Anda di halaman 1dari 13

Uji Cemaran Mikroba Udara Pada Beberapa Ruang Produksi Non Betalaktam Lafiau

Sesuai Dengan Standar CPOB Tahun 2018


Asep Edi Sukmayadi1, Yusrin Hayati2, Azka Nurkhairiyah Rahmah3
1PoliteknikKesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung, a.ediapt@gmail.com
2Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung, yusrinhayati07@gmail.com
3Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung, azkanurkhairiyahrahmah@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu penunjang kritis industri farmasi adalah Sistem tata udara yang meliputi Pengendalian udara
berkelanjutan terhadap kebersihan dan kualitas udara yang diperlukan untuk memenuhi kondisi ruangan yang
dipersyaratkan oleh CPOB. Batas mikroba merupakan parameter syarat kelas kebersihan ruangan farmasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas mikroba udara dalam ruangan memenuhi syarat
kualitas udara yang baik berdasarkan jumlah koloni yang didapat serta karakteristik bakteri yang terdapat pada
ruang Produksi Non Betalaktam LAFIAU. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental-deskriptif,
menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif dengan menghitung jumlah mikroba dan
mengidentifikasi jenis mikroba sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kualitas udara di ruang
tersebut. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah mikroba udara pada beberapa ruang produksi
memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan menurut PerBPOM No 34 Tahun 2018 yakni < 200 CFU/m3.
Identifikasi menunjukan bahwa jenis mikroba yang ditemukan adalah bakteri genus staphylococcus Sp dengan
karakteristik gram positif dan uji katalase positif, jamur genus aspergillus Sp, serta cemaran. Kesimpulan pada
penelitian ini bahwa ruang produksi yang dipilih sebagai lokasi penelitian telah memenuhi persyaratan. Peneliti
menyarankan kepada pihak LAFIAU agar selalu melakukan hygiene dan sanitasi secara berkala dan
monitoring kebersihan ruangannya.

Kata Kunci : Sistem tata udara, unit produksi, jumlah mikroba, CPOB

ABSTRACK
One of the critical supports of the pharmaceutical industry is the air system which includes continuous air
control of the cleanliness and air quality needed to meet the room conditions required by CPOB. Microbial
limit is a parameter of pharmaceutical room cleanliness class requirements. This study was conducted to
determine whether the microbial quality of indoor air meets the requirements of good air quality based on the
number of colonies obtained and the characteristics of bacteria found in the mixing room and weighing room
of the LAFIAU Non Betalactam Production Unit. This research is an experimental-descriptive research, using
a combination of qualitative and quantitative methods by counting the number of microbes and identifying the
types of microbes so that it can be used as an evaluation of air quality in the place. The results of the study
showed that the number of air microbes in the mixing room and weighing room met the requirements
determined according to PerBPOM Number 34 of 2018 which is < 200 CFU/m3. Identification shows that the
types of microbes found are bacteria of the genus staphylococcus Sp with gram-positive characteristics and
positive catalase tests, fungi of the genus aspergillus Sp, and contamination. The conclusion of this study is
that the mixing room and weighing room chosen as the research location have met the requirements.
Researchers suggest to the LAFIAU to always carry out hygiene and sanitation regularly and monitor the
cleanliness of the room.
Keywords: Air system, air quality, production unit, microbial count, CPOB

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 9
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
PENDAHULUAN
Pencemaran udara adalah suatu 2018). Peneliti beranggapan bahwa dalam
kondisi dimana kualitas udara menjadi suatu ruang industri adanya cemaran
rusak terkontaminasi oleh zat-zat, baik mikroba kemungkinan dapat terjadi.
yang tidak berbahaya maupun yang Sehingga perlu adanya pengujian untuk
membahayakan. (Kusnoputranto, 2002). memastikan ada atau tidaknya cemaran
Banyak faktor yang dapat menyebabkan mikroba.
pencemaran udara, salah satu faktornya Analisis mikrobiologi adalah salah
dapat berasal dari kegiatan produksi yang satu uji dan studi analisis yang dilakukan
ada di industri. untuk menentukan kesehatan suatu
Industri farmasi adalah badan usaha produk. Uji mikrobiologi adalah salah satu
yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan pengujian yang menggunakan perubahan
untuk melakukan kegiatan pembuatan obat sifat mikroba terhadap lingkungan sebagai
atau bahan obat. Tujuan utama industri tolak ukurnya. Dalam fasilitas pembuatan
farmasi adalah untuk menghasilkan obat obat, terutama di ruangan produksi farmasi
yang aman dan efektif untuk digunakan diwajibkan adanya uji mikroba atau
dalam terapi (efficacy, safety, toxicity) dan sampling udara. Uji mikroba pada udara
untuk kepentingan ekonomi suatu negara ini wajib secara CPOB 2018, uji ini
(Menkes , 2010). Salah satu sarana dilakukan untuk memastikan ruangan
penunjang kritis industri farmasi adalah produksi bebas atau terkontrol mikroba
udara. yang sangat beresiko kontaminasi pada
Adanya sistem tata udara yang baik produk sediaan obat. Batas mikroba ini
mampu memperkecil adanya cemaran merupakan salah satu parameter syarat
mikroba udara dalam suatu industri. kelas kebersihan ruangan farmasi.
Sistem HVAC merupakan suatu sistem Adapun tujuan dari penelitian ini
yang terdiri dari tiga komponen saling adalah untuk mengetahui jumlah mikroba,
bekerja sama untuk memindahkan panas mengidentifikasi jenis mikroba, serta
dari tempat yang diinginkan (dalam mengetahui kualitas udara di beberapa
ruangan) ke tempat yang tidak diinginkan ruang produksi Non Betalaktam LAFIAU
(luar ruangan) (Sugarman, 2007). sesuai standar CPOB 2018.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rudi dan Abdunnaser KAJIAN LITERATUR
(2018), mengenai Perancangan instalasi Udara merupakan media
tata udara ruang bersih area penimbangan penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka
pada industri farmasi kelas E bahwa terdapat dalam jumlah yang relatif kecil
perhitungan jumlah partikel pada ruangan bila dibandingkan dengan di air atau di
penimbangan bahan baku menurut ISO tanah. Udara tidak mengandung komponen
14644-1 pada ukuran partikel 0,5 μm nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya
jumlahnya sebesar 446.771,3769 bakteri di udara kemungkinan terbawa
partikel/m3 pada standar kelas E (100.000) oleh debu, tetesan uap air kering ataupun
partikel dibatasi pada jumlah 3,520,000 terhembus oleh tiupan angin. Kelompok
partikel/m3, sedangkan pada ukuran mikroorganisme yang tersebar luas di
partikel 5 μm jumlahnya sebesar udara adalah bakteri : bacillus,
47.760,7813 partikel/m3 pada standar staphylococcus, streptococcus, jamur :
dibatasi pada jumlah 29,300 partikel/m3. aspergillus, rhizopus, penicillium
Penelitian tentang ruang bersih telah (termasuk ragi) dan juga mikroalga
dilakukan berbagai simulasi dengan (Waluyo, 2016). Kandungan udara di
berbagai kelas ruang bersih. Hal yang dalam dan di luar ruangan akan berbeda.
perlu diperhatikan juga adalah bahwa Taraf pencemaran di dalam ruangan oleh
ruang bersih harus memenuhi standar mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor
CPOB yang didalamnya memuat ISO seperti laju ventilasi, padatnya orang, sifat,
14644-1. Hal ini penting dilakukan sebagai dan tingkat aktivitas orang yang
tanggung jawab industri farmasi terhadap menempati ruangan tersebut.
aturan pemerintah tentang CPOB (Amalia, Uji cemaran mikroba adalah

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 10
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
menentukan cemaran mikrobiologi yang memastikan ruangan produksi bebas atau
terkandung tidak melebihi batas yang telah terkontrol mikroba yang sangat berisiko
ditetapkan sehingga dapat diketahui kontaminasi pada produk steril. Batas
kualitas dan keamanan dari bahan baku mikroba yang disarankan untuk
yang akan dijadikan sediaan. Dalam pemantauan area bersih pada ruang
fasilitas pembuatan obat, terutama di produksi kelas D selama kegiatan
ruangan produksi farmasi diwajibkan berlangsung sesuai CPOB Tahun 2018
adanya uji mikroba atau sampling udara. adalah kurang dari 200 CFU/m3. Untuk
Batas mikroba ini merupakan salah satu kelas E dapat ditentukan sendiri oleh
syarat kelas kebersihan ruangan farmasi. industri farmasi berdasarkan kajian risiko.
Uji cemaran mikroba pada udara ini Kelas kebersihan F dan G tidak perlu
merupakan hal yang sangat utama dalam dilakukan pemantauan mikroba, kecuali
proses pembuatan produk steril yang dinyatakan lain.
dilakukan di ruang kelas kebersihan steril
(A,B,C,D). Ini dilakukan untuk METODE PENELITIAN
Kerangka Konsep Penelitian Populasi dan Sampel
Cemaran mikroba dapat Populasi dalam penelitian ini
digunakan sebagai indikator kualitas adalah Unit Produksi Non Betalaktam
udara. Adanya cemaran mikroba LAFIAU. Sampel penelitian ini adalah
menunjukkan tingkat kebersihan udara di mikroba udara yang terdapat di ruang
dalam ruangan tersebut. Ruangan industri mixing, ruang timbang, ruang koridor, dan
farmasi harus memiliki kualitas udara yang rung filing kapsul pada Unit Produksi Non
baik yang memenuhi standar yang telah Betalaktam LAFIAU.
ditetapkan. Kualitas udara di dalam
ruangan dipengaruhi oleh banyaknya Instrumen Penelitian
aktivitas di dalam ruangan dan adanya Bahan
mikroorganisme di udara. Penelitian ini Bahan yang digunakan dalam
bersifat eksperimental-deskriptif, penelitian ini adalah Nutrient Agar
menggunakan kombinasi metode kualitatif (Himedia), Mannitol Salt Agar (Oxoid),
dan kuantitatif, menghitung jumlah Alkohol 70%, Alkohol 96%, Asam Sulfat
mikrobanya dan mengidentifikasi jenis p.a (Merck), Barium Chlorida p.a (Merck),
mikroba sehingga dapat digunakan sebagai Hidrogen Peroksida Teknis (Merck),
bahan evaluasi kualitas udara di tempat Kristal Violet (Merck), Safranin (Merck),
tersebut. Iodine (Megasetia), Kalium Iodine (JT
Baker), Natrium Hidroksida p.a (Merck),
Asam Klorida p.a (Merck), Aquadest,
Desain Penelitian NaCl fisiologis.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas udara berdasarkan Alat
jumlah mikroba yang ada di dalam ruang Neraca Analitik Mettler Toledo
mixing dan ruang timbang bagian unit ME204E, Autoclave All American Model
produksi Non BetaLaktam LAFIAU. No 75X, Colony Counter Health, Ika Oven
Penelitian meliputi beberapa tahapan kerja 125 Basic Dry, Spektrofotometer UV-Vis
yaitu, tahap persiapan dan tahap Shimadzu Seri UV 19001, pH Meter,
pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi Inkubator Lab Companion, Mikroskop,
penetapan judul, survey tempat untuk Laminar Air Flow, Hot Plate Maspion,
pengambilan sampel dan penyusunan Mikro pipet Pipette, dan alat – alat yang
proposal penelitian. Tahap pelaksanaan umum digunakan di laboratorium
meliputi penyiapan alat dan bahan, mikrobiologi
pembuatan media Plate Counter Agar,
pengambilan sampel, perhitungan jumlah Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
koloni bakteri, dan identifikasi jenis Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
bakteri. Alat disterilkan terlebih dahulu,
ditimbang media agar pada neraca analitik

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 11
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
sesuai perhitungan. Lalu Nutrient Agar 5. Koloni bakteri dapat dihitung manual
(NA) dilarutkan dalam beaker glass, dengan memberi tanda titik pada
tambahkan aquades sesuai kebutuhan. koloni yang sudah dihitung.
Pelarutan dilakukan di atas hot plate Dilakukan perhitungan mikroba rata-rata
sambil diaduk. Media yang sudah terlarut dengan rumus sebagai berikut :
dipindahkan ke dalam erlenmeyer. Media Jumlah mikroba rata-rata
Nutrient Agar disterilkan menggunakan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖
= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖
autoclave selama 15 menit pada suhu 121⁰
C. Laminar Air Flow disterilkan dengan CFU
alkohol 70%, kemudian nyalakan api Hasil koloni yang didapat kemudian
bunsen. Media Nutrient Agar dimasukkan dikonversikan ke dalam satuan CFU/m3
ke dalam Laminar Air Flow. Selanjutnya, menggunakan Metode Koch sedimentation
tanam media dalam cawan petri sebanyak method yang mengacu pada Polish
20 ml. Ditunggu sampai media membeku. Standard PN 89/Z-04008/08 dengan rumus
Media Diinkubasi selama 1 X 24 jam. sebagai berikut :
𝑛 𝑥 10.000
CFU/m3 =
𝑆𝑥𝑘
Pengambilan Sampel Keterangan :
Cawan petri berisi media Nutrient n = jumlah koloni pada cawan petri (CFU)
Agar (NA) yang telah diinkubasi S = luas permukaan cawan petri yang
diletakkan dan dibuka selama 4 jam di digunakan (untuk 9 cm, S = 3,14 x R2 =
dalam ruang produksi dengan titik di ruang 63,5 cm2)
mixing dan ruang timbang. Dalam ruang k = koefisien waktu paparan dalam menit
mixing di simpan 4 cawan petri dan di (k = 1 untuk 5 menit; k = 2 untuk 10 menit;
ruang timbang disimpan 4 cawan petri k = 3 untuk 15 menit, dst.)
yang berisi media NA (Nutrient Agar).
Setelah itu cawan petri ditutup dan Metode Pembuatan Media MSA
diinkubasi dalam keadaan terbalik pada (Manitol Salt Agar)
suhu 37°C selama 3-5 hari. Alat disterilkan dengan oven
selama 2 jam pada suhu 1800C. Ditimbang
Perhitungan Koloni Bakteri media mannitol salt agar sebanyak 27,75
Menggunakan Metode Total Plate Count gram. Media mannitol salt agar dilarutkan
(TPC) dengan aquadest sebanyak 250 mL diatas
Koloni yang tumbuh setelah kompor. Setelah larut, dinginkan media
diinkubasi selama 3-5 hari pada suhu 37°C sampai suam – suam kuku. Media diukur
dihitung pada media dengan menggunakan pHnya ± 7,2 – 7,4. Jika pH terlalu asam
colony counter dengan satuan CFU/m3. tambahkan NaOH 0,1 N. Jika terlalu basa
Koloni yang tumbuh setelah diinkubasi tambahkan HCl 0,1 N sampai pH yang
dapat dihitung dengan persyaratan sebagai telah ditentukan. Media yang sudah sesuai
berikut : pHnya dipindahkan ke dalam Erlenmeyer.
1. Dua atau lebih koloni yang bergabung Media Mannitol Salt Agar disterilkan
menjadi satu merupakan kumpulan menggunakan autoclave selama 15 menit
koloni yang besar dapat dihitung pada suhu 121⁰ C. Laminar Air Flow
sebagai satu koloni (jumlah koloni disterilkan dengan alkohol 70%, kemudian
diragukan). nyalakan api bunsen. Media mannitol salt
2. Suatu deretan atau rantai yang terlihat agar yang telah steril dimasukkan ke dalam
dalam satu garis tebal dihitung Laminar Air Flow. Selanjutnya, tanam
sebagai satu koloni. media dalam cawan petri sebanyak 20 ml.
3. Dua koloni yang berhimpitan dan Tunggulah sampai media membeku.
masih dapat dibedakan dihitung Dua Media Diinkubasi selama 1 X 24 jam.
koloni.
4. Koloni lebih besar dari setengah Purifikasi Bakteri Pada Media MSA
cawan petri tidak dihitung. Disiapkan cawan petri yang berisi
media MSA. Ambilah satu ose biakan
bakteri pada media nutrient agar,

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 12
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
kemudian diinokulasikan secara higienis violet. Kristal violet diambil menggunakan
pada permukaan media MSA dengan pipet tetes, kemudian tetesi 2 – 3 tetes
goresan streak T, selanjutnya diinkubasi kristal violet, tunggu selama satu menit.
pada suhu ±370C selama 2 X 24 jam. Setelah satu menit dibilas menggunakan
Amati perubahan warna yang terjadi pada aquades. Tahap kedua pewarnaan dengan
media. iodine. Iodine diambil menggunakan pipet
tetes, kemudian tetesi 2 – 3 tetes iodine,
Pembuatan Suspensi Bakteri tunggu selama satu menit. Setelah satu
Disiapkan sembilan tabung untuk menit dibilas menggunakan aquades.
pembuatan suspensi bakteri. Tabung diisi Selanjutnya lanjutkan dengan dialiri
dengan 10 ml NaCl fisiologis. 1-2 ose alkohol 95% selama 5 detik, lalu dibilas
bakteri diambil dan disuspensikan ke menggunakan aquades. Tahap akhir
dalam tabung yang berisi NaCl fisiologis. pewarnaan dengan safranin. Saffranin
Kocok hingga homogen. diambil menggunakan pipet tetes,
kemudian tetesi 2 – 3 tetes safranin, tunggu
Perhitungan Jumlah Mikroba Metode selama satu menit. Setelah satu menit
Turbidimetri dibilas menggunakan aquades. Area object
Alat disterilkan terlebih dahulu glass di lap dengan tissu, perhatikan
kemudian disiapkan 11 tabung reaksi. 11 jangan sampai terkena cetakan. Cetakan
tabung di isi dengan BaCl2 1% dan H2SO4 dikeringkan dengan di gulir di atas
1% sesuai dengan standar McFarland Bunsen. Setelah kering amati preparat
mulai dari skala 0,5 sampai 10. Suspensi dibawah mikroskop.
bakteri diamati kekeruhannya dengan
standar McFarland sampai kekeruhannya Uji Katalase
setara dengan salah satu konsentrasinya. Disiapkan object glass yang
Kemudian diukur absorbansinya bersih, selanjutnya diambil satu ose biakan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis bakteri yang berasal dari kultur media
dengan panjang gelombang 625 nm. Dari MSA dan dioleskan pada object glass. Di
hasil absorbansi dibuat kurva standar teteskan Hidrogen Peroksida (H2O2) 3%
bakteri. pada biakan bakteri di atas object glass.
Diamati gelembung gas yang terbentuk.
Pewarnaan Bakteri
Alat disterilkan terlebih dahulu. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian Bunsen dinyalakan. object Jumlah Angka Mikroba Rata - rata
glass diambil menggunakan penjepit kayu. Metode Total Plate Count (TPC)
Sterilkan Object glass di atas bunsen. Hasil perhitungan jumlah angka
Sterilkan jarum ose dengan cara di mikroba udara pada ruang mixing dan
panaskan di atas api bunsen sampai terlihat ruang timbang Unit Produksi Non
merah menyala. Setetes aquades diambil Betalaktam LAFIAU data yang diperoleh
menggunakan jarum ose kemudian terdiri dari hasil jumlah rata – rata koloni
diletakkan pada object glass. Sterilkan yang berasal dari perhitungan dengan
biakan bakteri dengan cara di gilirkan di Metode total plate count (TPC) yang di
atas bunsen. Biakan bakteri diambil konversikan ke dalam Koch sedimentation
dengan jarum ose, kemudian diletakan method mengacu pada Polish Standard PN
pada object glass dengan cara melingkar, 89/Z-04008/08. Data hasil perhitungan
usahakan tidak menumpuk dan terlihat koloni dan konversi berdasarkan Koch
merata. Object glass dikeringkan pada sedimentation method adalah sebagai
bunsen sampai benar-benar mengering. berikut :
Tahap pertama pewarnaan dengan kristal

Tabel 4 .1 Hasil Perhitungan Koloni dan Konversi berdasarkan Koch Sedimentation Method

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 13
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
No Jumlah Rata – rata Mikroba Ket.
Jumlah Koloni Standar
Titik Cawan CFU CFU/m3
Bakteri Udara <200
Petri
CFU/m3
Jamur : 5 koloni
M1
Bakteri : 12 koloni
Jamur : 9 koloni
Ruang M2
Bakteri : 14 koloni 15,5 50,85 MS
Mixing Jamur : 1 koloni
M3
Bakteri : 4 koloni
Jamur : 2 koloni
M4
Bakteri : 15 koloni
Jamur : 2 koloni
T1
Bakteri : 5 koloni
Jamur : 2 koloni
T2
Ruang Bakteri : 10 koloni 10,25 33,62 MS
Timbang Jamur : 2 koloni
T3
Bakteri : 5 koloni
Jamur : 4 koloni
T5
Bakteri : 11 koloni
Jamur : 7 koloni
F1
Bakteri : 7 koloni
Jamur : 2 koloni
Ruang F2
Bakteri : 156 koloni
Filling 47,25 155,01 MS
Jamur : Tidak ada
Kapsul F3
Bakteri : 3 koloni
Jamur : 1 koloni
F4
Bakteri : 13 koloni
Jamur : 1 koloni
K1
Bakteri : 2 koloni
Jamur : 2 koloni
K2
Bakteri : 97 koloni
Ruang Jamur : Tidak ada
K3 26,6 87,27 MS
Koridor Bakteri : 11 koloni
Jamur : 2 koloni
K4
Bakteri : 13 koloni
Jamur : 2 koloni
K5
Bakteri : 3 koloni

Keterangan:
MS = Memenuhi Syarat
TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 4.1 hasil Makanan Nomor 34 Tahun 2018 Tentang
perhitungan koloni dan konversi Koch Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik
sedimentation method di ruang mixing dan yakni angka bakteri kurang dari 200
ruang timbang Unit Produksi Non CFU/m3.
Betalaktam LAFIAU menunjukkan hasil
bahwa jumlah angka mikroba udara Metode Turbidimetri
memenuhi persyaratan batas maksimum
mikroba pada ruang kelas D sesuai dengan Metode Turbidimetri adalah cara cepat
Peraturan Badan Pengawas Obat dan untuk menghitung jumlah bakteri dalam

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 14
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
suatu larutan dimana jumlah bakteri kekeruhan suspensi bakteri menggunakan
dihitung dengan membandingkan larutan standar McFarland. Hasil yang
didapatkan dalam perhitungan mikroba
udara menggunakan metode turbidimetri
Ruang Mixing dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut
0,8
0,6 Tabel 4 .2 Hasil Perhitungan Metode Turbidimetri
Konsentrasi

0,4
y = 5,1714x - 0,0015
0,2
R² = 0,9993
0
0 0,05 0,1 0,15
Absorbansi

No Jumlah Sel Log


Titik Cawan Bakteri Jumlah Sel Absorbansi Konsentrasi
Petri (CFU/ml) (CFU/ml)
8
M1 30 x 10 9,5 0,142 0,734
Ruang M2 21 x 108 9,3 0,111 0,575
8
Mixing M3 9,0 x 10 9 0,109 0,561
M4 21 x 108 9,4 0,127 0,653
T1 9,0 x 108 9 0,084 0,422
8
Ruang T2 30 x 10 9,5 0,137 0,708
Timbang T3 21 x 108 9,3 0,117 0,601
T4 27 x 108 9,4 0,125 0,645
F1 2,4 x 109 9,4 0,122 0,122
Ruang 8
F2 9,0 x 10 9 0,113 0,113
Filling
F3 3,0 x 109 9,5 0,132 0,132
Kapsul
F4 9,0 x 108 9 0,114 0,114
K1 3,0 x 10⁹ 9,5 0,135 0,135
K2 6,0 x 10⁸ 8,8 0,104 0,104
Ruang
K3 2,4 x 10⁹ 9,4 0,125 0,125
Koridor
K4 3,0 x 10⁹ 9,5 0,148 0,148
K5 3,0 x 10⁹ 9,5 0,137 0,137

Kurva standar bakteri merupakan dibuat kurva standar yaitu grafik hubungan
suatu kurva untuk menghitung jumlah sel antara Absorban pada sumbu x dengan
bakteri secara tidak langsung, dengan cara konsentrasi pada sumbu y. Pada gambar
meregresikan nilai absorbansi dan 4.1 didapatkan garis persamaan linear y =
konsentrasi ke dalam persamaan garis 5,1714x – 0,0015. Pada gambar 4.2
kurva standar y = ax + b, dimana y = didapatkan garis persamaan linear y =
jumlah koloni, dan x = besarnya nilai 54075x – 0,0319. Kurva standar bakteri
absorbansi. Data data tabel 4.2 di atas dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4 .1 Kurva Standar Bakteri Ruang


Mixing

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 15
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
Gambar 4. 2 Kurva Standar Bakteri Ruang
Timbang Gambar 4.4 Kurva Standar Bakteri Ruang
Koridor
Gambar 4.3 Kurva Standar Bakteri Ruang
Filling
Ruang Koridor
Ruang Filling Kapsul 0,2

Absorbansi
0,15
0,14
0,1
Absorbansi

y = 0,2028x - 0,0056
0,13 R² = 0,9997 0,05 y = 0,1957x - 0,0011
0,12 R² = 0,9995
0
0,11 0 0,5 1
0,55 0,6 0,65 0,7 Konsentrasi
Konsentrasi

Uji katalase menggunakan


hidrogen peroksida (H2O2) 3% yang
Ruang Timbang bertujuan untuk mengetahui adanya enzim
katalase pada bakteri. Warna merupakan
0,8
0,6
Konsentrasi

0,4
y = 5,4075x - 0,0319
0,2
R² = 1
0 salah satu pembeda yang lebih tampak dari
0 0,05 0,1 0,15 suatu bakteri. Pewarnaan Gram adalah
Absorbansi suatu proses untuk mengetahui bakteri
yang didapatkan termasuk bakteri Gram
negatif atau Gram positif. Diantara macam
Karakteristik Jenis Bakteri Udara - macam bakteri yang diwarnai, ada yang
Menurut hafsan, dkk 2014 menahan zat warna ungu dalam tubuhnya
karakteristik ialah ciri yang dimiliki oleh meskipun telah di dekolorisasi dengan
satu bakteri yang dilihat dari bentuk, alkohol. Bakteri yang memberikan reaksi
ukuran, permukaan, warna, elevasi dan semacam ini dinamakan bakteri Gram
margin. Pada pengamatan karakteristik positif. Sebaliknya, bakteri yang tidak
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dapat menahan zat warna setelah
pengamatan makroskopis dan pengamatan dekolorisasi dengan alkohol akan kembali
mikroskopis. Hasil penelitian pada menjadi tidak berwarna dan bila dibiarkan
pengamatan morfologi secara mikroskopis pengecatan dengan warna kontras, akan
dapat dilihat dari beberapa bentuknya berwarna sesuai dengan zat warna kontras.
seperti Coccus, Diplococcus, Bakteri ini dinamakan bakteri Gram
Staphylococcus, Streptococcus, Tetrads, negatif. Hasil penelitian karakteristik jenis
Sarcina, Cocco basil, Basil, Streptobasil, bakteri udara bisa dilihat pada tabel 4.3
dan Helical. sebagai berikut :

Tabel 4 .3 Karakteristik Jenis Bakteri Udara


No Uji
Pewarnaan Gram
Ttik Cawan Katalase
Petri Positif Warna Bentuk
Ruang M1 + Ungu Coccus Bergerombol
Mixing M2 + Ungu Coccus Bergerombol

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 16
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
M3 + Ungu Coccus Bergerombol
M4 + Ungu Coccus Bergerombol
T1 + Ungu Coccus Bergerombol
Ruang T2 + Ungu Coccus Bergerombol
Timbang T3 + Ungu Coccus Bergerombol
T4 + Ungu Coccus Bergerombol
F1 + Ungu Coccus Bergerombol
Ruang
F2 + Ungu Coccus Bergerombol
Filling
F3 + Ungu Coccus Bergerombol
Kapsul
F4 + Ungu Coccus Bergerombol
K1 + Ungu Coccus Bergerombol
K2 + Ungu Coccus Bergerombol
Ruang
K3 + Ungu Coccus Bergerombol
Koridor
K4 + Ungu Coccus Bergerombol
K5 + Ungu Coccus Bergerombol

Berdasarkan hasil penelitian pada Hasil penelitian koloni yang


tabel 4.3 menunjukkan bahwa karakteristik tumbuh setelah diinkubasi selama 3 – 5
sampel isolat bakteri dari pewarnaan gram hari pada suhu 37℃ dihitung
merupakan jenis bakteri gram positif yang menggunakan colony counter dengan
ditunjukkan dengan koloni berwarna ungu satuan CFU/m3. Pada penelitian ini,
dan bentuk Coccus (bulat) bergerombol. peneliti menggunakan media Nutrient
Hasil uji katalase terhadap sampel Agar sebagai media pengambilan sampel
penelitian ini didapatkan, bahwa semua dengan paparan selama 4 jam yang di sebar
isolat bakteri menunjukkan reaksi positif. di beberapa titik masing-masing ruangan.
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa
Pembahasan jumlah mikroba udara pada ruang mixing
Uji cemaran mikroba udara sebesar 50,85 CFU/m3, ruang timbang
dilakukan untuk mengetahui berapa sebesar 33,62 CFU/m3, ruang koridor
jumlah mikroba yang terdapat pada ruang sebesar 87,27 CFU/m3, dan ruang filling
mixing, ruang timbang, ruang filling dan kapsul sebesar 155,01 CFU/m3. Angka
ruang koridor unit produksi non mikroba udara tersebut masih sesuai
betalaktam LAFIAU. Ruang mixing, dengan persyaratan batas maksimum
ruang timbang, ruang koridor, dan ruang mikroba udara berdasarkan Peraturan
filling kapsul ialah ruangan yang dipilih Badan Pengawas Obat dan Makanan
untuk mengetahui kualitas udara dalam Nomor 34 Tahun 2018 untuk kelas D
ruangan tersebut ditinjau dari aspek jumlah mikroba udara kurang dari 200
mikrobiologis. Ruang timbang adalah CFU/m3. Hal ini menunjukkan bahwa
ruang dimana bahan baku pertama kali sistem tata udara di Unit produksi Non
masuk sebelum dilakukan proses Betalaktam LAFIAU telah sesuai dengan
selanjutnya. Ruang mixing adalah ruang standar CPOB. Meskipun jumlah angka
dimana terdapat proses pencampuran mikroba masih memenuhi persyaratan,
bahan baku. Ruang koridor merupakan adanya koloni menunjukkan pencemaran
ruang dimana terdapat aktivitas berlalu- udara yang dapat menjadi resiko adanya
lalang para pelaku produksi untuk kontaminasi.
berpindah dari satu tempat ke tempat Tinggi atau rendahnya jumlah
lainnya. Sedangkan ruang filling kapsul angka mikroba udara diduga dipengaruhi
merupakan ruang dimana terdapat aktivitas oleh kondisi ruangan saat pengamatan.
pengisian obat ke dalam kapsul setelah Saat dilakukan penelitian keadaan ruang
bahan baku diolah. Ruang tersebut sedang tidak ada produksi. Sehingga, tidak
termasuk ke dalam klasifikasi ruang kelas banyak lalu lalang para pekerja serta
D di industri farmasi. frekuensi terbukanya pintu sangat minim
dimana partikel maupun mikroba dari

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 17
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
koridor tidak terlalu banyak terbawa ke Selanjutnya, peneliti membuat
dalam ruangan. Ditinjau dari pernyataan kurva standar antara absorbansi dengan
Dai et al. (2015) tingginya aktivitas konsentrasinya. Didapatkan hasil garis
manusia di suatu ruangan dapat persamaan regresi linear y = 5,1714x –
meningkatkan jumlah mikroba udara 0,0015 dengan nilai R2 0,9993 untuk ruang
hingga 132%. Sehingga industri farmasi mixing; ruang timbang didapatkan garis
harus lebih memperhatikan kondisi sistem persamaan linear y = 54075x – 0,0319
tata udaranya. dengan nilai R2 1; ruang koridor
Selain itu, beberapa faktor yang didapatkan garis persamaan linier y =
mempengaruhi perbedaan jumlah bakteri 0,1957x – 0,0011 dengan nilai R2 0,9995; ;
di ruangan adalah proses pembersihan ruang filling kapsul didapatkan garis
ruangan yang dilakukan harus sesuai persamaan linier y = 0,2028x – 0,0056
dengan standar maka akan mempengaruhi dengan nilai R2 0,9997 Nilai R2 mendekati
jumlah koloni bakteri yang ada pada satu menunjukkan bahwa kurva tersebut
ruangan tersebut, kondisi pintu tidak dalam linier. Hal ini sesuai dengan teori Hukum
keadaan tertutup yang dapat menyebabkan Lambert-Beer yang menyatakan bahwa
kontaminasi dari luar ruangan dan semakin besar konsentrasi larutan standar
kontaminasi mikroorganisme dalam semakin besar absorbansinya.
ruangan juga dapat dipengaruhi oleh Setelah dilakukan perhitungan
beberapa faktor seperti luas ventilasi, jumlah angka mikroba dilanjutkan dengan
kepadatan hunian, tingkat aktivitas identifikasi karakteristik jenis mikroba
individu yang berada dalam ruangan, luas yang terdapat pada sampel. Pada
ruangan yang ditempati . pengamatan karakteristik jenis mikroba
Setelah dilakukan perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
jumlah mikroba dengan Metode TPC, pengamatan makroskopis dan pengamatan
perhitungan dilanjutkan dengan metode mikroskopis. Mikroba di udara bersifat
turbidimetri. Berdasarkan hasil penelitian, sementara dan beragam diantaranya
perhitungan diawali dengan membuat termasuk bakteri, kapang, maupun khamir.
larutan standar McFarland mulai dari Kehadiran jasad hidup tersebut di udara,
konsentrasi 0,5 sampai 10. Selanjutnya, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh
dilakukan pengujian terhadap semua jasad) maupun dalam generatif (umumnya
sampel yang mana pengujian ini spora). Mikroba yang paling banyak
mengamati kekeruhan dari suspensi ditemukan adalah jenis bakteri seperti
bakteri dan menyetarakan dengan standar Staphylococcus sp, Streptococcus sp.
McFarland yang sudah ada sampai Beberapa jenis lain yang terdeteksi
kekeruhannya sama. Setelah didapat hasil mencemari udara antara lain:
jumlah sel dan log jumlah sel bakteri, maka Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Proteus
dilanjutkan dengan perhitungan sp, Bacillus sp, dan jamur Aspergillus.
menggunakan metode turbidimetri, Berdasarkan hasil pengamatan
dimana metode ini mengukur nilai makroskopis menunjukkan bahwa jenis
Absorbansinya menggunakan alat mikroba yang terdapat pada media NA
spektrofotometer UV – Vis pada Panjang ditemukan beberapa jenis mikroba terdiri
gelombang 625 nm. Rentang absorbansi dari genus bakteri yang diduga
yang baik pada suspensi bakteri adalah Staphylococcus, spesies jamur genus
pada rentang 0,08 – 0,1. Hasil penelitian Aspergillus serta adanya spesies jamur
menunjukkan bahwa absorbansi yang berkembangbiak dengan membentuk spora
dihasilkan memenuhi persyaratan dengan kecil yang dapat dengan mudah tumbuh di
nilai absorbansi paling kecil 0,084 dan udara. Tubuh Aspergillus Sp biasanya
yang paling tinggi 0,0148. Larutan standar cepat tumbuh berwarna putih, kuning,
yang digunakan adalah larutan standar kuning coklat, coklat, sampai hitam atau
McFarland konsentrasi 0,5. Dimana hasil hijau. Untuk memperoleh identifikasi yang
absorbansi dari larutan standar nya adalah sempurna maka selanjutnya dilakukan
0,097. pengamatan secara mikroskopis dan uji
biokimia dimana sebelum dilakukan

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 18
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
pengujian, spesies bakteri yang terdapat Pengamatan ini dilakukan untuk melihat
pada sampel media NA dilakukan bentuk dan warna sel di bawah mikroskop
purifikasi ke dalam media MSA cemaran. dengan perbesaran 10 x 1,25. Perbedaan
Dimana purifikasi ini bertujuan untuk warna antara bakteri Gram positif dan
memisahkan koloni bakteri agar hanya bakteri Gram negatif disebabkan oleh
didapatkan bakteri murni (Austin, n.d.) adanya perbedaan struktur pada dinding
Berdasarkan hasil purifikasi bakteri selnya (Sylvia, 2008).
diketahui bahwa ditemukan bakteri udara Berdasarkan hasil penelitian
genus Staphylococcus pada semua sampel. didapatkan hasil sesuai bahwa dari seluruh
Bakteri genus Staphylococcus dapat sampel bakteri berwarna ungu dan
dibedakan terutama berdasarkan warna berbentuk Coccus bergerombol. Hal
dan bentuk koloni pada media msa. tersebut menunjukkan bahwa sampel
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian merupakan jenis bakteri gram positif. Hal
yang dilakukan oleh rahmawati dan ini sejalan dengan pernyataan bahwa
kurniatuhadi (2017) yakni koloni bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri
spesies Staphylococcus aureus pada media Gram positif dan berbentuk kokus yang
msa membentuk koloni yang berwarna menghasilkan warna ungu pada pewarnaan
kuning keemasan sedangkan bakteri Gram. Warna ungu disebabkan karena
spesies Staphylococcus epidermidis bakteri mempertahankan warna pertama,
berwarna putih atau merah muda. Adanya yaitu kristal violet. Perbedaan sifat Gram
perbedaan warna disebabkan karena dipengaruhi oleh kandungan pada dinding
bakteri spesies Staphylococcus aureus sel, yaitu bakteri Gram positif kandungan
dapat memfermentasi mannitol menjadi peptidoglikan lebih tebal jika dibanding
asam yang kemudian merubah warna dari dengan Gram negatif (Fardiaz, 1993).
merah menjadi kuning sedangkan bakteri Pewarnaan Gram bertujuan untuk
genus Staphylococcus yang lain tidak mengamati morfologi sel bakteri dan
dapat memfermentasi mannitol (Rahmi et mengetahui kemurnian sel bakteri
al., 2015). (Fardiaz, 1993)
Selanjutnya dilakukan Selanjutnya dilakukan pengujian
pengamatan karakteristik secara biokimia dengan uji katalase. Uji Katalase
mikroskopik dengan cara pengecatan bertujuan untuk menentukan kemampuan
gram. Pengecatan Gram merupakan bakteri dengan menghasilkan enzim
pengecatan diferensial yang digunakan katalase. Dilakukan dengan larutan
secara luas dalam bakteriologi. Pengecatan hidrogen peroksida (H2O2). Hasil uji
Gram dibagi menjadi dua kelompok yaitu katalase terhadap delapan sampel yang
Gram negatif dan Gram positif. Larutan tumbuh pada media MSA didapatkan,
yang digunakan dalam pengecatan Gram bahwa semua isolat (bakteri) menunjukkan
adalah larutan kristal violet, lugol iodin, reaksi positif sesuai tabel 4.3 yang
alkohol, dan safranin. Larutan kristal violet ditunjukkan dengan adanya gelembung
berperan sebagai cat utama yang mewarnai udara yang terbentuk setelah diberi 2 – 3
sel bakteri menjadi ungu. Larutan Lugol tetes larutan hidrogen peroksida. Fungsi uji
iodin berfungsi sebagai mordan yang katalase pada bakteri berbentuk kokus
meningkatkan interaksi antar sel bakteri adalah untuk membedakan antara
dan cat utama. Larutan Alkohol berfungsi staphylococcus dan streptococcus, dimana
sebagai decoloriser yang akan mencuci kelompok staphylococcus bersifat katalase
kristal violet. Gram positif akan tetap positif. Katalase merupakan enzim yang
mempertahankan kompleks kristal violet mengkatalisa penguraian hidrogen
iodin, sedangkan Gram negatif akan peroksida menjadi H2O dan O2. Menurut
menjadi tidak berwarna. Larutan Safranin Schliefer 1986 Semua galur
berperan sebagai counterstain yang akan staphylococcus adalah katalase positif.
memberikan warna merah pada sel bakteri Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
(Harly & L, 2002) Dalam identifikasi uji katalase ini merupakan bakteri genus
morfologi secara mikroskopik dilakukan staphylococcus.
dengan menggunakan mikroskop.

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 19
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
Penunjang kritis industri farmasi sebagai pengendali udara untuk
adalah udara. Sistem tata udara yang baik menghindari kontaminasi pencemaran
di industri farmasi adalah adanya HVAC. baik langsung ataupun silang. Meskipun
Dimana dalam HVAC terdapat salah satu jumlah angka mikroba masih memenuhi
komponen penting yaitu High Efficiency persyaratan, adanya koloni menunjukkan
Particulate Air (HEPA). HEPA pencemaran udara yang dapat menjadi
merupakan sebuah filter khusus yang resiko adanya kontaminasi. Sehingga suatu
dirancang dapat menyaring udara sampai industri harus lebih memperhatikan sistem
dengan partikel debu ukuran mikron. tata udaranya. Selain itu, menerapkan
Berdasarkan hasil penelitian, kualitas sistem hygiene dan sanitasi yang baik
udara di ruang mixing, ruang timbang, mampu menunjang mutu dan kualitas
ruang koridor, dan ruang filling kapsul produk yang diproduksi. Higienitas dan
Unit produksi LAFIAU dapat dikatakan sanitasi mampu menghilangkan
baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pencemaran silang baik dari faktor
yang menunjukkan bahwa jumlah angka manusia maupun lingkungan produksi.
mikroba rata – rata dibawah batas Menurut (Adawiyah, 2017) juga
maksimum yakni < 200 CFU/m3. Dari menyatakan pandangan yang sama bahwa
hasil ini dapat disimpulkan bahwa ruang semakin tinggi hygiene dan sanitasi suatu
mixing dan ruang timbang memiliki proses produksi maka akan menurunkan
ventilasi yang baik dengan filter HEPA jumlah mikroba produk tersebut.

Penutup mikroba lain yang belum


Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi.
mengenai Uji Cemaran Mikroba Udara 3. Jumlah mikrobiologi udara pada pada
Pada Beberapa Ruang Produksi Non koridor dan ruang filling kapsul Unit
Betalaktam LAFIAU Sesuai Dengan Produksi Non Betalaktam LAFIAU
Standar CPOB Tahun 2018, dapat tidak lebih dari 200 CFU/m3 hal ini
disimpulkan bahwa : berarti sistem tata udara HVAC yang
1. Jumlah angka mikroba udara pada terdapat pada ruang tersebut berfungsi
ruang timbang sebesar 33,62 CFU/m3, dengan baik sehingga kualitas
ruang mixing sebesar 50,85 CFU/m3, udaranya memenuhi persyaratan
ruang koridor sebesar 87,27 CFU/m3 sesuai Peraturan Badan Pengawas
dan ruang filling kapsul sebesar Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun
155,01 CFU/m3 sehingga telah sesuai 2018 Tentang Pedoman Cara
dengan Peraturan Badan Pengawas Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).
Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun Disarankan bagi Akademik, diharapkan
2018 Tentang Pedoman Cara kepada mahasiswa yang ingin melakukan
Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB). penelitian dapat melanjutkan penelitian ini
2. Jenis mikroba yang terdapat pada di unit produksi yang berbeda dan metode
ruang timbang, ruang mixing, ruang pengukuran yang berbeda, dan bagi
koridor, ruang filling kapsul adalah LAFIAU Kepada LAFIAU diharapkan
bakteri genus Staphylococcus Sp, untuk selalu melakukan hygiene dan
jamur genus Aspergillus Sp, serta sanitasi secara berkala dan selalu
memonitoring kebersihan ruangan.

REFERENSI
Adawiyah, R., 2017. Hubungan hygiene Malang:Universitas
sanitasi produksi dengan jumlah Muhammadiyah Malang.
mikroba pada petis hasil olahan desa
Sungonlegowo kecamatan Bungah Amalia, T. (2018). Tanggung Jawab
kabupaten Gresik (thesis). In: Industri Farmasi Terhadap
Penerapan Aturan Pemerintah

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 20
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung
Tentang Cpob. Jurnal Inkofar,
1(1).
Austin, T. X., n.d. Manitol Salt Agar. In:
s.l.:Austin Community College
District.
BPOM, 2018. Cara Pembuatan Obat yang
Baik. Jakarta: s.n.
Fardiaz, S., 1993. Analisis Mikrobiologi
Pangan. In: Jakarta: PT Prasindo
Persada.
Harly, J. P. & L, M. P., 2002. Laaboratory
exercises in microbiology 5 th ed..
In: New York: The mcGrAw-hill
Componies, p. 466.
Kusnoputranto, 2002. Kesehatan
Lingkungan Pemukiman dan
Perkotaan. s.l.:FKM UI.
Menkes , R., 2010. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1799
MENKES/PER/XII/2010 tentang
Industri Farmasi. s.l.:s.n.
Menkes, n.d. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.
48 tahun 2016 Standar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Kantor.
Jakarta: s.n.
Sugarman, S. C., 2007. HVAC
Fundamentals 2 Edition. The
Fairmont Press.
Waluyo, L., 2016. Mikrobiologi Umum.
Malang: Universitas Muhmmadiyah
Malang Press.

Volume IX – No.2 , September 2023 Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika ) 21
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Anda mungkin juga menyukai