A. Pengertian Tawazun
Islam merupakan agama yang mengajarkan karakter yang baik, diantara
karakter-karakter tersebut adalah sikap tawazun (seimbang). Islam adalah agama
yang tidak mengabaikan dua sisi yang bertolak belakang antara ruhiyah (spiritual)
dengan maadiyah (material), fardiyah (individu) dengan jam’iyah (kolektif),
waqi’iyah (realitas) dengan mitsaliyah (idealisme), tsabat (statis) dengan taghayur
(dinamis, keseimbangan). Namun Islam memberikan ruang setiap jalan dengan adil
dan seimbang tanpa ada sikap berlebihan dan menihilkan yang lainnya. Dengan
sikap tawazun ini manusia akan dapat hidup dengan baik dan bahagia.
Akar kata tawazun dari Al Wazn ( ) الوزن. Al Waznu ditambah ta’ dan alif
menjadi َ تَوازن – َيتوازنَ – توازنا. Tawazun, berasal dari kata tawazana : Seimbang.
Tawazun bermakna memberi sesuatu akan haknya, tanpa ada penambahan dan
pengurangan. Dengan demikian tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan
atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap
seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu
persoalan.
B. Klasifikasi Tawazun
Sikap tawazun merupakan sikap seimbang dalam berhidmah, baik hidmah
kepada Allah SWT atau hidmah kepada sesama manusia maupun dengan
lingkungannya. Termasuk sikap tawazun juga adalah seimbang dalam
menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Artinya: Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya dan
bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok. (HR.
Baihaqi)
Dari ayat ini dapat diambil hikmah, yaitu: hendaknya kita dapat hidup
secara seimbang, dengan mengutamakan kebahagiaan akhirat sebagai visi kita, dan
juga merengkuh kehidupan dunia serta kenikmatannya sesuai dengan ridha Allah,
sebagai bekal kita untuk kehidupan akhirat kelak. Janganlah kita hidup seperti
Qarun, tokoh serakah dan pengejar harta, yang terlalu sibuk mengejar harta serta
kesenangan dunia, sehingga ia lupa akan kehidupan akhirat yang lebih kekal dan
lebih baik dari segala apa yang ada di dunia ini.
Surat al-Qashas ayat 77 ini semakna dengan hadis yang diriwayatkanIbnu
Assakir dan Anas, yaitu: