ( Almatsier,2006 )
Jika kita telah lebih jauh system pencernaan ini sangatlah luas. Maka di dalam
makalah ini kami akan memaparkan hal-hal pokok dan inti dari system pencernaan.
Sehingga diharapkan paparan yang sederhana ini setidaknya dapat menambah asupan
ilmu pengetahuan kita semua, serta dapat dijadikan modal untuk menjadi pengajar yang
baik dan berwawasan luas.

1.2 TUJUAN
 Dapat menjelaskan pencernaan mineral pada tahap pencernaan.
 Dapat menjelaskan pencernaan mineral pada tahap penyerapan
 Dapat menjelaskan pencernaan mineral pada tahap distribusi
 Dapat menjelaskan pencernaan mineral pada tahap ekresi
1.3 RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan pencernaan mineral pada tahap pencernaan ?
 Bagaimana pencernaan mineral pada tahap penyerapan ?
 Bagaimanan pencernaan mineral pada tahap distribusi ?
 Bagaimana pencernaan mineral pada tahap ekskresi ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENCERNAAN MINERAL PADA TAHAP PENCERNAAN


a) Pengertian Digesti

Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat


diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Proses digesti meliputi:

1) pengambilan makanan (prehensi),


2) memamah (mastikasi),
3) penelanan (deglutisi),
4) pencernaan (digesti), dan
5) pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti).

Berdasarkan proses pencernaannya dapat dibedakan menjadi digesti makanan secara


mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis. Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya
molekul-molekul atau partikel-partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino
yang siap diserap (absorpsi) oleh mukosa saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel
makanan tersebut dibawa melalui sistem sirkulasi (tranportasi) untuk diedarkan dan digunakan
oleh sel-sel tubuh sebagai bahan untuk proses metabolisme (assimilasi) sebagai sumber tenaga
(energi), zat pembangun (struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim) dan
keperluan tubuh lainnya.

b) Sistem Digesti

Sistem digesti tersusun atas saluran digesti dan kelenjar digesti.

 Saluran digesti Pada manusia saluran digesti tersusun atas:


- Mulut (rongga mulut)

Di rongga mulut terdapat gigi (gerigi) yang berfungsi untuk menyobek, mengunyah
zat-zat makanan secara mekanis sehingga menjadi zat-zat yang lebih kecil dan
memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan
palatum (langit- langit) untuk membantu penguyahan zat makanan, dan penelanan zat
makanan. Di rongga mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung
enzim ptyalin (amilase).

2
- Faring
Merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara. Epiglotis berperan
sebagai pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan saluran udara
ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas.
- Esofagus (kerongkongan)
Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga mulut
dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sphincter
esophagii yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung
tidak kembali ke esophagus.
- Gastrium (lambung)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung,
lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan. Kelenjar
pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada fundus terdapat
sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell menghasilkan pepsinogen.

Proses digesti di lambung meliputi:

 Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan
karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan.
 Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan
(chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke
usus dua belas jari (duodenum).

- Intestinum tenue (usus halus) ,Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian:


duodenum, jejunum, dan ileum.
 Duodenum

Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus


pankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus
koledokus. Cairan pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas
mengandung enzim lipase, amylase, trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase
untuk memecah lemak (setelah diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam
lemak dan gliserol. Amylase untuk memecah amilum menjadi sakarida sederhana.
3
 Jejunum

Jejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan


(absorpsi) zat-zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif.

a. Monosakrida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi.


b. Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa.
c. Vitamin melalui mekanisme difusi biasa.
d. Air melalui mekanisme difusi dan osmose.
e. Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif
 Ileum dimana Absorpsi melalui villi usus

- Intestinum crassum (usus besar)


Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa kantung-kantung
dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi colon ascenden
(naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus besar merupakan tempat untuk
absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan secara
mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas, dan sintesis vit. K.
- Rektum
Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh
terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul
keinginan untuk berak (defikasi).
- Anus
Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran
tinja. Kelainan saluran pencernaan yaitu sebagai berikut :
1) Mencret (Diare), karena adanya rangsangan yang berlebihan sehingga
motilitas usus meningkat.
2) Konstipasi, karrena defekasi yang tidak teratur dan sulit.

 Kelenjar Digesti (Glandula Digestoria)


a. Kelenjar saliva ( ludah )

Kelenjar saliva manusia terdiri atas 3 pasang:

4
1) Kelenjar parotid, terletak di depan telinga, muaranya pada gusi sebelah atas.
2) Kelenjar mandibularis (submaksilaris) terletak di dekat mandibula (rahang
bawah), muaranya di bawah lidah.
3) Kelenjar sublingualis, terletak di dasar mulut, muaranya di bawah lidah. Pada
kelenjar saliva terdapat 2 jenis sel yaitu:
Sel serosa ,mensekresikan cairan serous (encer ) yang mengandung
enzim ptyalin ( amylase ) dimana amylase berperan mengubah
amilum menjadi sakarida sederhana.
Sel mukosa yaitu mensekresi lender.

b. Hati ( hepar )
Hepar tersusun atas sel-sel hati yang disebut heatosit dan membagi hepar
dalam lobi-lobi. Lobulus hati berbentuk heksagonal, sel-sel parenkim hepar
tersusun secara radier (menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah. Sel-sel
ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulair dengan tetes-tetes glikogen. Sel
hati berperan menghasilkan empedu sebagai hasil ekskresi dan sekresi.
Ekskresi mengandung pigmen empedu yang selanjutnya dikeluarkan lewat
feses dan urine. Sekresi mengandung garam empedu untuk
mengemulsifikasikan lemak makanan.
Garam empedu disintesis dari kolesterol dan asam amino. Berfungsi
untuk menurunkan tegangan permukaan (surfaktan) butir lemak makanan.
Pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin berasal dari degradasi
hemoglobin. Bilirubin selajutnya diubah menjadi urobilinogen yag dikeluarkan
melalui feses dan urine.

c. Pankreas
Pankreas dapat dibedakan menjadi bagian eksokrin dan endokrin. Bagian
eksokrin oleh sel-sel acini pankreas berfungsi menghasilkan cairan pencernaan
(enzim pencernaan). Bagian endokrin sel-sel Islet Langerhans berfungsi
menghasilkan hormon. Regulasi sekresi enzim pencernaan pada usus halus
bermula dari asam lambung yang menuju ke duodenum, selanjutnya
merangsang sekresi hormon sekretin oleh mukosa duodenal.

5
- Sekretin dapat merangsang antara lain :
 Asini pankreas (bagian eksokrin) untuk mensekresikan cairan
pankreas yang bersifat alkalis (basa) untuk menetralkan asam lambung.
 Pada saat yang sama chyme merangsang pelepasan hormon
pankreosimin dari muksa duodenum untuk mempengaruhi pankreas
mensekrsikan enzim digesti.
- Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan berikut ini:
 Protease pankreas terdiri atas trypsinogen, dan chemotrypsinogen
 Amylase pankreas, untuk memecah amilum menjadi sakarida
sederhana.
 Lipase pankreas, untuk memecah lemak (setelah diemulsifikasikan
oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol.
 Bikarbonat (NaHO3).

d. Kelenjar pada saluran digesti


Kelenjar pada saluran digesti; sel-sel mukosa gastrium dan usus halus.
Permukaan dudenum membentuk llipatan-lipatan disebut villi usus, diantara
lipatan tersebut terdapat sel-sel Kripta Lieberkuhn yang berperan menghasilkan
enzim enterokinase. Enterokinase berperan mengaktifkan trypsinogen menjadi
trypsin.

Sel sekretori mukosa usus halus mensekresikan cairan yanng mengandung


enzim pencernaan:

a) Disakaridase, berperan menghidrolisis disakarida menjadi


monosakarida. Dibedakaan menjadi: maltase, laktase, dan sukrase.
b) Peptidase, untuk menghidrolisis polipeptida dan dipeptida menjadi as.
amino.
c) Lipase usus, berperan menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.

6
c) Proses pncernaan makanan
Kebanyakan makanan yang memasuki saluran pencernaan merupakan partikel
besar berisi makromolekul, seperti protein dan polisakarida yang tidak dapat di proses
dalam usus epitel. Sebelum makanan tertelan dan diserap, maka harus dipecah dan
dihancurkan menjadi molekul-molekul kecil. Proses pemecahan ini terjadi di mulut, yang
lebih dikenal dengan proses pengunyahan.

Proses pengunyahan mirip dengan proses penghancuran material di pabrik-pabrik.


Selanjutnya jika proses pengunyahan sudah mencapai titik tertentu yangmenghasilkan
butiran-butiran bahan pangan yang sesuai dengan kemampuan bagianalat pencernaan
selanjutnya (lambung) maka tubuh akan mengintruksikan proses penelanan
makanan. Proses penghancuran makanan dalam mulut sangat dipengaruhioleh faktor
keoptimalan fungsi organ mulut seperti lidah, gigi, gusi dan lainnya.

Manakala, seseorang yang sudah mengalami ketidak optimalan fungsi salah


satuorgan mulut maka proses mengalami gangguan. Air liur, yang disekresikan oleh
tiga pasang kelenjar ludah yang terletak di kepala, mengalir ke mulutmelalui serangkaian
saluran pendek. Air liur, yang berisi lendir, membasahi danmelumasi partikel makanan
sebelum menelan. Hal ini juga berisi enzim amilase,yang partialy mencerna polisakarida.
Fungsi lain air liur adalah untukmenghancurkan beberapa molekul makanan. Hanya
dalam keadaan terlarut molekulini dapat bereaksi dengan kemoreseptor di mulut,
sehingga menimbulkan sensasirasa. Orang yang telah mengalami kerusakan gigi maka
proses pengunyahan tidak memperoleh hasil optimal seperti orang yang sehat. Hal ini,
akan berpengaruhterhadap absorpsi bahan makan total oleh tubuh.Lebih dari itu, dapat
berpengruh juga pada kerusakan-kerusakan organ sistem pencernaan berikutnya.Proses
selanjutnya adalah menelan makanan melalui saluran, faring dan esofagus,memberikan
kontribusi untuk pencernaan.

Makanan yang telah ditelan melalui organ kerongkongan akan masuk kedalam
lambung Selain bantuan dari asam klorida ,empedu dari hati juga berperan bersama-sama
dengan berbagai enzim pencernaan yang dilepaskan oleh kelenjer system
eksokrin .Masing-masing enzim ini dilepaskan kedalam saluran lumen pencernaan
dengan proses sekresi .

7
Proses yang terjadi di lambung yakni pelarutan bahan makanan dengan bantuan ca
iran asam klorida. Dinding lambung mengeluarkan asam klorida, dan beberapa enzim
protein yang mencerna secara kolektif (dikenal sebagai pepsin). Fungsi utama dari asam
klorida adalah untuk melarutkan partikel dalam makanan. Lingkungan asam di lambung
mengubah ionisasi molekul polar terutama protein. Protein dan polisakarida yang
dikeluarkan oleh aksi pelarutan asam klorida yang secara parsial dicerna dalam perut oleh
pepsindan amilase. Asam klorida juga membunuh sebagian besar bakteri yang masuk
bersama dengan makanan.

Proses ini tidak 100 persen bakteri terbunuh beberapa


bakteri bertahan hidup untuk berkembang biak di saluran pencernaan, terutama usus besa
r.Tindakan pencernaan lambung mengurangi partikel makanan untuk larutan yang dikenal
sebagai chyme, yang berisi fragmen molekul protein dan polisakarida, tetesan lemak, dan
garam, air, dan berbagai molekul kecil lainnya tertelan bersama makanan.Dalam lambung
tidak ada partikel yang dapat diserap oleh dinding epitel lambung,kecuali molekul air.

Hal ini, menyebabkan sangat sedikit absorpsi molekul makanan yang terserap
dalam lambung. Penyerapan molekul makanan banyak terjadi di dalam usus
halus.Karbohidrat yang masih utuh atau yang sudah dipecahkan dalam usus halus,lemak
dan protein dipecah oleh enzim hidrolitik masing-masing menjadi monosakarida, asam
lemak dan asam amino. Beberapa enzim hidrolitik disekresikan oleh pankreas dan masuk
ke lumen usus. Sedangkan untuk vitamin, mineral dan air yang tidak memerlukan
pencernaan secara enzimatik juga bersamaan diserap dalam usus halus. Sebagian besar
produk kerja lambung dicerna dan diserap pada segmen duodenum dan segmen jejunum
usus halus.

Dua kelenjar utama zat pankreas dan hati mensekresikan yang mengalir melalui
saluran ke duodenum. Bagian eksokrin dari pankreas mengeluarkan enzim pencernaan
dan cairan kaya ion bikarbonat. Keasaman tinggi dari chyme yang berasal dari perut akan
menonaktifkan enzim pankreas di usus kecil jika asam tidak dinetralkan oleh ion
bikarbonat dalam cairan pankreas. Ion-ion bikarbonat membantu menetralkan asam dari
lambung, sedangkan garam empedu melarutkan lemak dari makanan. Lemak ini
sebaliknya akan larut dalam air, dan kelarutan lemak sehingga meningkatkan tingkat

8
penyerapan pencernaan dan penyerapannya oleh usus halus. Hasil produk pencernaan
makanan dalam usus halus selanjutnya di absobsi oleh sel-sel epitel dan masuk ke dalam
darah dan getah bening. Proses ini disebut penyerapan.

2.2 PENCERNAAN MINERAL PADA TAHAP PENYERAPAN

Penyerapan mineral dalam tubuh manusia ada 2 yaitu penyerapan mineral makro dan
penyerapan mineral mikro .

a. Penyerapan mineral makro

- Natrium (Na)
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi,
terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi).
Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Disini natrium disaring
dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan
taraf natrium dalam darah.
Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron,
yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron
merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal,
natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang
dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urin tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila
konsumsi rendah.

- Klorida (Cl)
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui
urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan
keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelenjar keringat.

9
- Kalium (K)
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90 % kalium
yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan
sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara
oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali dan
mengeluarkan kalium dibawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam
bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran didalam
tubula ginjal.
- Kalsium (Ca)
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi
tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada
proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan
pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus
halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam
keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan
menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorpsi pasif terjadi pada
permukaan saluran cerna.
Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium, kalsium hanya bisa diabsorpsi
bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain,
seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah
kalsium yang di ekskresi memalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang
diabsorpsi. Kehilangan kalsium melalui urin meningkat pada asidosis dan pada
konsumsi fosfor tinggi. Kehilangan kalsium juga terjadi melalui sekresi cairan yang
masuk kedalam saluran cerna, dan melalui keringat.

 Faktor – faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium


Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam
tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada
pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas
fisik yang meningkatkan densitas tulang. Jumlah kalsium yang dikonsumsi
mempengaruhi absorpsi kalsium. Penyerapan akan meningkat bila kalsium

10
yang dikonsumsi menurun. Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25(OH)D3
merangsang absorpsi kalsium melalui langkah-langkah kompleks.
Vitamin D meningkatkan absorpsi pada mukosa usus dengan cara
merangsang produksi protein-pengikat kalsium. Absorpsi kalsium paling baik
terjadi dalam keadaan asam. Asam klorida yang dikeluarkan lambung
membantu absorpsi dengan cara menurunkan pH di bagian atas duodenum.
Asam amino tertentu meningkatkan pH saluran cerna, dengan demikian
memberi waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium. Absorpsi kalsium lebih
baik bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

 Faktor – faktor yang menghambat Absorpsi Kalsium


Kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif menghambat absorpsi
kalsium. Asam oksalat yang terdapat dalam bayam, sayuran lain dan kakao
membentuk garam kalsium oksalat yang tidak larut, sehingga menghambat
absorpsi kalsium. Asam fitat, ikatan yang mengandung fosfor yang terutama
terdapat didalam sekam serealia, membentuk kalsium fosfat yang juga tidak
dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Serat menurunkan absorpsi kalsium, diduga karena serat menurunkan
waktu transit makanan didalam saluran cerna sehingga mengurangi
kesempatan untuk absorpsi. Stres mental atau stres fisik cenderung
menurunkan absorpsi dan meningkatkan ekskresi. Proses menua menurunkan
efisiensi absorpsi kalsium. Orang yang kurang bergerak atau lebih lama tidak
bangkit dari tempat tidur karna sakit atau usia tua bisa kehilangan sebanyak
0,5% kalsium tulang dalam sebulan dan tidak mampu menggantinya. Ini
merupakan salah satu penyebab terjadinya dekalsifikasi tulang pada manusia
lanjut usia (manula) yang dinamakan osteoporosis.
Dalam suasana basa bersama fosfor, kalsium membentuk kalsium fosfat
yang tidak larut-air, sehingga menghambat absorpsi. Obat-obatan tertentu
dapat berpengaruh terhadap kesediaan biologik kalsium atau meningkatkan
ekskresi yang dapat menyebabkan penurunan densitas tulang. Rasio fosfor
terhadap kalsium yang tinggi dalam makanan semula diduga dapat

11
menurunkan absorpsi kalsium, karena pembentukan garam kalsium fosfat
yang tidak larut-air. Namun, bukti nyata terhadap anggapan ini hingga
sekarang belum ada.

- Fosfor (P)
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus
setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85 – 90 % fosfor
berasal dari ASI. Sebanyak 65 – 70 % fosfor berasal dari susu sapi dan 50 – 70 %
berasal dari makanan dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila
konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus
halus dan di absorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk
aktif vitamin D.
Sebagian besar fosfor didalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik
atau sebagai fosfolida. Kadar fosfor didalam darah diatur oleh hormon paratiroid
(PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon kalsitonin. Kedua
hormon tersebut berinteraksi dengan Vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor
yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan
disimpan didalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin
meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor yang relatif tinggi
terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca yang tinggi dalam serum
akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran fosfor dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam folat yang terutama terdapat didalam serealia
tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor
makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak
tidak jenuh dan antasid yang mengandung aluminium, karena membentuk garam
yang tidak larut air.

- Magnesium (Mg)
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang

12
tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah
sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang
mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium
dalam makanan turun, absorpsi magnesium meningkat. Didalam darah sebagian
besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul
kompleks hingga molekul kecil.
Keseimbangan magnesium didalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi
magnesium melalui urin. Seperti halnya fosfor, ekskresi magnesium meningkat oleh
hormon tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalsium. Ekskresi
magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap
resorpsi tubula ginjal. Demikian pula halnya pada hiperkalsemia dan
hipermagnesemia. Karena cairan lambung banyak mengandung magnesium, muntah
berlebihan menyebabkan kekurangan magnesium dalam jumlah besar.

- Sulfur (S)
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga
merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin,
termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan
mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa
dikeluarkan melalui urin (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat
tertentu)

b. Penyerapan mineral mikro

- Besi (Fe)

Sebelum diabsorpsi, didalam lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti
protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini
terjadi dalam suasana asam didalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C yang
terdapat didalam makanan.

13
Besi dalam saluran cerna

Besi diangkut transferin


mukosa

Sel mukosa usus halus :


besi pindah ke alat angkut
transferin resepto Kelebihan
disimpan sebagai Sebagian hilang
feritin melalui sel usus
halus yang dibuang
Kelebihan disimpan Besi dalam alat angkut
sebagai feritin dan transferin reseptor
hemosiderin

Besi dibawa darah oleh


transferin Sebagian hilang
dalam keringat, kulit,

Hati dan limfa mengeluarkan


Sumsum tulang mengikatkan
besi dari sel darah merah dan
besi ke hemoglobin sel darah
mengikatkan ke transferin
merah

Sebagian Darah mengangkut besi Menyimpan kelebihan


hilang melalui sebagai hemoglobin sel sebagai metalotionein
darah darah merah

14
Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat
angkut-protein khusus. Ada dua jenis alat angkut-protein di dalam sel mukosa usus halus yang
membantu penyerapan besi, yaitu transferin dan feritin Transferin, protein yang disintesis
didalam hati, terdapat dua bentuk. Transferin mukosa mengangkat besi dari saluran cerna ke
dalam sel mukosa dan memindahkannya ke transferin reseptor yang ada didalam sel mukosa.
Transferin mukosa kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi lain,
sedangkan transferin reseptor mengangkut besi melalui darah ke semua jaringan tubuh. Besi
dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat dalam hemoglobin dan
mioglobin makanan hewani, dan besi non-heme dalam makanan nabati.

Absorpsi besi – hem tidak banyak dipengaruhi oleh komposisi makanan dan sekresi
saluran cerna serta oleh status besi seseorang. Besi-hem dapat diabsorpsi mencapai 25%
sedangkan non-hem hanya 5%. Agar dapat diabsorpsi, besi-nonhem didalam usus halus harus
berada dalam bentuk terlarut. Besi-nonhem diionisasi oleh asam lambung, direduksi menjadi
bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat, gula dan asam amino
yang mengandung sulfur.

- Seng (Zn)

Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum).
Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan
seng disimpan didalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa kepankreas dan
jaringan tubuh lain. Didalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang
pada waktu makan dikeluarkan kedalam saluran cerna. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein
yang disintesis didalam sel dinding saluran cerna.

- Iodium (I)
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sehari adalah
sebanyak 100-150 ug. Dalam bentuk ikatan organik didalam makanan hewani hanya separuh dari
iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi.
- Tembaga (Cu)
Makanan sehari-hari mengandung kurang lebih 1 mg tembaga. Sebanyak 3570%
diabsorpsi. Abbsorpsi sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas usus

15
halus secara aktif dan pasif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat-tembaga
metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng. Jumlah tembaga yang diabsorpsi diduga
dipengaruhi oleh banyaknya metalotionein didalam sel mukosa usu halus.
Transport tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan transkuprein.
Penyimpanan sementara tembaga adalah dalam bentuk kompleks albumin-tembaga. Simpanan
dalam hati berupa metalitonein atau seruloplasmin. Tembaga diangkut ke seluruh tubuh oleh
seruloplasmin dan transkuprein. Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu.
Didalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh tergantung
kebutuhan tubuh.

- Mangan (Mn)
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti
halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan
kalsium meghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam
plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan
dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada
penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.

- Krom (Cr)
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom
hanya diabsorpsi sebanyak 1%. Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom
mengendap dalam media alkali usus halus. Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin.

- Selenium (Se)
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein.
Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut oleh
albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan
selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi melaui urin.
- Molibden (Mo)
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidase, sulfat
oksidase, dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidari-redusi seperti oksidasi

16
aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Absorpsi molibden sangat efektif (kurang
lebih 80%). Molibden dalam jumlah berlebihan menghambat absorpsi tembaga.

- Fluor (F)
Fluor terdapat didalam tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Hanya sedikit ada
didalam tubuh manusia, namun peranannya penting. Fluor dianggap zat gizi essensial karena
peranannya dalam mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang
dibentuk, pertama terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian
flour akan menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit.
Pembentukan fluoroapatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.

- Kobal (Co)
Absorpsi kobal terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorpsi besi.
Absorpsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui
urin, selebihnya melalui feses dan keringat.

2.3 PENCERNAAN MINERAL PADA TAHAP DISTRIBUSI


Georgievskii et al. (1982) juga mengklasifikasikan mineral menjadi tiga golongan
berdasarkan distribusi mineral pada jaringan dan organ tubuh.
Mineral yang didistribusikan pada jaringan tulang (osteotropic). Contoh mineral yang
termasuk kedalam golongan ini yaitu: kalsium, fosfor, magnesium, strontium, beryllium,
flourine, vanadium, barium, titanium, radium.
Mineral yang didistribusikan kedalam sistem reticuloendothelial.Contoh mineral pada
golongan ini yakni: ferrum, copper, mangan,silver, crhom, nikel, cobalt, dan beberapa
lantannida.
Mineral yang didistribusikan pada jaringan yang tidak spesifik.Umumnya mineral
tersebut terdistribusi lebih pada suatu jaringan tertentu. Contoh mineral tersebut adalah
natrium, kalium, sulfur, chlorine, lithium, rubidium dan caesium. Secara umum mineral-
mineral essensial berfungsi sebagai pembangun tulang dan gigi.
Mineral bersama-sama protein dan lemak membentuk otot, organ tubuh, sel darah, dan
jaringan lunak lainnya. Disamping itu mineral juga berperan dalam mempertahankan

17
keseimbangan asam-basa, mempertahankan kontraksi urat daging dan memainkan peranan
penting untuk berfungsinya urat syaraf secara normal. Sebagian mineral essensial juga berfungsi
mempertahankan tekanan osmotik, bagian dari hormon atau sebagai aktifator dari enzim,
mengatur metabolisme, transport zat makanan ke dalam tubuh, permeabilitas membran sel dan
memelihara kondisi ionik dalam tubuh.

2.4 PENCERNAAN MINERAL PADA TAHAP EKSKRESI


Mineral dalam bidang ilmu biokimia atau ilmu-ilmu lanjutannya ialah semua unsure
kimia yang terdapat di dalam jaringan hidup kecuali karbon, hydrogen, oksigendan nitrogen. Jika
misalnya bahan biologI dibakar, semua persenyawaan-persenyawaan organic menjadi rusak,
karbon berubah menjadi gas karbondioksida (CO2), hydrogen menjadiuap air dan nitrogen
menjadiuap nitrogen (N2).Kebanyakandari mineral akantinggaldalamabusebagaipersenyawaan
organic yang sederhanan dimana terjadi penggabungan sesamanya yaitu metal dengan non metal
ataupun penggabungan dengon oksigen sehingga terbentuklah garam organic. Karena itu untuk
mineral diberikan juga nama bahan buatan ubah ananorganik.

Bahwa mahluk memerlukan mineral untuk hidupnya, dibuktikan pertama kali oleh
Pasteur pada tahun 1916 dimana di dalam percobaannya ternyata jamur hanya bisa tumbuh jika
kedalam pupukannya ditambahkan garam-garam anorganik. Pada tahunitujuga Sachs dan Snop
membuktikan pula pentingnya bermacam-macam garaman organic untuk tanaman, sedangkan -
percobaan untuk membuktikan kepentingan yang sama diawali oleh Mendel padatahun 1919
dengan percobaan-percobaan padam ancit.

Bahan makanan yang kita makan belum dapat dimanfaatkan olehsel-sel tubuh manaka
lama kanan tersebut belum mengalami proses pencernaan (digesti), kecuali: air, vitamin, dan
mineral. Bahan makanan mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh kita antara lain:

 Karbohidrat yang dapatdibedakanmenjadi; glukosa (C6H12O6), glikogen (C6H10O5)m,


pati (amilum, starch), danmolekulsangatpanjang (selulose).
 Lemakdibedakanmenjadi; asamlemak, gliserol, lipoprotein, dankolesterol.
 Protein dapatdibedakanmenjadi; protein sederhana, peptida, asamnukleat (DNA dan
RNA), danasam amino.

18
 Air, dapatdibedakanmenjadi air yang didapatsecaralangsungdari air minumatau air yang
berasaldarimakanan yang mengandung air dan yang diproduksiolehseltubuhpada proses
pembakaranseluler.
 Vitamin dapatdibedakanmenjadi: kelompok vitamin yang larutlemak (ADEK) danlarut
air (B, C)
Eksresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah
pencernaan,empedu dan hilang dalam feses.kelainan akibat kekurangan mineral.kekurangan
intek semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma klinik.bila terjadi difisiensi biasanya
sekunder,akibat malapsorpsi,pendarahan,berlebihan (besi) ,penyakit ginjal (kalsium),atau
problem klinis lain. Kelainan akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua
mineral menyebabkan gejalah toksik.Sumber mineral dan kebutuhan mineral sehari-hari.mineral
esensial dan unsur runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan.terutama biji-bijian
utuh,buah,syuran,susu,danging,dan ikan.biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang
sedikit.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mineral dalam bidang ilmu biokimia atau ilmu-ilmu lanjutannya ialah semua unsure
kimia yang terdapat di dalam jaringan hidup kecuali karbon, hydrogen, oksigendan nitrogen.
Jika misalnya bahan biologI dibakar, semua persenyawaan-persenyawaan organic menjadi
rusak, karbon berubah menjadi gas karbondioksida (CO2), hydrogen menjadi uap air dan
nitrogen menjad iuap nitrogen (N2). Kebanyakan dari mineral akan tinggal dalam abu sebagai
persenyawaan organic yang sederhanan dimana terjadi penggabungan sesamanya yaitu metal
dengan non metal ataupun penggabungan dengan oksigen sehingga terbentuklah garam
organic. Karena itu untuk mineral diberikan juga nama bahan buatan ubah ananorganik.
Unsur-unsur kimia yang dikenal sebagai unsur anorganik berperan dalam system
hidup.Umumnya mereka sebagai kofaktor atau katalis dalam metabolism tubuh .Meskipun
umunya diperlukan dalam jumlah sedikit ,ketiadaan unsur-unsur mineral dapat menyebabkan
gangguan metabolisme tertentu.

20
DAFTAR PUSTAKA

Steven A Benner, Water is not an essential ingredient for Life, scientists now claim,
SpaceRef.com, uplink.space.com

http://www.unep.org/vitalwater/01.htm .(Inggris) Peter Tyson, Life's Little Essential, NOVA,


Origins, July 2004 (Inggris) H.E. Msgr. Renato R. Martino, Water, an Essential Element of Life,
A Contribution of the Delegation of the Holy See on the Occasion of the third World Water
Forum, Kyoto, Japan, 16th-23rd March 2003 8. (Inggris) Michael Kwan, Prototype car runs 100
miles on four ounces of water as fuel, Mobile Magazine Thursday June 1, 2006 6:41 AM PDT

Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F., 1986. Biology. Prentice
Hall: New Jersey. Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980).Basic Histology.Lange Medical
Publications, Clifornia.Ganong, W.F. (1995). Review of Media

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaan

https://www.academia.edu/11835937/
BIOKIMIA_PANGAN_BAB_2_PENCERNAAN_DAN_PENYERAPAN_MAKANAN_STKIP
_MUHAMMADIYAH_SORONG_PAPUA_BARAT

https://id.scribd.com/document/367105795/Penyerapan-Mineral

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
Mary E. Barasi. At a Galance ILMU GIZI. Jakarta : Erlangga, 2007.
Almatsier Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

21
22

Anda mungkin juga menyukai